Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat
dan HidayahNya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Penyusunan Tata
naskah Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
UPTD Puskesmas Tanjung Pati. Pedoman ini kami susun sebagai salah satu
upaya untuk memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan
persiapan akreditasi FKTP.
Akreditasi mempersyaratkan adanya pembuktian pelaksanaan
seluruh kegiatan pelayanan melalui dokumentasi dan penelusuran, karena
pada prinsip akreditasi, seluruh kegiatan harus tertulis dan apa yang
tertulis harus dikerjakan dengan sesuai. Pedoman tata naskah ini
merupakan panduan yang berisi contoh-contoh dokumen yang dapat
digunakan dalam menyusun dokumen akreditasi.
Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan ucapan
terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam proses
penyusunan Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi FKTP UPTD
Puskesmas Tanjung Pati. Semoga dengan digunakannya buku ini dapat
mempermudah pembaca dalam menyiapkan dokumen akreditasi FKTP.
dr.Febriandi
i
DAFTAR ISI
Kata Penganta……………………………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………ii
BAB 1 : PENDAHULUAN……………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………….1
C. Saran…………………………………………………………………………………….1
D. Dasar Hukum……………………………………………………………………………2
A. Tata Naskah……………………………………………………………………………..6
B. Kebijakan ………………………………………………………………………………10
F. Pedoman/ Panduan……………………………………………………………………..21
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………..47
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………48
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Maksud
2. Tujuan
C. SASARAN
1
2. Kepala UPTD Puskesmas, Tim Mutu, Pelaksana dan Tim Akreditasi
UPTD Puskesmas.
D. DASAR HUKUM
2
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI UPTD Puskesmas Tanjung Pati
1. Dokumen Internal
2. Dokumen Eksternal
1. Dokumen Induk
2. Dokumen terkendali
3
4. Dokumen Kadaluwarsa
4
yang dilaksanakan) dan dokumen-dokumen pendukung lain, seperti foto
copy ijazah, sertifikat pelatihan, sertifikat kalibrasi, dan sebagainya.
5
BAB III
A. TATA NASKAH
1. Pengertian
6
m. Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan,
pertanyaan, permintaan jawaban atau saran dan sebagainya.
b. Asas pembakuan,
c. Asas akuntabilitas,
d. Asas keterkaitan,
f. Asas keamanan.
a. ketelitian,
b. kejelasan,
7
b. tingkat keamanan,
c. kecepatan proses,
6. Pengetikan :
8
Catatan: Dalam pelaksanaannya, penggunaan format kepala naskah
seperti tersebut di atas bersifat fleksibel, sesuai keperluan
dokumennya.
Untuk contoh format kepala naskah yaitu kop surat keputusan UPTD
Puskesmas Tanjung Pati beserta cara pembuatan isinya, susunannya
adalah sebagai berikut :
3 cm 1,5 cm
5 cm
Keterangan :
8. Metode Penomoran
9
440 :Kesehatan
500 :Perekonomian
600 :Pekerjaan Umum
700 :Pengawasan
800 :Kepegawaian
900 :Keuangan
B. KEBIJAKAN
1. Pembukaan :
000 : Umum
100 : Pemerintah
200 : Politik
300 :Keamanan/ketertiban
400 :Kesejahteraan Rakyat
440 :Kesehatan
500 :Perekonomian
600 :Pekerjaan Umum
700 :Pengawasan
800 :Kepegawaian
900 :Keuangan
Untuk Penomoran SK Mengacu pada buku khusus penomoran SK
yang ada di Tata Usaha.
10
d. Penulisan SK
1. Korp Surat SK :
2. Judul Lampiran SK
2. Konsideran, meliputi :
3. Diktum:
4. Batang Tubuh.
misalnya:
KESATU :
11
KEDUA :
Dst.
