Anda di halaman 1dari 63

HOW TO STOP SMOKING

Indra Dwi Purnomo, M. Psi., Psikolog


Familiar dengan pernyataan
ini?
• Saya ingin berhenti tapi susah
• Teman saya sering nawarin rokok
• Saya nggak enak kalo kumpul teman-teman
merokok saya nggak
• Saya kalo nggak merokok nggak bisa kerja
• Kalo merokok otak saya jadi lebih encer
• Kalo nggak merokok saya pusing
• Saya merokok tapi sehat-sehat saja, yang
nggak merokok malah mati duluan
Di Indonesia pengeluaran untuk rokok menjadi
pengeluaran nomor dua setelah padi-padian yang
besarnya rata-rata 10,4% atau 4 kali lipat lebih besar
daripada pengeluaran untuk membeli daging, telur dan
susu.
Pengeluaran untuk rokok 3 kali lebih tinggi dari biaya
pendidikan (3,2%), dan hampir 4 kali lebih besar daripada
biaya kesehatan (2,7%).
Terapi nonfarmakologi Terapi farmakologi
1. Self help 1. Terapi pengganti nikotin
2. Brief advice
3. konseling
(Nicotine Replacement
a. Individu Therapy/ NRT)
b. Kelompok
2. Bupropion SR
c. Konseling melalui telepon
4. Terapi perilaku 3. Varenicline tartrate
5. 5. Terapi pelengkap
a. Hipnoterapi Kombinasi terapi baik terapi
b. Akupuntur nonfarmakologi dan farmakologi
c. Akupresure telah terbukti bermakna
memberikan tingkat keberhasilan
yang lebih baik dibandingkan
terapi tunggal.

Nardini S, European Respiratory Monograph 42, 2008


Fiore MC, Treating tobacco use and dependence, 2008
Haora MoHM. Guidelines for smoking cessation, New
MANFAAT BERHENTI
MEROKOK
MULAI MANFAA
BERHENTI T

20MEROKOK
Menit Tekanan darah, Denyut Jantung dan Aliran Darah Tepi Membaik.

Hampir semua nikotin dalam tubuh sudah di metabolisme Tingkat


12 Jam CO di dalam darah kembali normal.

Nikotin mulai tereliminasi dari sistem, indra pengecap dan


24 – 48 Jam penciuman mulai membaik Sistem kardiovaskular meningkat baik.

Sebagian besar metabolit nikotin dalam tubuh sudah hilang Fungsi


perasa/pengecap dan pembau jauh lebih membaik.Sistem
5 Hari kardiovaskular terus meningkat baik.

Risiko infeksi pada luka setelah pembedahan berkurang secara


bermakna. Fungsi silia mulai recovery dan fungsi paru
2 Minggu - membaikNafas pendek dan batuk-batuk berkurang.
3 Bulan
MANFAAT BERHENTI MEROKOK
MULAI MANFAA
BERHENTI T

MEROKOK
1 Tahun Risiko penyakit jantung koroner setengah setelah
1 tahun berhenti dibandingkan tetap merokok.

5 Resiko stroke menurun pada level yang sama seperti orang


Tahun tidak pernah merokok.

10 Tahhun
Risiko kanker paru kurang dari setengahnya. Semua
– 15 Tahun
penyebab mortalitas dan risiko penyakit jantung koroner
menurun pada level yang sama seperti orang tidak pernah
merokok.

Sumber : PDPI
Upaya Berhenti
Merokok
1. Identifikasi awal
2. Evaluasi dan support motivasi
3. Terapi berhenti merokok
4. Follow up
IDENTIFIKASI AWAL

a. Identifikasi profil perokok


b. Identifikasi ketergantungan
nikotin
c. Identifikasi tingkat
motivasi
Comm
• Ketahui
i
pencetus
t merokok
to Anda
You
r
Emotional Triggers Everyday Triggers
• Stress • Bangun tidur
• Cemas • Saat telepon / kirim
• Gembira pesan
• Marah • Saat istirahat
• Kesepian • Saat bekerja
• Sedih • Saat minum kopi
• Bosan • Saat menyetir
• Santai • Setelah makan
• Saat nonton tv atau
mendengar musik
Commit • Kelola Gejala Putus
Zat / Sakaw
to Your Nikotin
Quit
Beberapa Gejala putus zat muncul saat kita berhenti merokok

