Nomor : 440/013.b/DOK/I/2020
Revisi ke : 01
Berlaku tanggal : 02 Januari 2020
Jl. KH. Abdul Kabier, Malanggah, Tunjung Teja, Serang, Banten 42174,
e-mail: pkm.tunjungteja@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN
Nomor : 440/013.b/DOK/I/2020
Revisi ke : 01
Berlaku tanggal : 02 Januari 2020
Hj. Dedeh Muhtiarah, SST.Keb Aming Sumiati, SKM Vernanda Alvionita P, S.Gz
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi UPT
Puskesmas Tunjung Teja. Buku ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan
acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan persiapan akreditasi baik oleh pendamping
maupun pelaksana akreditasi UPT Puskesmas Tunjung Teja.
Akreditasi mempersyaratkan adanya pembuktian pelaksanaan seluruh kegiatan
pelayanan melalui dokumentasi dan penelusuran, karena pada prinsip akreditasi, seluruh
kegiatan harus tertulis dan apa yang tertulis harus dikerjakan dengan sesuai.
Buku ini berisi contoh-contoh dokumen yang dapat digunakan dalam menyusun
dokumen akreditasi. Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan ucapan terima
kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Pedoman
Penyusunan Dokumen Akreditasi UPT Puskesmas Tunjung Teja. Semoga dengan
digunakannya buku ini dapat mempermudah pembaca dalam menyiapkan dokumen akreditasi
UPT Puskesmas Tunjung Teja.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………… 1
B. Tujuan ………………………………………………………………………….. 1
C. Dasar Hukum ………………………………………………………………….. 2
BAB IV PENUTUP 39
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akreditasi UPT Puskesmas Tunjung Teja yang merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan yang dilakukan melalui
membangun sistem manajemen mutu, penyelenggaraan Upaya Kesehatan dan sistem
pelayanan klinis untuk memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan dan peraturan
perundangan serta pedoman yang berlaku.
Untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu, sistem pelayanan, perlu
disusun pengaturan-pengaturan (regulasi) internal yang menjadi dasar dalam pelaksanaan
upaya kesehatan di UPT Puskesmas Tunjung Teja, baik upaya kesehatan masyarakat
maupun upaya kesehatan perorangan. Dokumen internal tersebut berupa Kebijakan,
Pedoman, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan
peraturan perundangan dan pedoman-pedoman eksternal yang berlaku.
Untuk memudahkan dalam mempersiapkan regulasi internal tersbut, maka perlu disusun
pedoman penyusunan dokumen akreditasi di UPT Puskesmas Tunjung Teja.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pedoman ini disusun untuk dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan dokumen
bagi Kepala Puskesmas di UPT Puskesmas Tunjung Teja pada Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama, Penanggung jawab dan pelaksana Upaya Kesehatan di Puskesmas, baik upaya
kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan, pendamping tingkat
Kabupaten/Kota dan surveior akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
lainnya.
2. Tujuan Khusus
Pedoman ini disusun dengan tujuan sebagai berikut.
a. Tersedianya pedoman bagi Kepala UPT Puskesmas Tunjung Teja sebagai Fasiltas
Kesehatan Tingkat Pertama, penanggung jawab dan pelaksana Upaya Kesehatan di
Puskesmas dan tim mutu dalam menyusun dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam
standar akreditasi,
b. Tersedianya Pedoman bagi pendamping akreditasi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
untuk melakukan pendamping pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama UPT Puskesmas
Tunjung Teja,
1
c. Tersedianya pedoman bagi surveyor dalam melakukan penilaian akreditasi di UPT
Puskesmas Tunjung Teja yang merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,
d. Tersedianya pedoman penyusunan dokumen untuk pelatihan akreditasi Puskesmas dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama lainnya.
e. Dalam pedoman tata naskah perlu dimasukkan bagaimana penyusunan kebijakan, standar
prosedur operasional, dengan tata penomorannya.
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tetang Pelayanan Publik,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor144
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
24;
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193; Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015 – 2019;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 148 Tahun 2010 tentang Izin
dan Penyelenggaraan PraktikPerawat;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Izin
dan Penyelenggaran Praktik Bidan;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052 Tahun 2011 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
2
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ MENKES/148/3/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang Renstra Kementerian
Kesehatan Tahun 2015 –2019;
23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 Tahun 2016 tentang Komisi Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
3
BAB II
DOKUMEN TATA NASKAH AKREDITASI
2. Dokumen Eksternal
Dokumen eksternal yang berupa peraturan perundangan dan pedoman- pedoman
yang diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota dan organisasi profesi, yang merupakan acuan bagi
Puskesmas dalam menyelenggarakan administrasi manajemen dan upaya kesehatan
perorangan serta khusus bagi Puskesmas untuk penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat.
