Anda di halaman 1dari 7

Garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam pendekatan 5A

Ask (Tanyakan) Identifikasi dan dokumentasi setiap


Apakah pasien merupakan seorang perokok perkembangan pasien setiap kontrol
atau bukan?
Advice (Anjurkan) Gunakan pendekatn secara personal, kuat,
Anjurkan pasien untuk berhenti jelas untuk meganjurkan pasien berhenti
merokok
Assess (Uji) Perlu dipastikan pasien memiliki keinginan
Uji keinginan pasien untuk berhenti untuk berhenti merokok atau tidak, bila tidak
mengkonsumsi rokok maka diperlukan suatu motivasi
Assist (Bantu) Untuk pasien yang berniat berhenti merokok,
Bantu pasien untuk berhenti merokok tawarkan pengobatan dan konseling agar
pasien dapat berhenti merokok. Untuk pasien
yang belum berniat berhenti merokok,
dibutuhkan suatu intervensi sehingga pasien
di masa yang akan datang akan berhenti
merokok
Arrange (Susun) Untuk pasien yang berusaha untuk berhenti
Menyususn rencana untuk menindaklanjutii merokok, maka susunlah jadwal untuk
terapi yang sudah dilakukan konsultasi minimal satu minggu setelah
berhenti merokok/ Untuk pasien yang tidak
ingin berhenti merokok untuk saat ini,
perkenalkan mengeni ketidaktergantungan
rokok dan motivasi keinginan pasien untuk
berhenti merokok pada kunjungan pasien
berikutnya.

Selai hal diatas, hal lain yang dapat dilakukan adalah meninjau keinginan pasien untuk berhenti.
Sampai tahap mana keinginan pasien untuk berhenti turut juga mempengaruhi keberhasilan
program. Jangan lupa catatkan apa yang diamati dalam suatu rekam mediis. Nilai sampai
manakah keinginan pasien apakah pada tahap prekontempelasi, kontempelasi, siap, tindakan dan
pemeliharaan
Tahap Prekontempelasi
Perokok pada tahap ini tidak siap berhent merokok setidaknya sampai 6 bulan ke depan, Hal ini
diebabkan karena perokok tidak mengetahui manfaat berhenti merokok dan kerugian merokok.
Selain itu, perokok juga tidak termotivasi akibat usahanya dalam berhenti merokok yang gagal
pada masa lalu.
Kontempelasi
Pada tahap ini, perokok memiliki keinginan untuk berhenti merokok sampai 6 bulan kedepan.
Perokok juga menyadari kerugian merokok, sehingga bias diberikan motivasi untuk mengikuti
program.
Siap
Pada tahap ini, perokok setidaknya ingin berhenti merokok dalam 30 hari kedepan atau pernah
berhenti merokok setidaknya dalam 30 hari kedepan atau pernah berhenti merokok setidaknya
hanya 24 jam dalam 1 tahun belakangan. Pada tahap ini, biasanya perokok mencari bantuan
untuk berhenti merokok.

Tindakan
Pada tahap ini perokok sedang melakkan usaha untuk berhenti merokok setidakny untuk 6 bulan
kedepan,. Pada tahap ini, kegagalan biasanya terjadi 75% utamanya pada minggu pertama
percobaan. Pasien yang pernah gagal harus diberi motivasi untuk meneruskan program dan
belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan.
Pemeliharaan
Pada tahap ini, perokok sudah berhento merokok selama 6 bulan. Perokok biasanya tidak
memiliki keinginan untuk berhenti merokok seiring dengan berjalannya waktu. Perokok yang
kambuh hanya memiliki prevalensi 4% pada masa 2 tahun sudah tidak merokok lagi.