gejala Pusing

Gelisah

putus zat Cemas

Susah tidur
Ingin makan yang manis

Mulut asam
Test untuk Ketergantungan
Nikotin
fangerstorm
test
Item Pilihan Respon Point
1. Berapa lama setelah bangun tidur anda merokok?  dalam 5 menit 3
 6-30 menit 2
 30-60 menit 1
 setelah 60 menit 0
2. Apakah mengalami kesulitan untuk  ya 1
anda 0-5 ketergantungan rendah
dari merokok ditempat-tempat yang  tidak 0
menahan diri 6-10 ketergantungan sedang
dilarang?
11-15 ketergantungan berat  pagi hari
pada saat kapan yang paling susah
3. Waktu 1
Rokok 0
ditinggalkan?  waktu lain

4. Berapa jumlah batang rokok yang dihisap setiap  ≤10 0


hari?  11-20 1
 21-30 2
 ≥31 3
5. Apakah merokok lebih banyak selama beberapa  ya 1
jami setelah bangun tidur dibanding waktu lain?  tidak 0
6. Apakah tetap merokok apabila tidak sehat dan  ya 1

Menilai tingkat
motivasi
Simpel :

Pasien ditanyakan mengenai berapa besar
motivasi untuk berhenti merokok dengan skala
angka “0 “ sampai “10”

0 = Tidak ada motivasi sama sekali


10 = Sangat termotivasi/motivasi sangat tinggi
• Semua tahapan terdapat proses pembicaraan penting
yaitu menelaah sejauh mana pasien termotivasi
untuk tetap berhenti merokok.
• Apabila tingkat motivasi seseorang yang rendah/kurang
maka diperlukan dukungan motivasi.
• Dukungan motivasi juga diperlukan dari anggota
keluarga atau orang terdekat

Nardini S, European Respiratory Monograph 42, 2008


Fiore MC, Treating tobacco use and dependence, 2008
Haora MoHM. Guidelines for smoking cessation, New
1. Ungkapkan
Empati
• Gunakan pertanyaan open ended untuk menggali informasi
• Dengarkan pasien untuk memahami
2. Bangun ketidaksukaan/ ketidaksesuaian
• Tekankan kepada pasien mengenai ketidaksesuaian kebiasaan pasien
merokok dengan suatu nilai, tujuan, harapan dari program
• Tekankan pada kalimat yang mengundang komitmen dari pasien
• Bangun dan perdalam komitmen yang sudah dibuat.
3. Menghadapi penolakan
• Potong pembicaraan dan alihkan perhatian jika terdapat tanda-tanda
penolakan dari pasien
• Nyatakan empati.
• Tanyakan kepada pasien untuk memberikan informasi penunjang
lain.
4. Dukungan motivasi saat follow up
• Jika perokok berhasil melakukan pantangan
• Jika perokok melakukan penyimpangan dari program
• Jika perokok merokok kembali setelah 2-3 minggu program
CARA BERHENTI
MEROKOK
Cara 1:
BERHENTI SEKETIKA
• Hari ini anda masih merokok, besok anda berhenti sama
sekali. Untuk kebanyakan orang, cara ini yang paling
berhasil. Untuk perokok berat, mungkin dibutuhkan
bantuan medis untuk mengatasi efek ketagihan
Comm
i • LAWAN CRAVING
ANDA
t
to
You
r
• Hari ketiga berhenti
Berselancar merokok sering jadi
dengan hari terberat: Craving
Craving • Craving pasti berlalu
( 3 – 5 menit)
• Puncak craving:
30 menit
Ketika Craving
Datang

Delay Distract

Deep Drink
breathing
water
Cara 2:
PENUNDAAN
• Menunda saat mengisap rokok pertama, 2 jam setiap hari dari
hari sebelumnya. Jumlah rokok yang dihisap tidak dihitung.
Misalnya kebiasaan menghisap rokok pertama rata-rata 07.00
pagi, berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari. Maka rokok
pertama ditunda waktunya, yaitu :
Hari 1 : jam 09.00
Hari 2 : jam 11.00
Hari 3 : jam 13.00
Hari 4 : jam 15.00
Hari 5 : jam 17.00
Hari 6 : jam 19.00
Hari 7 : jam 21.00 – terakhir
Cara 3 :
•PENGURANGAN
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-
angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari
yang ditetapkan. Misalnya rata-rata menghisap 28 batang rokok
per hari. Berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari.
Hari 1 : 24 batang
Hari 2 : 20 batang
Hari 3 : 16 batang
Hari 4 : 12 batang
Hari 5 : 8 batang
Hari 6 : 4 batang
Hari 7 : 0 batang
LANGKAH DAN TEKNIK KONSELING BERHENTI
SATU -
MEROKOK
TUJU
SA Sambut kedatangan klien dengan memberi salam dan
berikan perhatian (mulai menciptakan hubungan yang baik).

T Tanyakan kepada klien untuk menjajagi pengetahuan,


perasaan dan kebutuhan klien terkait dengan bahaya
merokok bagi kesehatan.
U Uraikan informasi yang sesuai dengan masalah klien
TU Bantu klien untuk memahami keadaan dirinya
serta permasalahannya dan menetapkan
alternatif pemecahan masalah.
J Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari setiap
alternatif pemecahan masalah.
U Ulangi beberapa informasi penting dan ingatkan bila klien
harus melakukan kunjungan ulang atau rujuk ke tempat
pelayanan lain bila diperlukan.
Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok
Umur
!"#$ %&$&'()$ *)+,)'&(&+

-)"&.& - *) / =2+,&$2 +&0)>&( ")+&'#(/+&'#(2


$01)'(23 .&+5'& ?1)+@&'2(A
1)+,)'
- 6)$&0& ")$7'7' 8#'&+ - B7'#0 1&,& , & " 1 & ' :&+50#+5
&,2'02 $ 7 ' 7 ' ?+&3&0 8&#C 5252D.&$2'#+2+5A

- 9:&0&+; <702&:20&02 ,&+ - E)5&0'&+ &'28&( +2'7(2+ F GH


*)+&"12:&+ 1&,& 1$)0(&02 7:&>$&5&

- I):&0'&+ 2':&+ $7'7' @&+5 (2,&'


.#.#$

1.http://www.stop-smoking-tips.com/dangers-smoking-passive-smokers.html

2.http://thescooponsmoking.org/xhtml/faq.php
Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok
Umur
!"#$ %&$&'()$ *)+,)'&(&+
JKL - N&+@&' 8&$# - P# ' #+5 Q#2(()$ #+(#' R)1&( 8)$>)+(2
MK 8)$#"&>(&+ S )3)' 8#$#' ,&$2 ")$7'7'
(>+ 55& 8)$023&( '#"#:&(23
- I):&0'&+ , & " 1 & ' 8#$#' $7'7'
- 6#:&2 0&,&$
1&,&
,&"1&' 8#$#'
1)$7'7' 1&023
$7'7'
- I):&0'&+ 8&>&@& $7'7'
- O+52+ 8)$>)+(2C 1&,& .&+2+
(&12 ')(&52>&+

- O+52+ 8)$>)+(2
1.http://www.stop-smoking-tips.com/dangers-smoking-passive-smokers.html

'&$)+& &'&+D0#,&>
2.http://thescooponsmoking.org/xhtml/faq.php
Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok
Umur
!"#$ %&$&'()$ *)+,)'&(&+
MTLUK - -)017+023 ()$>&,&1 - E)'&+'&+ 1)+(2+5+@& '#&:2(&0
(>+ 8&+(#&+ 8)$>)+(2 >2,#1 @&+5 8&2'

- -20&# &'&+ )3)' - I):&0'&+ ;


5).&:& 1#(#0 +2'7(2+ &A V).&:& 1#(#0 +2'7(2+ S
0)")+(&$& F ,&1&( ,2&(&02
- <#,&> 1)$+&> ") 8A <&'2( S '$7+20
+R78& 8)$>)+(2 S
5&5&:
- %)5&5&:&+ &,&:&> 0 # ' 0 ) 0 @&+5
()$(#+,& S 1)$:# ()$#0 ")+R78&
1. Fiore MC, et al. US Department of Health and Human Services. Public Health Service. June 2000.
2. Foulds J, et al. Expert Opin Emerg Drugs. 2004;9:39–53. 3. Grandes G, et al. Br J Gen Pract.
2003;53:101–107.
Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok
Umur
!"#$ %&$&'()$ *)+,)'&(&+

W - N)$1)+,&1&( (&' - <2"1&(2' ()$>&,&1 :752'& ")$)'&


UK "&0&:&>C '&$)+&
(>+ 0#,&> - E)5&0'&+ "&+3&&( 8)$>)+(2
:&"& ")$7'7'
")$7'7' 1&,& #"#$ 8)$&1&1#+
- <#,&> 0)$2+5 ")+R78&
S 5&5&: ()$#0 - I):&0'&+ 8&>X& $):&10 &,&:&>
# " # " S #0&>& ()$#0 ")+R78&
&,&:&> 1)+(2+5

1. Fiore MC, et al. US Department of Health and Human Services. Public Health Service. June 2000.
2. Foulds J, et al. Expert Opin Emerg Drugs. 2004;9:39–53. 3. Grandes G, et al. Br J Gen Pract.
2003;53:101–107.
Wawancara Motivasional
• Untuk memahami tahapan perubahan perilaku pada klien
• Prinsip:
 Ekspresikan Empati
 Menghindari argumentasi
 Dukungan keyakinan diri
Tahapan Perubahan Perilaku

1. Tahap prokontemplasi
( Belum berpikir sama sekali)
 Mendidik klien mengenai efek adiksi, perilaku dan
bahayanya
2. Tahap Kontemplasi
(Mulai berpikir bahwa merokok menimbulkan masalah)
Beri dukungan, umpan balik (konfrontasi dengan ramah
, humor)
3. Tahap Preparation/persiapan
(Mau dan siap berhenti merokok)
 Membantu upaya berhenti merokok, identifikasi hambatan,
rencanakan berhenti merokok.
4. TahapAksi
(Sudah berhenti merokok)
 Penguatan komitmen klien

5.Tahap pemeliharaan /Maintenance


(Tetap tidak merokok)
 Mengenali ketidaknyamanan yang dialami
klien selama melakukan upaya berhenti
merokok

6.Kekambuhan (Relaps)
(gagal)
- membantu menghadapi ambivalensi,
mengevaluasi komitmen dan hambatan yang ada.
1. Menilai apakah sudah berhasil berhenti merokok atau
seberapa besar sudah dapat mengurangi jumlah rokok yang
dikonsumsi.
2. Menilai kendala utama apabila belum berhasil.
3. Menilai motivasi dan memberikan dukungan motivasi.
4. Menilai withdrawal effect yang timbul dan cara mengatasinya.
5. Mengevaluasi efek samping obat (bila mendapatkan obat).
6. Memberikan terapi tambahan jika diperlukan sesuai hasil
evaluasi penyebab belum berhasil berhenti merokok misalnya
terapi perilaku, hipnoterapi dan lain-lain.
7. Mengecek beberapa parameter (seperti berat badan, kadar CO
udara ekspirasi, tekanan darah dan lain-lain)

Nardini S, European Respiratory Monograph 42, 2008


Fiore MC, Treating tobacco use and dependence, 2008
Haora MoHM. Guidelines for smoking cessation, New
• Penanganan
withdrawal effect
seringkali
membutuhkan
konsultasi dengan
spesialis

Susanto AD.. Medicinal 2010; 2(IX):26-31.


Nicotine withdrawal symptoms. http://www.helpwithsmoking.com/nicotine-withdrawal.php
LANGKAH-LANGKAH BERHENTI
MEROKOK
ž Dalam berbagai pedoman umumnya mengenal
istilah pendekatan 5A’s yaitu Ask, Advice, Assess,
Assist dan Arrange untuk membantu seseorang
berhenti merokok.
ž Meskipun begitu ada beberapa pedoman
lain yang memperkenalkan pendekatan ABC
yaitu Ask, Brief advice dan Cessation support.
Pada prinsipnya kedua pendekatan tersebut
sama dalam upaya membantu berhenti
merokok.
ž Modifikasi dari kedua pendekatan tersebut di
Indonesia diperkenalkan istilah pendekatan 4T
yaitu Tanyakan, Telaah, Tolong dan nasihati
serta Tindak Lanjut dalam membantu kegiatan
berhenti merokok.
Garis besar langkah pendekatan 4
t

Tanyakan  Tanyakan tipe klien, profil perokok,


Apakah klien merupakan seorang tingkat adiksi/ ketergantungan nikotin
perokok atau bukan? dan tingkat motivasi untuk berhenti
merokok.
 Identifikasi dan dokumentasi setiap
perkembangan upaya berhenti
merokok setiap pertemuan.

Telaah  Perlu dipastikan klien memiliki


Nilai keinginan klien untuk keinginan untuk berhenti merokok
berhenti merokok atau tidak, bila tidak maka diperlukan
suatu konseling motivasi.
 Nilai sampai manakah tahap keinginan
klien ntuk berhenti merokok
apakah pada tahap
LANJUTAN 4
t dan nasehati
Tolong  Gunakan pendekatan secara
Anjurkan klien untuk berhenti personal, kuat, jelas untuk
merokok menganjurkan klien berhenti
merokok.
 Untuk klien yang berniat berhenti
merokok, berikan konseling agar
klien dapat berhenti merokok
 Susun waktu kapan berhenti
merokok akan di mulai, target
minimum adalah 2 minggu
 Berikan informasi
cara/metode untuk berhenti
merokok seperti berhenti
langsung, atau bertahap.

 Beritahu keluarga dan orang


sekitar bahwa kita akan berhenti
LANJUTAN
Tolong 4
dan nasehati  Antisipasi hambatan yang akan
t klien untuk berhenti
Anjurkan
muncul. Biasanya hambatan paling
besar akan terjadi pada minggu
merokok
pertama yakni gejala putus nikotin
(withdrawal effect)

 Untuk klien yang belum berniat


untuk berhenti merokok, tingkatkan
motivasi dan upayakan intervensi
lanjut sehingga klien di masa yang
akan datang akan berhenti merokok
 Wawancara /
konseling motivasional

Tindak lanjut  Untuk klien yang berusaha untuk


berhenti merokok, maka susunlah
Menyusun rencana untuk
jadwal untuk konsultasi
menindak lanjuti terapi yang
rutin/berkala misalnya satu minggu
sudah dilakukan
LANJUTAN 4
Tindak
t lanjut  Pada pertemuan berikutnya
lakukan penilaian antar lain :
Menyusun rencana untuk
 Tingkat keberhasilan
menindak lanjuti terapi yang
sudah dilakukan berhenti merokok
 Tingkat motivasi
 Kendala yang timbul
 Gejala withdrawal effect dan
penanganannya
 Penilaian parameter klinis
(seperti berat badan, kadar CO
udara
ekspirasi, tekanan darah dll).
 Untuk klien yang tidak ingin berhenti
merokok untuk saat ini, perkenalkan
mengenai ketidaktergantungan rokok
dan dan tingkatkan motivasi klien
untuk berhenti merokok pada kunjungan
klien berikutnya
LANJUTAN 4
t

Tindak lanjut • Jika diperlukan rencanakan


Pertimbangan tambahan terapi terapi tambahan untuk
berhenti merokok dengan
jika ada, atau merujuk ke
merujuk ke fasilitas
fasilitas kesehatan lanjutan jika
pelayanan kesehatan lanjut.
3 bulan belum berhasil berhenti
merokok
TERMOMETER
EMOSI Tidak merasakan apapun
TENANG Mulai terasa terganggu
Mulai timbul rasa
kesal Mengomel
Jengkel, nada menjadi
SEDANG tinggi
Berbicara ketus
Berteriak
Memaki
TINGGI Melampiaskan kepada
benda
Menyerang secara
Definisi Konseling

Satu proses menolong…..


yang interaktif dan dinamis; yang menggalakkan klien
memahami diri & lingkungan;
yang membimbing klien menentukan tujuan,
membuat keputusan yang terbaik;
yang memotivasi klien membuat adaptasi,
merubah sikap dan perilaku
hingga masalah atau krisisnya bisa
terselesaikan.
KONSELOR
adalah orang yang
memberikan Konseling
kepada Konseli /
klien

proses interaksi antara


Konselor dengan
konseli, yang bertujuan
untuk pengembangan
diri Konseli
Konseling
• Perlu proses pendekatan untuk membangun rapport (rasa
aman/ percaya, nyaman, terbuka) dengan konseli
• bukan wawancara, atau interogasi, walaupun salah satu
caranya untuk mengumpulkan informasi yang memadai
adalah dengan cara/ teknik bertanya
Konseling dan
Nasehat
• Konseling  Pemberian Nasehat
• Konseling = Mendengar
• Nasehat = Bicara
• Empati ?
• Keterbukaan?
• Posisi?
Tujuan konseling dan
psikoterapi
•Memperkuat motivasi
• Mengurangi tekanan emosi (katarsis)
• Membantu klien mengembangkan potensi yang dimiliki
• Mengubah kebiasaan yang maladaptif
• Mengubah struktur kognitif
• Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk
mengambil keputusan dengan tepat
• Meningkatkan pengetahuan diri/insight
• Meningkatkan hubungan antar pribadi
• Mengubah lingkungan sosial individu (terutama klien anak-anak)
• Mengubah proses somatik untuk mengurangi sakit dan
rasa meningkatkan kesadaran tubuh
• Mengembangkan kesadaran, kontrol dan kreativitas
45

Respon alami manusia saat menghadapi


ancaman:
Fight atau
Menyerang

Flight
atau
Menghindar

Freeze atau
Mematung/membeku
Menyadari yang Tidak Disadari

 Kenali sesuatu yang berbeda


dari biasanya.
 Kenali sesuatu yang tidak
sἕharu₷ny₳
 Kenali sesuatu yang
berlebihannnnnnnnnnn
nnnnnnnnnn
PRINSIP-PRINSIP KONSELING
1. Mempunyai RESPECT terhadap klien
2. Menjadi ROLE MODEL kepada klien
3. Menjaga KERAHASIAAN
4. Menguasai proses konseling
5. Memfokus dan mengutamakan klien
6. Mengimbangi pendekatan DIRECTIVE dan
NON-DIRECTIVE
7. Melandaskan konseling kepada teori
8. Mewaspadai hambatan (transference/
counter transference)
9. Bertanggung jawab terhadap dampak
konseling keatas klien
Tahapan dalam Proses
Konseling
(Ed Neukrug)
I : Rapport and Trust Building
II : Problem Identification
III : Deepening Understanding and Goal Setting
IV : Work
V :
Closure VI :
Follow-up
Tahap Awal Konseling:

Membangun Kepercayaan,
Menjalin hubungan kerjasama dan
Mengenali Karakter Pasien/klien
KOMUNIKASI NON
VERBAL
• Nada suara • Kontak mata
• Timing • Kedekatan
• Tempo • Ekspresi wajah
• Posisi tubuh • Tingkat energi
• Derajat relaksasi
Peranan Utama Konselor
• Memberi informasi yang dibutuhkan
• Mengajar klien cara membuat keputusan
• Mengajar klien kemahiran yang perlu untuk
mencapai tujuannya
• Membantu klien mengevaluasi perilakunya
• Mendorong klien mencari dan menyaring
berbagai alternatif
• Memberi umpan balik kepada klien
Peranan Utama Konselor

• Menentukan arah diskusi dan perjalanan sesi


• Bersama merencana strategi untuk
memecahkan permasalahan
• Memberi tugas untuk mengajar
klien
• Mempraktekkan berbagai teknik
konseling
• Menjaga kerahasiaan dan
kepercayaan
Konselor harus kompeten dan siap mental
untuk menghadapi:

• klien yang resistant


• klien yang pasif
• klien yang bingung, keliru
• klien yang ambivalent
• klien yang amat curiga
• klien yang menantang
• klien yang berpura-pura
Kemahiran Konseling

Merupakan perilaku yang dipelajari yang


memungkinkan konselor untuk mendorong
klien membuat penyimakan diri dan
pemahaman diri serta memberdayakan
klien untuk melakukan perubahan.

Kemahiran itu harus dipelajari secara


formal dan diperkokohkan dengan
pemahaman lewat pengalaman praktek.
1. Membuat kesepakatan (structuring)
# Peraturan:
~ durasi sesi ~ jumlah dan kekerapan sesi
~ jadwal sesi ~ langkah penundaan sesi

# Harapan:
~ harapan konselor terhadap klien
(tepat waktu, terbuka, tulus, komited, clean)
~ siap untuk ditegur/ dikonfran
~ harapan klien terhadap konseling dibetulkan
(solusi, hubungan yg melenceng, hal tak pantas)
~ batasan peranan konselor
~ batasan menjaga kerahasiaan
~ ketentuan hal yang difokus dalam konseling
~ pendekatan konseling yang digunakan

# Tujuan:
~ memastikan tujuan berciri “S.M.A.R.T.”
~ tujuan jangka pendek, menengah dan panjang
~ membuat fragmentasi masalah
(klien mencari solusi per bagian)
~ menentukan ukuran pencapaian
~ memastikan tujuan yang terbaik
2. Facilitative Communication
# Bicara pembuka
(Kamu kemari untuk bicarakan sesuatu, silahkan.)
(Ungkapkanlah persoalan yang bermain di pikiran
kamu)

Jangan gunakan kalimat seperti:


(Katakan apa masalah kamu.)
(Ada yang saya bisa bantu?)
(Saya senang ‘kali kamu
datang ketemu saya.)
3. Kemahiran Memberi Perhatian

Berfungsi untuk membina hubungan saling


percaya antara konselor dan klien.

# Secara fisik:
~ jarak (working distance) tanpa
pemisah
~ berhadapan dengan klien
~ postur tubuh yang terbuka
~ agak condong ke arah klien
~ menjaga ‘eye contact’ (selagi tak
mengganggu)
# Secara psikilogis:
~ ~ mengamati appearance klien, ekspresi
wajah, postur, pergerakan
(untuk menangkap mesej non-verbal,
congruence antara verbal dan non-verbal,
menanggapi perasaan, mood, dsb.)
# Mendengarkan:
~ gaya bicara klien, nada suara, inti perbicaraan,
ungkapan perasaan, kalimat tertentu, dsb.
~ representational mode: “saya lihat/dengar/rasa”
~ menangkap semua garis besar perbicaraan klien
4. Kemahiran Self-attending
Konselor harus senantiasa ‘aware’ akan pikiran,
emosi dan perbicaraannya.
# mesej/ masukan yang disampaikan tidak
berbaur dengan nilai/ pendirian personal
konselor
# kebutuhan emosi konselor sendiri
harus dikesampingkan dulu hingga
selesai sesi
# menjaga fokus dan obyektivitas
terhadap klien.
(Senantiasa pasti siapa sebetulnya klien!)
5. Mendengar secara Aktif
•The
means by which counselors sustain, extend and
deepen their knowledge of the clients.

In counseling, the
•( Sh e rt ze r & S t o ne , 19 80)
clie n t s r e q u i r e t h e counselor’s
complete attention or active
listening.

The counselor has to be


emotionally.
present psychologically,(Egan,
socially
• Memfokus pada perbicaraan klien
• Mendengar & memahami mesej lisan
• Menanggapi klien sebagai individu
dalam konteks lingkungan sosialnya
• Membandingkan mesej lisan dengan
situasi sebenar klien
• Mendengar secara INTENSIF dan
INTUITIF
Konselor sebagai individu yang
terapeutik
• Jika kita menempatkan diri kita sebagai “model” bagi
klien, termasuk kesukarelaan kita mengungkapkan
sebagian dari cerita hidup kita –sepanjang relevan dgn
masalah klien, maka klien akan cenderung untuk jujur
dan apa adanya dengan kita, dalam konteks hubungan
terapeutik.
• Lambert & Barley (2002): “hubungan terapeutik adalah
faktor utama yang berkontribusi dalam hasil
psikoterapi”
• Norcross (2002a): “penelitian menunjukkan bahwa
psikoterapis yang efektif adalah seseorang yang
menerapkan metode spesifik, menawakan hubungan
terapeutik yang kuat dan yang menempatkan metode
dan hubungan dalam konteks individu dan kondisi yang
dialaminya”

Anda mungkin juga menyukai