Dokumen-dokumen eksternal sebaiknya tersimpan di Puskesmas, sebagai
dokumen yang dikendalikan, meskipun dokumen eksternal tersebut tidak merupakan
persyaratan dalam penilaian akreditasi
2. Dokumen Terkendali
Dokumen yang didistribusikan kepada sekretariat/ tiap unit/ pelaksana, terdaftar dalam
Daftar Distribusi Dokumen Terkendali, dan menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan dan dapat ditarik bila ada perubahan (revisi). Dokumen ini harus ada
tanda/stempel “TERKENDALI”.
3
3. Dokumen tidak terkendali
Dokumen yang didistribusikan untuk kebutuhan eksternal atau atas permintaan pihak di
luar Puskesmas digunakan untuk keperluan insidentil, tidak dapat digunakan sebagai
acuan dalam melaksanakan pekerjaan dan memiliki tanda/stempel “TIDAK
TERKENDALI”. Yang berhak mengeluarkan dokumen ini adalah Penanggung jawab
Manajemen Mutu dan tercatat pada Daftar Distribusi Dokumen TidakTerkendali.
4. Dokumen kadaluarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena telah mengalami
perubahan/revisi sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
Dokumen ini harus ada tanda/stempel “KEDALUWARSA”. Dokumen induk diidentifikasi
dan dokumen sisanya dimusnahkan.
4
d. Rencana Tahunan UKP terintegrasi dalam RUK dan RPK;
e. Kerangka Acuan terkait dengan Program/Kegiatan Pelayanan Klinis dan
a. Peningkatan Mutu dan KeselamatanPasien
Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dan pelayanan, Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama perlu menyiapkan rekam implementasi (bukti tertulis kegiatan yang
dilaksanakan) dan dokumen-dokumen pendukung lain, seperti foto copy ijazah, sertifikat
pelatihan, sertifikat kalibrasi, dan sebagainya.
5
BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
I, A, 1, a, 1), a), (1), (a) dan apabila masih terdapat sub lagi maka baru boleh
menggunakan bullets.
e. Penulisan judul di setiap halaman BAB menggunakan jenis huruf Arial, ukuran huruf
11 dengan huruf kapitasl, Pharagraph Spacing 1.5, tata letak center dan diberikan
bold.
f. Penulisan isi BAB menggunakan jenis huruf Arial, ukuran huruf 11, Pharagraph
Spacing 1.5, tata letak Justify.
g. Untuk penulisan sampul tata naskah sebagai berikut.
1) Menggunakan format kertas A4 dengan Margin top: 2 cm, bottom: 3 cm, left: 3 cm,
dan right: 2 cm.
6
2) Judul sampul tata naskah terletak di bagian atas dengan posisi di tengah halaman.
Pada font penulisan menggunakan jenis huruf Arial dengan ukuran huruf 28, Line
and Pharagraph Spacing 1.5 dan Bold.
1) Menggunakan format kertas A4 dengan Margin top: 2 cm, bottom: 3 cm, left: 3 cm,
7
dan right: 2 cm.
2) Judul sampul tata naskah terletak di bagian atas dengan posisi di tengah halaman.
Pada font penulisan menggunakan jenis huruf Arial dengan ukuran huruf 12, Line
and Pharagraph Spacing 1.5 dan Bold.
4) Jarak 2 baris kebawah judul berikan nomor dokumen, nomor revisi dan tanggal
diberlakukan dokumen. Pada font penulisan menggunakan jenis huruf Arial
dengan ukuran huruf 12 Pharagraph Spacing 1.5.
Nomor :
Revisi ke :
Berlaku tanggal :
5) Jarak 10 baris kebawah setelah nomor berikan kolom pengesahan yang disahkan
oleh pejabat terkait yaitu Kepala Puskesmas, diketahui oleh Penanggung Jawab
Mutu dan dibuat oleh penulis (dicantumkan nama dan gelar)
i. Untuk penulisan Surat Keputusan terdapat pada Sub Keputusan (halaman 20)
j. Untuk penulisan kata pengantar isi dengan draf sebagai berikut:
3) Pada bagian tanda tangan disejajarkan dengan tanggal terbit ditulis Kepala UPT
Puskemas Tunjung Teja beserta nama pejabat. Ditulis di posisi Align Right,
menggunakan jenis huruf Arial dengan ukuran huruf 11 dan Line and
Pharagraph Spacing 1.5.
