Anda di halaman 1dari 31

EVALUASI PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

DENGAN INDIKATOR TIDAK MEROKOK DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS RAWAT INAP KEDATON TAHUN 2019

Oleh: Pembimbing:
Abimanyu Darmawan, S.Ked dr. Fi tr i a Saftar i na , M . Sc
(1918012001)

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
1. Pendahuluan
Latar Belakang
Merokok sudah menjadi gaya hidup di masa kini meskipun mereka mengetahui dampak negative dari
mengonsumsi rokok (Nururrahmah, 2014).

Penelitian jumlah konsumsi rokok


Perokok pria:
tahun 1980-2012 di 187 negara
15-24 tahun 
prevalensi
tinggi di negara

35-49 tahun:

Negara
maju dan
berkembang 30-34 tahun: 1980 Jumlah perokok 4,96 milyar

berkembang Negara Maju


Jumlah perokok meningkat menjadi 6,25
2012 milyar

(Marie et al., 2014).


Latar Belakang
Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah
perokok terbanyak khususnya kepulauan Riau
dengan proporsi tertinggi setiap harinya (27,2%)
(Riskesdas,2013).
1
Lampung sebagai kota ke-7 dengan
proporsi perokok terbanyak di Indonesia.

Salah satu upaya menekan laju epidemi perokok


di Lampung khususnya Kawasan Puskesmas
Rawat Inap Kedaton dengan melakukan PHBS
3
1. China
2. India
3. Indonesia
Rumusan Masalah

Bagaimana evaluasi dan alternative pemecahan masalah


program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dengan indikator tidak merokok di wilayah kerja
puskesmas rawat inap kedaton tahun 2019 ?
Tujuan
Tujuan Umum Tujuan Khusus

Untuk memahami program Perilaku Hidup Bersih 1. Mengetahui masalah dari program Perilaku
dan Sehat (PHBS) dengan indikator tidak merokok di Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan
berbagai tatanan yang bertujuan untuk mencegah indikator tidak merokok di wilayah kerja
terjadinya penyakit degenerative serta tercapainya Puskesmas Rawat Inap Kedaton
derajat pelayanan yang optimal bagi seluruh 2. Mengetahui penyebab masalah program
masyarakat wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Kedaton Kota Bandar Lampung dengan indikator tidak merokok di wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap Kedaton
3. Dirumuskannya alternatif pemecahan masalah
bagi pelaksanaan program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dengan indikator tidak
merokok di wilayah kerja Puskesmas Rawat
Inap Kedaton
2. Tinjauan Pustaka
Sejarah Rokok di Indonesia

Awal abad ke-19 Jenis rokok pertama yang


Rokok pertama kali digunakan diproduksi
sebagai obat untuk mengobati Rokok cengkeh yang dihisap
penyakit jantung oleh seorang dan memunculkan bunyi kretek-
warga Kudus. kretek.

Awal abad ke-19 Akhir abad ke-19


Rokok juga memberikan Menghisap rokok menjadi
kenikmatan bagi sebagian kebiasaan masyarakat Indonesia
masyarakat, sehingga memaksa baik di kalangan atas,
mereka untuk memproduksi menengah maupun bawah.
dalam jumlah besar.
Definisi Kandungan utama pada
asap rokok
Rokok merupakan salah satu
olahan tembakau yang dihasilkan 1. Nikotin
dari tanaman Nicotiana t abacum,
Nicotiana rustica atau bahan 2. Tar
sintesis lainnya yang mengandung 3. Karbonmonoksida
nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan (Riskesdas,
2013).
Dampak Rokok
Mengakibatkan
apoptosis sel Aterosklerosis  Pneumonia, emfisema dan
serangan jantung  bronchitis kronis meningkat
Menimbulkan stroke karena rokok
Stres Oksidatif
PPOK
Kardiovaskular
Saluran
Sistem Pernafasan
Penglihatan Sistem
Reproduksi Pria
Kebutaan Sistem Reproduksi
Wanita
Mengganggu proses
spermatogenesis
Infertilitas
Disfungsi ereksi/impoten
Berisiko pada ibu hamil untuk
melahirkan bayi prematur
Program Puskesmas
Promosi Kesehatan
Penyuluhan PHBS pada rumah tangga
, institusi Pendidikan, institusi sarana
kesehatan, institusi tempat kerja, tidak
merokok.

