Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KAWASAN TANPA ROKOK DI

PUSKESMAS PANDANARAN KOTA SEMARANG


Oleh :
Ricky Fernando, Aufarul Marom

Jurusan Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon
(024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http// www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRAK
Dalam rangka upaya membatasi aktivitas merokok seseorang di Kota Semarang maka
Pemerintah Kota Semarang mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Semarang nomor 3 tahun
2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang
dan aspek-aspek penghambat implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Puskesmas
Pandanaran Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data
dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi.Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Puskesmas
Pandanaran Kota Semarang cukup baik namun masih ada beberapa kekurangan. Pada aspek
komunikasi masih ada masyarakat yang kurang memahami batasan dalam wilayah Kawasan
Tanpa Rokok. Dalam aspek sumberdaya Puskesmas Pandanaran memiliki kekurangan dalam
tenaga keamanan dan tidak adanya dana yang dikeluarkan untuk Kawasan Tanpa Rokok.
Pada aspek disposisi sikap banyak pegawai yang melakukan tugasnya secara ganda untuk
menutupi kekosongan yang ada. Kemudian, aspek perubahan perilaku, setiap orang
membutuhkan waktu untuk berubah dan terbiasa dengan adanya Kawasan Tanpa
Rokok.Kesimpulan dari penelitian ini adalah implementasi kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
tidak dapat berjalan dengan baik karena beberapa aspek penghambat, yaitu komunikasi,
sumberdaya, disposisi sikap dan perubahan perilaku. Saran yang diberikan adalah perlu
adanya penambahan pegawai terutama pada tenaga keamanan serta tingkat kemampuan dan
ketegasan pegawai. Kemudian segera menyediakan media sosialisasi melalui video promosi
dan informasi kesehatan secara periodik tentang Kawasan Tanpa Rokok di Puskesmas
Pandanaran Kota Semarang agar masyarakat dapat cepat mengerti tentang Kawasan Tanpa
Rokok.

Kata Kunci : Implementasi, Kebijakan, Kawasan Tanpa Rokok

PENDAHULUAN lainnya. Untuk melindungi kualitas udara


diperlukan upaya-upaya pengendalian
A. Latar Belakang
terhadap sumber-sumber pencemar udara
Udara memiliki fungsi yang sangat penting dan terhadap kegiatan yang memiliki
bagi kehidupan manusia dan makhluk
potensi mencemari udara salah satunya perokok aktif terbanyak di Dunia yaitu

adalah rokok. sebanyak 61,4 juta dengan rincian 60%


pria dan 4,55% wanita. Sementara itu
Rokok merupakan salah satu zat
perokok pada anak dan remaja juga terus
adiktif yang mengandung kurang lebih
meningkat 43 juta dari 97 juta warga
4000 bahan kimia dimana 200 diantaranya
Indonesia adalah perokok pasif.
beracun dan 43 jenis lainnya dapat
menyebabkan kanker bagi tubuh sehingga Dasar hukum Kawasan

apabila digunakan dapat mengakibatkan Tanpa Rokok di Indonesia yaitu Undang-

bahaya kesehatan bagi perokok itu sendiri Undang Republik Indonesia Nomor 36

dan orang lain sekitarnya yang bukan Tahun 2009 tentang Kesehatan

perokok. Berdasarkan penelitian Komite mengamanatkan dalam upaya menciptakan

Nasional yang bergerak dalam penanganan lingkungan yang sehat, maka setiap orang

masalah rokok, udara yang mengandung berkewajiban menghormati hak orang lain

asap rokok dapat mengganggu kesehatan dalam memperoleh lingkungan yang sehat,

orang yang ada diruangan atau lingkungan baik fisik, biologi, maupun sosial, dan setiap

terdekat. Walaupun merokok merupakan orang berkewajiban untuk berperilaku

hak dari setiap orang namun hak ini juga hidup sehat dalam mewujudkan,

mengandung kewajiban adanya mempertahankan, serta memajukan

penghormatan terhadap hak orang lain kesehatan yang setinggi- tingginya.