e. Penandatanganan:
TENTANG
12
Menimbang : a. Bahwa UPTD Puskesmas Tanjung Pati adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan memprioritaskan
pelayanan upaya kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
MEMUTUSKAN
13
KEDUA : Uraian tugas penanggung jawab Upaya Kesehatan
Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan Tahun 2023
sebagaimana di maksud pada dictum KESATU adalah
sebagaimana terlampir pada lampiran II yang tak terpisahkan
dari Keputusan ini;
FEBRIANDI
KATA PENGANTAR
I. Pendahuluan, yang berisi:
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan ( Proses Bisnis )
B. Ruang Lingkup Penerapan system Manajemen Mutu
C. Tujuan
D. Landasan hukum (peraturan/dokumen yang menjadi acuan)
E. Istilah dan definisi
II. Sistem Manajemen Mutu
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekam Implementasi/ Catatan Mutu
III. Tanggung jawab manajemen
A. Komitmen manajemen
B. Fokus pada Sasaran/ Pelanggan/ Masyarakat
C. Kebijakan mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran
Kinerja/ Mutu
E. Tanggung jawab dan Wewenang Manajemen Mutu
F. Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi internal
14
IV. Tinjauan Manajemen
A. Umum
B. Masukan tinjauan
C. Luaran tinjauan
V. Manajemen sumber daya
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan kerja
VI. Penyelenggaraan pelayanan:
A. Upaya Kesehatan Masyarkat Puskesmas:
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan
pengukuran kinerja (Penilaian Kinerja Puskesmas)
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM:
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)
a) Pemantauan dan pengukuran proses
b) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian Hasil Pelayanan yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan koreksi/ Prevensi dan Perbaikan terus menerus
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan Upaya Kesehatan Perseorangan(Klinis) :
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban Pelanggan
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam
medis, dsb)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dn Keselamatan Pasien
a. Penilaian indicator kinerja klinis
b. Pengukuran Pencapaian sasaran keselamatan pasien
15
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen risiko
6. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
VII. Penutup
Lampiran (jika ada)
1. Pendahuluan
16
1. Tim mempelajari kebijakan, RPJMN, Rencana Strategis
Kementrian Kesehatan, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kabupaten /Kota, Dinas Kesehatan Propinsi
/Kabupaten /Kota, target kinerja lima tahunan yang
harus dicapai puskesmas.
2. Tim mengumpulkan data :
a. Data umum
b. Data wilayah
c. Data penduduk sasaran
d. Data cakupan
e. Data sumber daya
17
3. Program kerja pengembangan manajemen,
4. Program Kerja Pengembangan UKM dan UKP dan
seterusnya.
Bab VI Pemantauan dan penilaian
Bab VII Penutup
Lampiran : matriks rencana kinerja lima tahunan UPTD Puskesmas
Tanjung Pati.
18
5. Penutup
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu kepala
UPTD Puskesmas dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang
kemudian diuraikan dalam rencana tahunan dalam bentuk Rencana
Usulan Kegiatan dan Rencana Pencapaian Kegiatan.
19
Penyusunan RUK memperhatikan hal- hal untuk mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelmnya dan
memperhatikan program/ upaya yang masih bermasalah, menyusun
rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan
diwilayan tersebut dan kemampuan Puskesmas. Penyusunan RUK
terdiri dua tahap, yaitu:
a. Analisis Masalah dan Kebutuhan Masyarakat.
Analisis masalah dan kebutuhan masyarakat dilakukan melalui
kesepakatan tim penyusun dan lintas sektoral Puskesmas melalui:
1) Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan, melalui analisis kesehatan masyarakat (community
health analysis)
2) Menetapkan urutan prioritas masalah dengan table USG,
3) Merumuskan masalah,
4) Mencari akar penyebab, dapat mepergunakan diagram sebab
akibat, fishbond, curah pendapat, dan alat lain yang dapat
digunakan.
b. Penyusunan RUK.
Penyusunan RUK meliputi upaya kesehatan upaya wajib,
pengembangan dan upaya khusus setempat yang meliputi:
1) Kegiatan tahun yang akan datang,
2) Kebutuhan sumber daya,
3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Visi dan Misi
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II DATA DATA PUSKESMAS
1. Data umum
A. Peta wilayah
(format 1 atau gambar peta wilayah kerja puskesmas)
20
Data fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas
( di dalam dan luar gedung )
B. Data sumber daya
1) Ketenagaan puskesmas
2) Keadaan obat dan bahan habis pakai
3) Keadaan alat kesehatan
4) Pembiayaan kesehatan
5) Keadaan sarana dan prasarana
C. Data peran serta masyaraakat
D. Data penduduk dan sasaran program
E. Data sekolah
F. Data kesehatan lingkungan
2. Data Khusus
A. Status Kesehatan
1) Data kematian
2) Kunjungan kesakitan
3) Data sepuluh penyakit terbesar
B. Kejadian luar biasa
C. Cakupan program pelayanan kesehatan 1 tahun
D. Hasil survey (bila ada )
BAB III ANALISIS MASALAH
A. idetifikasi masalah dan prioritas masalah
B. menetapkan urutan prioritas
C. Merumuskan masalah
D. Mencari akar masalah
E. Menetapkan cara pemecahan masalah
F. Pedoman/ Panduan
21
5. Format baku sistematika pedoman yang digunakan di UPTD
Puskesmas Tanjung Pati sebagai berikut :
22
Sistematika panduan pelayanan Puskesmas dapat dibuat sesuai
dengan materi/isi panduan. Pedoman/panduan yang harus dibuat
adalah pedoman/panduan minimal yang harus ada di Puskesmas
yang dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta dalam elemen
penilaian.
I. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat
umum yang masih terkait dengan upaya/ kegiatan
II. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
III. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan umum adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan
tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
IV. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah
kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan
Program/kegiatan.
V. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk
melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan.
VI. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur
untuk mencapai tujuan tujuan upaya/kegiatan. Sasaran progra/
kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk
merealisir tujuan tertentu.
VII. Jadwal Pelaksanaan kegiatan
Jadwal merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian
kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam
bagan Gantt.
VIII. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan pelaporan
Monitoring adalah melaksanakan pemantauan terhadap
pelaksanaan program / kegiatan agar tidak terjadi
penyimpangan, sementara evaluasi pelaksanaan kegiatan
adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap jadwal yang
dilaksanakan.
IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
23
H. Standar Operasional Prosedur (SOP)
24
profesi sehingga dianggap lebih tepat karena prosedur yang
dimaksud dalam pedoman penyusunan dokumen akreditasi UPTD
Puskesmas Tanjung Pati ini adalah prosedur yang bersifat institusi
maupun perorangan sebagai profesi, sementara istilah “Standar
Prosedur Operasional” (SPO) yang dipergunakan dalam undang-
undang Praktik Kedokteran maupun dalam undang-undang
Kesehatan lebih bersifat perorangan sebagai profesi.
6. Tujuan Penyusunan SOP
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
7. Manfaat SOP
a. Memenuhi persyaratan standar pelayanan UPTD Puskesmas
Tanjung Pati
b. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
c. Memastikan staf UPTD Puskesmas Tanjung Pati memahami
bagaimana melaksanakan pekerjaannya
Contoh :
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan
pasien dari tempat tidur ke kereta dorong.
8. Format SOP
a. Jika sudah terdapat format baku SOP berdasarkan Peraturan
Daerah (Perda) masing-masing, maka Format SOP dapat
disesuaikan dengan Perda Tersebut.
b. Jika belum terdapat format baku SOP berdasarkan perda, maka
SOP dapat dibuat mengacu Permenpan RI No.35/2012 atau pada
contoh formatSOP yang ada dalam baku Pedoman Penyusunan
Dokumen ini.
c. Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu
institusi harus “SERAGAM”
d. Contoh yang dapat digunakan di luar format SOP Permenpan
terlampir dalam Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi
UPTD Puskesmas ini.
e. Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini
dapat diberi tambahan materi/kolom misalnya, nama
penyusunan SOP, unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP
tindakan agar memudahkan di dalam melihat langkah -
langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan
lain lain, namun tidak bolehmengurangi item-item yang ada di
SOP.
25
Format SOP sebagai berikut :
Contoh Kop/Heading SOP Puskesmas :
26
Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel/kotak adalah :nama
Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan
tandatangan Kepala UPTD Puskesmas, sedangkan untuk pengertian,
tujuan, kebijakan, prosedur/langkah-langkah, dan unit terkait boleh
tidak diberi kotak/tabel. Penulisan SOP menggunakan jenis huruf
Bold Man Old Style.