Kes-ling
Penyehatan air, hygiene dan sanitasi
makanan dan minuman, penyehatan
tempat pembuangan sampah dan limbah,
penyehatan lingkungan pemukiman dan
jamban keluarga, pengawasan sanitasi
tempat-tempat umum, klinik sanitasi
puskesmas, dan pengendalian vektor. Gizi Masyarakat
Pemberian kapsul vitamin A pada balita 2 kali
per tahun, pemberian tablet besi (90) tablet pa
da ibu hamil, pemberian PMT pemulihan balita
gizi buruk pada gakin, balita naik berat badann
ya,dan balita garis bawah.
Program Puskesmas
KIA
K1,K4, pelayanan persalinan oleh
tenaga kesehatan, cakupan BBLR
ditangani, pelayanan dan atau ruju
kan ibu hamil resiko tinggi atau ko
mplikasi, upaya kesehatan balita d
an anak pra sekolah, upaya keseh
atan anak usia sekolah dan remaj
a, pelayanan keluarga berencana. P2M
Tuberkulosis paru, malaria, kusta,
pelayanan imunisasi, diare, pneu
monia, demam berdarah dengue,
Pengobatan
pencegahan dan penanggulangan • Upaya Kesehatan Usia Lanjut
PMS dan HIV/AIDS, dan pencega • Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan
han dan penanggulangan rabies. • Upaya Kesehatan telinga/Pencegahan Gangguan
Pendengaran
• Kesehatan Jiwa
• Kesehatan Olahraga
• Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi
• Perawatan Kesehatan Masyarakat
• Bina Kesehatan Tradisional
• Bina Kesehatan Kerja
Promosi Kesehatan
PHBS
Sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang,
keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat.

Indikator dalam PHBS

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


b. Memberi bayi ASI Eksklusif
c. Menimbang bayi dan balita
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik di rumah
h. Makan buah dan sayur setiap hari
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok di dalam rumah.
3. Metode Evaluasi
Pengumpulan Data

Sumber Data Primer Sumber Data


Wawancara dengan Sekunder
koordinator pelaksana Laporan tahunan Progam
Progam Perilaku Hidup Perilaku Hidup Bersih dan
Bersih dan Sehat (PHBS) Sehat (PHBS) khususnya
khususnya dengan dengan indikator tidak
indikator tidak merokok di merokok di Puskesmas
Puskesmas Rawat Inap Rawat Inap Kedaton.
Kedaton
Langkah Evaluasi Program

Membandingkan
Menetapkan
Menentukan satu pencapaian
beberapa tolak Menetapkan
tolak ukur yang keluaran program
ukur dari unsur prioritas masalah
akan digunakan dengan tolak ukur
keluaran
keluaran.

Menentukan Membuat kerangka


Membuat alternatif
prioritas cara Identifikasi konsep dari
pemecahan
pemecahan penyebab masalah masalah yang
masalah
masalah diprioritaskan
4. Gambaran Wilayah
Kerja Puskesmas
 Puskesmas Rawat Inap Kedaton terletak di jalan
Teuku Umar No. 62 Sawah Brebes, Tanjung Karang
Timur Kota Bandar Lampung

 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kedaton


4,72 Km2 , yang meliput Tujuh Kelurahan, yaitu :
 Kelurahan Kedaton
 Kelurahan Sidodadi
 Kelurahan Surabaya
 Kelurahan Sukamenanti
 Kelurahan Sukamenanti Baru
 Panengahan
 Penengahan Raya
5. Hasil Evaluasi
Pencapaian Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga
Target
No. Indikator Capaian (%) Masalah
Sasaran (%)

1 Persalinan ditolong tenaga kesehatan 80% 100% -

2 Bayi diberi ASI eksklusif 80% 79% +

3 Menimbang bayi dan balita setiap bulan 80% 81% -

4 Menggunakan air bersih 80% 100% -

5 Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih 80% 95% -

6 Menggunakan jamban sehat 80% 99% -

7 Memberantas jentik nyamuk dirumah 80% 89% -

8 Makan buah dan sayur tiap hari 80% 95% -

9 Melakukan aktivitas fisik setiap hari 80% 97% -

10 Tidak merokok di dalam rumah 80% 50% +


Kedaton
70
60
Penengahan Raya 50 Surabaya
40
30
20
10
0
Penengahan Sidodadi

Sukamenanti Baru Sukamenanti

Sebaran PHBS tidak merokok dalam rumah di


wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kedaton
Prioritas Masalah Metode USG

