Anda di halaman 1dari 25

Orientasi Upaya Berhenti Merokok (UBM)

Dinas Kesehatan DKI Jakarta


17 November 2021

TEORI PERUBAHAN PERILAKU DAN


BERHENTI MEROKOK

Dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ


Psikiater
• Rokok dapat menimbulkan ketergantungan dan
menyebabkan munculnya masalah kesehatan yang
serius.

• Berhenti merokok dapat mengurangi risiko terjadinya


penyakit yang berkaitan dengan rokok.

• Ketergantungan rokok/nikotin memerlukan terapi


berulang.
• Nikotin bersifat adiktif (dapat
menyebabkan kecanduan)

• Sebagian besar perokok, merokok


tembakau karena kecanduan nikotin.

• Sebagian besar perokok ingin berhenti


merokok. Tiap tahunnya, setengahnya
berusaha berhenti merokok secara
permanen.

• Kenyataannya, hanya 6 persen perokok


yang dapat berhenti merokok pada tahun
tersebut (CDC, 2011).
• Ada berbagai teori
tentang perilaku

• Salah satunya adalah


teori perilaku terencana
(theory of planned
behavior)
Theory of Planned Behavior
Teori Perubahan Perilaku
Pra Kontemplasi
Individu di tahap ini tidak berpikir untuk
mengubah perilaku merokoknya.

Merokok tidak dilihat sebagai suatu masalah,


dan menganggap orang lain terlalu membesar-
besarkan permasalahan.

Ada beberapa alasan seseorang ada di tahap


ini, ada 4 R: reluctance, rebellion, resignation,
and rationalization.
Pra Kontemplasi

Reluctant: karena kurang pegetahuan tidak mau


mempertimbangkan perubahan. Dampak dari masalah tak
sepenuhnya disadari.

Rebellious: sangat mengandalkan dan bergantung pada rokok


dalam membantu mengambil keputusan, menolak diberi tahu apa
yang harus dilakukan.

Resgined: sudah putus asa dengan kemungkinan berubah dan


merasa lelah dengan permasalahannya. Beberapa sudah
mencoba untuk berhenti atau mengurangi rokok.

Rationalizing: memiliki semua jawaban; berbagai alasan mengapa


rokok bukanlah masalah, mengapa rokok jadi masalah untuk orang
lain tapi tidak untuk dirinya.
Kontemplasi

Individu di tahap ini bersedia mempertimbangkan kemungkinan bahwa ia


memilki masalah, dan kemungkinan ini memberi harapan untuk terjadinya
perubahan.

Individu di tahap ini cenderung sangat ambivalen, bimbang.


Pada tahap ini, seseorang mungkin tertarik untuk belajar tentang rokok dan
terapi untuk berhenti rokok. Mereka tahu rokok menimbulkan masalah, sudah
memiliki berbagai alasan di pikiran mengapa rokok buruk untuk dirinya.
Namun masih sulit untuk membuat keputusan.

Pada tahap ini, dapat dibantu untuk membuat analisis manfaat vs kerugian,
pro kontra dari perilaku merokoknya, dan pro kontra perubahan perilaku.

Evaluasi upaya berhenti merokok sebelumnya dan apa saja yang


menyebabkan terjadinya kegagalan.
Preparasi hingga Aksi

Tahap individu menetapkan dan memutuskan untuk berhenti merokok.


Ini adalah tahapan penting pada tahap perubahan periaku.

Analisis manfaat dan kerugian, pro kontra, akhirnya condong ke


perubahan perilaku (berhenti merokok).

Individu di tahap ini mulai melakukan upaya serius untuk berhenti


mreokok, sudah lebih siap dan komitmen untuk aksi.

Tahap selanjutnya adalah membuat rencana yang realistis. Profesional


dapat membantu individu menilai tingkat kesulitan yang dihadapi dalam
program berhenti merokok. Antisipasi masalah dan batu sandungan
dalam perjalanan terapi dan persiapkan dengan solusi yang konkrit.
Aksi

Tahap implementasi rencana perubahan perilaku.

Rencana yang sudah disusun diubah dalam bentuk aksi.

Buat komitmen publik untuk berhenti merokok agar


dapat konfirmasi eksternal tentang rencana ini.