1. Petunjuk pengisian SOP
a. Logo
1) Bagi puskesmas logo yang dipakai adalah logo
pemerintah kabupaten/kota dan lambang puskesmas
2) Bagi klinik pratama dan tempat praktik mandiri
dokter/dokter gigi, logo yang dicantumkan adalah logo
klinik pratama dan tempat praktik mandiri dokter/dokter
gigi
b. Kotak Kop/Heading
1) Heading hanya dicetak dihalaman pertama
2) Kotak FKTP diberi logo pemerintah daerah dan nama
puskesmas dengan ukuran 10
3) Kotak judul diberi judul/nama SOP sesuai proses
kerjanya dengan ukuran 12 dan untuk tulisan “SOP”
ukuran font 14
4) No.Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran
yang berlaku di puskesmas. Format nomor SOP :
SOP/Admen/UKP/UKM/Singkatan judul SOP/Nomor
SOP dengan ukuran 12
5) No.Revisi : diisi dengan status revisi, dapat menggunakan
huruf. Contoh : dikumen baru diberi huruf A, dokumen
revisi pertama diberi huruf B dan seterusnya. Tetapi
dapat juga dengan angka, misalnya untuk dokumen baru
27
dapat diberi nomor 1, dan seterusnya. Hurufnya ukuran
12.
6) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya
atau tanggal diberlakukannya SOP tersebut. Ukuran
huruf 12.
7) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan
juga total halaman untuk SOP tersebut (misalnya 1/5 ).
Ukuran huruf 12. Namun ditiap halaman selanjutnya
dibuat footer, misalnya pada halaman kedua : 2/5,
halaman terakhir : 5/5.
8) Ditetapkan kepala UPTD Puskesmas?FKTP : diberi
tandatangan Kepala FKTP lengkap dengan gelar dan NIP
dengan huruf ukuran untuk nama ukuran font 10 dan
untuk NIP ukuran font 8
c. Isi SOP
Isi dari SOP minimal adalah sebagai berikut :
1) Pengertian : yang paling awal diisi judul SOP adalah
dan berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah
yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan
salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
2) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara
spesifik
3) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala UPTD Puskesmas
yang menjadi dasar dibuatnya SOP tersebut.
Dicantumkan kebijakan yang mendasari SPO tersebut
4) Referensi : berisikan dokumen eksternal sebagai
acuan penyusunan SOP, bisa berbentuk buku,
peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain
sebagai bahan pustaka.
5) Prosedur / langkah -langkah : bagian ini merupakan
bagian utama yang menguraikan langkah - langkah
kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
6) Diagram Alir (Flow Chart) : didalam penyusunan
prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram
alir/bagan air untuk memudahkan dalam
pemahaman langkah-langkahnya. Adapun bagan alir
secara garis besar dibagi menjadi dua amacam, yaitu
diagram alir makro dan diagram alir mikro. Diagram
alir yang digunakan berdasarkan pedoman tata
naskah akreditasi yang dikeluarkan oleh Kementrian
Kesehatan.
28
b) Diagram alir mikro, menunjukkan rincian
kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan diagram
makro, bentuk simbul sebagai berikut :
Awal kegiatan :
Akhir Kegiatan :
Simbol Keputusan :
Ya
?
Tidak
Penghubung :
Dokumen :
Arsip :
29
proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian tim
mutu diminta memberi tanggapan.
3) Didalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa
melakukan apa, dimana, kapan dan mengapa
4) SOP jangan menggunakan kalimat perintah/
instruksi bagi pelaksana dengan bahsa yang dikenal
pemakai.
5) SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan.
Untuk SOP pelayanan pasien maka harus
memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan
kenyamanan pasien. Untuk SOP profesi harus
mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan,
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) kesehatan, dan memperhatikan
aspek keselamatan pasien.
e. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan
SOP .
1) Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat
dilakukan dengan menilai tingkat kepatuhan
terhadap langkah langkah dalam SOP. Untuk evaluasi
ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar
tilik/check list
a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (action)
yang dikerjakan secara konsisten, diikuti dalam
pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk
diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (Check-Mark)
b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem
manajemen mutu untuk mendukung standarisasi
suatu proses pelayanan.
c) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP
yang kompleks.
d) Daftar tilik tidak dapat digunakan mendukung,
mempermudah pelaksanaan dan memonitor SOP,
bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
e) Langkah langkah menyusun daftar tilik :
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan
melakukan identifikasi prosedur yang
membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah
pelaksanaan dan monitoringnya
Gambarkan flow-chart dari prosedur
tersebut
Buat daftar kerja yang harus dilakukan
Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan
format tertentu
Lakukan uni coba
Lakukan perbaikan daftar tilik
Standarisasi daftar tilik
2) Evaluasi isi SOP
a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan
dan minimal dua tahun sekali yang dilakukan
oelh masing-masing unit kerja.
b) Hasil evaluasi : SOP masih tetap bisa
dipergunakan, atau SOP tersebut perlu
diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP bisa
dilakukan sebagian atau seluruhnya.
30
c) Perbaikan/revisi perlu dilakukan bila :
Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan
yang ada
Adanya perkembangan ilmu dan teknologi
(IPTEK) pelayanan kesehatan
Adanya perubahan organisasi atau kebijakan
baru
Adanya perubahan fasilitas
d) Pergantian kepala puskesmas, bila SOP memang
masih sesuai/ dipergunakan maka tidak perlu
direvisi.
Pengaturan tambahan untuk penulisan dokumen akreditasi:
1. SK ditulis dengan huruf Bookman Old Style ukuran 12
2. Dokumen lainnya dengan huruf Times New Roman ukuran 12
3. Spasi antar kalimat 1,15
4. Margin :
Atas / top : 2 cm
Bawah/ Bottom : 2 cm
Kiri : 3 cm
Kanan : 2 cm
5. Ukuran Kertas Legal 8,5” x 14 “ 22 x 36 cm, Width : 21,59 cm,
Height : 35,56 cm
32
a) Bagian konsiderans memuat pertimbangan
b) Jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai
yang ditugasi dimasukkan ke dalam lampiran yang
terdiri dari kolom ditugasi dimasukkan ke dalam
lampiran yang terdiri dari kolom , nomor urut, nama,
pangkat, NIP, jabatan, dan keterangan
c) Surat tugas tidak berlaku lagi setelah tugas termuat
dan dilaksanakan.
33
CONTOH FORMAT
SURAT PERINTAH TUGAS (A)
MEMERINTAHKAN :
1.
Untuk :
Hari :
Tanggal :
Tempat :
dr.FEBRIANDI
NIP. 19810217 201101 1 001
CONTOH FORMAT
SURAT PERINTAH TUGAS (B)
34
35
K. NASKAH DINAS KHUSUS
1. Surat perjanjian
Surat perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan
bersama tentang objek yang mengikat antar kedua belah pihak
atau lebih untuk melaksanakan tindakan atau perbuatan hukum
yang disepakati bersama.
a. Pengertian
36
Kerja sama perjanjian dalam negri antar instansi baik pusat
maupun daerhan dibuat dalam bentuk kesepahaman bersama
atau perjanjian kerja sama.
b. Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Perjanjian yang dilakukan antarinstansi pemerintah didalam
negeri, baik dipusat maupun di daerah dibuat dan ditandatangani
oleh pejabat sesuai dengan tegas, fungsi, wewenang, dan tanggung
jawabnya
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat perjanjian kerja sama dalam negri
terdiri dari :
a) Lambang negara (untuk pejabat negara) diletakkan secara
simetris, atau logo (untuk nonpejabat negara) yang
diletakkan di sebelah kanan dan kiri atas, disesuaikan
dengan penyebutan nama instansi
b) Nama instansi
c) Judul perjanjian
d) Nomor
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat perjanjian kerja sama memuat
perjanjian, yang dituangkan dalam bentuk pasal-pasal
3) Kaki
Bagian kaki surat perjanjian kerja sama terdiri dari nama
penanda tangan para pihak yang mengadakan perjanjian dan
para saksi (jika dipandang perlu), dibubuhi materai sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang - undangan
37
38
2. Surat kuasa pendelegasian wewenang
a. Pengertian
Surat kuasa / pendelegasian wewenang adalah naskah
dinas yang berisi pemberian wewenang kepada badan
hukum/kelompok orang /perseorangan atau pihak lain dengan
atas namanya untuk mlakukan suatu tindakan tertentu dalam
rangka kedinasan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat perjanjian kerja sama dalam negri
terdiri dari :
a) Kop naskah dinas yang berisi logodan nama instansi,
yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf
kaital
b) Judul surat kuasa
c) Nomor surat kuasa
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat kuasa memuat materi yang
dikuasakan
3) Kaki
Bagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat,
tanggal, bulan, dan tahun pembuatan serta nama dan tanda
tangan para pihak yan berkepentingan dan dibubuhi materai.