No Masalah Urgency Seriousness Growth Total

1 Bayi tidak diberi ASI Eksklusif 5 3 4 60

2 Tidak merokok di dalam rumah 4 5 5 100


Lingkungan
Gaya hidup merokok di
sekitar lingkungan
Input

1. Kurangnya kesadaran masyarakat


tentang dampak rokok bagi diri Proses Output
sendiri dan lingkungan
Kurangnya kontrol Persentase jumlah
2. Kurangnya kontrol anggota keluarga
anggota keluarga tidak merokok
terhadap kebiasaan merokok dalam
terhadap kebiasaan dalam rumah
rumah
merokok dalam meningkat
3. Promosi kesehatan kurang berkala
dan media promosi kesehatan kurang rumah
menarik
4. Tidak ada tmpat pelayanan untuk
Kerangka berhenti merokok
5. Kurangnya ketegasan dalam
pembatasan penyediaan rokok
Konsep
Diagram Fishbone
METHOD MATERIAL
MAN

Kurang nya penyam Media promosi kesehata


paian tenaga keseha n kurang mnarik
Kurangnya pemahaman tan mengenai damp
masyarakat tentang damp ak rokok
ak rokok bagi diri sendiri Tidak ada tmpat pelaya
dan lingkungan dan moti nan untuk berhenti mer
vasi untuk berhent merok okok
ok Promosi kesehatan kur
ang berkala tentang ba
haya rokok
Meningkatnya pencapaian ti
dak merokok di dalam ruma
h
Kurangnya kontrol anggot
a keluarga terhadap kebias Kurangnya ketegasan dal
aan merokok dalam rumah am pembatasan penyedia
an rokok
Tidak ada sanksi bagi
perokok yang merokok
Kurangnya dukungan tokoh masy
dalam rumah
arakat mengenai bahaya merokok
MACHINES didalam rumah
6. Alternatif
Pemecahan Masalah
Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah
Masalah Penyebab Alternatif

Rendahnya pencapaian Kurangnya kontrol anggota  Memberikan konseling berkala dengan membentuk kelo
tidak merokok di dalam keluarga terhadap kebiasaan mpok kecil yang terdiri dari beberapa perokok dan anggo
rumah pada program merokok dalam rumah. ta keluarga untuk menumbuhkan sikap berhenti merokok
PHBS. dan pengontrolan anggota keluarga
 Memberikan penyuluhan berkala contoh kasus kepada p
erokok dan keluarga tentang dampak rokok bagi diri sen
diri dan lingkungan sekitar di kemudian hari
 Menumbuhkan komitmen dengan membuat perjanjian ter
tulis antara perokok dan anggota keluarga agar perokok t
idak merokok dalam rumah
Memilih Prioritas Jalan Keluar

Efektivitas Prioritas (p)


