Anda di halaman 1dari 18

Program Layanan Upaya

Berhenti Merokok
Dosen Pengampu
Rapidah Saragih, SKM, M.Kes
Oleh :
Kelompok 4
Dytha Taniya Abdika (0801182238)
Eno Tubagus Mahfira (0801183414)
Dalam kaitan pencapaian tujuan bidang kesehatan, konsumsi rokok merupakan epidemi yang
mengancam kelangsungan generasi di Indonesia. Dari tahun ke tahun dan saat ini Indonesia
merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah perokok tertinggi di dunia setelah China dan
India. Perokok mempunyai risiko 2-4 kali lipat untuk terkena penyakit jantung koroner dan risiko
lebih tinggi untuk penyakit kanker paru, dan penyakit tidak menular lain yang sebenarnya dapat
dicegah.
Departemen Kesehatan Indonesia menyatakan sebanyak 10% atau sekitar 200000 jiwa dan
total kematian di Indonesia disebabkan oleh. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah di antara lima
faktor risiko penyebab kematian pada tahun 2020, 4 diantaranya memiliki keterkaitan erat dengan
kebiasaan merokok dan 2 diantara 4 Penyakit ini terdapat dalam lingkup kesehatan paruh yaitu
penyakit paru  obstruktif kronik  dan kanker paru. tidak hanya Rokok yang perlu menjadi perhatian
bagi kita namun bahaya Yang Ditimbulkan akibat asap rokok pada orang yang tidak merokok atau
pajanan asap rokok Lingkungan perlu mendapat perhatian. 
Peningkatan Kewaspadaan Masyarakat akan
Bahaya Rokok

• Peraturan Menteri Kesehatan nomor


28 tentang Pencantuman Informasi
dan Peringatan Kesehatan Bergambar
pada Kemasan Rokok.
• Meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang bahaya merokok
terhadap kesehatan diri sendiri
maupun orang lain atau lingkungan
sekitarnya.

Sumber : Kemenkes RI, 2013


Landasan Hukum
Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan rokok, pemerintah telah
memberikan berbagai peraturan perundang-undangan, di antaranya adalah
• PerMenkes No 40 tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengendalian Dampak
Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan.
• Petunjuk Teknis Upaya Berhenti Merokok di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tahun 2016.
• Petunjuk Teknis Konseling Berhenti Merokok pada anak usia
sekolah/Madrasah bagi guru pembina Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
(UKS/M) tahun 2016.
• Buku Saku Hidup Sehat Tanpa Rokok tahun 2017.

(Sumber : Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta: 2019)
Akibat Merokok Pada
Kesehatan Manusia

(Sumber :Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Hidup Sehat Tanpa Rokok, Jakarta :2017)
Manfaat Berhenti Merokok
Mulai Berhenti Manfaat
Merokok
20 menit Tekanan darah, Denyut Jantung dan Aliran Darah Tepi Membaik.

12 jam Hampir semua nikotin dalam tubuh sudah di metabolisme, Tingkat CO di dalam darah
kembali normal.

24 – 48 jam Nikotin mulai tereliminasi dari sistem, indra pengecap dan penciuman mulai membaik,
Sistem kardiovaskular meningkat baik.

5 hari Sebagian besar metabolit nikotin dalam tubuh sudah hilang Fungsi perasa/pengecap dan
pembau jauh lebih membaik. Sistem kardiovaskular terus meningkat baik.

2 minggu - 3 bulan Risiko infeksi pada luka setelah pembedahan berkurang secara bermakna. Fungsi silia
mulai recovery dan fungsi paru membaikNafas pendek dan batuk-batuk berkurang.
Mulai Berhenti Manfaat
Merokok
1 tahun Risiko penyakit jantung koroner setengah setelah
1 tahun berhenti dibandingkan tetap merokok.

5 tahun Resiko stroke menurun pada level yang sama seperti orang tidak pernah merokok.

10 – 15 tahun Risiko kanker paru kurang dari setengahnya. Semua penyebab mortalitas dan risiko
penyakit jantung koroner menurun pada level yang sama seperti orang tidak pernah
merokok.