9
Gambar 3.4. Daftar isi
NOMOR
DOKUMEN
BULAN DAN TAHUN DIBUATNYA
DOKUMEN
NOMOR URUT
DOKUMEN
JENIS DOKUMEN
10
b. Surat keputusan
NOMOR
DOKUMEN
BULAN DAN TAHUN DIBUATNYA
DOKUMEN
DOKUMEN
JENIS DOKUMEN
a. SOP
NOMOR DOKUMEN
BULAN DAN TAHUN
JENIS DOKUMEN
NOMOR URUT
DOKUMEN
Kop naskah dinas yang berlaku di UPT Puskesmas Tunjung Teja memuat antara lain:
c. Tulisan dengan menggunakan Font : Arial rata tengah (center) dengan urutan dari
atas ke bawah sebagai berikut.
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG (font 16)
11
DINAS KESEHATAN (font 18)
UPT PUSKESMAS TUNJUNG TEJA (font 17, Bold)
Jl . KH. Abdul Kabier, Desa Malanggah, Kec. Tunjung Teja, Kab Serang (font 10)
Kode Pos 5 Telp. (0254) 7824109 (font 10)
Email: pkm.tunjungteja@gmail.com (font 10)
B. Manual Mutu
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan dan
dipelihara oleh organisasi. Manual mutu tersebut meliputi:
Kata Pengantar
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan hukum dan acuan
E. Istilah dan definisi
12
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaiaan Sasaran Kinerja/Mutu
E. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi internal
13
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan Preventif
B. Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam medis, dsb)
f. Manajemen resiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pelaporan inseden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen resiko
6. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
1) Umum
2) Pemantauan dan pengukuran:
a) Kepuasan pelanggan
b) Audit Internal
c) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
d) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
4) Analisis data
5) Peningkatan berkelanjutan
6) Tindakan korektif
7) Tindakan preventif
14
VII. Penutup
Lampiran (jika ada)
15
B. Penyusunan rencana
1. Penetapan tujuan dan sasaran
2. Penyusunan rencana pelaksanaan
3. Penyusunan pelengkapan dokumen
4. Penutup.
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala Puskesmas dalam
menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan dalam rencana
tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pencapaian
Kegiatan.
Lampiran:
Lampiran 1. Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas
18
3. Tahap penyusunan RUK.
Penyusunan RUK memperhatikan hal- hal untuk mempertahankan kegiatan
yang sudah dicapai pada periode sebelmnya dan memperhatikan program/ upaya
yang masih bermasalah, menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan
kondisi kesehatan diwilayan tersebut dan kemampuan Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:
a. Analisis Masalah dan Kebutuhan Masyarakat.
Analisis masalah dan kebutuhan masyarakat dilakukan melalui kesepakatan tim
penyusun dan lintas sektoral Puskesmas melalui:
1) Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan, melalui analisis kesehatan masyarakat (community health
analysis)
2) Menetapkan urutan prioritas masalah,
3) Merumuskan masalah,
4) Mencari akar penyebab, dapat mepergunakan diagram sebab akibat,
pohon masalah, curah pendapat, dan alat lain yang dapat digunakan.
b. Penyusunan RUK.
Penyusunan RUK meliputi upaya kesehatan upaya wajib, pengembangan dan upaya
khusus setempat yang meliputi:
1) Kegiatan tahun yang akan datang,
2) Kebutuhan sumber daya,
3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
19
E. Pedoman/Panduan
Pedoman/panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-
langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman
mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan.
Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SPO.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan maka
Puskesmenyusun/membuat sistematika buku pedoman/panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan yaitu:
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan nomor dokumen, revisi dan
tanggal mulai diberlakukan dokumen.
2. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan lembar pengesahan Kepala
Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/ panduan tersebut.
3. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan
Kepala Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/ panduan tersebut.
20
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
21
Bagi Puskesmas yang telah menggunakan e-file tetap harus mempunyai
hardcopy pedoman/panduan yang dikelola oleh tim akreditasi Puskesmas atau
bagian Tata Usaha Puskesmas.
F. Kebijakan
Kebijakan adalah Peraturan/Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan
oleh penanggung jawab maupun pelaksana. Penyusunan Peraturan / Surat Keputusan
harus didasarkan pada peraturan perundangan, baik undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan
Menteri dan pedoman-pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas
Kesehatan Kabupaten. Peraturan/ Keputusan Kepala Puskesmas dapat dituangkan dalam
pasal-pasal dalam keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan/
Keputusan.
NOMOR
DOKUMEN
BULAN DAN TAHUN DIBUATNYA
DOKUMEN
DOKUMEN
JENIS DOKUMEN
6. Konsideran, meliputi :
a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatanperaturan/keputusan,
2) Huruf awal kata “Menimbang” diakhiri dengan tanda baca titik dua (:), dan
diletakkan di bagian kiri,
b. Mengingat:
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat Peraturan/Surat Keputusan,
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi,
3) Kata “Mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar dengan kata menimbang,
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan
hirarki tata perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu,
diawali dengan nomor 1, 2, dst, dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;).
c. Diktum:
1) Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah margin, seluruhnya dengan
huruf kapital;
2) Diktum “Menetapkan” dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke
bawah dengan kata menimbang dan mengingat, penulisan kata menetapkan
ditulis dengan huruf kapital “dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : );
3) Nama peraturan/keputusan sesuai dengan judul Peraturan/keputusan
(kepala naskah), seluruhnya ditulis dengan huruf kapital KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN
UPT PUSKESMAS TUNJUNG TEJA” dilanjutkan sesuai dengan judul SK dan
diakhiri dengan tanda baca titik (.).
23
d. Batang Tubuh
1) Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Surat Keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya:
Kesatu :
Kedua :
dst
2) Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan, ketentuan, dan peraturan lainnya disertai mencantumkan nomor
surat keputusan sebelumnya, dan
e. Kaki
1) Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang
memuat penandatangan penerapan Peraturan/Surat Keputusan,
pengundangan Peraturan/Surat Keputusan yang terdiri dari :
a) Tempat dan tanggal penetapan.
b) Nama jabatan dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda koma (,).
c) Tanda tangan pejabat dan
d) Nama lengkap pejabat dicetak tebal.
f. Penandatanganan:
Peraturan/Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas ditandatangani oleh Kepala
UPT Puskesmas dituliskan tanpa gelar.
Beberapa hal Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan / Surat
Keputusan yaitu:
a. Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun
terjadi penggantian Kepala Puskesmasmhingga adanya kebutuhan revisi atau
pembatalan.
b. Untuk Kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulis sebagai
24
diktum tetapi dalam bentuk Bab-bab dan Pasal-pasal
1. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih
terkait dengan upaya/ kegiatan.
2. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program tersebut
disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan
program tersebut dapat lebih kuat.
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan umum adalah tujuan
secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh karena itu antara
tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
5. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok
dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim,
melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
6. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan-tujuan upaya/kegiatan. Sasaran Program/kegiatan menunjukkan hasil antara
yang diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu:
25
1) Spesific:
Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan kesalahan
interpretasi/ Tidak multi tafsir dan menjawab masalah.
2) Measurable:
Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yaitu
dua atau lebih mengukur indikator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama.
3) Achievable:
Dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting, dan harus berguna
untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak
serta proses.
4) Relevan/Realistic:
Indikator kinerja harus sesuai dengan kebijakan yang berlaku
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan yang
akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan Gantt.
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Yang dimaksud dengan monitoring adalah melaksanakan pemantauan terhadap
pelaksanaan program/kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan, sementara
evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap
jadwal yang direncanakan. Jadwal tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan
sekali (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada
pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki
sehingga tidak mengganggu Program/kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang
ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama)
evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan
evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut harus dibuat.
Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana membuat
laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan
kepadasiapa.
9. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan adalah
bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kapan laporan harus
diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan. Evaluasi
kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Program/kegiatan secara menyeluruh. Jadi
yang ditulis di dalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapan
evaluasi harus dilakukan. Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai
26
kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana pembiayaan dan
anggaran
8. Format SOP
a. Kertas yang digunakan adalah HVS A4 putih 75 gram
b. Pada font penulisan menggunakan jenis huruf Arial. (lampiran)
c. Menggunakan format kertas A4 dengan Margin top: 2 cm, bottom: 3 cm, left: 3
cm, dan right: 2 cm. (lampiran)
d. Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang digunakan. Jika
sudah terdapat Format baku SOP berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
masing-masing, maka Format SOP dapat disesuaikan dengan Perda.
e. Jika belum terdapat Format Baku SOP berdasarkan Perda, maka SOP dapat
dibuat mengacu Permenpan No. 35/2012 atau pada contoh format SOP yang
ada dalam buku Pedoman Penyusunan Dokumen ini.
f. Prinsipnya adalah “format” SOP yang digunakan dalam satu institusi harus
“SERAGAM”
g. Contoh yang dapat digunakan di luar format SOP Permenpan terlampir dalam
Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Puskesmas.
h. Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi
tambahan materi/kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang memeriksa
SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan di dalam melihat langkah-
langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain- lain, namun
tidak boleh mengurangi item-item yang ada di SOP.