Pendekatan 5R’s
Jika seseorang perokok tidak ingin berhenti merokok maka dibutuhkan suatu intervensi yang
didesain agar perokok tersebut dapat berhenti meokok dangan keinginan sendiri. Harapan ini
dapat dicapai melalui pendekatan yang disebut dengan 5R (Relevance, Risk, Reward,
Roadblock, Repetition) 5R
Relevance
Kaitkan merokok dengan dampak negatifnya terhadap kesehatan dan manfaat ekonomi apa yang
diperoleh jika kita berhenti. Selain itu kaitkan juga pada kehidupan orang di sekitar kita,
misalnya asma anak kita akan semakin sering kambuh apabila kita tidak menghentikan kebiasaan
kita.
Risk
Minta pasien untuk menjabarkan sendiri bahaya yang muncul dari mengkonsumsi rokok.
- Resiko akut misalnya nafas pendek, asma, kemandulan, impotensi
- Resiko jangka panjang misalnya serangan jantung, stroke, tumor dan kanker sebagai
akbiat adanya COPD
- Resiko terhadap lingkungan misalnya tingginya kemungkinan kanker paru-paru pada
anak-anak, tingginya kasus anak perokok, meningkatnya SID, resiko asma, infeksi
saluran nafas dan gangguan pada telinga tegah
Reward
Coba bersama pasien mengidentifikasi apakah ada manfaat yang diperoleh dari mengkonsumsi
rokok selama inni. Kemudian coba juga identifikasi mengenai keuntungan apa saja dari berhenti
merokok misalnya keuntungan kesehatan, meningkatkan cita rasa indera penciuman dan perasa,
menghemat uang, manfaat kepada llingkungan, manfaat kesehatan kepada anak dan bebas dari
kecanduan
Roadblock
Tanyakan kepada pasien mengenai kemungkinan hambatan yang dapat muncul dari upaya dari
mengkonsumsi rokok, isalnya teman-teman yang masih mengkonsumsi rokok atau keinginan
yang kuat unruk merokok kembali. Hambatan yang biasa muncul adalah withdrawl syndrome,
ketakutan akan gagal, depresi, berada di sekitar perokok, hasrat berlebih karena menikmati
rokok, pengetahuan yang kurang yang berkaitan dengan pilihan program
Repetition
Ulangi langah-langkah yang dilakukan secara terus menerus paa saat pasien melakukan kontrol.
Dalam menghadapi pasien yang pernah gagal dalam upayanya berhenti merokok, maka pasien
tersebut harus diberikan suatu motivasi misalnya orang-orang yang sekarang berhasil berhenti
merokok itu dulu pun merupakan orang yang gagal berulang-ulang. Maka, pasien harus
diberitahu hal-hal apa saja yang harus dilakukan agar bias seperti mereka.
Selain itu, perlu juga dilakukan pendekatan motivasi dimana pasien yang tidak berniat untuk
berhenti merokok diberikan suatu motivasi dimana motivas tersebut dilakukan melalui suatu
pendekatan yang personal dalm suatu wawancara.

Terapi Farmakologi
Penggunaan obat dalam program berhenti mereokok telah dikembangkan sejak tahun 1990an.
OBat baru yang muncul maupun obat lama yang sudah ada dengan dosisnya ttelah ditetapkan
untuk tujuan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan tentunya harus didasarkan pada
penggunaan obat yang rasional.
Pengobatan yang direkomendasikan dengan evidence A yaitu Terapi Penggantian Niotin
(Nicotine Replacement Therapy, NRT), Bupoprion dan Varenicline.
A. NRT
Terapi pengganti nikotin merupakan jenis terapi yang telah didokumentasi dengan baik secara
farmakologi dalam upaya berhenti merokok.
Mekanisme Kerja
Terapi ini memberikan pengganti nikotin yang beraal dari obat sebagai pengganti nikotin yang
disuplai dari rokok. Dengan memberikan pengganti nikotin yang berasal dari rokok, maa
diharapkan withdrawl effet yang muncul dapat diatasi.
Nikotin yang digunakan dalam terapi penggantian nikotin terdiri dari gum, patch, inhaler, spray,
lozenge yang telah dibuktikan ditoleransi baik oleh pasien.

Efikasi Klinis
Banyak penelitian yang menunjukkan keamanan, kualitas dan khasiat dari penggantian NRT ini,
diantara hasilnya adalah kejadian merokok setelah penggunaan terapi penggantian nikotin adalah
1,5 2 kali lebih sedikit daripada ketika tidak digunakan.