Jalani konseling, ikut kelompok dukungan, beritahu


teman dan keluarga tentang keputusannya.
Maintenance (Rumatan)

Tahap seseorang mempertahankan perubahan perilaku


untuk periode waktu yang panjang.
Perilaku baru perlu dipertahankan untuk menggantikan
perilaku merokok dan yang berhubungan dengan itu.
Tahapan bisa berlangsung 3-6 bulan. Perubahan
memerlukan pembentukan pola kebiasaan baru seiring
berjalannya waktu.

Tantangannya adalah perubahan perilaku yang bertahap


bertahun-tahun. Orang yang behernti merokok akan semakin
kuat dan mantap dalam pendirian dan perilak barunya, dan
risiko untuk Kembali ke pola lama, akan semakin berkurang.
Relapse (Kambuh) atau Terminasi

Adiksi rokok adalah suatu kondisi kronis, kemungkinan kambuh selalu


ada.
Individu bisa dihadapkan pada situasi dengan godaan kuat untuk
merokok dan gagal menghadapi situasi tersebut.

Saat berkurangnya pertahanan diri atau “tes” “uji coba” diri sendiri
terjadi, ini menjadi pencetus kekambuhan.
Individu pada tahap ini perlu dibekali dengan keterampilan
pencegahan kekambuhan.

Tahap akhir: terminasi. Pada tahap ini, perokok tak lagi menganggap
rokok sebagai godaan atau ancaman, percaya diri dapat mengatasi
situasi tanpa takut kambuh.
Pendekatan
Sesuai Tahapan
Perubahan
Perilaku
Pra Kontemplasi

• Meningkatkan kesadaran
• Memberikan informasi tentang masalah rokok dan dampaknya
• Memberi ruang untuk mengekspresikan perasaan terkait masalah dan
solusi
• Reevaluasi lingkungan: masalah dan lingkungan sekitar
Kontemplasi

• Bantu reevaluasi diri


• Beri kesempatan menilai pikiran dan perasaan terkait masalah dan
solusi
• Klarifikasi
• Imajinasi langkah dan situasi yang akan dihadapi
Preparasi

• Inventarisir persiapan
• Buat komitmen
• Gunakan momen tertentu untuk membuat komitmen: misal
resolusi tahun baru
Aksi

Bantu klien untuk:


• Cari alternatif perilaku pengganti merokok
• Menghindari dan mengatasi situasi pencetus
• Terbuka dan percaya dengan orang terdekat
• Buat reward untuk perilaku yang sudah baik
Rumatan

Fokus pada:
• Alternatif aktivitas sosial
• Pencegahan kekambuhan
Menangani Dampak
Psikologis Berhenti Merokok
• Berikan fakta pendukung alasan
untuk berhenti merokok, untuk
memperkuat motivasi
• Tahan emosi, hindari perdebatan
terkait merokok. Tunjukkan
keprihatinan dan kekhawatiran
tentang kondisi yang dialami.
• Beri dukungan emosional, dampingi
saat muncul gejala kecemasan dan
depresi
• Dampingi melakukan aktivitas yang lain
untuk mengisi hari: kreatif dalam
melakukan aktivitas bersama keluarga
• Bantu untuk mehindari pencetus
(jauhi lingkungan orang yang
merokok)
• Cari kelompok dukungan (orang-
orang yang sama-sama berhenti
merokok)
• Bila gagal, jangan dikritik, dampingi untuk
terus mencoba lagi. Bisa lakukan secara
bertahap atau total.
• Bantu mengurangi stress, cari tahu apa
yang dibutuhkan
• Beri pujian dan imbalan bila berhenti
merokok
• Bila gejala pskologis menetap
setelah 4 minggu: misal
kecemasan dan depresi menetap,
konsultasi ke dokter dan psikolog,
bila perlu ke psikiater.
Hasil Jangka Panjang
Menurut penelitian, berhenti merokok
berhubungan dengan penurunan angka depresi,
kecemasan dan perbaikan mood positif serta
kualitas hidup bila dibandingakan dengan orang
yang terus merokok.

Taylor G. Change in mental health after smoking cessation: systematic review and meta-analysis
BMJ 2014; 348 :g1151

25

Anda mungkin juga menyukai