untuk memperoleh udara yang sehat dan Lingkungan yang sehat dapat terwujud

bersih. antara lain dengan menerapkan Kawasan


Tanpa Rokok (KTR) di Fasilitas pelayanan
Tingginya konsumsi rokok
kesehatan, tempat proses belajar mengajar,
di masyarakat Indonesia dipercaya
tempat anak bermain, tempat ibadah,
menimbulkan implikasi negatif yang
angkutan umum, tempat kerja dan tempat
sangat luas, tidak saja terhadap kualitas
umum serta tempat-tempat lain yang
kesehatan tetapi juga menyangkut
ditetapkan.
kehidupan sosial dan ekonomi di
Indonesia. Perlu diketahui bahwa Kawasan Tanpa Rokok adalah

berdasarkan data yang disampaikan oleh tempat atau ruangan yang dinyatakan

Dirjen Pengendalian Penyakit (P2PL) dilarang untuk merokok, memproduksi,

Kementrian Kesehatan (Sindonews.com 31 menjual, mengiklankan dan/atau

Mei 2013) bahwa tahun 2013 Indonesia mempromosikan rokok. Tujuan penerapan

menjadi negara Ketiga dengan jumlah KTR secara khusus adalah menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

rokok, sedangkan secara umum penerapan merupakan salah satu dari tujuh tempat yang

KTR dapat membantu terwujudnya menjadi prioritas Kawasan Tanpa Rokok,

lingkungan yang bersih, sehat, aman dan seperti pada Puskesmas Pandanaran Kota

nyaman; memberikan perlindungan bagi Semarang yang telah mendukung perda

masyarakat bukan perokok; menurunkan Kawasan Tanpa Rokok. Dengan adanya

angka perokok; mencegah perokok pemula Perda Kawasan Tanpa Rokok di Fasilitas

dan melindungi generasi muda dari Pelayanan Kesehatan khususnya pada

penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika Puskesmas Pandanaran dapat mendukung

dan Zat Adiktif (NAPZA). pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok secara


efektif.
Tindak lanjut dari adanya dampak
rokok bagi kesehatan manusia dan Namun pada kenyataannya

lingkungan, maka pemerintah daerah kota berdasarkan pengamatan yang telah

Semarang membuat peraturan Walikota dilakukan pada tanggal 7 oktober 2015

Semarang Nomor 12 tahun 2009 tentang masih ada pengunjung yang merokok di

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan area Puskesmas Pandanaran. Hal ini

Kawasan Terbatas Merokok (KTM) Kota dikarenakan tidak semua pengunjung

Semarang. Rilisan peraturan Walikota Puskesmas mempedulikan dan mau

yang telah ditetapkan dan diundangkan pada mematuhi aturan tersebut. Padahal

tanggal 14 Mei 2009 kemudian dilanjutkan Puskesmas Pandanaran sebagai fasilitas

dengan penetapan Peraturan Daerah Kota pelayanan kesehatan seharusnya tidak

Semarang No. 3 Tahun 2013 tentang tercemari oleh asap rokok yang dapat

Kawasan Tanpa Rokok. Peraturan ini tidak mengganggu orang yang bukan perokok

lepas dari sejumlah pertimbangan, terutama pasien.

diantaranya bahwa guna meningkatkan


Namun dalam kenyataannya,
kesehatan masyrakat untuk senantiasa
banyak sekali terlihat perilaku pengunjung
membiasakan pola hidup sehat. Juga
di puskesmas tidak menunjukkan adanya
bahwa merokok dapat menyebabkan
kepatuhan terhadap peraturan tersebut. Hal
terganggunya atau menurunnya kesehatan
ini menunjukkan belum adanya tindak
bagi perokok maupun masyarakat yang
tegas dari pihak Puskesmas untuk
bukan perokok namun ikut menghisap
menindak tegas pengunjung yang merokok
rokok orang lain.
di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang.
Kebijakan penerapan Kawasan Siagian (Ibrahim, 2009:15) mendefinisikan

Tanpa Rokok juga mesti didukung dengan Administrasi Negara adalah Keseluruhan

kepatuhan dan kepedulian masyarakat kegiatan yang dilakukan oleh seluruh

mengenai kebijakan tersebut, sehingga aparatur pemerintahan dari suatu negara

Kebijakan pemerintah tentang area bebas dalam usaha mencapai tujuan.