39
PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TANJUNG PATI
Jln.Raya Negara Km.7 Tanjung Pati Kec Harau Kode pos .26271
Email: uptdpuskesmastanjungpati@gmail.com
uptd_puskesmas_tanjung_pati Uptd Puskesmas Tanjung Pati UPTD PUSKESMAS TANJUNG PATI
PIHAK PERTAMA
1. Nama :
NIP :
Pangkat / Golongan:
Jabatan :
PIHAK KEDUA
2. Nama :
NIP :
Pangkat / Golongan:
Jabatan :
Dengan ini PIHAK PERTAMA memberikan :
Pelimpahan wewenang dalam melakukan pelayanan PENGOBATAN KESEHATAN DASAR di
Puskesmas Tanjung Pati kepada PIHAK KEDUA, dengan ketentuan :
1. Untuk memberikan pelayanan medis selama dokter tidak berada ditempat kerja
( Puskesmas ) atau wilayah kerja ( Jorong ) Puskesmas Tanjung Pati.
2. Dalam menjalankan tugas limpah tersebut diharapkan harus sesuai dengan protap,
SOP Pelayanan Medis Dasar yang telah ditentukan dan atau berkonsultasi kepada
Dokter yang bersangkutan.
3. Untuk petugas paramedis yang melaksanakan tugas limpah didesa diharapkan juga
harus sesuai dengan buku pedoman pengobatan di Puskesmas Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS), Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan atau
berkoordinasi kepada Dokter yang bersangkutan.
4. Semua resiko yang terjadi akibat pelimpahan wewenang ini merupakan tanggung
jawab bersama Dokter dan Petugas serta institusi.
5. Semua resiko yang terjadi diluar kewenangan yang diberikan menjadi tanggung
jawab petugas sendiri
6. PIHAK KEDUA tidak diberikan wewenang untuk melakukan tindakan medic sedang
dan berat kecuali dibawah bimbingan PIHAK PERTAMA.
7. Surat ini berlaku sejak diterbitkan sampai dokter yang bersangkutan tidak lagi
bertugas di Puskesmas Tanjung Pati.
………………………….. …………………………………
Nip. Nip
Mengetahui :
Kepala Puskesmas Tanjung Pati
dr. Febriandi
Nip. 19810217 201101 1 001
40
3. Surat Keterangan
a. Pengertian
Surat Keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi hal
atau seseorang untuk kepentingan kedinasan
b. Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai
dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat keterangan terdiri dari :
a) Kop surat keterangan, yang berisi logo dan nama instansi
diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf
kapital
b) Judul surat keterangan
c) Nomor surat keterangan
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh suratketerangan memuat pejabat
yang menerangkan dan pegawai yang diterangkan serta maksud
dan tujuan diterbitkannya surat keterangan.
3) Kaki
Bagian kaki surat keterangan memuat keterangan tempat,
tanggal, bulan, tahun, nama jabatan, tanda tangan, dan nama
pejabat yang membuat surat keterangan tersebut. Posisi bagian
kaki terletak pada bagian kanan bawah.
41
42
4. Surat pengantar
a. Pengertian
Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan
untuk mengantar/menyampaikan barang atau naskah
b. Wewewnang pembuatan dan penandatanganan
Surat perintah tugas dibuat ditandatangani oleh pejabat
sesuai dengan tugas wewenang dan tanggung jawabnya.
1. Susunan
1) Kepala
Bagian Kepala Surat perintah tugas terdiri dari hal
berikut :
a) Kop naskah dinas,
b) Nomor
c) Tanggal
d) Nama jabatan/alamat yang dituju
e) Tulisan surat pengantar yang diletakkan secara
simetris
2) Batang tubuh
Bagian batang tubuh surat perintah tugas terdiri dari hal
berikut :
a) Nomor urut
b) Jenis yang dikirim
c) Banyaknya naskah/barang
d) keterangan
3) Kaki
Bagian kaki surat tugas terdiri dari :
a) Pengiriman yang berada disebelah kanan, yang
meliputi :
i. Nama jabatan pembuat pengantar
ii. Tanda tangan
iii. Nama dan NIP
iv. Stempel jabatan/instansi
b) Penerima yang berada di sebelah kiri, meliputi :
i. Nama jabatan penerima
ii. Tanda tangan
iii. Nama dan NIP
iv. Cap instansi
v. Nomor telepon/faksimile
vi. Tanggal penerimaan
c. Hal yang perlu diperhatikan
Surat pengantar dikirim dalam dua rangkap, lembar
pertama untuk penerima dan lembar kedua untuk pengirim
d. Penomoran
Penomoran surat pengantar sama dengan
penomoran surat dinas.