28
Gambar 3.10. kop/heading SOP Puskesmas
b) Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan
seterusnya SOP dibuat tanpa menyertakan kop/heading.
2) Komponen SOP
• Penjelasan:
Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah: nama
Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan
tanda tangan Kepala Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan,
kebijakan, prosedur/langkah-langkah, dan unit terkait boleh juga diberi
tabel/kotak.
NOMOR DOKUMEN
BULAN DAN TAHUN
JENIS DOKUMEN
NOMOR URUT
DOKUMEN
3) Isi SOP
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut:
a) Pengertian: diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau
definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan
salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci
“sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk...”
c) Kebijakan: berisi kebijakan Kepala UPT Puskesmas Tunjung Teja
yang menjadi dasar dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP
30
imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala
31
h) Hal-hal yang perlu diperhatikan : Hal-hal yang perlu diperhatikan
agar Prosedur berjalan sesuai
i) Dokumen terkait : Dokumen pendukung agar hasil kegiatan dapat
terdokumentasi dengan baik
j) Rekaman historis perubahan : Perubahan terkait unsur-unsur SOP
32
pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan
kenyamanan pasien. Untuk SOP profesi harus mengacu kepada standar
profesi, standar pelayanan, mengikuti
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan, dan
memperhatikan aspek keselamatan pasien.
CONTOH:
k. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
1) Evaluasi penerapan/ kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan
menilai tingkat kepatuhan terhadaplangkah-langkah dalam SOP. Untuk
evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/check list:
a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk
diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark).
b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
c) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan
dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
e) Langkah-langkah menyusun daftar tilik:
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan Identifikasi
prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah
pelaksanaan dan monitoringnya.
(1) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
(2) Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
(3) Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
(4) Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
(5) Lakukan uji-coba,
(6) Lakukan perbaikan daftar tilik,
33
(7) Standarisasi daftar tilik.
f) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam langkah-
langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.
34
keseluruhan dikoordinir oleh tim mutu/ tim akreditasi UPT Puskesmas Tunjung Teja
dengan mekanisme sebagai berikut:
a) SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke tim mutu/
tim akreditasi,
b) Fungsi tim mutu/ tim akreditasi Puskesmas di dalam penyusunan
dokumen adalah:
(1) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki dokumen yang telah
disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa maupun
penulisan,
(2) Mengkoordinir proses pembuatan dokumen sehingga tidak terjadi
duplikasi/ tumpang tindih dokumen antarunit,
(3) Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang akan ditandatangani
oleh Kepala UPT Puskesmas Tunjung Teja.
3. Pengesahan Dokumen
Dokumen disahkan oleh Kepala UPT Puskesmas Tunjung Teja.
4. Sosialisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu dilakukan sosialisasi
dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila rumit maka untuk melaksanakan SOP
tersebut perlu dilakukan pelatihan.
5. Pencatatan Dokumen, Distribusi dan Penarikan Dokumen
Kepala UPT Puskesmas Tunjung Teja menunjuk salah satu anggota Tim Mutu/ Tim
Akreditasi sebagai Petugas Pengendali Dokumen. Petugas tersebut bertanggung
jawab atas:
a. Penomoran dokumen
1) Tata cara penomoran Dokumen
Penomoran diatur pada kebijakan pengendalian dokumen, dengan ketentuan:
a) Semua dokumen harus diberi nomor,
b) Puskesmas/ FKTP agarmembuatkebijakan tentang pemberian
nomor sesuai dengan tata naskah yang dijadikan pedoman,
c) Pemberian nomor mengikuti tata naskah FKTP, atau ketentuan
penomoran (bisa menggunakan garis miring atau dengan sistem digit).
d) Pemberian nomor sebaiknya dilakukan secara terpusat.
b. Pencatatan dalam Daftar Dokumen Eksternal atau Internal
c. Menyerahkan dokumen kepada pengusul untuk menggandakan
d. Mendistribusikan dokumen yang sudah diberi stempel terkendali
1) Tata Cara Pendistribusian dokumen
a) Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan dokumen kepada unit
upaya atau pelaksana yang memerlukan dokumen tersebut agar dapat
35
digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatannya. Kegiatan ini
dilakukan oleh tim mutu atau bagian Tata Usaha UPT Puskesmas Tunjung
Teja sesuai pedoman tata naskah.