rokok nantinya akan mampu


Nicholas Henry
menyelamatkan nasib perokok pasif
(Pasolong,2007:8), mendefinisikan
melihat banyaknya jumlah perokok aktif
administrasi publik adalah suatu
yang ada. Maka peneliti disini mengambil
kombinasi yang kompleks antara teori dan
judul “Implementasi Kebijakan
praktik, dengan tujuan mempromosi
Kawasan Tanpa Rokok Di Puskesmas
pemahaman terhadap pemerintah dalam
Pandanaran Kota Semarang”
hubungannya dengan masyarakat yang
diperintah, dan juga mendorong kebijakan
B. Rumusan Masalah
publik Agar lebih responsif terhadap
1. Bagaimana Implementasi Kebijakan kebutuhan sosial. Administrasi Publik
Kawasan Tanpa Rokok di Puskesmas berusaha melembagakan praktik-praktik
Pandanaran Kota Semarang? manajemen agar sesuai dengan nilai
2. Aspek apa saja yang menjadi faktor efektivitas, efisiensi dan pemenuhan
penghambat Implementasi Kebijakan kebutuhan masyarakat secara lebih efektif.
Kawasan Tanpa Rokok di Puskesmas
Pandanaran Kota Semarang? 2. Kebijakan Publik

C. Tujuan Penelitian William Dunn (Subarsono, 2005:39),


a. Untuk mengetahui Implementasi mengatakan bahwa kebijakan publik
Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan
Puskesmas Pandanaran Kota Semarang. yang saling berhubungan yang dibuat oleh
b. Untuk mengetahui aspek apa sajakah lembaga atau pejabat pemerintah pada
yang menjadi faktor penghambat bidang-bidang yang menyangkut tugas
Implementasi Kebijakan Kawasan pemerintahan, seperti pertahanan
Tanpa Rokok Di Puskesmas keamanan, energi, kesehatan, pendidikan,
Pandanaran Kota Semarang. kesejahteraan masyarakat, kriminalitas,
D. Kajian Pustaka perkotaan dan lain-lain.

1. Administrasi Publik Thomas R. Dye (Indiahono,


2009:17) mendefinisikan kebijakan publik
adalah “apapun yang dipilih pemerintah lembaga dan rezim yang berkuasa,

untuk dilakukan atau tidak dilakukan”. tingkat kepatuhan dan adanya respon

Interpretasi kebijakan dari kebijakan dari pelaksana.

menurut Dye harus dimaknai dengan dua Model implementasi kebijakan menurut

hal penting: pertama, bahwa kebijakan pandangan Edwards III (Subarsono,

haruslah dilakukan oleh badan pemerintah, 2005:90), dipengaruhi empat variabel,

dan kedua, kebijakan tersebut mengandung yakni; komunikasi, sumberdaya, disposisi

pilihan dilakukan atau tidak dilakukan oleh dan kemudian struktur birokrasi. Keempat

pemerintah. Dalam kebijakan publik variabel tersebut juga saling berhubungan

memiliki tahapan-tahapan yang harus satu sama lain.

dilewati. Tahapan dalam kebijakan publik


D. Operasionalisasi Konsep
itu sendiri adalah penyusunan agenda,
formulasi dan legitimasi kebijakan, Implementasi kebijakan, yaitu berarti

implementasi kebijakan, evaluasi terhadap menyediakan sarana untuk melaksanakan

implementasi, kinerja, dan dampak suatu kebijakan dan dapat menimbulkan

kebijakan, serta muncullah kebijakan baru. dampak akibat terhadap sesuatu tertentu.
Peniliti mengacu pada aspek Sumberdaya,
3. Implementasi Kebijakan Publik Disposisi Sikap, dan Komunikasi yang

Menurut Grindle (Subarsono,2005:93), mempengaruhi Implementasi Kebijakan

bahwa keberhasilan implementasi Kawan Tanpa Rokok di Puskesmas

kebijakan publik dipengaruhi oleh dua Pandanaran Kota Semarang.