43
5. Telaah Staf
a. Pengertian
Telaah Staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh
pejabat atau staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai
suatu persoalan dengan memberikan jalan keluar/pemecahan
yang disarankan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat keterangan terdiri dari :
a) Judul telaahan staf dan diletakkan secara simetris di
tengah atas.
b) Uraian singkat tentang permasalahan
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh telaahan staf terdiri dari
a) Persoalan yang memuat pernyataan singkat dan jelas
tentang persoalan yang akan dipecahkan
b) Praangapan yang memuat dugaan yang beralasan,
berdasarkan data yang ada, saling berhubungan sesuai
dengan situasi yang dihadapi dan merupakan
kemungkinan kejadian di masa yag akan datang.
c) Fakta yang mempengaruhi, yang memuat fakta yang
landasan analisis dan pemecahan persoalan
d) Analisi pengaruh praangapan dan fakta terhadap
persoalan dan akibatnya, hambatan serta keuntungan
44
dan kerugiannnya, pemecahan atau cara bertindak
yangmungkin atau dapat dilakukan.
e) Simpula yang memuat intisari hasil diskusi yang
merupakan pilihan cara bertindak atau jalan keluar
f) Tindakan yang disarankan, yang memuat secara ringkas
dan jelas sara atau usul tindakan untuk mengatasi
persoalan yang dihadapi
3) Kaki
Bagian kaki telaah staf terdiri dari :
a) Nama jabatan pembuat telaah staf, yang ditulis dengan
huruf awal kapital
b) Tanda tangan
c) Nama lengkap
d) Daftar lampiran
45
CONTOH FORMAT TELAAH STAF
INFORMASI STAF
Sekretaris 1. PERMASALAHAN
a. Telah berakhirnya perjanjian kerja sama tenaga Non ASN bersumber dana BLUD TA
2022 dengan jabatan Bidan, Tenaga kebersihan, keamanan dan pengemudi di
UPTD Puskesmas Tanjung Pati.
b. Tidak tersedianya menu tenaga dengan perjanjian kerja di menu BOK DAK Non
Fisik tahun 2023, dimana pada tahun 2022 UPTD Puskesmas Tanjung Pati
mempunyai 1 orang tenaga dengan perjanjian kerja dari dana BOK DAK Non Fisik
yaitu Analis aplikasi dan pengolahan data sistem keuangan.
2. PRA ANGGAPAN
Dengan adanya tenaga dengan perjanjian kerja ini, diharapkan :
a. Pelayanan kesehatan daerah jauh di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung
Pati bisa terlaksana dengan baik.
b. Laporan keuangan dan pengelolaan keuangan serta administrasi kesehatan
UPTD Puskesmas Tanjung Pati bisa terlaksana dengan baik.
c. Rujukan pasien dan operasional UPTD Puskesmas Tanjung Pati bisa
terlaksana dengan baik.
d. Kebersihan, keindahan dan ketertiban (K3) UPTD Puskesmas Tanjung Pati
akan terjaga.
e. Keamanan UPTD Puskesmas Tanjung Pati akan terkendali.
3. FAKTA YANG MEMPENGARUHI
Kepala Dinas a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
4. PEMECAHAN MASALAH :
Agar kegiatan administrasi, pelayanan kesehatan dan pemeliharaan lingkungan
yang sehat, aman dan terkendali maka perjanjian kerja sama tenaga Non ASN di
UPTD Puskesmas Tanjung Pati perlu diperpanjang.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisa diatas maka dapat disimpulkan :
1. Perpanjangan Perjanjian Kerjasama tenaga Non ASN yang terdiri dari Bidan,
Tenaga kebersihan, keamanan dan pengemudi serta Analis aplikasi dan
pengolahan data sistem keuangan.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga tersebut dibebankan pada dana BLUD
UPTD Puskesmas Tanjung Pati TA. 2023.
3. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kami mohon kepada bapak untuk
dapat menyetujuinya.
Demikianlah Informasi Staf ini disampaikan, atas saran dan petunjuk dari bapak diucapkan
terima kasih.
Dr. Febriandi
46
BAB IV
PENUTUP
Dr.Febriandi
NIP.198110217 201101 1 001
47
DAFTAR PUSTAKA
48