b) Distribusi harus memakai ekspedisi dan/atau formulir tanda terima.
c) Distribusi dokumen bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga seluruh
unit kerja lainnya.
d) Bagi Puskesmas/ Klinik yang sudah menggunakan e-file maka distribusi
dokumen bisa melalui jejaring area lokal, dan diatur kewenangan otorisasi di
setiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat mengetahui batas kewenanga
dalam membuka dokumen.
e. Menarik dokumen lama apabila dokumen ini adalah dokumen pengganti serta
mengisi format usulan penambahan/ penarikan dokumen.
f. Mengarsipkan dokumen induk yang sudah tidak berlaku dengan membubuhkan
stempel kadaluarsa dan kemudian menyimpan dokumen tersebut selama 2 tahun.
g. Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
dipergunakan maka unit kerja wajib mengssembalikan dokumen yang sudah tidak
berlaku tersebut ke sekretariat Tim mutu atau Bagian Tata Usaha sehingga di unit
kerja hanya ada dokumen yang masih berlaku saja. Sekretariat Tim Mutu atau
Bagian Tata Usaha organisasi dapat memusnahkan fotocopy dokumen yang tidak
berlaku tersebut, namun untuk dokumen yang asli agar tetap disimpan, dengan lama
penyimpanan sesuai ketentuan dalam ketentuan retensi dokumen yang berlaku di
UPT Puskesmas Tunjung Teja.
c. Dokumen di unit upaya UPT Puskesmas Tunjung Teja harus diletakkan di tempat
yang mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.
7. Penataan Dokumen
Untuk memudahkan di dalam pencarian dokumen akreditasi UPT Puskesmas Tunjung
Teja dikelompokan masing-masing bab/ kelompok pelayanan/ UKM dengan diurutkan
36
setiap urutan kriteria dan elemen penilaian, dan diberikan daftar secara berurutan.
J. Rekap Implementasi
1. Rekam implementasi adalah dokumen yang menjadi bukti obyektif dari kegiatan yang
dilakukan atau hasil yang dicapai sesuai kegiatan yang direncanakan.
2. Catatan/ rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendallikan. Organisasi harus menetapkan SOP terdokumentasi untuk
mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan,
perlindungan, pengambilan, lama simpan dan permusnahan. Catatan/ rekam
implementasi harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses
kembali.
Untuk memperjelas, buku Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Puskesmas
dilengkapi dengan contoh-contoh dokumen sebagai lampiran dari pedoman ini.
37
3. Isi Notulen
Isi Notulen merupakan suatu bagian dari susunan notulen yang isinya
berupa hal-hal yang dianggap penting dalam kegiatan tersebut, tanpa ada yang
tertinggal.Maksud dari pembuatan isi notulen adalah agar dapat membedakan dari
susunan matematis dalam notulen tersebut.
Adapun susunan sistimatika dalam penulisan notulen adalah :
a. Kata pembukaan
b. Pembahasan
b. Pembacaan Keputusan dari Hasil
c. Waktu (Jam) penutupan
4. Penandatanganan
Penandatanganan merupakan kumpulan tanda tangan orang-orang yang dianggap
penting terhadap pertanggung jawaban acara yang dilaksanakan.
Berikut adalah penjelasan tentang penandatanganan :
a. Notulen yang ditanda tangani oleh kepala UPT Puskesmas Tunjung Teja di
buku notulen.
b. Notulen ditanda tangani oleh notuler
38
BAB IV
PENUTUP
39
LAMPIRAN
40
Lampiran 1
…………………
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/5
UPT
PUSKESMAS
Dedeh Muhtiarah
TUNJUNG TEJA
4. Referensi
1.
5. Langkah – langkah
2.
Prosedur
3.
6. Unit Terkait Semua Unit Terkait ( Ruang KB,KIA,LAB,GIZI,FARMASI)
= Proses
= alir
= Keputusan
7. Diagram Alir
= Penghubung
= Arsip
= Dokumentasi
41
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9. Dokumen terkait
42
DAFTAR TILIK
UPT
PUSKESMAS
TUNJUNG TEJA
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
1 ………………………………………………………………………….
2 ………………………………………………………………………….
3 ………………………………………………………………………….
4 ………………………………………………………………………….
5 ………………………………………………………………………….
CR ............................................%.
Tunjung Teja,……………………..
Pelaksana / Auditor
(……………………..)
43
Lampiran 2
KOP PUSKESMAS
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 800/…./SK/I/2020
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG…………… (.)