variabel besar, yakni 1. Sumberdaya
Sumberdaya yang dimaksud adalah
1. Isi kebijakan (content of policy) :
ketersediaan sarana dan prasarana dalam
kepentingan kepentingan yang
implementasi peraturan Kawasan Tanpa
mempengaruhi, tipe manfaat, derajat
Rokok, serta sumberdaya manusia sebagai
perubahan yang ingin dicapai, letak
pelaksana implementasi kebijakan.
pengambilan keputusan, pelaksana
Sumberdaya manusia yang berkualitas
program, sumber-sumber daya yang
baik itu dalam badan pelaksana kegiatan
digunakan
maupun masyarakat sebagai sasaran
2. Lingkungan implementasi (context of
peraturan akan semakin mendukung dalam
implementation): kekuasaan,
implementasi peraturan tersebut.
kepentingan kepentingan, dan strategi
Kemampuan sumberdaya untuk
dari aktor yang terlibat, karakteristik
melaksanakan kebijakan , sumber dana dan
ketesediaan sarana dan prasarana untuk tingkat kepatuhan masyarakat terhadap

mendukung keberhasilan implementasi peraturan kawasan tanpa rokok tersebut.

kebijakan kawasan tanpa rokok. E. Metode Penelitian

2. Disposisi Sikap 1. Jenis Penelitian

Sikap pelaksana harus memiliki Penelitian ini menggunakan metode

pengetahuan, keterampilan, proses maupun penelitian kualitatif bersifat deskriptif.

teknik yang bisa memperlancar


2. Fokus dan Lokus Penelitian
keberhasilan suatu tugas atau pekerjaan
yang dibebankan kepadanya. Pelaksana Fokus dari penelitian ini adalah adalah

harus paham terhadap kebijakan Kawasan implementasi kebijakan kawasan tanpa

Tanpa Rokok yang berlaku. Ketegasan rokok di Puskesmas Pandanaran Kota

sikap aparat pelaksana kebijakan dalam Semarang. Lokasi penelitian di Puskesmas

melaksanakan kebijakan kawasan tanpa Pandanaran Kota Semarang.

rokok di Puskesmas Pandanaran Kota 3. Subjek Penelitian


Semarang dimana pelaksana juga harus
Dalam pemilihan informasn dilakukan
memiliki kesadaran penuh untuk
secara purposive. Informan dalam penelitian
mendukung keberhasilan implementasi
ini adalah Kepala Puskesmas Pandanaran,
kebijakan kawasan tanpa rokok di
Sanitarian Puskesmas Pandanaran, Kepala
Puskesmas Pandanaran Kota Semarang.
Seksi Promosi Kesehatan dan Informasi
3. Komunikasi
Implementasi kebijakan mesti didukung Kesehatan Dinas Kesehatan Kota

baik oleh pemerintah, swasta dan juga Semarang, dan Pengunjung Puskesmas

masyarakat. Masyarakat berperan sebagai Pandanaran.

kelompok sasaran yang juga harus 4. Instrumen Penelitian


mendukung implementasi kebijakan
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi
kawasan tanpa rokok di Puskesmas
instrumen adalah peneliti itu sendiri
Pandanaran Kota Semarang. Perlunya
kesadaran masyarakat untuk patuh 5. Sumber Data
terhadap kebijakan yang ada. Perlunya
a. Data Primer dalam penelitian ini data
Komunikasi yang baik terhadap kelompok
diperoleh dari hasil wawancara
sasaran seperti sosialisasi dan pembinaan
langsung kepada informan.
terhadap masyarakat, apakah sosialisasi
tersebut berpengaruh besar terhadap
b. Data Sekunder adalah data yang tersebut maka Puskesmas Pandanaran

diperoleh dari studi pustaka atau bahan dinyatakan Kawasan yang dilarang untuk

informasi lain yang berhubungan kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi

dengan masalah yang akan diteliti, baik dan/ atau penggunaan rokok

dari tinjauan pustaka, dokumen-


Pengimplementasian Peraturan
dokumen maupun dari penelitian
daerah Kota Semarang nomor 3 Tahun
sebelumnya.
2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok telah

