Anda di halaman 1dari 16

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN

SIMPANG EMPAT
Jl. Bhakti DepanSPBU Pertamina Simpang Empat, Kab.Pasaman Barat
Handphone : 0812-6670-8304

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN SIMPANG EMPAT
NOMOR: /SK-RSIA-A/V1/2019

TENTANG
KAWASAN BEBAS ROKOK
Menimbang : a. Bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila
digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu
dan masyarakat baik itu selaku perokok aktif maupun
perokok pasif, oleh sebab itu diperlukan perlindungan
terhadap bahaya rokok bagi kesehatan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan untuk masyarakat pada
umumnya dan warga Rumah Saikt Ibu dan Anak pada
khususnya;

b. Bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan udara yang


sehat dan bersih maka diperlukan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan masyarakat di lingkunganRumah Sakit Ibu dan
Anak Al-Ihsan untuk mencegah dampak penggunaan rokok
baik langsung maupun tidak langsung terhadap kesehatan,
guna terwujudnya derajat kesehatan masyrakat yang
optimal;

c. bahwa berdasarkan pelaksanaan ketentuan Pasal 113


Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
telah ditetapkan tentang pengamanan rokok sebagai zat
adiktif bagi kesehatan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, b, dan c maka Kawasan Bedas Rokok
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA AL-IHSAN) perlu
ditetapkan dengan keputuran direktur;

Mengingat : 1. Undang-UndangNomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi


Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4235);

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang


Penyiaran(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4252);

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301)

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan(Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5063);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 152 Tahun 2000 tentang Penetapan


Universitas Indonesia sebagai Badan Hukum Milik Negara;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan
Rokok Bagi Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
6. Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor
01/SK/MWA-UI/2003 tentang Anggaran Rumah Tangga
Universitas Indonesia;
7. Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia
Nomor 008/SK/MWA-UI/2004 tentang Perubahan
Ketetapan MWA Universitas Indonesia
Nomor:005/SK/MWA-UI/2004 Tentang Tata Tertib Kehidupan
Kampus Universitas Indonesia;
8. Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor
009/SK/MWA-UI/2007 tentang Pengangkatan dan Penugasan
Rektor Universitas Indonesia Periode 2007-2012;
9. Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor
011/SK/MWA-UI/2007 tentang Perubahan Pasal 37 ayat (1)
Anggaran Rumah Tangga Universitas Indonesia;
10. Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor 690/SK/R/UI/2007
tentang Perbaikan Struktur Organisasi Inti Universitas Indonesia;
11. Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor 756/SK/R/UI/2007
tentang Kelengkapan Struktur Organisasi Inti Universitas
Indonesia;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KAWASAN BEBAS ROKOK Rumah Sakit Ibu dan Anak
RSIA Al- Ihsan;

Ditetapkan di Pasaman barat

Pada tanggal januari 2020

RSIA AL IHSAN SIMPANG EMPAT

Direktur

dr. Irsadul faruqi


SPO TENTANG
RSIA AL-IHSAN SIMPANG
KAWASAN BEBAS ROKOK
EMPAT
NO. DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN
1/

TANGGAL DITETAPKAN OLEH


STANDAR PROSEDUR DIREKTUR
TERBIT
OPERASIONAL

dr.Irsadul faruqi

PENGERTIAN 1. Larangan merokok adalah suatu ketentuan yang memaksa warga


masyarakat untuk tidak menghisap rokok ditempat-tempat
umum.

2. Perokok adalah orang yang melakukan tindakan merokok

3. Merokok adalah kegiatan membakar rokok salah satu ujungnya


dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut
pada ujung lainnya

4. Perokok pasif adalah orang yang tidak melakukan tindakan


merokok tetapi terkena dampak dari merokok dengan
menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh perokok yang
merokok.
TUJUAN 1. Menurunkan jumlah angka perokok terutama perokok
dilingkungan rumah sakit
2. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan terciptanya
kualitas udara yang bersih dan sehat dan bebas asap rokok

3. Menurunkan jumlah penyakit dan kematian yang timbul akibat


merokok.
KEBIJAKAN Pemimpin rumah sakit menginstruksikan untuk pelarangan
merokok dan membuat SOP untuk larangan merokok di Rumah
Sakit

PROSEDUR 1. Membuat informasi atau surat edaran kepada seluruh petugas


diRumah Sakit untuk tidak merokokdi lingkungan Rumah Sakit.
2. Menginstruksikan kepada semua petugas Rumah Sakit Untuk
melarang/ menegur bila mengetahui baik petugas, keluarga pasien,
pengunjung atau pasien yang tidak merokok di Rumah Sakit.
3. Memasang tanda/tulisan larangan merokok dilingkungan Rumah
Sakit

UNIT TERKAIT Seluruh warga masyarakat yang berkunjung di kawasan Rumah


Sakit dan seluruh karyawan yang terkait.

