Anda di halaman 1dari 25

PEMERIKSAAN KESEHATAN STANDAR

PENDUDUK USIA 15-59 TAHUN (SATU TAHUN


SEKALI) DILAKUKAN DI POSBINDU PTM

DISUSUN OLEH:
SINTA NURIYAH JAMBAK 0801183433
SITI KHODIJAH 0801182230
ZIKRA MAYA ULFA 0801182180

MATA KULIAH : PROGRAM PEMBERANTAS PENYAKIT TIDAK MENULAR

DOSEN PENGAMPU : RAPIDAH SARAGIH,SKM,M.Kes


Pernyataan Standar
Setiap warga negara Indonesia usia 15-59
tahun berhak mendapatkan skrining Kesehatan
sesuai standar, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
wajib memberikan skrining Kesehatan sesuai standar
pada warga negara usia 15-59 tahun di wilayah
kerjanya kurun waktu satu tahun. (Permenkes No. 43
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan).
(Sumber : Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan diakses tanggal 18 Januari 2021
PENGANTAR Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan yang selanjutnya disingkat
SPM Bidang Kesehatan merupakan
acuan bagi Pemerintah Daerah
APA ITU POSBINDU PTM?
Kabupaten/Kota dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berhak
Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
diperoleh setiap warga secara minimal.
(POSBINDU-PTM) adalah kegiatan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
monitoring dan deteksi dini faktor resiko
41/MENKES/PER/VII/2008 tentang
PTM terintegrasi.
Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota, diganti
Deteksi dini faktor risiko PTM di Posibindu
dengan Peraturan Menteri Kesehatan
adalah upaya kesehatan berbasis
Republik Indonesia nomor 43 Tahun
masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan di
2016 tentang Standar Pelayanan
pos pembinaan terpadu (Posbindu).
Minimal Bidang Kesehatan sejak
diundangkan pada tanggal 3 Oktober
2016.

Sumber : Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular, Kemenkes 2019 Diakses Tanggal 18 Januari 2021
PENGANTAR

Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular
(PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sekitar 80 persen kematian tersebut terjadi di
negara berpenghasilan menengah dan rendah. 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit
tidak menular, 35% diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit
kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15% disebabkan oleh PTM
lainnya (data WHO, 2018).

Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada indikator-indikator kunci PTM
yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019, sebagai berikut :

• Prevalensi tekanan darah tinggi pada penduduk usia 18 tahun keatas meningkat dari 25,8%
menjadi 34,1%;
• Prevalensi obesitas penduduk usia 18 tahun ke atas meningkat dari 14,8 % menjadi 21,8%;
• Prevalensi merokok penduduk usia ≤18 tahun meningkat dari 7,2%. menjadi 9,1%

Sumber : Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular, Kemenkes 2019 Diakses Tanggal 18 Januari 2021
PENGANTAR

Untuk itu, dibutuhkan komitmen bersama dalam menurunkan morbiditas,


mortalitas dan disabilitas PTM melalui intensifikasi pencegahan dan
pengendalian menuju Indonesia Sehat, sehingga perlu adanya pemahaman
yang optimal serta menyeluruh tentang besarnya permasalahan PTM dan
faktor risikonya pada semua pengelola program disetiap jenjang pengambil
kebijakan dan lini pelaksanaan.
Atas dasar hal tersebut di atas, maka dipandang sangat penting untuk
diterbitkannya Pedoman Manajemen Program Pencegahan dan
Pengendalian PTM (P2PTM) sebagai acuan penyelenggaraan program
yang berkesinambungan. Salah satunya dengan pemeriksaan kesehatan
standar usia penduduk 15 - 59 tahun dalam kurun waktu satu tahun.

Sumber : Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular, Kemenkes 2019 Diakses Tanggal 18 Januari 2021
Pelayanan skrining Kesehatan usia 15-59 tahun sesuai
standar adalah :
a) Pelayanan skrining Kesehatan usia 15-59 tahun diberikan sesuai kewenangannya
oleh:

• Dokter
• Bidan
• Perawat
• Nutrisionis/Tenaga Gizi.
• Petugas Pelaksana Posbindu PTM terlatih

b) Pelayanan Kesehatan skrining usia 15-59 tahun dilakukan di Puskesmas dan


jaringanya (Posbindu PTM) serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang bekerja
sama dengan pemerintah daerah.

c) Pelayanan skrining kesehatan usia15–59 tahun minimal dilakukan satu tahun


sekali.