6. Teknik Pengumpulan Data disosialisasikan oleh Dinas Kesehatan


Kota Semarang kepada masing-masing
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
pengelola Kawasan Tanpa Rokok. Setelah
ini adalah observasi, wawancara, dan
disosialisasikannya Perda tersebut maka
dokumen.
setiap tempat yang telah ditetapkan harus
7. Analisis Data menjalankan kebijakan.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih Implementasi Kebijakan Kawasan


analisis data kualitatif Tanpa Rokok di Puskesmas Pandanaran
Kota Semarang telah berjalan tetapi dalam
8. Kualitas Data
implementasinya masih banyak orang yang
Stretegi validitas yang digunakan dalam kurang disiplin dengan melanggar atau tidak
penelitian ini adalah teknik triangulasi. mempedulikan peraturan tersebut. Masih
ada pengunjung yang kurang mengetahui
PEMBAHASAN
tentang Kawasan Tanpa Rokok dimana
A. Implementasi Kebijakan Kawasan batasan-batasan tempat merokok, tidaknya
Tanpa Rokok di Puskesmas adanya smoking area, dan tidak mengetahui
Pandanaran Kota Semarang sanksi tegas dari peraturan tersebut.

Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa 1. Isi Kebijakan


Rokok di Puskesmas Pandanaran Kota
1.1 Kepentingan yang mempengaruhi
Semarang telah berjalan selama beberapa
tahun terakhir atau lebih tepatnya setelah Penyelenggaraan Kebijakan Kawasan
Peraturan Daerah Kota Semarang nomor 3 Tanpa Rokok di Puskesmas Pandanaran
tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok telah didukung dengan adanya Peraturan
diterbitkan. Sebagai tempat pelayanan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun
kesehatan yang ditetapkan dalam Perda
2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok. bertebaran dan juga bungkus rokok.

Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan Tetapi, sekarang jumlah tersebut sudah

atau area yang dinyatakan dilarang untuk berkurang dan mulai jarang terlihat serta

kegiatan produksi, penjualan, iklan, didukung dengan perilaku hidup bersih

promosi dan/atau penggunaan rokok. sehat dari pihak puskesmas.

Dengan adanya peraturan tersebut maka


1.3 Pelaksana Progam
tempat pelayanan kesehatan yaitu
Puskesmas Pandanaran termasuk dalam Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Kawasan Tanpa Rokok. oleh peneliti, Puskesmas Pandanaran telah


memiliki pegawai yang bertugas untuk
Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok mengawasi Kawasan Tanpa Rokok.
di Puskesmas Pandanaran telah berjalan, Namun dalam implementasinya masih ada
namun dalam implementasinya kebijakan aparat yang tidak memberikan contoh yang
tersebut masih terdapat oknum maupun baik kepada masyarakat dimana masih ada
pengunjung yang masih melakukan pegawai yang merokok di area puskesmas
kegiatan merokok di dalam Kawasan Pandanaran Kota Semarang.
Puskesmas Pandanaran. Sehingga
membuat permasalahan masih adanya 1.4 Sumber Daya yang Digunakan

perokok dalam Kawasan Tanpa Rokok Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di


masih belum terselesaikan. Puskesmas Pandanaran Kota Semarang
tidak mengeluarkan dana untuk
1.2 Manfaat
melaksanakan kebijakan tersebut. Hal
Manfaat dari adanya Kawasan Tanpa Rokok tersebut dikarenakan Dinas Kesehatan
terhadap pegawai dan pengunjung di selaku yang bertanggungjawab atas
Puskesmas Pandanaran yaitu dapat Kawasan Tanpa Rokok di Kota Semarang
merasakan udara yang bersih, segar dan telah mendukung kawasan-kawasan tanpa
sejuk karena berkurangnya pencemaran rokok dengan membagikan poster dan
udara yang disebabkan oleh adanya asap himbauan mengenai Kawasan Tanpa
rokok yang ditimbulkan oleh perokok. Rokok.
Tujuan dari Kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok adalah mengurangi jumlah perokok Puskesmas Pandanaran

aktif di lingkungan Kawasan Puskesmas merupakan Kawasan Pelayanan Kesehatan

Pandanaran juga berkurang, yang dimana yang tidak diperbolehkan adanya Smoking

sebelumnya banyak puntung rokok Area. Maka dari itu Puskesmas


Pandanaran tidak memerlukan dana untuk mengurangi dan menyadarkan keberadaan

membangun ruang khusus merokok karena perokok aktif.

merupakan area yang dinyatakan dilarang


2.2 Daya Tanggap Pelaksana dan
untuk kegiatan produksi, penjualan, iklan,
Respon Masyarakat
promosi dan/atau penggunaan rokok.
Dalam implementasinya pelaksana
2. Lingkungan Implementasi Kebijakan kebijakan tersebut berusaha keras untuk

2.1 Strategi Implementasi Kebijakan tidak memberikan kesempatan orang lain


merokok dengan tidak menyediakannya
Strategi Kebijakan yang diambil untuk
ruangan khusus merokok. Pelaksana juga
melaksanakan Kebijakan Tanpa Rokok
tidak segan untuk menegur secara
yaitu adalah dengan membentuk Tim
langsung orang yang merokok baik itu
Supervisi. Tim Supervisi dalam Peraturan
aparat maupun pengunjung Puskesmas
Daerah Nomor 3 Tahun 2013 pasal 23 ayat
Pandanaran. Respon masyarakat dalam
2 berguna untuk membantu tugas Walikota
kebijakan ini juga berbeda-beda, dimana
untuk merumuskan kebijakan dalam
ada pengunjung yang memahami peraturan
rangka pengembangan Kawasan Tanpa
Kawasan Tanpa Rokok dan ada juga yang
Rokok untuk mencapai derajat kesehatan
tidak paham.
masyarakat yang tinggi, merumuskan
peraturan pelaksanaan, mengevaluasi B. Aspek-aspek Penghambat

progam KTR,melakukan supervisi, Implementasi Kebijakan Kawasan

motivasi dan membina penyelenggaraan Tanpa Rokok di Puskesmas

Kawasan Tanpa Rokok baik untuk aparat Pandanaran Kota Semarang

dan masyarakat. 1. Komunikasi

Penyelenggara Kawasan Tanpa Pengetahuan masyarakat tentang adanya


Rokok di setiap tempat harus merencakan peraturan tersebut dapat dengan mudah
tempat-tempat khusus yang strategis atau diketahui, tetapi tidak semua pengunjung
tidak pasif, agar dapat digunakan untuk paham mengenai batasan-batasan dalam
menempatkan poster-poster dan himbauan area Kawasan Tanpa Rokok dan sanksi
tentang Kawasan Tanpa Rokok. Dengan keras apa yang akan diberikan bila
ditempatkan peraturan-peraturan Kawasan melanggar. Karena ketidaktahuan tersebut
Tanpa Rokok di tempat yang dapat terlihat masih ada perokok yang berani melanggar
dengan mudah diharapkan dapat
peraturan tersebut meskipun sudah tugas lainnya yang juga tidak dapat

terpasang. ditinggalkan sehingga membuat tidak


adanya orang yang bersiap untuk
Penyampaian Kebijakan tidak
mengawasi Kawasan Tanpa Rokok, hal ini
tersampaikan secara langsung kepada
karena Puskesmas Pandanaran juga
masyarakat sehingga dapat membuat orang
kekurangan pegawai untuk menjadi
untuk mudah melupakannya. Komunikasi
pengawas baik siang maupun malam.
yang terjadi antar lembaga terkait sering
tidak didengar atau adanya anggapan 3. Disposisi Sikap

pekuwoh / sok yang menyebakan orang Pemahaman Petugas Pengawasan Kawasan


kurang mempedulikan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Puskesmas Pandanaran
Tanpa Rokok. Penyampain pesan yang sudah dimengerti dengan baik dan dengan
dilakukan oleh pelaksana kebijakan harus dapat menegur pengunjung yang
disampaikan kepada sasaran yang dengan melanggar. Butuh keberanian dan
sopan, jelas dan dapat dimengerti. kepedulian terhadap lingkungan sekitar

Penyampaian melalui media untuk dapat menegur orang yang merokok

televisi berupa video menarik tentang di sembarang tempat atau Kawasan Tanpa

Kawasan Tanpa Rokok yang diharapkan Rokok.

dapat disiarkan secara periodik masih Tetapi selama 3 tahun disahkannya


dalam proses untuk disebarluaskan. Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Kota
Penyampaian melalui video yang disiarkan Semarang, Peraturan Daerah Kota
secara periodik dinilai akan meringakan Semarang nomor 3 Tahun 2013 tentang
beban pada pelaksana kegiatan sehingga Kawasan Tanpa Rokok sampai sekarang
masyarakat akan lebih mudah paham dan belum dapat ditegakkan dan masih pada
peduli terhadapa Kawasan Tanpa Rokok. proses pembinaan saja. Serta masih belum

