Disusun Oleh :
NIM BMR0190016
TH 2019
KATA PENGANTAR
Kawasan Tanpa Rokok terhadap Penurunan Proporsi Perokok di provinsi DKI Jakarta,
November 2019
Penulis
A. Latar Belakang
pada indicator merokok. Rumah bebas rokok pada pendataan PHBS 2019
Kecamatan Rancah.
bahkan kematian. Perokok terbagi menjadi tiga kategori yaitu perokok aktif,
perokok pasif dan perokok ketiga. Pemerintah wajib menjamin kesehatan warga
perokok aktif, titik perhatian juga harus diberikan kepada perokok pasif dan
perokok ketiga.
Belum adanya Perda KTR memang membuat advokasi KTR oleh petugas
Sekolah Dasar para siswa beresiko meniru perilaku merokok gurunya. Di rumah
pun demikian, anak dan remaja cenderung meniru perilaku orang tuanya dalam
merokok. Untuk kantor – kantor pelayanan masyarakat juga masih
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Judul
B. Nama Penulis
C. Abstrak
penerapan kebijakan KTR terhadap penurunan proporsi setiap hari. Faktor yang
dukungan positif dari sector pendidikan dan sector pariwisata serta peran aktif
organisasi masyarakat.
D. Pendahuluan
kesehatan di Indonesia.
E. Metodologi Penelitian
Jenis peneliatian ini yaitu studi deskriftif dengan rancangan studi ekologi.
Jenis data yang digunakan adalah data tersier untuk prevalensi rokok, data
sekunder untuk dokumen kebijakan dan data primer untuk penerapan Kawasan
Tanpa Rokok.
2007 -2013 di Provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan Bali dengan data proporsi
sedangkan Provinsi Sulawesi barat sampai th 2014 belum memiliki atran KTR.
F. Hasil
yaitu pada laki – laki sedangkan pada wanita terjadi penurunan. Proporsi
merokok kadang – kadang mengalami penurunan yaitu pada pria 1,8% dan
wanita 1,0%.
Pada tabel 2 dapat dilihat ada penurunan proporsi merokok setiap hari
dari tahun 2007 sampai 2013 yaitu 0,2% pada pria dan 5,5% pada wanita. Untuk
yang diteliti.
Pemda bali dengan tujuan utama Bali bebas kanker 2015 telah menyusun
Perda tentang KTR pada tahun 2011. Pergub Bali no 8 th 2012 tentang
Pedoman pelaksanaan KTR sangat komprehensif meliputi penetapan KTR,
dan koordinasi, ketentuan penyidikan dan pidana. Setelah itu seluruh Kabupaten
dan kota di provinsi Bali didorong untuk mengeluarkan Perda sendiri terkait KTR
ini.
Perda KTR.
kebijakan apapun yang mengatur Kawasan Tanpa Rokok. Upaya lain dalam
pengendalian rokok seperti penyuluhan dan upaya berhenti merokok juga belum
berjalan baik.
Proporsi perokok dari tahun 2007 ke 2013 terjadi peningkatan dari 19,9%
menjadi 22%. Peningkatan terjadi pada perokok setiap hari dan kadang - kadang
berjenis kelamin laki – laki yaitu dari 39,4% menjadi 43%. Sedangkan pada
G. Pembahasan
yaitu DKI Jakarta, Di Yogyakarta dan Bali terjadi penurunan proporsi perokok
mulai tahun 2007 sampai 2013. Sedangkan provinsi Sulawesi barat yang belum
memiliki aturan penerapan Kawasan Tanpa Rokok, proporsi perokok justru
hingga tahun 2015 belum dapat menerapkannya dengan optimal. Th 2010 hasil
tertinggi yaitu di kantor – kantor Pemda. Hasil penelitian itu ditindak lanjuti
KTR.
Pemda yang sebelumnya 455 menjadi 11%. Hal ini selaras dengan konsep
Purwanto dan Sulistyastuti yaitu pada implementasi kebijakan public perlu diikuti
walaupun telah dilatih tenaga – tenaga untuk layanan berhenti merokok namun
Di Jakarta juga cukup banyak organisasi masyarakat anti rokok yang turut
masing. Upaya ini dilandasi dengan kesadaran bahwa sanksi hokum harus
dibantu oleh aktivis anti rokok selain layanan pendampingan dan bantuan
berhenti merokok. Ada juga aksi nyata dalam pembatasan merokok, iklan rokok
dan juga berjualan rokok yang telah memberikan dampak positif terhadap
penerapan KTR. Dimulai dari tingkat desa dan kecamatan. Sedangkan Di Kota
Yogyakarta karena KTR masih berupa edaran maka tidak berpengaruh terhadap
proporsi perokok. Hal ini membuktikan bahwa komitmen Pemda dan peran aktif
hari.
merokok. Namun terdapat tiga Kabupaten yang tidak ada penurunan proporsi
menerapkan KTR di hotel – hotelnya. Hasil Sidak pun menunjukan bukti masih
terdapat punting rokok di wilayah KTR dan iklan rokok LED di tempat strategis
Kesimpulan jurnal ini adalah penerapan peraturan KTR atau KDM dapat
menurunkan proporsi perokok setiap hari. Factor yang ikut berperan terhadap
organisasi masyarakat.
perilaku merokok. Agar manfaatnya dirasakan secara nya maka penerpan KTR
diikuti keteladanan dari Pemimpin daerah, pejabat, pendidik, pemuka agama dan
dan pariwisata harus ada. Penegakan hokum bagi pelanggaran KTR perlu
J. Daftar Pustaka
sejak tahun 2007 sampai 2013 di 3 provinsi yaitu DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan
Bali. Mulai dari peraturat – peraturan yang diterapkan, kondisi implementasi
lain – lain.
jauh jaraknya dengan Jawa dan Bali sehingga kondisi perilaku merokok ada
itu penelitian ini berupa deskriptif yang tidak dapat menunjukan validitas
hubungan pengaruh.
Namun penerapan KTR ini tidak serentak dan merata di seluruh wilayah
KTR. Sanksi yang tegas dan evaluasi rutin mutkal diperlukan untuk menurunkan