Anda di halaman 1dari 37

PETUNJUK TEKNIS

LAYANAN KONSELING
UPAYA BERHENTI
MEROKOK (UBM)
DINKES- KAB. SABU RAIJUA
I. LATAR BELAKANG
 Merokok merupakan faktor risiko Penyakit
Tidak Menular (PTM). Data menunjukkan
bahwa didunia setiap tahun terjadi kematian
akibat PTM dimana sebanyak 7,2 juta, dari 15
juta kematian tersebut akibat konsumsi
tembakau dan 70% kematian tersebut terjadi
di negara berkembang termasuk Indonesia
(WHO 2017).
 Merokok merupakan faktor risiko terhadap
Penyakit Jantung, Diabetes, Kanker dan
penyakit pernapasan kronis seperti PPOK.
Konsumsi rokok dapat menye-babkan
penyakit akibat rokok seperti gangguan
pernapasan (PPOK, asma), gangguan
kardiovaskuler (hipertensi, stroke dan
penyakit jantung koroner), kanker serta
gangguan reproduksi dan kehamilan.
 Kerugian merokok bukan hanya dari biaya

pengobatan tetapi juga biaya hilangnya hari


atau waktu produktivitas.
 Berdasarkan kondisi tersebut, dipandang
perlu bagi tenaga kesehatan dan pengelola
program P2PTM agar mampu membantu para
perokok yang ingin berhenti merokok.
II. Tujuan

1. Tujuan Umum
- Sebagai panduan bagi tenaga kesehatan
dalam pengelolaan Layanan Konseling Upaya
Berhenti Merokok (UBM) di FKTP.
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya layanan Konseling UBM di
FKTP
b. Tersedianya bantuan berhenti merokok
dalam mengatasi gejala putus nikotin
terutama bagi perokok usia 18 tahun
kebawah
III. Sasaran Pengguna

 Pengambil kebijakan di Dinas Kesehatan


Provinsi, Kabupaten/Kota
 dan petugas kesehatan di FKTP
IV. Dasar Hukum
Regulasi terkait pengendalian dampak konsumsi rokok bagi
kesehatan di Indonesia, saat ini memiliki kekuatan berupa :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
2. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang
Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa
Produk Tembakau Bagi Kesehatan serta
3. Instruksi Presiden No 1 tahun 2017 Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS)
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.40 Tahun 2013 Tentang Peta
Jalan Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun 2015 Tentang
Penang-gulangan Penyakit Tidak Menular
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.64 Tahun
2015 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Sekolah
7. SE Menteri Dalam Negeri Nomor 523/7818/SJ tentang
Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
V. Manajemen ttg LayananKonseling
UBM
Kegiatan konseling berhenti merokok dapat
dilakukan terintegrasidengan program lain
seperti program Practical Approach to Lung
Health(PAL) atau merupakan tindak lanjut dari
kegiatan posbindu PTM,deteksi dini program
keswa yang menggunakan instrumen Alcohol
Smoking and Substances Involvement Screening
Test (ASSIST), UBM sekolah,penjaringan awal
dan berkala di sekolah, Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK),
dan skrining berhenti merokok di sekolah.
Langkah-langkah konseling UBM di
FKTP
A. Perencanaan
Dalam perencanaan perlu dipersiapkan upaya-upaya
yang meliputi:
1) Pembentukan Tim Konseling
Unsur Tim dapat terdiri dari :
• Dokter/ Dokter Gigi
• Perawat
• Bidan
• Nutrisionist
• Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
• Tenaga lain yang ditunjuk oleh Kepala FKTP
2) Penyediaan Sarana dan Pra Sarana
a. Ruangan Konseling idealnya adalah suatu
tempat yang tenang dan terjaga privasi klien,
namun apabila tidak tersedia dapat
dikondisikan pada ruangan lainnya.
b.Tersedianya alat ukur berat badan, tinggi
badan, tekanan darah,peakflow meter, Co-
analyzer, formulir Fagerstorm, dan skala
motivasi.
c. Formulir monitoring konseling UBM.
d. Media KIE yang diperlukan seperti buku
saku, lembar balik,Banner, Leafleat, poster,
film terkait dampak buruk rokok bagi
kesehatan (jika tersedia), dll.
B. Pembiayaan Layanan Konseling UBM

Biaya penyelenggaraan layanan konseling UBM


dapat dari berbagai sumber:
a. Pemerintah misalnya dalam bentuk APBN,
APBD, BOK ataupun pajak rokok daerah.
b. Non Pemerintah misalnya Corporate Social
Responsibility (CSR), dana kesehatan
perusahaan, donor dan lain-lain.
c. Iuran masyarakat yang tergantung dari
pemerintah daerah setempat, serta bantuan
yang tidak mengikat lainnya.
d. Mandiri
C. Penyelenggaraan Layanan Konseling UBM

Penyelenggaraan layanan konseling UBM di


FKTP merupakan bagian integral dari
pelayanan Puskesmas/FKTP, yaitu jika ada
pasien yang memiliki riwayat masih merokok
agar mengikuti algoritma PANDU PTM dan
atau diberikan segera layanan konseling UBM.
D. Peran Pemangku Kepentingan

 Penyelenggaraan kegiatan layanan konseling


UBM memerlukan kolaborasi lintas lintas
sektor yang meliputi dukungan Pemerintah
baik ditingkat Provinsi, Kabupaten/Kota,
organisasi profesi, akademisi, swasta, dan
masyarakat.
E. Pemantauan dan Penilaian Layanan Konseling UBM

 Pemantauan dilakukan oleh Dinas Kesehatan


Provinsi/Kabupaten/Kota
 melalui evaluasi data layanan UBM di dalam

SIPTM dan kunjungan


 lapangan untuk mengidentifikasi masalah

atau hambatan yang dihadapi,


 serta menentukan alternatif pemecahan.
Pelaksanaan Kegiatan Layanan Konseling UBM

A. Konsep Pelayanan UBM di FKTP


Layanan konseling UBM adalah suatu layanan konseling
kepada seseorang yang ingin berhenti merokok yang
diberikan oleh seorang tenaga terlatih.
Layanan konseling UBM di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) dilaksanakan 2 minggu sekali selama 3
Bulan pertama dengan durasi waktu 30 hingga 60
menit, atau dilakukan minimal 6 kali pertemuan untuk
Setiap klien.
Jika klien sudah dapat berhenti merokok di
bulan ketiga maka dapat disebut klien sudah
mengalami 6 (enam) kali pertemuan konseling UBM.
Walaupun demikian, klien tersebut tetap
diminta datang ke FKTP setiap 3 bulan, agar
dapat dipantau keberhasilan berhenti
merokok sampai 1 tahun pertama. Apabila
klien berhenti merokok selama 1 tahun
pertama dapat dikatakan telah mencapai
sukses berhenti merokok dan tidak perlu
kontrol lagi, hanya diberikan nasehat pola
hidup sehat.
Bila terjadi kambuh/ relaps, segera kembali
ke layanan UBM di FKTP.
Jika dalam waktu 3 bulan pertama klien tidak
dapat berhenti merokok maka konselor dapat
melakukan beberapa alternatif tindakan
diantaranya meninjau ulang proses 4T,
menawarkan kepada klien untuk rotasi
konselor atau jika tidak memungkinan,
dapat dirujuk ke Klinik UBM di fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat lanjut (FKTL).
Manfaat Upaya Berhenti Merokok
Mulai Berhenti Manfaat
Merokok
20 menit Tekanan darah, denyut jantung dan aliran
darah tepi membaik.

12 jam Hampir semua nikotin dalam tubuh sudah


dimetabolisme. Tingkat CO di dalam darah
kembali normal

24-48 jam Nikotin mulai tereliminasi dari tubuh.


Fungsi pengecap dan penciuman mulai
membaik. Sistem kardiovaskular meningkat
baik.

5 hari Sebagian besar metabolisme nikotin dalam


tubuh sudah hilang. Fungsi
perasa/pengecap dan pembau jauh lebih
2 minggu s.d Risiko infeksi pada luka setelah
6 minggu
pembedahan berkurang secara
bermakna. Fungsi silia saluran napas
dan fungsi paru-paru membaik. Napas
pendek dan batuk-batuk berkurang.
1 tahun Risiko penyakit jantung koroner
menurun setengahnya dibandingkan
orang yang tetap merokok.
5 tahun Risiko stroke menurun pada level yang
sama seperti orang tidak pernah
merokok.
10 tahun Risiko kanker paru-paru berkurang
Setengahnya.
B. LANGKAH LANGKAH UBM

Langkah-langkah dalam memberikan layanan


UBM di FKTP:
 menggunakan Metode 4T, yang meliputi :

Tanyakan, Telaah, Tolong dan Nasehati, dan


Tindak Lanjut.
1. Tanyakan
a. Kenali tipe klien / status klien,
Strategi dan Tindaklanjut Berdasarkan Tipe/ Status Klien

Tipe / Status Klien Strategi Tipe / Status Klien Strategi


Klien yang mau berhenti Bantu dengan langkah 4T
merokok
Klien yang belum mau Tingkatkan motivasi klien
berhenti (Contoh: dengan
merokok wawancara/konseling
Motivasi)
Klien yang baru berhenti Lanjutkan kegiatan berhenti
merokok merokok
Klien yang tidak pernah Berikan “SELAMAT.
merokok
b. Penilaian profil perokok.

 Penilaian profil perokok diperlukan untuk


melihat berat ringannya kebiasaan merokok
pada klien seperti menanyakan jumlah batang
rokok yang dihisap, dalam sehari atau
seminggu, usia mulai merokok dan jenis
rokok yang dihisap.
c. Penilaian tingkat adiksi/
ketergantungan
Hal ini untuk memberikan informasi kepada konselor
Mengenai beratnya adiksi atau ketergantungan klien
terhadap
nikotin.
Berat ringannya adiksi seseorang, memberikan gambaran
Strategi yang akan digunakan dalam UBM.
Di sisi lain, berat ringannya adiksi juga bisa memberikan
gambaran gejala putus nikotin yang akan terjadi bila
berhenti
merokok sehingga dapat diantisipasi sejak awal.
Penilaian tingkat adiksi bisa menggunakan
kuesioner Fagerstorm (lampiran).
2. Telaah
Dalam tahapan Telaah, konselor harus
melakukan pendalaman terkait evaluasi dan
dukungan motivasi klien.
3. Tolong dan Nasehati
Pilihan Terapi Secara umum, terapi berhenti
merokok terdiri atas terapi nonfarmakologi
dan terapi farmakologi.
a. Terapi Nonfarmakologi
Beberapa terapi nonfarmakologi antara lain:
1) Self-help (usaha sendiri)
2) Memberikan nasehat singkat (brief advice)
3) Konseling dengan cara:
a). Konseling individu ataupun kelompok
4) Terapi perilaku (exercise, keengganan
merokok / aversion)
5) Terapi pendukung (supporting)
a). Hipnoterapi
b). Akupuntur
c). Akupressure
b. Terapi Farmakologi
Pada klinik UBM di FKTL, pemberian obat
dapat dilakukan. Obat yang
direkomendasikan oleh WHO seperti terapi
penggantian nikotin/ Nicotine Replacement
Therapy (NRT)
dalam bentuk gum, patch, inhaler, spray,
lozenge, bupropion, dan varenicline.
Namun saat ini belum tersedia di Indonesia.
Hal yang perlu diperhatikan dalam Konseling :
 1. Hubungan yang interaktif antara konselor

dengan klien.
 2. Kolaborasi antara konselor dan klien.
 3. Memiliki ketrampilan sebagai konselor dan

teknik edukasi.
 4. Memberi penguatan positif
 5. Mendukung dengan empati
A. Konseling Berhenti Merokok
Dalam pelaksanaan konseling UBM perlu diperhatikan:
a. Persiapan Petugas Konseling
1. Berpenampilan bersih dan sopan
2. Menguasai materi
3. Mampu menjaga rahasia
4. Mengenal sosial budaya
5. Memiliki empati, menghormati klien dan fokus
pada masalah
b. Persiapan Tempat
1. Suasana tenang
2. Dalam ruangan atau tidak menjadi tempat lalu-
lalang orang
3. Aman dan nyaman
c. Persiapan Media Konseling
1. Dapat berupa lembar balik, namun bisa juga jenis
media lainnya
2. Isi media konseling telah dikuasai petugas dan
dipahami klien

Langkah-langkah Teknik Konseling Bagi Konselor


 Secara umum dan sederhana langkah-langkah

disingkat dengan “SATU TUJU” yaitu: SAmbut,


Tanyakan, Uraikan, banTu, Jelaskan
dan Ulangi.

SA : Sambut kedatangan klien dengan memberi


salam dan berikan perhatian (mulai menciptakan
hubungan yang baik).
Beberapa cara mengatasi masalah tersebut
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2. Penanganan Efek Putus Nikotin
TABEL 4.2:
Gejala, Durasi, Penyebab Cara Mengatasi
Gejala : Batuk Sarankan untuk minum air dan
Durasi : Beberapa hari makan permen
Penyebab : Terdapat
sekresi mukus yang
berlebihan
Gejala : Sakit kepala Sarankan untuk meredakan
Durasi : 1-2 minggu ketegangan dengan melakukan
Penyebab : Kadar CO latihan pernapasan dalam, minum
menurun dan kadar 02 air, mandi, pergi untuk berjalan-
meningkat jalanringan di udara segar atau
berbaring selama 15 menit atau
lebih. Berikan obat analgesik jika
diperlukan
SELANJUTNYA ADA DI BUKU
Pencatatan, Pelaporan & pemantauan Layanan UBM

Data layanan UBM dicatat dan dilaporkan ke dalam


SIPTM oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui
pengumpulan data yang diisi oleh puskesmas.
Petunjuk penggunaan secara lengkap dan mudah
dalam pencatatan dan pelaporan baik untuk pengguna
kabupaten/kota dan provinsi dapat mengunduh
“Buku Panduan Aplikasi” dan “Video Tutorial” dalam
menu “DOWNLOAD FILES” di SIPTM berbasis web.
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian hasil
pelaksanaan kegiatan layanan UBM di FKTP, harus
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Objektif
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan
secara objektif dengan memperhatikan indicator
output kegiatan UBM.
b. Transparan dan akuntabel
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan
secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
C. INDIKATOR KEBERHASILAN LAYANAN UBM

 Indikator yang digunakan untuk menilai


keberhasilan penyelenggaraan layanan
konseling UBM adalah proporsi/ tingkat
capaian berhenti merokok dalam 3 bulan
pertama.
D. PEMBINAAN KEGIATAN LAYANAN KONSELING UBM

Pembinaan dilakukan secara berjenjang, baik dari


Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah agar
kegiatan layanan konseling UBM dapat berjalan optimal
untuk menjamin keberlangsungan layanan.
Pembinaan kegiatan layanan konseling UBM ini
meliputi
 perbaikan manajemen layanan UBM, sistem koordinasi
dan integrasi program, ketrampilan konseling,
termasuk sistem pencatatan dan pelaporannya.
Terimakasih……

Anda mungkin juga menyukai