Sumber :Permenkes No 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan diakses tanggal 18 Januari 2021
d) Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun meliputi :

• Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan memeriksa


tinggi badan dan berat badan serta lingkar perut.
• Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai
pencegahan primer.
• Deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes cepat
gula darah.
• Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku.
• Pemeriksaan ketajaman penglihatan
• Pemeriksaan ketajaman pendengaran
• Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis
dan pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30–59 tahun

Sumber :Permenkes No 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Sasaran Program :
Definisi Operasional Capaian Kinerja :
Kelompok masyarakat sehat,
berisiko dan penyandang PTM Capaian kinerja Pemerintah Daerah
berusia 15-59 tahun. Kabupate/Kota dalam memberikan
pelayanan skrining Kesehatan warga negara
berusia 15-59 tahun dinilai dari persentase
pengunjung uasia 15-59 tahun yang
Target Program : mendapat pelayanan skrining Kesehatan
sesuai standar di wilayah dalam kurun waktu
Capaian kinerja Pemerintah Daerah satu tahun.
Kabupaten/Kota dalam pelayanan
skrining Kesehatan sesuai standar pada
warga negara yang berusia 15-59 tahun
yang membutuhkan pelayanan skrining di
wilayah kerja adalah 100 persen.

Sumber :Permenkes No 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan diakses tanggal 18 Januari 2021
Langkah-langkah Kegiatan :

 Skrining faktor risiko PTM dan gangguan mental


emosional perilaku
Monitoring dan evaluasi
 Konseling tentang faktor risiko PTM dan
gangguna mental emosional perilaku
• Laporan fasilitas pelayanan
 Pelatihan teknis petugas skrining Kesehatan bagi
Kesehatan
tenaga Kesehatan dan petugas pelaksanaan
(kader) Posbindu PTM
• Laporan monitoring faktor risiko
 Penyediaan saran dan prasarana skrining
PTM berbasis Posbindu
 Pelatihan surveilans faktor risiko berbasis web
 Pelayanan rujukan kasus ke fasilitas Kesehatan
• Portal web PTM
tingkat pertama
 Pencatatan dan pelaporan faktor risiko PTM
 Monitoring dan evaluasi

Sumber :Permenkes No 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan diakses tanggal 18 Januari 2021
TAHAPAN MEKANISME PELAKSANAAN

TAHAPAN PERSIAPAN (PROVINSI DAN KABUPATEN KOTA DAN PUSKESMAS)

TAHAP PELAKSANAAN (PROVINSI DAN KABUPATEN KOTA DAN PUSKESMAS)

TAHAP PEMBINAAN DAN MONITORING (PROVINSI DAN KABUPATEN KOTA


DAN PUSKESMAS)
TAHAPAN PERSIAPAN (PROVINSI DAN KABUPATEN KOTA DAN
PUSKESMAS)

Dinas Kesehatan Provinsi :

- Menetapkan jumlah target sasaran di kabupaten/kota yang harus dicakup dalam 1 tahun.
- Menetapkan sasaran di wilayah Kabupaten/Kota menggunakan data yang telah disepakati
bersama dengan Kab/Kota, dan institusi.
Dinas Kesehatan Kab/Kota dan
Puskesmas :

• Pengelola Program Kab/Kota menetapkan jumlah target sasaran yang harus dicakup dalam 1 tahun.
Penetapan sasaran peserta Posbindu di wilayah desa / kelurahan / institusi menggunakan data yang
telah ditetapkan secara bersama oleh pengelola program, petugas puskesmas dan institusi.
• Pengelola Program Kab/Kota bersama Pengelola Program Puskesmas menetapkan target dan
sasaran puskesmas sesuai jumlah penduduk di wilayahnya.
• Pengelola Program Puskesmas bersama Kader menetapkan jumlah dan target sasaran di desa
sesuai jumlah penduduk di wilayahnya
• Kader mensosialisasikan kepada masyarakat jadwal Posbindu.

Sumber : Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menularr, Kemenkes 2019 Diakses Tanggal 18 Januari 2021
TAHAP PELAKSANAAN (PROVINSI DAN KABUPATEN KOTA DAN
PUSKESMAS)

Dinas Kesehatan Provinsi

• Memfasilitasi peningkatan kapasitas kader melalui dana dekonsentrasi dan


APBD
• Melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait

Dinas Kesehatan Kab/Kota dan


Puskesmas

• Pengelola Program Kab/Kota dan Pengelola Program Puskesmas memastikan kegiatan


dilakukan tercatat dan dilaporkan.
• Kegiatan dilaksanakan oleh kader terlatih.
• Setiap sasaran/klien Posbindu memiliki buku monitor faktor risiko PTM yang diisi pada setiap
kunjungan.
• Kader melakukan rujukan ke FKTP sesuai ketentuan.

Sumber : Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menularr, Kemenkes 2019 Diakses Tanggal 18 Januari 2021
TAHAP PEMBINAAN DAN MONITORING (PROVINSI DAN KABUPATEN
KOTA DAN PUSKESMAS)

Dinas Kesehatan Provinsi

• Melakukan Monitoring dan evaluasi secara berkala ke kabupaten/kota


• Mengkoordinir pencatatan dan pelaporan secara berkala

Dinas Kesehatan Kab/Kota dan


Puskesmas

• Pengelola Program Kab/Kota dan Pengelola Program puskesmas


melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi secara berkala.

Sumber : Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menularr, Kemenkes 2019 Diakses Tanggal 18 Januari 2021
INDIKATOR KEBERHASILAN

INPUT:
• Adanya SDM, kader yang terlatih, dan landasan hukum yang berlaku.
• Tersedianya anggaran yang dibutuhkan.

ACTIVITIES:
• Pelayanan-pelayanan SPM usia produktif di posbindu.

OUTPUT:
• Jumlah standar pelayanan minimal kesehatan yang tersedia di POSBINDU dalam kurun
waktu satu tahun.

OUTCOME:
• Mampu mendeteksi faktor resiko penyakit usia produktif 15 – 59 tahun

Sumber : Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menularr, Kemenkes 2019 Diakses Tanggal 18 Januari 2021
Rumus perhitungan kinerja

Numerator jumlah pengunjung usia 15-59 (lima belas sampai lima puluh sembilan) tahun
mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun

Denominator jumlah warga Negara Indonesia usia 15-59 (lima belas sampai lima puluh
sembilan) tahun yang ada di wilayah Kabupaten Sleman dalam kurun waktu satu tahun.

Sumber :Permenkes No 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan diakses tanggal 18 Januari 2021
DASAR HUKUM / PEDOMAN

Permenkes No 43 Tahun 2016 Tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 2 Tahun
2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Profil Kesehatan Kota Medan Tahun


2018

Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak


Menular kemenkes 2019
Sumber : profil kesehatan dianas kota
medan tahun 2018,k

Sumber : Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2018,kemkes Diakses Tanggal 26Januari 2021
TELAAH JURNAL

PENDAHULUAN

Saat Ini Penyakit Tidak Menular Menjadi Penyebab


Utama Kematian Di Dunia. Dua Dari Sepuluh
Penyebab Utama Kematian Di Dunia Disebabkan
Oleh Penyakit Tidak Menular Seperti Stroke Dan
Penyakit Jantung Bahkan Menjadi Penyebab
Teratas Di Negara Maju Maupun Negara
Berkembang.
Ada 57 Juta Kematian Yang Terjadi Di Dunia Pada
Tahun 2008, Sebanyak 36 Juta Atau 63%
Disebabkan Oleh PTM, Terutama Disebabkan Oleh
Penyakit Kardiovaskuler, Diabetes Melitus , Kanker
Dan Penyakit Pernafasan Kronis .Seluruh Kematian
Akibat PTM Terjadi Pada Orang Berusia Kurang
Dari 60 Tahun, 29% Di Negara Berkembang,
Sedangkan Di Negara Maju Sebesar 13%.

Rima Kurnia, Arininda , dkk JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 5, Nomor 5 diakses pada tanggal 28 januari 2021
METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian ini bersifat deskriptif analitik


dengan desain studi cross sectional.

TEMPAT DAN WAKTU


PENELITIAN
Rancangan penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain studi cross
sectional. Penelitian ini dilaksanakan diPosbindu Puri Prajawilayah
kerjaPuskesmas Mulyoharjo,Pemalang. Populasi penelitian ini adalah
keseluruhan masyarakat usia produktif yang melakukan kunjungan ke
Posbindu Puri Praja tahun 2017. Sampel pada penelitian ini sebanyak 42
responden dengan penarikan sampel menggunakan metode total population.
Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan analisis bivariat.
HASIL

Hasil penelitian faktor-faktor yang


berhubungan dengan kunjungan
masyarakat usia produktif (15-64 tahun)
di Posbindu PTM Puri Praja wilayah
kerja Puskesmas Mulyoharjo,Pemalang
dapat dilihat ada tabel berikut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil praktik kunjungan responden
di Posbindu PTM Puri Praja tergolong kurang sebanyak 57,1% Kunjungan
dikatakan baik jika minimal melakukan kunjungan sebanyak tiga kali pada
bulan Januari-Mei 2017. Masih rendahnya cakupan kunjungan setiap
bulan dikarenakan jadwal pelaksanaan yang dilakukan pada hari kerja
yaitu antara hari Senin-Sabtu,tetapi masyarakat di wilayah Posbindu PTM
Puri Praja mayoritas penduduknya bekerja sehingga hal ini menjadi
hambatan warga untuk dapat melakukan kunjungan rutin setip bulannya.

Variabel yang berhubungan dengan kunjungan masyarakat usia produktif


diPosbindu PTM Puri Praja, :
• a. Jenis kelamin
(p=0,049) dengan distribusi frekuensi perempuan sebanyak 23 orang (54,8%) dan
jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang (45,2%). Pada penelitian ini responden
berjenis kelamin perempuan lebih teratur dalam melakukan kunjungan
dibandingkan responden berjenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin merupakan faktor
internal yang dapat mempengaruhi perilaku.
• B. Status perkawinan
(p=0,029) dengan distribusi frekuensi status perkawinan responden kawin sebanyak 36 orang
(85,7%) dan status perkawinan belum kawin sebanyak 6 orang (14,3%) ada hubungan antara status
perkawinan responden dengan kunjungan masyarakat usia produktif. Pada penelitian ini menunjukan
responden dengan status perkawinan kawin lebih baik dalam melakukan kunjungan dikarenakan
mendapat dukungan dari tetangga dan keluarga terutama pasangan.

• C. Pengetahuan tentang Posbindu


Berdasarkan analisis bivariat uji hubungan menggunakanChiSquarediperoleh p-value 0,000 yang
berarti ada hubungan antara pengetahuan responden dengan kunjungan masyarakat usia produktif di
Posbindu PTM Puri Praja wilayah.Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Lawrence Green yang
menjelaskan pengetahuan yang kurang baik tentang Posbindu PTM cenderung kurang baik dalam
praktik kunjunganke Posbindu.

• D. Sikap terhadap Posbindu


PTM (p=0,000) dengan distribusi frekuensi sikap kurang sebanyak 59,5%. Hal ini disebabkan
mayoritas responden berstatus bekerja sehingga menyatakan tidak melakukan kunjungan secara
rutin karena sibuk bekerja

• E. Dukungan kader
Hasil pengujian hipotesis dengan Chi-Square test diperoleh pvalue sebesar 0,004 yang berarti ada
hubungan antara dukungan kader responden dengan kunjungan masyarakat usia produktif di
Sedangkan Variabel yang tidak berhubungan
dengan kunjungan masyarakat usia produktif di
Posbindu PTM Puri Praja, antara lain usia,
pendidikan, pekerjaan, kemudahan akses,
dukungan keluarga, dan dukungan tetangga.

KESIMPULAN

Kesimpulan Pada Penelitian Ini Yaitu Ada Pengaruh Antara Jenis


Kelamin ,Status Perkawinan , Pengetahuan Tentang Posbindu, Sikap ,
Serta Dukungan Kader Terhadap Minat Responden Dalam Melakukan
Kunjungan Rutin Ke Posbindu PTM Puri Praja Tahun 2017

SARAN
Sebaiknya Petugas Kesehatan Puskesmas Dibantu Oleh Kader Untuk
Meningkatkan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi (Kie)kepada Masyarakat
Terkait Program Posbindu PTM Dan Pentingnya Melakukan Kunjungan Rutin
Ke Posbindu PTM.
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


CREDITS:
including icons This presentation
by Flaticon, template
and infographics was by Freepik.
& images
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik.

Anda mungkin juga menyukai