B. Bupoprion SR

Pertama kali diteliti dan dipasarkan sebagai antidepresan. PAda tahun 1986 sempat
ditarik karena insiden seizure, diperkenalkan kembali setelah tahun 1989 dngan dosis
baru. Pada tahun 1997, disetujui oleh FDA untuk terapi farmakologi berhenti merokok.
Mekanisme Kerja
Bupoprion merupakan obat golongan Noerpinephrine Dopamine Reptake Inhibitor, dengan
dugaan mekanisme kerja menghambat reuptake dari dopamine sehingga apat mengurangi gejala
withdrawl effect. Penelitian in vitro yang terbaru menunnjukkan bahwa bupoprion merupakan
inhibitor non kompetitif dari reseptor asetilkolin. Efek anti nikotin inilah yang bermanfaat dalam
mengatasi ketergantungan nikotin.
Durasi, Dosis dan Cara Pemberian
Pasien harus memulain menggunakan Bupoprion SR 1-2 minggu sebelum berhenti merokok
total. Pasien sebaiknya memulai dengan dosis 150mg setiap pagi selama 3 hari, kemudian dosis
dapat ditingkatkan menjadi 150mg kaili 2 sehari. Dosis yang diberikan tidak boleh melebhi
300mg perhari. Dosis 150mg dua kali sehari harus dilanjutkan selama 7-12 minggu. Untuk terapi
jangka panjang, pertimbangkan Bupoprion SR selama 6 bulan.
Efikasi Klinis
Bupoprion mengurangi tingkat keparahan adiksi nikotin dan withdrawl effect. Setelah tujuh
minggu pengobatan, hanya 27% dari subjek yang menerima bupoprion melaporkan masih
mempunyai dorongan untuk merokok, sementara 56% dari mereka yang menerima placebo.
Dalam studi yang sama, hanya 21% dari kelompok bupoprion melaporkan perubahan suasana
hati, dan sebesar 32% dari kelompok placebo.
C. Varenecline
Merupakan obat baru untuk berhenti merokok yang mempunyai struktur mirip denga senyawa
cysteine. Di Eropa senyawa cysteine sudah sejak lama digunakan untuk terapi behenti merokok,
namun karena mempunyai sifat ketersediaan hayati yang rendah dan uji klinis yang sedikit,
penggunaannya tidak berkembang. Verenicline mempunyai struktur yang mirip dengan sifat
ketersediaan hayati yang lebih besar.
Mekanisme Kerja
Verenicline mempunyai dua mekanisme kerja yang unik. Pertama mempunyai sifat agonis
parsial yang berkaitan dengan reseptor sehingga menyebabkan pelepasan dopamine yang parsial
juga, dengan demikian efek yang ditimbulkan mengurangi efek adiksi dan withdrwal effect.
Mekanisme kedua bekerja sebagai antagonis, dimana ikatannya dengan reseptor mencegah
nikotin berikatan sehinngga mengurangi rasa nikmat yang diperoleh dari rokok.

Dosis dan Cara Pemberian


Verenicline dianjurkan untuk pasien pada pengobatan pertama ketergantungan merokok. Pada
awalnya gunakan 1 minggu sebelum berhenti merokok dengan dosis 0,5 mg perhari selama 3
hari. Kemudian dilanjurtkan dengan dosis 0.5mg dua kali sehari selama 4 hari dan dilanjutkan
dengan dosis 1 mg sampai 3 bulan.
Efikasi Klinis
Dalam penelitian meta analisis pada tahun 2009, telah di evaluasi sebanyak 101 penelitian yang
memperlihatkan Verenicline lebih efektif daripada Bupoprion dan NRT.
Dalam studi komparasi, verenicline menunjukkan efikasi lebih baik setelah satu tahun tingkat
kesuksesan berhenti merookok adalah 10% untuk placebo 15% untuk bupoprion dan 23% untuk
Verenicline

Upaya Lain Untuk Berhenti Merokok


Berbagai Teknik untuk membatu seorang pecandu rokok untuk berhenti merokok selain terapi
obat dan konseling, diantaranya adalah hipnoterapi dan akupuntur. Pada hipnoterapi, sasaran
utamanya adalah melakukan penguatan motivasi yang dilakukan pada saat pasien dalam keadaan
terhipnotis. Pada saat itu kalimat-kalimat positif disampaikan, misalnya tentang pentingnya
berhenti merokok. Sehingga setelah pasien telah kembali sadar, pada diri pasien telah tertanam
pesan-pesan positif tersebut, sehingga motivasi untuk berhenti merokok menguat. Hal ini juga
akan memudahkan pasien untuk melaksanakan program berhenti merokok dengan penuh disiplin
dan kesadaran yang tinggi.
Hipnoterapi yang dilakukan untuk upaya berhenti merokok yang diteliti dalam suatu penelitian
yang terkontrol melalui Cochrane Systemic Review menunjukkan hasil yang beragam. Oleh
karena itu, tidak mungkin dianjurkan sekarang karena menunjukkan hasil yang beragam.
Penelitian juga menunjukkan bahwa hipnoterapi tidak mempercepat laju terapi pada pasien yang
diberikan intervensi atau tan pa intervensi
Akupuntur juga dapat dipercaya membantu dalam terapi ketergantungan nikotin. Namun,
penelelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dengan atau tidak menggunakan akupuntur
tidak memberikan perbedaan yang bermakna

Anda mungkin juga menyukai