(Sesuai dengan judul SK di atas diakhiri tanda baca titik(.)
Kesatu : M……… (.)
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan bila ada
kekeliruan akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.
DEDEH MUHTIARAH
44
Lampiran : Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Nomor :
Tentang :
A.
No
B.
DEDEH MUHTIARAH
45
Lampiran 3
Nomor :
Revisi ke :
Berlaku tanggal :
A. PENDAHULUAN
Salah satu pondasi utama dari pembangunan suatu bangsa adalah sumber daya manusia (SDM).
Sebuah bangsa bisa unggul dan bersaing di tengah sengitnya kompetisi global jika memiliki
masyarakat cerdas dan rakyat yang sehat. Menguatkan SDM perlu kebijakan terpadu multisektor sejak
masa kehamilan, usia dini, masa produktif maupun lanjut usia. Masalah kualitas SDM perlu ditinjau
dari mata rantai atau siklus kehidupan manusia. Persoalan kesehatan bukan hanya sekedar
penyediaan fasilitas kesehatan, tindakan medis maupun rehabilitatif, tetapi juga promotif-preventif
serta mendorong pola hidup sehat di masyarakat.
Data Riskesdas tahun 2013 dan 2018 menunjukkan adanya kenaikan prevalensi anemia pada
kelompok usia 15-24 tahun yaitu 18,4% menjadi 32%. Anemia pada remaja perlu terus mendapat
perhatian, karena remaja yang mengalami anemia cenderung lemah dan lemas sehingga lambat
dalam beraktivitas termasuk dalam menyelesaikan masalah. Penurunan prevalensi anemia remaja
juga merupakan salah satu upaya penurunan angka stunting di Indonesia.
Anemia merupakan salah satu dari tiga masalah gizi di Indonesia selain malnutrisi dan obesitas.
Anemia terjadi akibat kondisi kekurangan mikronutrien zat besi. Anemia pada remaja putri dapat
disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Merujuk pada Riskesdas tahun 2018, sekitar 65%
remaja tidak sarapan, 97% kurang mengonsumsi sayur dan buah, kurang aktifitas fisik serta konsumsi
gula, garam dan lemak berlebihan.
B. LATAR BELAKANG
Masa remaja adalah masa dimana manusia mengalami pertumbuhan yang pesat, sehingga
memerlukan asupan zat gizi yang seimbang. Selama ini, yang diperhatikan hanyalah asupan zat gizi
makro dan tidak memperhatikan zat gizi mikro. Padahal pada kenyataannya banyak anak pada masa
remaja mengalami anemia, yaitu kekurangan zat gizi mikro berupa zat besi. Bila keadaan ini terus
berlanjut, akan membuat remaja mengalami masalah yang berakibat penurunan produktivitas remaja.
Produktivitas remaja yang terus menurun ini akan menyebabkan kualitas SDM yang ada ikut
menurun.Secara umum, dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kualitas penerus bangsa ini.
Pada tahun 2020 cakupan remaja putri yang mendapat TTD di Provinsi Banten hanya sebesar
23,3%, sedangkan Kabupaten Serang 21,4%. Kabupaten Serang menargetkan cakupan pemberian
TTD remaja putri di tahun 2021 sebesar 52%. Rendahnya cakupan remaja putri mendapat TTD ini
dikarenakan kegiatan belajar di sekolah dihentikan akibat pandemi Covid-19. Siswa belajar secara
46
daring dari rumah, hal inilah yang menghambat distribusi TTD untuk remaja putri.
47
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
3 Pelaporan a. Pembina UKS atau PMR melaporkan jumlah siswi
yang minum Tablet Tambah Darah kepada Tenaga
Pelaksana Gizi melalui
b. Tenaga Pelaksana Gizi merekap jumlah siswi yang
minum Tablet Tambah Darah di wilayah kerja
Puskesmas
c. Tenaga Pelaksana Gizi melaporkan jumlah siswi
yang minum Tablet Tambah Darah ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang.
48
Kegiatan Pelaksanaan Lintas program Lintas sektor
No Ket
Pokok Program terkait terkait
b. Tenaga b. Program mengikuti
Pelaksana Gizi Promkes kegiatan dan
berkoordinasi - Mengikuti waktu
dengan pembina pelaksanaan pelaksanaan.