Manfaat Berhenti Merokok :


 Risiko Kematian akan menurun
 Memberikan Usia Harapan Hidup Panjang

(Sumber : Septian E. D.Jatmika, et al. Buku Ajar Pengendalian Tembakau : K-Media: Yogyakarta, 2018)
Tujuan Layanan Upaya Berhenti Merokok
Di Sekolah
• Melindungi anak-anak
• Mencegah perokok pemula untuk mulai merokok
• Berkurangnya pecandu rokok
• Memberikan hak masyarakat akan informasi tentang bahaya rokok
yang jelas dan benar
• Dapat membantu menyadarkan remaja tentang bahaya merokok dan
pentingnya pencegahan merokok di lingkungan mereka.
• Edukasi bahaya merokok
Sasaran
Sasaran dari program ini adalah remaja usia 10-18 tahun, yang mana
remaja usia tersebut sangatlah rawan terhadap pengaruh dari luar yang
lebih banyak membawa dampak negatif.
Indikator Keberhasilan Layanan Konseling Berhenti Merokok Di
Sekolah
Input
- Adanya rencana
- Adanya tenaga konseling yang terlatih
- Adanya ruangan untuk memberikan layanan konseling berhenti merokok
- Adanya media, sarana dan prasarana alat kesehatan
- Adanya dana pendukung
Proses
- Adanya kegiatan layanan konseling berhenti merokok
- Terselenggaranya pelatihan konseling tenaga kesehatan
Output
- Jumlah tenaga kesehatan yang terlatih
- Jumlah penurunan siswa yang merokok
- Jumlah peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa setelah pemberian informasi dan edukasi
(Sumber : Kemenkes RI, 2013)
Pelaksanan UBM Di Sekolah
Layanan UBM dilakukan secara terintegrasi dalam upaya pengendalian faktor risiko PTM
lainnya. Pelaksanaan layanan konseling UBM diselenggarakan di sekolah dengan pelaksana
guru UKS atau guru BP.
Kegiatan :
• Mendeteksi faktor risiko merokok
• Mengajak untuk berhenti merokok
• Merujuk ke FKTP untuk layanan UBM
Kegiatan skrining berupa :
1. Sosialisasi dampak buruk merokok bagi kesehatan
2. Pengisian Formulir skrining/penjaringan perilaku merokok oleh peserta didik
3. Bagi peserta didik yang merokok : pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan CO
analyzer dan konseling di sekolah 6-8 minggu

(Sumber : Buku Petunjuk Teknis Upaya Berhenti Merokok Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, 2016 Kementerian Kesehatan RI)
Telaah Jurnal

(Sumber : Yuyun Umniyatun, et al. Analisis Kebijakan dan Program Pencegahan Perilaku Merokok pada Sekolah Muhammadiyah di Kota Depok. Media Litbangkes, Vol. 29 No. 2, Juni 2019, 123 – 134)
Hasil
Pembahasan

Hasil analisis dokumen menunjukkan bahwa sudah terdapat


peraturan mendetil terkait pelaksanaan KTR yang ditujukkan kepada
siswa, namun peraturan yang dibuat sekolah yang ditujukkan kepada
staf, guru, dan pengunjung belum mendetil seperti pihak pengawas,
mekanisme pelaporan dan juga pemberian sanksi.
Penelitian yang dilakukan pada Sekolah Menengah Pertama di Kediri
menunjukkan bahwa siswa dapat berperan dalam mencegah perilaku
merokok dengan menegur, menasehati, dan melaporkan pada guru
bilamana ada siswa yang merokok. Namun dalam penelitian tersebut
juga ditemukan bahwa belum terbentuknya kelompok pendidik sebaya
dalam rangka mencegah perilaku merokok sesama siswa.
Hasil
Hasil penelitian
penelitian menunjukkan
menunjukkan bahwa
bahwa belum
belum adanya
adanya pendidikan
pendidikan
bahaya
bahaya merokok
merokok yang
yang dituangkan
dituangkan kedalam
kedalam kurikulum
kurikulum pendidikan.
pendidikan. Saat
Saat
ini
ini Indonesia
Indonesia belum
belum memiliki
memiliki kurikulum
kurikulum pendidikan
pendidikan bahaya
bahaya merokok.
merokok.
Hasil
Hasil penelitian
penelitian juga
juga menunjukkan
menunjukkan bahwa
bahwa pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan
setempat
setempat dimana
dimana dalam
dalam hal
hal ini
ini puskesmas
puskesmas belum
belum memiliki
memiliki program
program
berhenti
berhenti merokok
merokok yang
yang bekerjasama
bekerjasama dengan
dengan sekolah.
sekolah. Padahal,
Padahal, data
data
WHO
WHO menunjukkan
menunjukkan bahwa
bahwa 30,8%
30,8% perokok
perokok di
di Indonesia
Indonesia ingin
ingin berhenti
berhenti
merokok.
merokok.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai