Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Asifa Rahmatu Rosida (12204183267)
2. Yusnia Agustin (12204183269)
3. Titania Noor Sholeha (12204183306)
4. Nurul Khoiriyah (12204183310)
2
Dalam micro teaching, tata pelaksanaan pembelajaran disederhanakan
sehingga dapat mengurangi kerumitan yang lazim yang terdapat dalam proses
pembelajaran. Guru juga secara langsung memperoleh umpan balik atas
penampilannya, sehingga bila terjadi kelemahan dan kekurangan dapat
diperbaiki. Melalui proses latihan dalam micro teaching pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang diperoleh selanjutnya dikembangkan melalui PPL di sekolah-
sekolah di bawah pengawasan kepala sekolah, guru pamong dan supervisor atau
pembimbing PPL.
3
4. Sekumpulan teori yang diperoleh di perkuliahan tidak akan mampu
secara otomatis membuat calon guru menghadapi berbagai problema yang ada
dalam kelas. Persoalan terkait penguasaan materi, relevansi metode dan strategi,
manajemen kelas, tempat praktik dan mekanisme pengaturan waktu akan muncul
secara bersamaan melahirkan situasi baru yang belum pernah ditemui
sebelumnya.
2. Keterampilan menjelaskan
3. Keterampilan bertanya
4
Pembelajaran mikro dipandang penting bagi pendidik dengan asumsi dasar
sebagai berikut :
2. Dalam mencapai sesuatu yang kompleks terlebih dahulu menguasai hal yang
sederhana/mendasar. Seorang pendidik terlebih dahulu menguasai berbagai
keterampilan dasar mengajar, sehingga dapat dilaksanakan kegiatan mengajar
secara kompleks.
1. Pendeketan yang dilakukan oleh calon guru tersebut terlalu teoritis, filosofis,
dan abstrak.
3. Feedback tidak segera diberikan kepada calon guru dan cenderung kurang
objektif.
5
Berdasarkan kenyataan diatas, sekitar tahun 1963 Micro Teaching diperkenalkan
oleh Stanford University USA, sebagai salah satu program yang dimaksudkan
untuk meningkatkan kompetensi guru, khususnya dalam keterampilan mengajar
(teaching skill). Dalam rangka mengembangkan keterampilan mengajar, aktivitas
mengajar yang kompleks dipecah-pecah menjadi sejumlah keterampilan agar
mudah dipelajari. Ide pertama timbul dalam bentuk demonstrasi mengajarkan
dengan kelompok siswa bermain peran. Pada saat yang sama dilakukan penelitian
bagaimana cara-cara menggunakan metode secara fleksibel dan efektif yang
disertai dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai reinforcement.
6
Daftar Pustaka