Anda di halaman 1dari 5

UPAYA BERHENTI MEROKOK (UBM)

No. Dokumen : 440/ /KAK/412.202.11/2023


No. Revisi : 00
KAK Tanggal Terbit : 03 Januari 2023

BOJONEGORO Halaman : 1/4


PUSKESMAS dr. Ribut Astuti Rahayu Kardi
SUGIHWARAS NIP. 19811117 201406 2 001

I. PENDAHULUAN
Indonesia menduduki peringkat ketiga untuk jumlah perokok terbesar dari jumlah
perokok dunia dan nomor satu di ASEAN (4,8%) setelah Cina (30%) dan India
(11,2%). Data global Adult Tobaco Sutvey (GATS) 2011, Menunjukkan bahwa
prevalensi merokok di Indonesia adalah sebesar 36,1% (67,4% laki -laki dan 4,5%
Perempuan), dan rata – rata jumlah batang rokok yang dikonsumsi pada tahun 2010
adalah 10 batang per hari. Menurut WHO 2010 data dari hasil Global Report on NCD
(Non Communicable Disease) menunjukkan bahwa prosentasi kematian akibat
Penyakit Tidak Menular (PTM) menempati proporsi yang cukup besar 63 %.

Secara Umun kebiasaan merokok pada masyarakat Indonesia merupakan salah


satu masalah kesehatan karena konsumsi merokok yang masih cenderung tinggi.
Sementara beban biaya yang berkaitan dengan penyakit akibat rokok dan dapat
mengakibatkan terjadinya Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti gangguan pernafasan
( Ppok,Asma ), Penyakit Jantung, Stroke dan Kanker Paru, dan ini bukan hanya dari
biaya pengobatan tetapi juga biaya hilangnya hari atau waktu produktivitas. Semakin
banyak generasi muda yang terpapar dengan asap rokok tanpa disadari terus
menumpuk zat toksik dan karsinogenik yang bersifat fatal. Apalagi saat ini anak – anak
dan kaum muda kita semakin disajikan dengan ajakan merokok oleh iklan, promosi
dan sponsor rokok yang sangat gencar di berbai media.

II. LATAR BELAKANG


Berdasarkan data riset kesehatan dasar, prevalensi perokok usia 10-18 tahun
meningkat secara singnifikan degan angka 7,2 % (2013) menjadi 9,1 % (2018), hal ini
di barengi dengan tingginya penggunaan rokok elektronik dikalangan anak dan remaja.
Sementara itu, Data Global Youth Tobacco Survey ( GYTS ) Tahun 2019 juga
menyebutkan adanya peningkatan prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13-15
tahun dari 18,3 % di tahun 2016 menjadi 19,2 % di tahun 2019.
Berhenti merokok bukan hal yang mudah dikarenakan adanya ketergantungan zat
nikotin. Berhenti merokok bisa menyebabkan gejala putus nikotin (withdrawal
syndrome) perubahan emosi, beberapa perokok bisa melaluinya, sedangkan sebagian
terpaksa kembali merokok sehingga di perlukan bantuan tenaga kesehatan untuk
meningkatkan motivasi dan komitmen perokok agar menghentikan kebiasaan
merokoknya.
Untuk itu disediakan layanan upaya berhenti merokok (UBM ) bagi perokok di
fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) sebagai ujung tombak layanan promotive,
preventif dalam mendukung upaya menurunkan prevalensi perokok.

III. TUJUAN
1
1. Tujuan Umum
Menerapkan perilaku Germas yaitu Upaya Berhenti Merokok (UBM)

2. Tujuan khusus

a. Memberikan informasi dan edukasi.


b. Membantu klien dalam mengambil keputusan untuk berhenti merokok.
c. Membimbing klien dalam menghadapi gejala putus nikotin setelah berhenti
merokok.

IV. DASAR HUKUM

a. UU No. 36 tentang Kesehatan


b. Peraturan Pemerintah No. 109 tahun 2012 Tentang pengamanan bahan yang
mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan
c. Peraturan Menteri kesehatan RI No. 40 tahun 2013 tentang peta jalan
pengendalian dampak konsumsi rokok bagi kesehatan
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 64 tahun 2015 tentang
Kawasan tanpa rokok (KTR )

V. KEGIATAN

Dalam pelaksanaan konseling UBM yang perlu di perhatikan ;


a. Persiapan petugas konseling
b. Persiapan tempat
c. Persiapan media konseling
Adapun langkah- langkah dalam memberikan layanan UBM di FKTP menggunakan
Metode 4T yang meliputi Tanyakan, Telaah, Tolong dan Nasehati, dan Tindak Lanjut

1. Tanyakan
Pada tahap ini perlu dilakukannya penilaian awal untuk menentukan strategi dan
pilihan terapi yang akan di ambil terhadap klien yang datang berkunjung ke FKTP.
Penilaian awal tersebut meliputi:
a. Kenali tipe klien/ status klien

No. Tipe/ status klien Strategi


1. Klien yang mau berhenti merokok Bantu dengan langkah 4T

2 Klien yang belum mau berhenti merokok Tingkatkan motivasi klien


( dengan wawancara/konseling
motivasi)
3. Klien yang baru berhenti merokok Lanjutkan kegiatan berhenti
merokok
4. Klien yang tidak pernah merokok Berikan “SELAMAT” jaga pola
hidup bebas dari rokok

b. Penilaian profil perokok


Digunakan untuk melihat berat ringannya kebiasaan merokok pada klien seperti
menanyakan jumlah batang rokok yang di hisap dalam sehari / seminggu dll
c. Penilaian tingkat adiksi/ketergantungan ( bisa menggunakan kuesioner fagestorm ,
(ada pada Lampiran )

2
2. Telaah
Dalam tahap telaah konselor harus melakukan pendalaman terkait evaluasi dan
dukungan motivasi klien. Secara sederhana klien ditanyakan mengenai berapa besar
motivasi untuk berhenti merokok dengan skala angka “0”sampai “10”
0 = tidak ada motivasi sama sekali
10 = sangat termotivasi/ motivasi sangat tinggi
(skala motivasi dapat dilihat di lampiran )

3. Tolong dan Nasehati


Pilihan terapi
Terapi berhenti merokok terdiri atas :
a. Terapi Nonfarmakologi
pendekatan tanpa pemberian obat
b. Terapi Farmakologi
Pemberian obat untuk membantu berhenti merokok
c. Cara berhenti merokok
- Cold turkey ( berhenti seketika )
- Cara penundaan
- Cara pengurangan

4. Tindak Lanjut
Klien harus dijadwalkan secara rutin untuk datang kembali dalam jangka waktu
tertentu misalnya setiap 2 minggu sekali
Pada tindak lanjut dilakukan penilaian tingkat keberhasilan berhenti merokok, menilai
motivasi, kendala yang timbul, gejala withdrawal effect dan penanganannya, penilaian
parameter klinis ( seperti Berat badan, Tekanan darah, pengukuran arus puncak
ekspirasi dengan peak flow meter, dan kadar CO ekspirasi dengan CO Analyzer.
Jika di perlukam terapi tambahan untuk berhenti merokok maka dilakukan rujukan ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi (FKTL)

(ALGORITMA UBM ada di lampiran )

VI. SASARAN
Masyarakat yang ingin berhenti merokok / semua masyarakat yang merokok.

VII. PERAN LINTAS SEKTOR DAN LINTAS PROGRAM


1. Lintas sektor
Dukungan dari masyarakat dan pembuat kebijakan baik di tingkat desa/
kabupaten untuk menggalakan masyarakat agar berhenti merokok.
2. Lintas program
 Dokter
Memberikan terapi farmakologis.
 Program Promosi Kesehatan
Berperan dalam kegiatan sosialisasi kepada masyarakat dan sebagai
konselor dalam memberikan konseling kepada klien untuk membantu upaya
berhenti merokok.
 Program PTM
3
Membantu membuat laporan dan menyiapkan alat pendukung
pemeriksaan kadar Co2, Membantu anamnesa klien.
 Nutrisionis
Membantu menerapi apabila klien mengalami gejala withdrawal effect.

VIII JADWAL PELAKSANAAN


Menyesuaikan.

IX EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Hasil pelaksanaan konseling UBM , di evaluasi setiap bulan untuk
mengidentifikasi masalah atau hambatan yang di hadapi serta menentukan alternative
pemecahan masalah.

X PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


1 PENCATATAN
Pencatatan hasil konseling UBM di catat dalam form monitoring UBM kemudian di
entry oleh petugas UBM di aplikasi SIPTM.
2 PELAPORAN
Pelaporan dilaksanakan ke puskesmas setiap satu bulan sekali (setiap tanggal 25)
Kemudian di laporkan ke Dinas Kesehatan melalui Aplikasi SIPTIMEWA.
3 EVALUASI KEGIATAN

Hasil pelaksanaan konseling UBM , kemudian dibahas pada acara Pra- Lokmin
Bulanan di Puskesmas Sugihwaras setiap bulan untuk mengidentifikasi masalah
atau hambatan yang di hadapi serta menentukan alternative pemecahan masalah.

XI PEMBIAYAAN
Anggaran kegiatan Posbindu PTM berasal dari dana BOK Kabupaten Bojonegoro.

Mengentahui Bojonegoro, 03 Januari 2023


Kepala Puskesmas Sugihwaras
Pelaksana Program

dr. RIBUT ASTUTI RAHAYU KARDI


NIP. 19811117 201406 2 001 NIP. …………………….

4
5

Anda mungkin juga menyukai