2. Sumberdaya adanya bentuk laporan secara tertulis yang


dapat diberikan kepada tim Supervisi
Puskesmas Pandanaran yaitu kekurangan
untuk dijadikan bahan evaluasi
pegawai sehingga saat semua pegawai
kedepannya.
sibuk tidak ada yang bertugas untuk
menjaga atau mengawasi Kawasan Tanpa PENUTUP

Rokok. kesibukan setiap pegawai di A. KESIMPULAN


Puskesmas Pandanaran yang harus selalu
melayani pasien yang butuh berobat dan
1. Implementasi Kebijakan Kawasan Dalam pelaksanaan Kebijakan

Tanpa Rokok di Puskesmas KTR di Puskesmas Pandanaran Kota

Pandanaran Kota Semarang Semarang, Puskesmas telah menempelkan


poster-poster dan himbauan KTR seperti
Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa
yang telah ditetapkan di Perda Kota
Rokok di Puskesmas Pandanaran Kota
Semarang nomor 3 tahun 2013 tentang
Semarang telah berjalan dengan cukup
Kawasan Tanpa Rokok, serta sebisanya
baik tetapi dalam pelaksananaannya masih
menegur orang-orang yang masih
ada beberapa kekurangan. Kepentingan
melanggar peraturan tersebut. Hal ini
setiap orang untuk mendapatkan udara
direspon positif oleh masyarakat dengan
yang bersih dan sehat seperti yang
menanggapi peraturan tersebut dengan
diinginkan setiap orang dapat membawa
baik dan setiap orang mendukung adanya
pengaruh terhadap berjalannya suatu
Kebijakan tersebut di fasilitas pelayanan
kebijakan. Dengan adanya peraturan
kesehatan.
Kawasan Tanpa Rokok di Puskesmas
Pandanaran membuat masyarakat lebih 2. Aspek-aspek Penghambat
nyaman berada di tempat pelayanan Implementasi Kebijakan Kawasan

kesehatan. Dengan adanya kebijakan Tanpa Rokok di Puskesmas


tersebut membuat udara di kawasan Pandanaran Kota Semarang

tersebut lebih terasa bersih, segar dan


2.1. Komunikasi
sejuk, terlebih berkurangnya sampah
akibat dari aktivitas merokok di kawasan Beberapa masyarakat hanya mengetahui

yang telah ditetapkan. adanya kebijakan tersebut tetapi tidak


mengetahui isi atau batasan-batasan untuk
Puskesmas Pandanaran tidak tidak merokok di Kawasan Tanpa Rokok.
mengeluarkan biaya dalam terlaksananya Dalam hal penyampaian dinilai masih
Kawasan Tanpa Rokok terlebih mereka kurang karena dari pihak dinasnya sendiri
tidak memerlukan smoking area, sehingga masih menyampaikan secara Top Down
area tersebut lebih steril dari aktivitas akhirnya tidak semua masyarakat
merokok. Kemudian setiap pegawai di mengetahui peraturan tersebut. Kemudian
Puskesmas Pandanaran juga ikut tidak semua pegawai dapat secara menegur
membantu terselenggaranya Kawasan pelanggar secara terus-menerus karena
Tanpa Rokok tersebut meskipun mereka setiap pegawai juga tidak bisa
kurang dalam jumlah pegawai.
meninggalkan tugas pokoknya masing- jera dengan terselenggaranya Kebijakan

masing. Kawasan Tanpa Rokok.

2.2 Sumberdaya B. Saran

Pada Pelaksanaannya Puskesmas Berdasarkan kesimpulan dan

Pandanaran tidak mengeluarkan dana permasalahan yang dijumpai di lapangan,

sedikitpun untuk terselenggaranya maka penulis memberikan saran yang

Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok, bukan diharapakan dapat membantu keberhasilan

karena telah ada dinas kesehatan yang Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa

membantu dengan poster tetapi juga Rokok di Puskesmas Pandanaran Kota

karena Puskesmas tidak memiliki anggaran Semarang yaitu:

