20MEROKOK
Menit Tekanan darah, Denyut Jantung dan Aliran Darah Tepi Membaik.
MEROKOK
1 Tahun Risiko penyakit jantung koroner setengah setelah
1 tahun berhenti dibandingkan tetap merokok.
10 Tahhun
Risiko kanker paru kurang dari setengahnya. Semua
– 15 Tahun
penyebab mortalitas dan risiko penyakit jantung koroner
menurun pada level yang sama seperti orang tidak pernah
merokok.
Sumber : PDPI
Upaya Berhenti
Merokok
1. Identifikasi awal
2. Evaluasi dan support motivasi
3. Terapi berhenti merokok
4. Follow up
IDENTIFIKASI AWAL
gejala Pusing
Gelisah
Susah tidur
Ingin makan yang manis
Mulut asam
Test untuk Ketergantungan
Nikotin
fangerstorm
test
Item Pilihan Respon Point
1. Berapa lama setelah bangun tidur anda merokok? dalam 5 menit 3
6-30 menit 2
30-60 menit 1
setelah 60 menit 0
2. Apakah mengalami kesulitan untuk ya 1
anda 0-5 ketergantungan rendah
dari merokok ditempat-tempat yang tidak 0
menahan diri 6-10 ketergantungan sedang
dilarang?
11-15 ketergantungan berat pagi hari
pada saat kapan yang paling susah
3. Waktu 1
Rokok 0
ditinggalkan? waktu lain
Delay Distract
Deep Drink
breathing
water
Cara 2:
PENUNDAAN
• Menunda saat mengisap rokok pertama, 2 jam setiap hari dari
hari sebelumnya. Jumlah rokok yang dihisap tidak dihitung.
Misalnya kebiasaan menghisap rokok pertama rata-rata 07.00
pagi, berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari. Maka rokok
pertama ditunda waktunya, yaitu :
Hari 1 : jam 09.00
Hari 2 : jam 11.00
Hari 3 : jam 13.00
Hari 4 : jam 15.00
Hari 5 : jam 17.00
Hari 6 : jam 19.00
Hari 7 : jam 21.00 – terakhir
Cara 3 :
•PENGURANGAN
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-
angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari
yang ditetapkan. Misalnya rata-rata menghisap 28 batang rokok
per hari. Berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari.
Hari 1 : 24 batang
Hari 2 : 20 batang
Hari 3 : 16 batang
Hari 4 : 12 batang
Hari 5 : 8 batang
Hari 6 : 4 batang
Hari 7 : 0 batang
LANGKAH DAN TEKNIK KONSELING BERHENTI
SATU -
MEROKOK
TUJU
SA Sambut kedatangan klien dengan memberi salam dan
berikan perhatian (mulai menciptakan hubungan yang baik).
1.http://www.stop-smoking-tips.com/dangers-smoking-passive-smokers.html
2.http://thescooponsmoking.org/xhtml/faq.php
Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok
Umur
!"#$ %&$&'()$ *)+,)'&(&+
JKL - N&+@&' 8&$# - P# ' #+5 Q#2(()$ #+(#' R)1&( 8)$>)+(2
MK 8)$#"&>(&+ S )3)' 8#$#' ,&$2 ")$7'7'
(>+ 55& 8)$023&( '#"#:&(23
- I):&0'&+ , & " 1 & ' 8#$#' $7'7'
- 6#:&2 0&,&$
1&,&
,&"1&' 8#$#'
1)$7'7' 1&023
$7'7'
- I):&0'&+ 8&>&@& $7'7'
- O+52+ 8)$>)+(2C 1&,& .&+2+
(&12 ')(&52>&+
- O+52+ 8)$>)+(2
1.http://www.stop-smoking-tips.com/dangers-smoking-passive-smokers.html
'&$)+& &'&+D0#,&>
2.http://thescooponsmoking.org/xhtml/faq.php
Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok
Umur
!"#$ %&$&'()$ *)+,)'&(&+
MTLUK - -)017+023 ()$>&,&1 - E)'&+'&+ 1)+(2+5+@& '#&:2(&0
(>+ 8&+(#&+ 8)$>)+(2 >2,#1 @&+5 8&2'
1. Fiore MC, et al. US Department of Health and Human Services. Public Health Service. June 2000.
2. Foulds J, et al. Expert Opin Emerg Drugs. 2004;9:39–53. 3. Grandes G, et al. Br J Gen Pract.
2003;53:101–107.
Wawancara Motivasional
• Untuk memahami tahapan perubahan perilaku pada klien
• Prinsip:
Ekspresikan Empati
Menghindari argumentasi
Dukungan keyakinan diri
Tahapan Perubahan Perilaku
1. Tahap prokontemplasi
( Belum berpikir sama sekali)
Mendidik klien mengenai efek adiksi, perilaku dan
bahayanya
2. Tahap Kontemplasi
(Mulai berpikir bahwa merokok menimbulkan masalah)
Beri dukungan, umpan balik (konfrontasi dengan ramah
, humor)
3. Tahap Preparation/persiapan
(Mau dan siap berhenti merokok)
Membantu upaya berhenti merokok, identifikasi hambatan,
rencanakan berhenti merokok.
4. TahapAksi
(Sudah berhenti merokok)
Penguatan komitmen klien
6.Kekambuhan (Relaps)
(gagal)
- membantu menghadapi ambivalensi,
mengevaluasi komitmen dan hambatan yang ada.
1. Menilai apakah sudah berhasil berhenti merokok atau
seberapa besar sudah dapat mengurangi jumlah rokok yang
dikonsumsi.
2. Menilai kendala utama apabila belum berhasil.
3. Menilai motivasi dan memberikan dukungan motivasi.
4. Menilai withdrawal effect yang timbul dan cara mengatasinya.
5. Mengevaluasi efek samping obat (bila mendapatkan obat).
6. Memberikan terapi tambahan jika diperlukan sesuai hasil
evaluasi penyebab belum berhasil berhenti merokok misalnya
terapi perilaku, hipnoterapi dan lain-lain.
7. Mengecek beberapa parameter (seperti berat badan, kadar CO
udara ekspirasi, tekanan darah dan lain-lain)
Flight
atau
Menghindar
Freeze atau
Mematung/membeku
Menyadari yang Tidak Disadari
Membangun Kepercayaan,
Menjalin hubungan kerjasama dan
Mengenali Karakter Pasien/klien
KOMUNIKASI NON
VERBAL
• Nada suara • Kontak mata
• Timing • Kedekatan
• Tempo • Ekspresi wajah
• Posisi tubuh • Tingkat energi
• Derajat relaksasi
Peranan Utama Konselor
• Memberi informasi yang dibutuhkan
• Mengajar klien cara membuat keputusan
• Mengajar klien kemahiran yang perlu untuk
mencapai tujuannya
• Membantu klien mengevaluasi perilakunya
• Mendorong klien mencari dan menyaring
berbagai alternatif
• Memberi umpan balik kepada klien
Peranan Utama Konselor
# Harapan:
~ harapan konselor terhadap klien
(tepat waktu, terbuka, tulus, komited, clean)
~ siap untuk ditegur/ dikonfran
~ harapan klien terhadap konseling dibetulkan
(solusi, hubungan yg melenceng, hal tak pantas)
~ batasan peranan konselor
~ batasan menjaga kerahasiaan
~ ketentuan hal yang difokus dalam konseling
~ pendekatan konseling yang digunakan
# Tujuan:
~ memastikan tujuan berciri “S.M.A.R.T.”
~ tujuan jangka pendek, menengah dan panjang
~ membuat fragmentasi masalah
(klien mencari solusi per bagian)
~ menentukan ukuran pencapaian
~ memastikan tujuan yang terbaik
2. Facilitative Communication
# Bicara pembuka
(Kamu kemari untuk bicarakan sesuatu, silahkan.)
(Ungkapkanlah persoalan yang bermain di pikiran
kamu)
# Secara fisik:
~ jarak (working distance) tanpa
pemisah
~ berhadapan dengan klien
~ postur tubuh yang terbuka
~ agak condong ke arah klien
~ menjaga ‘eye contact’ (selagi tak
mengganggu)
# Secara psikilogis:
~ ~ mengamati appearance klien, ekspresi
wajah, postur, pergerakan
(untuk menangkap mesej non-verbal,
congruence antara verbal dan non-verbal,
menanggapi perasaan, mood, dsb.)
# Mendengarkan:
~ gaya bicara klien, nada suara, inti perbicaraan,
ungkapan perasaan, kalimat tertentu, dsb.
~ representational mode: “saya lihat/dengar/rasa”
~ menangkap semua garis besar perbicaraan klien
4. Kemahiran Self-attending
Konselor harus senantiasa ‘aware’ akan pikiran,
emosi dan perbicaraannya.
# mesej/ masukan yang disampaikan tidak
berbaur dengan nilai/ pendirian personal
konselor
# kebutuhan emosi konselor sendiri
harus dikesampingkan dulu hingga
selesai sesi
# menjaga fokus dan obyektivitas
terhadap klien.
(Senantiasa pasti siapa sebetulnya klien!)
5. Mendengar secara Aktif
•The
means by which counselors sustain, extend and
deepen their knowledge of the clients.
In counseling, the
•( Sh e rt ze r & S t o ne , 19 80)
clie n t s r e q u i r e t h e counselor’s
complete attention or active
listening.