PANDUAN KAWASAN BEBAS ROKOK


DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT IBU DAN
ANAK AL-IHSAN

RS IBU DAN ANAK AL- IHSAN

TAHUN 2020

BAB I
DEFINISI

A. PENETAPAN KAWASAN TANPA ROKOK


Peraturan bersama Menteri Kesehatan dan Mentri Dalam Negeri Nomer
188/MENKES/PB/I/2011 Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kawasan Tanpa Rokok mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan kawasan
tanpa rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan
merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankkan dan/ atau
mempromosikan produk tembakau.
Penetapan kawasan tanpa rokok merupakan upaya perlindungan yang efektif
dari bahaya asap rokok, memeberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan
sehat bagi masyarakat serta melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari
dampak buruk merokok baik langsung maupun tidak langsung. Penetapan
kawasan tanpa rokok ini perlu diselenggarakan di lingkungan Rumah Sakit Ibu
dan Anak Al-Ihsan. Rumah Sakit Ibu dan Anak Al- Ihsan selain sebagai tempat
kerja juga merupakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Pengembangan kawasan tanpa rokok mempunyai landasan hukum yaitu
Peraturan Pemerintah RI Nomor 81 tahun 1999 dan Nomor 38 tahun 2000
tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan, perihal Kawasan Tanpa Rokok
pasal 23, 24 dan pasal 26 tentang peran masyarakat. Landasan hukum tersebut
yaitu :
a. Pasal 23
Tempat umum dan atau tempat kerja yang spesifik sebagai tempat
penyelenggaraan upaya kesehatan, proses belajar mengajar, arena kegiatan
anak, kegiatan ibadah dan angkutan umum dinyatakan sebagai kawasan
tanpa rokok.
b. Pasal 24
Pimpinan atau penanggung jawab tempat umum dan tempat kerja harus
mengupayakan terbentuknya kawasan tanpa rokok.
c. Pasal 26
Masyarakat termasuk setiap orang yag memproduksi rokok dan setiap orang
yang memasukan rokok ke dalam wilayah Indonesia, memiliki kesempata
untuk berperan seluas – luasnya dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal melalui terbentuknya kawasan tanpa rokok pada tempat umum,
tempat kerja dan angkutan umum.

B. MANFAAT KAWASAN TANPA ROKOK


Manfaat kawasan tanpa rokok di fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat
kerja adalah sebagai berikut:
a. Fasilitas pelayanan kesehatan
a) Menciptakan tempat yang sehat, nyaman dan aman
b) Pengunjung tidak terganggu asap rokok
c) Memberi citra yang positif
d) Mengurangi resiko terjadinya kebakaran
e) Menegakkan etika merokok
b. Tempat kerja
a) Menciptakan tempat kerja yang sehat, nyaman dan aman
b) Karyawan tidak terganggu asap rokok ketika bekerja
c) Memberi citra yang positif
d) Mengurangi resiko kebakaran
e) Menegakkan etika merokok
f) Biaya pemeliharaan kesehatan untuk karyawan berkurang
g) Biaya pemeliharaan sarana kerja kantor berkurang
h) Meningkatkan produktivitas kerja dan menurunkan tingkat absensi
karyawan.
i) Membantu karyawan untuk berhenti merokok.
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan kawasan tanpa rokok di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Al-
Ihsan mencakup definisi dari kawasan tanpa rokok, manfaat kawasan tanpa rokok dan
tata laksana dalam menjalankan kawasan tanpa rokok di lingkungan Rumah Sakit Ibu
dan Anak Al- Ihsan .
Dalam hal ini semua pihak yang berada di lingkungan rumah sakit mulai dari
staff medis dan non medis, seluruh pengunjung rumah sakit dan seluruh pasien rumah
sakit ikut berperan dalam mentaati perataturan yang dibuat untuk mencapai kawasan
tanpa rokok. Dengan cara tidak merokok pada saat berada di area Rumah Sakit Ibu
dan Anak Al- Ihsan.
BAB III TATA LAKSANA