untuk kebijakan tersebut dikarenakan 1. Sehubungan dengan kurangnya


minimnya anggaran sehingga telah banyak sumberdaya yang mengawasi KTR
digunakan untuk kegiatan-kegiatan kedepannya harus ada petugas
Puskesmas laiinnya. Terkait dengan keamanan yang menjaga Kawasan
sumberdaya manusia juga Puskesmas Puskesmas Pandanaran sehingga
Pandanaran masih kekurangan pegawai dapat dengan mudah menegur
sehinga banyak pegawai yang melakukan pelanggar Kawasan Tanpa Rokok di
tugasnya secara ganda, terlebih tidak adanya Puskesmas Pandanaran.
petugas keamanan baik pagi maupun malam 2. Hendaknya pihak penanggung jawab
sehingga penyelenggaraan Kawasan Tanpa dapat lebih cepat bekerja sehingga
Rokokpun tidak dapat terlaksana dengan
pihak yang lebih bertanggungjawab
baik pula. seperti satpol PP dapat menegakkan

2.3 Disposisi Sikap Perda KTR ini yang telah ditetapkan


3 tahun lalu.
Pemahaman Petugas Pengawasan
3. Menyediakan media sosialisasi
Kawasan Tanpa Rokok di Puskesmas
melalui media video semenarik
Pandanaran sudah dimengerti dengan baik
mungkin sehingga pengunjung dapat
dan dapat menegur pengunjung yang
menonton dan memahami dengan
melanggar. Tetapi seperti yang dijelaskan
jelas Kawasan Tanpa Rokok dengan
oleh pihak Dinas Kesehatan Kota
baik.
Semarang bahwa Perda ini masih belum
4. Menerapkan pola perilaku hidup
ditegakkan dan masih pada tahap
bersih sehat membutuhkan proses
pembinaan sehingga masih belum ada efek
lama hendaknya dipupuk kesadaran Sugiyono,2010.Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
masyarakat agar perokok dapat R&D.Bandung: Alfabeta
menghargai orang yang tidak
Suwitri, Sri. 2009. Konsep Dasar
merokok. Selain itu juga diberikan Kebijakan Publik. Badan Penerbit
sosialisasi mengenai hidup sehat Universitas Diponegoro Semarang

sehingga tidak merugikan diri sendiri Wahab, Solichin A. 2012. Analisis


Kebijakan dari Formulasi ke
maupun orang lain. Penyusunan Model-model
Implementasi Kebijakan. Jakarta: Bumi
DAFTAR PUSTAKA Aksara

Agustino,Leo.2012.Dasar-Dasar Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik:


Kebijakan Publik.Bandung:Alfabeta Teori dan Prosesnya.Yogyakarta: PT.
Buku Kita
Ibrahim, Amin. 2009. Pokok-pokok
Sumber Lain:
Administrasi Publik dan
Sejenisnya.Bandung: Refika
Aditama Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3
Tahun 2013 Tentang Kawasan Tanpa
Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Rokok
Publik Berbasis Dynamic Policy
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota
Analisys.Yogyakarta: Gava Media
Semarang Tahun 2015
Keban, Yeremias T. 2008. Enam Dimensi
http://dinkes.jatimprov.go.id/userimage/Yu
Strategis Aministrasi Publik.
k%20Mengenal%20Kawasan%20Tanp
Yogyakarta: Gava Media
a%20Rokok.pdf. Diunduh pada 11
Moelong, Lexy J. 2007. Metodologi Oktober 2014 pukul 22. 25 WIB
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
http://eprints.undip.ac.id/37769/1/RIZKIA
Remaja Rosdakarya
_AMALIA_S_LAP.KTI.pdf. Diunduh
pada 11 Oktober 2014 pukul 22.30
Pasolong, Harbani.2007. Teori
WIB
Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta
http://nasional.sindonews.com/read/74485
Prasetya, Henry E. 2014. Implementasi 4/15/61-4-juta-penduduk-indonesia-
Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di perokok-aktif-1370000557. Diunduh
Stasiun Tawang Kota Semarang. pada 11 Oktober 2014 pukul 22.25 WIB
Skripsi. Jurusan Administrasi Publik
Universitas Diponegoro

Santosa, Pandji. 2009. Administrasi


Publik: Terori dan Aplikasi Good
Governance. Bandung: Refika Aditama

Subarsono, A.G. 2005. Analisis Kebijakan


Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai