Kebijakan dan Strategi Pengendalian P2PTM dan Rokok serta
Kebijakan KTR Penyakit Tidak Menular menjadi masalah Dari data tahun 2013 & 2018 kebiasaan merokok akibait perilaku tidak sehat yaitu : mengalami kenaikan •Merokok yaitu : 28.8% menjadi •Kurang Aktifitas Fisik 29.3% Sedangkan untuk data •Kurangnya Konsumsi buah dan sayur Aktifitas Fisik, Kebiasaan •Konsumsi gula, garam dan lemak Konsumsi buah dan Sayur berlebih sudah mengalami peninkatan setiap tahunnya, dimana masyarakat mulai peduli terhadap menjaga kesehatannya. PISPK : Sebagian besar masyarakat menggunakan - Pendekatan keluarga mendata masyarakat yang rokok batang yaitu sebesar 33.5%, memiliki riwayat merokok, tembakau kunyah 1%, dan rokok elektrik hipertensi, DM, Stroke (vape) yang setahun terakhir ini SPM (Kebijakan pimpinan) : meningkat. - Standar pelayanan minimal terkait kanker payudara, kanker serviks, skreening Permenkes 71/2015 ttg Penaggulangan DM dan gangguan Penyakit Tidak Menular (PTM), dimana pengelihatan strategi P2PTM perlu integrasi Kolaborasi. GERMAS : - Penerapan KTR (TTU) - Diet seimbang - Aktifitas Fisik - Deteksi dini FR PTM Pencegahan & Pengedalian Kawasan Upaya Berhenti Meroko (UBM) Tanpa Rokok (PP 109/2012) : yaitu upaya promotif dan preventif untuk membantu • Cukai rokok dan pajak rokok tahun masyarakat berhenti merokok 2023 dinaikan dan mengatasi ketergantungan rokok. • Peluasan % PHW pada kemasaan • Penerapan KTR Dilaksanakan di FKTP, RS, dan Konseling melalui telpon • Pengendalian Iklan (outline: 08001776565) tidak • Pelarangan penjual rokok eceran berbayar
Kebiasaan Meroko dapat
dicegah dengan CERDIK Materi II :
Manajemen Penerapan KTR & UBM
Manajemen Penerapan KTR & UBM yaitu Permasalahan saat ini : bertujuan untuk mendorong • Masih ditemukan orang terbentuknya klinik UBM dalam yang merokok di TTU • Tidak ada tanda KTR, pemberian advokasi bagi masyarakat bila ada tanda buram yang merokok untuk berhenti merokok. • Iklan rokok masih ada pada TTU • Sanki untuk pelanggaran belum PP 109 tahun 2012 mengatur tentang maksimal diterapkan. Kawasan Tanpa Rokok Strategi dalam Optimalkan Layanan Berhenti Merokok : • Integrasi dengan lintas sektor dan program (misalkan PISPK , untuk mendata dan menganjurkan datang ke puskesmas) Harapan : • Di sekolah : konseling pribadi & kelompok • Rencana tindak lanjut • Difasyankes (Klinik UBM) dalam pengendalian & • Konseling melalui Call center • Sosialisasikan & edukasi pada masyarakay dan anak – anak pencegahan PTM dalam usia sekolah merokok • Pencantuman peringatan kesehatan & informasi kesehatan • Memonitoring KTR untuk memberi peringatan (inpeksi) • Penguatan kepribadian anak – anak ( perilaku untuk menolak tidak merokok) Sebagai Target • Eliminasi Iklan & Sponsor rokok • Dukungan pihak swasta , stakeholder dan mitra kesehatan Persiapan Untuk Klinik UBM :
• Ruangan Konseling • SDM yang terlatih • Sarana & prasarana • Sasaran pasien yang merokok dengan pengecekan CO Analyser • Dukungan pembiayaan TERIMA KASIH