A. LANGKAH – LANGKAH MENGEMBANGKAN KAWASAN BEBAS ROKOK


KEGIATAN TEMPAT UMUM TEMPAT KERJA
1. ANALISIS SITUASI Kajian: Kajian :
Para penentu kebijakan/ pimpinan a. Apakah ada larangan merokok? a. Apakah ada larangan merokok?
di tempat umum, tempat kerja dan b. Kapan peraturan dibuat dan mengapa b. Kapan peraturan dibuat dan mengapa
angkutan umum perlu mengkaji dibuat? dibuat?
ulang tentang kebijakan yang ada c. Apa yang dilakukan pengelola dan c. Apa yang dilakukan karyawan dan
dan bagaimana sikap dan perilaku pengunjung melihat larangan tersebut? pengunjung melihat larangan tersebut?
khalayak sasaran (karyawan, d. Apakah pegelola dan pengunjung d. Apakah karyawan mentaati?
pengunjung, pengemudi, dan mentaati? e. Apakah ada ruangan khusus untuk
penumpang) terhadap kebijakan e. Apakah ada ruangan khusus untuk merokok?
Kawasan Tanpa Rokok. Kajian ini merokok? f. Bila belum ada kebijakan ambil
untuk memperoleh data sebagai f. Bila belum ada kebijakan ambil keputusan untuk mengembangkan
dasar membuat kebijakan keputusan untuk mengembangkan Kawasan Tanpa Rokok
Kawasan Tanpa Rokok Kawasan Tanpa Rokok g. Apa keuntungan perusahaan bila
mengembangkan kawasan tanpa rokok?
h. Bagaimana peran serikat pekerja dalam
mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok?
KEGIATAN TEMPAT UMUM TEMPAT KERJA
2. MEMBUAT KEBIJAKAN Dasar untuk megembangkan kebijakan: Dasar untuk megembangkan kebijakan:
KAWASAN BEBAS ROKOK a. Tentukan tujuan dengan jelas a. Tentukan tujuan dengan jelas
b. Pembuatan pesan yang jelas tentang b. Pembuatan pesan yang jelas tentang
tempat yang boleh dan tidak boleh tempat yang boleh dan tidak boleh
merokok merokok
c. Pesan yang jelas tentang pelanggaran c. Pesan yang jelas tentang pelanggaran
d. Fokus pada bahaya merokok dan etika d. Fokus pada bahaya merokok dan etika
merokok merokok
e. Fokus pada kesehatan dan keselamatan e. Fokus pada kesehatan dan keselamatan
umum umum
f. Kaitkan kawasan tanpa rokok dengan f. Kaitkan kawasan tanpa rokok dengan
nilai – nilai yang mendukung aset nilai – nilai yang mendukung aset
tempat umum. perusahaan
g. Penyuluhan kawasan tanpa rokok g. Penyuluhan kawasan tanpa rokok
h. Pengadaan media promosi Kawasan h. Pengadaan media promosi Kawasan
Tanpa Rokok Tanpa Rokok

KEGIATAN TEMPAT UMUM TEMPAT KERJA


3. SOSIALISASI KEBIJAKAN a. Sosialisasi kebijakan Kawasan Bebas a. Sosialisasi kebijakan Kawasan Bebas
KAWASAN BEBAS ROKOK Rokok Rokok
b. Sosialisasi tugas dan penanggung jawab b. Sosialisasi tugas dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan Kawasan Bebas manager dan pengawas dalam
Rokok pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok.

4. MEMANTAPKAN KEBIJAKAN Urutkan kebijakan Kawasan Bebas Rokok umumkan kebijakan Kawasan Bebas
melalui saluran standard tempat umum, Rokok melalui saluran standard pada
seperti tanda larangan merokok, poster, perusahaan seperti surat edaran, poster,
pengumuman newsletter, tanda larangan merokok.

B. EVALUASI KAWASAN BEBAS ROKOK


KAWASAN BEBAS ROKOK
EVALUASI
TEMPAT UMUM TEMPAT KERJA
1. EVALUASI JANGKA PENDEK a. Adanya tanda – tanda Kawasan Bebas a. Adanya tanda – tanda Kawasan Bebas
4 – 6 BULAN Rokok yang dipasang Rokok yang dipasang
b. Adanya tempat untuk mematikan b. Adanya tempat untuk mematikan
rokok ketika memasuki Kawasan rokok ketika memasuki Kawasan
Bebas Rokok Bebas Rokok
c. Adanya ruangan khusus untuk c. Adanya ruangan khusus untuk
merokok merokok
d. Adanya tempat umum bebas asap d. Adanya tempat kerja bebas asap rokok
rokok

KAWASAN BEBAS ROKOK


EVALUASI
TEMPAT UMUM TEMPAT KERJA
2. EVALUASI JANGKA PANJANG a. Kebijakan Kawasan Bebas Rokok a. Kebijakan Kawasan Bebas Rokok
1 – 3 TAHUN diterima dan dilaksanakan oleh diterima dan dilaksanakan oleh
pengelola dan pengunjung tempat manager dan karyawan
umum b. Dipatuhi dan dimanfaatkan fasilitas
b. Dipatuhi dan dimanfaatkan fasilitas yang mendukung Kawasan Bebas
yang mendukung Kawasan Bebas Rokok
Rokok c. Tidak ada penjual rokok di sekitar
c. Tidak ada penjual rokok di sekitar tempat kerja
tempat umum d. Pemahaman Kawasan Bebas Rokok
bertambah baik
e. Karyawan tidak merokok bertambah
banyak
f. Konflik perokok dan bukan perokok
menurun
g. Semua karyawan tidak merokok di
Kawasan Bebas Rokok
BAB IV
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai