Anda di halaman 1dari 11

Smoking Cessation

Disusun oleh:
Jesita Silfiana Purnama / 07120100087

Pembimbing:
Dr. dr. Shirley Ivonne Moningkey, M. Kes
dr. Hj. Murdiyati
dr. Siti Zaenab Oktarina

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS BALARAJA
PERIODE 24 AGUSTUS – 18 OKTOBER 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TAHUN 2015
I. PENDAHULUAN
Asap rokok mengandung ribuan zat kimia yang disebut sebagai emisi asap.
Komponen asap yang paling luas dikenal adalah tar, nikotin, dan karbon
monoksida (CO). Selain zat-zat ini, hingga saat ini lebih dari 7,000 zat kimia
telah diketahui terkandung dalam asap rokok. Dinas kesehatan masyarakat telah
menggolongkan sekitar 70 komponen asap sebagai kemungkinan penyebab
penyakit yang terkait dengan merokok, seperti kanker paru, penyakit jantung,
dan emfisema.
Kebiasaan merokok di Indonesia masih belum terkendali. Setiap saat dapat
dilihat masyarakat dari berbagai usia merokok di tempat-tempat umum.
Berbagai penelitian dan kajian yang telah dilakukan menujukkan bahwa rokok
sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok,
asap rokok juga sangat berbahaya apabila dihirup oleh orang-orang yang berada
di sekitarnya. Penyakit-penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker paru
mengancam para perokok, baik perokok aktif maupun pasif.
Sebagai pelayan kesehatan, tindakan preventif merupakan hal yang
perlu diberikan pada masyarakat. Sebelum terjadi penyakit kronis akibat
merokok akan lebih baik jika masyarakat dibantu untuk dapat berhenti merokok.
Program berhenti merokok ini diadakan sebagai wujud nyata dari penerapan
konsep promosi kesehatan sebagai salah satu bagian dari ilmu kesehatan
masyarakat yang tentu merupakan tantangan dan sebagai suatu awal mula
perkembangan berhenti merokok pada masa mendatang. Pelayan kesehatan
sebaiknya dapat melaksanakan program berhenti merokok ini, sehingga definisi
sehat sebenarnya yakni suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan
sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan secara individu dan
dalam bermasyarakat dapat terwujud.

1
II. DATA PASIEN

Nama : Tn. S
Umur : 34 tahun
Alamat : Kp. Sumur Waru
Pekerjaan : Pedagang keliling
Pendidikan : STM
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 52 kg
Tanggal konseling: 9 September 2015

Kategori Perokok:
Pasien adalah seorang perokok aktif, tingkat sedang, selama 7 tahun.
 Jumlah rokok yang dihisap dalam 1 minggu terakhir ini sebanyak 12 batang
rokok per hari.
 Jumlah rokok yang dihisap dalam 1 bulan terakhir ini sebanyak 12 batang
rokok per hari.
 Jumlah rokok yang dihisap dalam 3 bulan terakhir ini sebanyak 12 batang
rokok per hari
Jumlah batang yang dihisap adalah 12 batang per harinya selang 60
menit setelah bangun tidur. Berdasarkan jumlah batang rokok yang dihisap per
hari, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan bahwa kasus seperti
pasien ini tergolong perokok tingkatan sedang, dimana pasien menghisap 11-
21 batang per hari selang 31 – 60 menit setelah bangun.

Riwayat mencoba berhenti merokok:


Ya. Pasien pernah mencoba untuk berhenti merokok 2 tahun yang lalu atas
keinginan sendiri karena pasien sering batuk-batuk setelah merokok dan napas
tidak lega. Pasien belum ke dokter untuk mengobati kondisinya dan pasien
hanya berhasil berhenti merokok selama 24 jam. Pasien kembali merokok
dengan alasan tekanan dari temannya dan tidak kuat menahan untuk tidak

2
merokok. Pasien merasakan efek tidak merokok seperti rasa asam di mulut,
sakit kepala, gelisah, kelaparan, dan sulit konsentrasi.

Niat untuk berhenti merokok:


Ya. Pasien memiliki niat untuk kembali mencoba berhenti merokok untuk
hidup yang lebih sehat tanpa rokok. Alasan pasien berhenti agar menghemat
uang. Akan tetapi ia tidak tahu caranya berhenti sebab setiap kali tidak
merokok ia merasa tidak enak badan.

III. METODE

Metode yang paling efektif dan sesuai digunakan dalam program


“Smoking Cessation“ adalah metode yang diadaptasi dari WHO European
Strategy for Smoking Cessation Policy. Dengan metode ini dapat memberikan
motivasi kepada perokok untuk dapat melawan rasa ketergantungannya
terhadap rokok yang telah jelas terbukti memberikan efek ketergantungan dan
berbahaya bagi tubuh. Menurut WHO dan American Psychiatric Association.
Nikotin adalah zat yang paling bertanggung jawab dalam mengakibatkan
ketergantugnan dan relapse dari perokok. Metode yang digunakan adalah :

1. Brief opportunistic advice from a health care professional


adalah intervensi yang diberikan dalam kurung waktu 10-15 menit dimana
perokok dijelaskan tentang bahaya rokok dan bagaimana cara untuk dapat
berhenti merokok termasuk didalamnya pemicu dari faktor lingkungan
maupun faktor kesadarah diri sendiri.
2. Individual or face to face Counseling,
adalah intervensi yang menyediakan waktu dan kesempatan kepada
perokok untuk bertanya jawab dan menjelaskan tentang kendala yang
dihadapi proses berhenti merokok. Sehingga praktisi medis dapat ikut
terlibat aktif dalam membantu perokok mencari solusi untuk mengatasi
kendala dan dapat meningkatkan serta membangun kepercayaan diri
perokok untuk dapat berhenti merokok.
3. Behavioral cessation approach
Adalah pendekatan yang diberikan kepada perokok untuk dapat memilik

3
pola berhenti merokok yang diingini. Secara umum terdapat dua pilihan
utama yaitu (1) berhenti seketika (cold turkey) atau (2) berhenti bertahap
melalui pengurangan bertahap dari jumlah rokok yang dihisap dengan
menetapan target jumlah rokok yang akan dihisap dalam kurun waktu
tertentu sambil diberikan penjelasan mengenai prinsip berhenti merokok
yaitu “lebih cepat lebih baik”
4. Terapi penggantian Nikotin
adalah pemberian intervensi untuk menggantikan ketergantungan nikotin
baik dalam bentuk menggantikan zat tersebut ataupun melakukan kegiatan
untuk menghilangkan keinginan untuk merokok.

Metode ini dilakukan dengan menetapkan target paling tidak dalam 1


minggu, pasien dapat mengurangi konsumsi rokok tersebut menjadi 7 batang
rokok per hari. Adapun metode ini dilakukan dengan kunjungan pasien 3 kali
setelah pertama kali pasien datang untuk berobat dan setiap kunjungan
dilakukan dengan jeda 2-3 hari. Total hari pengamatan adalah 7 hari, dengan
waktu efektif pengamatan selama 7 hari berturut-turut periode 9 September –
15 September 2015.

4
IV. HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pencatantan yang dilakukan selama periode 9 – 18


September 2015 ditemukan data sebagai berikut :

No. Tanggal Kegiatan Keterangan


1. 9 – 9 - 2015  Pasien menceritakan pengalaman
merokok.
 Pasien melakukan sesi tanya dan
jawab seputar berhenti merokok
1. Dokter menanyakan seberapa Target pengurangan
penting dan percaya diri pasien adalah 7 batang
akan keberhasilan program ini. rokok/hari
2. Dokter menanyakan apa yang
pasien sukai dari merokok?
3. Dokter memberikan penjelasan
mengenai bahaya merokok dan
manfaat berhenti merokok.
4. Dokter memberikan saran dan
tips untuk berhenti merokok
menggunakan guideline WHO
 Pasien menentukan target
pengurangan jumlah rokok per
hari
 Pasien memutuskan untuk
berhenti merokok
2. 11 – 9 - 2015 Kontrol I
1. Evaluasi proses berhenti merokok Dari tanggal 9-10
september pasien
berhasil mengurangi
rokok menjadi 10
batang rokok per hari.
2. Menetapkan masalah  Pasien merasa
sangat kurang
jumlah rokoknya
dan mengeluhkan
rasa asam pada
mulutnya
3. Mencari solusi  Pasien diberi saran
untuk konsumsi
permen dan minum
jus buah
 Pasien dianjurkan
untuk mengurangi
jumlah rokok
menjadi 8
batang/hari
3. 13- 9 - 2015 Kontrol II
1. Evaluasi proses berhenti merokok Tanggal 11 september

5
2. Menetapkan masalah pasien mengaku tidak
berhasil mengurangi 8
batang rokok per hari,
dengan alasan pasien
tidak kuat menahan
3. Mencari solusi
keinginan merokok.
 Pasien diberikan
edukasi penyakit
akibat merokok
lama & manfaat
berhenti merokok.
 Pasien diminta
melanjutkan
pengurangan rokok
hingga 8 batang /
hari dengan
keluarga sebagai
pengawas pasien
4. 15 – 9 - 2015 Kontrol III
1. Evaluasi proses berhenti merokok Tanggal 14-15
september pasien
berhasil mengurangi
 Rencana rokok 5 batang/ hari.
 Pasien
menghindari orang
merokok, teman2
perokok, dan
mengunyah
permen bila ingin
merokok
 Pasien dianjurkan
agar tetap
mempertahankan
pengurangan rokok
hingga 3 batang/
hari,

Table 1 Hasil Pengamatan Jumlah Rokok yang Dikonsumsi pada Periode 9 – 15 September 2015

Nama : Tn. S
Usia / Jenis Kelamin : 34 tahun / Laki - laki

Jumlah rokok yang Tempat Dengan


Tanggal Waktu Skala
dihisap sehari aktifitas siapa

1 09.00 3 Rumah Sendiri


9/9/2015 2 09.05 2 Rumah Sendiri
3 11.40 2 T. makan Teman

6
4 11.45 2 T.makan Teman
5 11.50 2 T.makan Teman
6 15.05 1 Rumah Sendiri
7 19.00 3 Rumah Sendiri
8 19.05 2 Rumah Sendiri
9 20.00 3 T.makan Teman
10 20.05 2 T.makan Teman
10/9/2015 1 08.30 3 Rumah Sendiri
2 08.35 2 Rumah Sendiri
3 10.00 1 Rumah Sendiri
4 10.05 1 Rumah Sendiri
5 12.30 3 T.makan Teman
6 12.35 2 T.makan Teman
7 18.30 2 Rumah Sendiri
8 18.35 1 Rumah Sendiri
11/9/2015 1 10.00 3 Rumah Sendiri
2 10.05 2 Rumah Sendiri
3 11.40 2 Rumah Sendiri
4 12.00 3 T.makan Teman
5 12.05 2 T.makan Teman
6 12.10 2 T.makan Teman
7 15.00 3 Rumah Teman
12/9/2015 1 13.05 2 Rumah Sendiri
2 13.10 2 Rumah Sendiri
3 14.05 2 Rumah Sendiri
4 14.10 1 Rumah Sendiri
5 18.00 3 T.makan Teman
6 19.00 2 Rumah Sendiri
13/9/2015 1 09.30 3 Rumah Sendiri
2 09.35 2 Rumah Sendiri
3 10.00 1 Rumah Sendiri
4 10.05 1 Rumah Sendiri
5 14.00 2 Warung Teman
6 17.00 1 R. Teman Teman
14/9/2015 1 09.00 1 Kantor Teman
2 11.00 2 Kantor Teman
3 13.00 1 Warung Teman
4 15.00 1 Kantor Teman
15/9/2015 1 09.00 1 Kantor Teman
2 10.00 1 Kantor Teman
3 13.00 1 Warung Teman
Skala 1 : kurang penting

Skala 2 : Lumayan Penting

Skala 3 : Sangat Penting

7
Grafik 1.1 Jumlah batang rokok yang dihisap per hari dalam pengamatan

Hari I II III IV V VI VII


Jumlah
Rokok 10 8 7 6 6 4 3
(batang)

Jumlah Batang Rokok Per Hari (Pengamatan 7


Hari)
12
10
8
6
4 Jumlah Batang
Rokok Per Hari
2 (Pengamatan 7
0 Hari)
1 2 3 4 5 6 7

Bagan 1Grafik Jumlah Batang Rokok yang dihisap per Hari Selama 7 Hari Pengamatan (9 - 15
September 2015)

V. PEMBAHASAN

Pasien adalah seorang laki-laki berumur 34 tahun yang bekerja sebagai


pedagang keliling. Pasien memiliki kebiasaan merokok kurang lebih 12 batang.
Pasien menetapkan target untuk dapat menurunkan konsumsi rokok hingga
maksimal 7 batang sehari dalam kurun waktu 1 minggu. Pencapaian yang
didapat pasien pada akhir pengamatan adalah 3 batang. Hal ini menunjukan
hasil yang baik dikarenakan pasien dapat melebihi target pencapaian yang
ditetapkan.

Menurut pengakuan pasien, ketika pasien berada di rumah, yaitu saat


pasien sedang bersama istri dan anak-anaknya, pasien sangat ingin untuk
berhenti merokok, terutama saat anak-anaknya bercerita mengenai penyuluhan
bahaya merokok yang mereka dapatkan di sekolahnya. Pasien juga menyadari
bahwa dengan mengurangi konsumsi rokok maka pasien dapat mengurangi
pengeluaran untuk membeli rokok hingga uang tersebut dapat digunakan untuk
keperluan keluarganya. Namun ketika pasien sampai ke tempat kerja, keinginan
berhenti merokok tersebut dihadapkan pada tantangan yang sulit karena rekan-

8
rekan kerja pasien merupakan perokok berat sehingga pasien sangat sulit untuk
menahan keinginan merokok karena terpengaruh oleh teman kerja pasien.

Pasien menyatakan bahwa setiap kali muncul keinginan merokok, pasien


berusaha mengingat informasi yang telah diberitahukan oleh dokter mengenai
bahaya merokok dan pasien tidak menderita penyakit-penyakit tersebut, terlebih
membawa efek buruk bagi istri dan anak-anaknya. Pasien juga menyadari
bahwa dukungan dari keluarga adalah hal yang sangat penting dalam
membantunya untuk mengurangi rokok, namun yang paling penting dari
semuanya adalah niat dari dirinya sendiri untuk berhenti merokok. Pasien
menyatakan saat ini belum bisa 100% berhenti merokok karena hal tersebut
sangat sulit. Namun pasien berkomitmen akan terus perlahan berhenti merokok.
Pasien menyadari dalam satu minggu ini dengan niat dan tekad yang kuat, ia
merasakan perubahan yang signifikan dari penurunan jumlah rokok yang ia
konsumsi. Ia merasa tubuhnya lebih segar dan bugar, lebih banyak waktu untuk
berkumpul dengan istri dan anak-anaknya serta dapat menabung. Pasien
berharap ingin segera bisa berhenti merokok secara total agar bisa menjadi
teladan yang baik bagi anak-anaknya.

Dari program berhenti merokok yang telah diikuti pasien, pasien


menyatakan peran dari keluarga dan lingkungan sekitar sangatlah penting.
Pasien menyadari dukungan dari istri dan anak-anaknya agar ia berhenti
merokok yang terus menguatkan pasien agar berhenti merokok, serta informasi
yang ia dapatkan dari puskesmas mengenai bahaya merokok juga membuat
pasien menyadari bahwa pasien tidak ingin memasukkan lebih banyak lagi zat
racun ke dalam tubuhnya. Namun tidak dapat dipungkiri, kesulitan terbesar
adalah di lingkungan pekerjaan pasien yang sebagian besar adalah perokok
berat sehingga ketika berada di tempat kerja pasien sering merasa tergoda untuk
merokok lagi. Namun pasien akan berusaha untuk memberikan informasi
mengenai bahaya merokok dan mengajak teman-teman pasien untuk
mengurangi konsumsi rokok.

9
VI. KESIMPULAN

Usaha berhenti merokok bagi perokok yang sudah merokok dalam jumlah
banyak dan jangka waktu lama tidaklah mudah. Maka sangat diperlukan
berbagai pendukung agar dapat dicapai keberhasilan dalam program ini, yaitu
faktor internal berupa kemauan yang kuat dari diri sendiri dan faktor eksternal
berupa dukungan keluarga dan lingkungan sekitar. Dengan kemauan yang kuat
serta dukungan dari luar maka hasil dari program akan menjadi lebih maksimal.

Peran keluarga, lingkungan serta petugas kesehatan sangat penting untuk


memberikan semangat, motivasi dan informasi hingga pasien terus mau
berusaha untuk berhenti merokok. Dukungan tentunya juga harus diberikan oleh
perusahaan tempat bekerja serta masyarakat dan Negara untuk lebih peduli pada
orang-orang yang ingin berhenti merokok dengan berbagai cara, salah satunya
menggalakkan kampanye bebas rokok pada tempat umum serta memasang
poster bebas rokok.

10

Anda mungkin juga menyukai