Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN

KEPALA UPT PUSKESMAS TUNJUNG TEJA


NOMOR : 800/001.a11/SK/I/2023

TENTANG

LARANGAN MEROKOK BAGI PETUGAS DAN PENGUNJUNG DI KAWASAN UPT


PUSKESMAS TUNJUNG TEJA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA UPT PUSKESMAS TUNJUNG TEJA,

Menimbang : a. bahwa pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah unit


Pleaksana teknis daerah (UPTD) dan Dinas Kesehatan yang
merupakan fasilitas penyelenggaran pelayanan kesehatan tingkat
pertama;
b. bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan unsure
kesejahateraan yang harus di wujudkan;
c. bahwa prilaku hidup bersih dan sehat di tatanan pelayanan kesehatan
adalah tidak merokok di dalam ruangan dan area pelayanan kesehatan,
sebagai upaya untuk menciptkan lingkungan yang sehat;
d. bahwa dalam rangka pelaksanaan tersebut, maka perlu menetapkan
keputusan Kepala Puskesmas Tunjung Teja tentang larangan merokok
bagi petugas dan pengunjung di Kawasan UPT Puskesmas Tunjung
Teja;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaga


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No.5063);

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

3. Keputusan mentri kesehatan republik indonesia nomor 585/menkes/ SK/


V/ 2007, tentang pedoman pelaksaan promoso kesehatan di
puskesmas;

4. Keputusan mentri kesehatan republik indonesia nomor 422/menkes/


SK/III/ 2010, tentang Pedmonan Penatalaksanaan Medik gannguan
pengguna Napza;

5. Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Serang No. 09 Tahun 2014


Kawasan Tanpa Rokok
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TENTANG LARANGAN


MEROKOK BAGI PETUGAS DAN PENGUNJUNG DI KAWASAN UPT
PUSKESMAS TUNJUNG TEJA.
Kesatu : Dilarang Merokok di kawasan UPT Puskesmas Tunjung Teja.
Kedua : Merokok di kawasan UPT Puskesmas Tunjung Teja hanya di perkenankan
di luar pagar gedung.

Ketiga : Dalam fungsinya sebagai Areal kesehatan. UPT Puskesams Tunjung Teja
menerapkan peraturan ini dengan melakukan langkah – langkah yang di
awali tindakan sosialisasi kepda seluruh karyawan serta penerapan
pengawaan serta teguran kepada konsumen serta seluruh komponen kerja
di puskesmas untuk mentaati peraturan yang telah di tetapkan.

Keempat : Untuk melaksanakan pertauran ini sebagaimana pada poin ketiga di tunjuk
petugas sosialisai pengawanan dan pembianaan kepada konsumen
Petugas pelaksana promosi kesehatan Petugas pelaksanan kesehatan
lingkungan

Ke lima Sebagai upaya promosi dan pembinaan prilaku hidep bersih dan sehatan
kepada petuga dan pengunjung puskesmas di buata edaran anjuran kepal
upt puskesmas tunjung teja tentang dasar pertmbangan perlunya peraturan
kawasan tanpa rokok (KTR)sebagia lampiran keputusan ini.

Keenam : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
ternyata terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diadakan
perbaikan seperlunya.

Ditetapkan di : Tunjung Teja


pada tanggal : 02 Januari 2023
KEPALA UPT PUSKESMAS TUNJUNG TEJA,

DEDEH MUHTIARAH
Lampiran : Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Nomor : 800/001.a11/SK/I/2023
Tentang : Larangan Merokok Bagi Petugas dan
Pengunjung

LARANGAN MEROKOK BAGI PETUGAS DAN PENGUNJUNG DI KAWASAN UPT


PUSKESMAS TUNJUNG TEJA

A. Pengertian Rokok

Bahwa rokok mengandung zat psikoaktif yang membahayakan kesehatan perokok


aktif maupun perokok pasif dan dapat menimbulkan adiksi, pencemaran udara, serta
menurunkan derajat kesehatan manusia, sehingga perlu penanganan melalui
penyelenggaraan kawasan tanpa rokok;

B. Ruang lingkup KTR meliputi:

1. fasilitas pelayanan kesehatan;


2. tempat proses belajar mengajar;
3. tempat anak bermain;
4. tempat ibadah;
5. angkutan umum;
6. fasilitas olahraga;
7. tempat kerja;
8. tempat umum ; dan
9. tempat lain yang ditetapkan

C. Pengawasan Dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian terhadap KTR dilaksanakan oleh SKPD terkait


sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing dan dapat bekerja sama dengan
masyarakat, badan atau lembaga dan/atau organisasi kemasyarakatan.
1. SKPD yang memiliki tugas pokok dan fungsinya di bidang kesehatan melakukan
pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan KTR pada fasilitas
pelayanan kesehatan;
2. SKPD yang memiliki tugas pokok dan fungsinya di bidang pendidikan dan bidang
sosial melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan KTR
pada tempat proses belajar mengajar dan tempat anak bermain dan/atau
berkumpulnya anak-anak;
3. SKPD yang memiliki tugas pokok dan fungsinya di bidang kesejahteraan rakyat
melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan KTR pada
tempat ibadah;
4. SKPD yang memiliki tugas pokok dan fungsinya di bidang perhubungan melakukan
pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan KTR pada angkutan
umum;
5. SKPD yang memiliki tugas pokok dan fungsinya di bidang olahraga melakukan
pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan KTRpada fasilitas
olahraga;
6. SKPD yang memiliki tugas pokok dan fungsinya di bidang ketenagakerjaan
melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan KTR pada
tempat kerja;
7. SKPD yang memiliki tugas pokok dan fungsinya di bidang pariwisata melakukan
pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan KTR pada tempat
umum dan tempat lain yang ditetapkan; dan
8. SKPD yang memiliki tugas pokok dan fungsinya di bidang ketertiban umum
melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh penyelenggaraan
KTR.

D. Sanksi Administrasi

Pimpinan dan/atau penanggung jawab KTR yang melanggar ketentuan Pasal 10


diberikan sanksi administrasi berupa:
1. teguran lisan;
2. teguran tertulis pertama, kedua, dan ketiga disertai pemanggilan; dan
3. tindakan berupa pemberian sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

E. Sanksi Pidana

1. Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11


ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) hari dan/atau denda
berupa uang paling banyak Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah).
2. (2) Setiap orang atau badan yang melanggar ketentuan dalam Pasal 11 ayat (2),
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 7 (tujuh) hari dan/atau denda paling
banyak Rp.5.000.000,- (limajuta rupiah).
3. (3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) adalah
pelanggaran

Anda mungkin juga menyukai