UKS atau PMR kegaitan dan
untuk memastikan melakukan
siswi meminum penyuluhan
Tablet Tambah terkait tema
Darah 1 tablet kegiatan
setiap minggu.
c. Bila daerah
menerapkan
PSBB dan terjadi
penutupan
sementara
sekolah karena
pandemi, maka
petugas
Puskesmas
berkordinasi
dengan sekolah
untuk
membagikan
Tablet Tambah
Darah sebelum
tanggal
dilakukaknnya
PJJ
(Pembelajaran
Jarak Jauh).
d. Bila sekolah
masih beroperasi
dan akan ditutup
sementara, guru
membekali siswi
dengan Tablet
Tambah Darah
selama masa
49
Kegiatan Pelaksanaan Lintas program Lintas sektor
No Ket
Pokok Program terkait terkait
Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ).
e. Petugas
puskesmas
membuat kegiatan
secara daring
untuk minum
Tablet Tambah
Darah sebagai
pemantauan
konsumsi Tablet
Tambah Darah.
3 Pelaporan a. Pembina UKS - a. Lintas Sektor -
atau PMR bidang
melaporkan pendidikan
jumlah siswi yang - Pembina
minum Tablet UKS atau
Tambah Darah PMR
kepada Tenaga melaporkan
Pelaksana Gizi pemberian
melalui Tablet
b. Tenaga Tambah
Pelaksana Gizi Darah
merekap jumlah melalui
siswi yang minum media
Tablet Tambah Whatsapp
Darah di wilayah Setiap bulan.
kerja Puskesmas
c. Tenaga
Pelaksana Gizi
melaporkan
jumlah siswi yang
minum Tablet
Tambah Darah
ke Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Serang.
50
F. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah remaja putri di lingkungan SMP/sederajat dan SMA/sederajat di
wilayah kerja UPT Puskesmas Tunjung Teja.
51
Lampiran 4
KOP PUSKESMAS
NOTULEN
Kegiatan :
Tempat kegiatan :
Tanggal kegiatan :
PJ Kegiatan :
Susunan Acara :
Isi Rapat :
Pelaksana/notuler :
1.
Penanggung Jawab :
1. Dedeh Muhtiarah
NIP. 19690108 198803 2 003
52
Lampiran 5
53
Lampiran 6
KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET PENANGGU KEBUTUHA MITRA WAKTU KEBUTU INDIKAT SUMBE
SASARAN NG N SUMBER KERJA PELAKS HAN OR R
JAWAB DAYA ANAAN ANGGAR KINERJA PEMBIA
AN YAAN
JUDUL
No. Dokumen :
No. Revisi : 00) baru
UPT PUSKESMAS
Hj. Dedeh Muhtiarah SST,Keb
TUNJUNG TEJA
NIP. 19690108 198803 2 003
(Definisi judul SOP)
1. Pengertian
Prosedur ………
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk …….
Surat Keputusan Kepala Upt Puskesmas Tunjung Teja No :
3. Kebijakan …..
Tentang …..
Pedoman ……..
4. Referensi
1.
5. Langkah – langkah
2.
Prosedur
= Proses
= Keputusan
= Penghubung
= Arsip
= Dokumentasi
Tanggal
10. Rekaman historis No Yang diubah Isi Perubahan dilakukan
perubahan perubahan
1
2
CONTOH LAMPIRAN SK:
U PT PU SK ESM AS T U N J U N G T EJ A
Jl. KH. Abdul Khabier Desa Malanggah Kec.Tunjung Teja Telp. 02547824109 Email. Pkm.tunjungteja@gmail.com
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
TEMBELANG TENTANG INDIKATOR
PRIORITAS MONITORING
IND..............................................................
NO
1
2
3
4
5
6
7
.........................................
...............................................
................................................
Spasi 2
Batas kiri
3 cm
Batas
kanan 2
DEDEH MUHTIARAH cm
Batas
bawah 3 cm
CONTOH LAMPIRAN SK KOSONG :
U PT PU SK ESM AS T U N J U N G T EJ A
Jl. KH. Abdul Khabier Desa Malanggah Kec.Tunjung Teja Telp. 02547824109 Email. Pkm.tunjungteja@gmail.com
MEMUTUSKAN
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan bila ada
kekeliruan akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.
DEDEH MUHTIARAH
U PT PU SK ESM AS T U N J U N G T EJ A
Jl. KH. Abdul Khabier Desa Malanggah Kec.Tunjung Teja Telp. 02547824109 Email. Pkm.tunjungteja@gmail.com
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
TEMBELANG TENTANG INDIKATOR
PRIORITAS MONITORING
IND..............................................................
NO
1
2
3
4
5
6
7
.........................................
...............................................
................................................
DEDEH MUHTIARAH
LAMPIRAN