No Daftar alternatif jalan keluar Efisiensi (c)
M I V MIV/c

Memberikan konseling berkala dengan membentuk kelompok kecil


yang terdiri dari beberapa perokok dan anggota keluarga untuk
1 5 5 3 2 37
menumbuhkan sikap berhenti merokok dan pengontrolan anggota
keluarga
Memberikan penyuluhan berkala contoh kasus kepada perokok dan
2 keluarga tentang dampak rokok bagi diri sendiri dan lingkungan 4 4 3 4 12
sekitar di kemudian hari
Menumbuhkan komitmen dengan membuat perjanjian tertulis antara
3 perokok dan anggota keluarga agar perokok tidak merokok dalam 4 4 4 2 32
rumah
Kesimpulan
Alternatif pemecahan masalah (jalan
keluar) antara lain:
Prioritas masalah yang paling utama Memberikan konseling berkala dengan membentuk
setelah diidentifikasi dengan USG kelompok kecil yang terdiri dari beberapa perokok
Berdasarkan evaluasi program Perilaku dan anggota keluarga untuk menumbuhkan keingin
adalah rendahnya tingkat tidak mero-
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pus- an berhenti merokok dalam pengontrolan anggota
kok di dalam rumah.
kesmas Rawat Inap Kedaton, didapatkan keluarga.
dua permasalahan yang timbul yaitu kura
Berdasarkan penyebab dari masalah Memberikan contoh kasus kepada perokok dan kel
ngnya pemberian ASI Eksklusif dan Ren
yang diprioritaskan didapatkan bahwa uarga tentang dampak rokok bagi diri sendiri dan
dahnya tingkat tidak merokok di dalam ru
Kurangnya kontrol anggota keluarga lingkungan sekitar di kemudian hari.
mah.
terhadap kebiasaan merokok dalam
rumah. Menumbuhkan komitmen perokok dan keluarga
agar perokok tidak merokok dalam rumah
Saran
Memberikan konseling berkala dengan
membentuk kelompok kecil yang terdiri
dari beberapa perokok dan anggota
keluarga untuk menumbuhkan sikap
berhenti merokok dan pengontrolan
Puskesmas Rawat Inap Kedaton sudah anggota keluarga. Konseling dapat
menjalankan berbagai program Perilaku dilakukan sebulan 2x dengan
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sejak membentuk grup-grup kecil. Konseling
2016. untuk indikator tidak merokok dilakukan dengan melibatkan pihak
dalam rumah, puskesmas menjalankan tenaga medis, perawat dan staf bidang
penyuluhan terhadap warga sekitar, promosi kesehatan yang terdapat di
pemberlakuan perjanjian antar warga puskesmas. Ditanamkan persepsi
juga sudah dilakukan oleh puskesmas. bahwa rokok berdampak buruk bagi diri
Namun, untuk meningkatkan persentase sendiri dan berpengaruh bagi orang
tidak merokok dalam rumah juga disekitar yaitu keluarga, sehingga
perlunya control dari anggota keluarga keluarga berhak berpartisipasi dalam
perokok tersebut. mengatur keluarga yang merokok dalam
rumah.
Daftar Pustaka
Amarudin. 2012. Pengaruh merokok terhadap kualitas sperma pada pria dengan masalah infertilitas studi control di Jakarta tahun
2011. [thesis]. Jakarta: Universitas Indonesia.
Batubara IVD, Wantouw B, Tendean L. 2013. Pengaruh paparan asap rokok kretek terhadap kualitas spermatozoa mencit jantan
(Mus musculus). E-Biomedik, 1(1): 330-7.
Fitria, Triandhini RINKR, Mangimbulude JC, Karwur FF. 2013. Merokok dan oksidasi DNA. Sains Medika. 5(2); 113-20.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman perilaku hidup bersih dan sehat. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Informasi pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI.
Indonesia.
Marie, Freeman MK, Fleming TD, Robinson M, Lindfrem DL, Thomson B, Wollum A. 2014. Smoking prevalence and
cigarette consumption in 187 countries, 1980-2012. Jama. 311(2);183.
Nururrahmah. 2014. Pengaruh rokok terhadap kesehatan dan pembentukan karakter manusia. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Karakter; 2014 Mei 03; Gedung SCC Palopo. Sulawesi Selatan. Universitas
Cokroaminoto.
Nimse SB, Pal D. 2015. Free radicals, natural antioxidants and their reaction mechanisms. RSC Adv. 5(35);27986-8006.
Purbasari I. 2010. Perkembangan industry rokok kretek kudus (1908-1964). [skripsi]. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
Hlm:57-60.
Puskesmas Rawat Inap Kedaton. 2017. Data program perilaku hidup bersih dan sehat. Bandar Lampung.
Sayuti K, Yenrina R. 2015. Antioksidan alami dan sintetik. Padang: Universitas Andalas Pres.
Unitly AJA, Nastiti K, Srihadi A, Aryani SS, Arief B. 2015. Perubahan kualitas spermatozoa dan jumlah sel-sel spermatogenic
tikus yang terpapar asap rokok. Jurnal Kedokteran Hewan. 8(2):8-11.
Vani G, anbarasi K, Shyamaladeviv CS. 2015. Bacoside: Role in cigarette smoking induced changes in brain. Evidence Based
Complementary and Alternative Medicine. Hlm:1-16.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai