Anda di halaman 1dari 3

BUDAYA ATAU KEBIASAAN MASYARAKAT SETEMPAT UNTUK

DIJADIKAN PERTIMBANGAN DALAM PEMBERIAN ASUHAN


KEPERAWATAN

Dosen pembimbing : Umi Aniroh, S.Kp., Ns., M.Kes

Disusun oleh :

RIRIN ASMORO PUTRI

010118A119

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN

2018/2019
Dalam kasus budaya atau kebiasaan masyarakat disini, saya mengambil 1 contoh
yaitu klien usia 19 tahun terkena pneumonia akibat menjadi perokok aktif. Klien
merasa nyeri dada, menurun nafsu makannya, sering mual dan muntah, sesak
napas, dan batuk. Klien yang suka berkumpul dengan teman-teman perokok aktif
lainnya yang sering melakukan kegiatan merokok 2 jam sekali atau jika ada waktu
kumpul mereka bersama-sama merokok. Kegiatan merokok tersebut merupakan
budaya atau kebiasaan klien dengan teman-temannya. Hal itu dapat saya ambil
sebagai pertimbangan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.

Asuhan keperawatan :

1. Pengkajian
 Klien berumur 19 tahun terkena pneumonia akibat kegiatannya sebagai
perokok aktif.
 Klien mengalami nyeri dada, penurunan nafsu makan, sering mual dan
muntah, sesak napas, dan batuk.
 Klien sering berkumpul dengan teman perokok aktif lainnya.
 Klien sering merokok 2 jam sekali.
2. Diagnosa keperawatan
 Nyeri yang dirasakan klien berhubungan dengan kerusakan sistem saraf
dari kebiasaan merokoknya yang dilakukan setiap 2 jam sekali yang
tidak dapat dihentikan.
3. Perencanaan
Perawat dapat membantu mengurangi dan memutuskan berhenti merokok
klien dengan cara yaitu :
a. Berhenti seketika : perawat dapat menganjurkan kepada klien untuk
tidak merokok sama sekali pada hari itu. Dan kegiatan itu dapat
dilakukan terus menerus agar klien bisa mulai terbiasa.
b. Penundaan : perawat dapat menunda klien saat menghisap rokok
pertama, 4 jam setiap hari dari hari sebelumnya. Jumlah rokok yang
dihisap tidak dihitung. Disini perawat dapat mengatur jadwal klien
untuk merokok dalam 7 hari. Dimana setiap harinya waktu jadwal
merokok terus diulur hingga akhirnya klien tidak merokok sama sekali.
c. Pengurangan : perawat dapat menyuruh klien agar mengurangi jumlah
rokok yang dihisap setiap hari secara berangsur-angsur dengan jumlah
yang sama sampai 0 batang pada hari yang ditetapkan. Hal ini pasien
dapat memberi tahu keluarga klien agar mereka dapat membantu
mengingatkan.
4. Implementasi
Mempertahankan aktivitas merokok klien hingga klien dapat berhenti
merokok.
5. Evaluasi
Melihat perkembangan klien dari hari pertama dimulainya aktivitas
pengurangan merokok hingga akhir klien tidak merokok lagi. Dibuktikan
dengan dokumentasi yang jelas.

Anda mungkin juga menyukai