Anda di halaman 1dari 29

Materi inti 4

STRATEGI MOTIVASI

DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENYAKIT TIDAK MENULAR
Tiga fase Practical Strategies
• Three phases:
1. Building motivation for change
2. Strengthening commitment to change
3. Follow through strategies
Fase 1 : Building motivation for
change
8 strategies :
1. Eliciting self motivational statements
2. Listening with empathy
3. Questioning
4. Personal feedback
5. Affirming the patient
6. Handling resistance
7. Reframing
8. Summarizing
Eliciting self motivational statement
• Mendatangkan pernyataan yang diucapkan
pasien yang mencerminkan motivasi dirinya
 Ajak bicara / berbuat cara baru  nilai ps akan bergeser ke arah
yang diberikan
 Bantu agar ps mengeluarkan kata2 dari mulut ps sendiri
• Bangkitkan respon ps berupa pernyataan self
motivating
 Kesediaan terbuka untuk dapatkan masukan ttg rokok
 Pengakuan adanya problem yang berkaitan dengan rokok
 Mengutarakan keinginan, kebutuhan, atau kemauan untuk berubah
 Mengutarakan optimisme terhadap kemungkinan berubah
• Cara :  dengan open ended question :
- Apakah anda merokok ?
- Apakah saat ini anda mengalami masalah atau
kesulitan dengan rokok, coba ceritakan ?
- Apa positif dan negatif dari rokok yang anda
ketahui ?
- Perubahan apa yang anda harapkan saat ini
dan selanjutnya?
 Lanjutkan dengan pertanyaan2 lain
(reflective listening)
Yang penting, untuk bangkitkan pernyataan
motivasi diri :
• ceritakan sejauh mana anda menggunakan
rokok
• Ceritakan berapa besar beban biaya yang
harus anda pikul karena rokok
• Coba ceritakan mengapa kamu memutuskan
untuk berhenti ?
Listening with empathy
• Empati : menempatkan diri pada posisi pasien
(memahami kondisi pasien)
Berarti melakukan relective listening yaitu
mendengarkan dengan cermat dan teliti
perkataan pasien dan merefleksikan kembali
pada pasien
Tujuan :
- menghindari resistensi
- Mendorong ps untuk bicara dan gali topik
- Mengkomunikasikan penghargaan dan menunjukkan
adanya suatu ‘working therapeutic alliance’
- Mengklarifikasikan secara tepat apa yang dimaksud
pasien
- Dapat dipakai untuk memperkuat ide-ide pasien
• Contoh :
T : apakah kamu mengalami masalah karena
rokok ?
P : ya, kadang-kadang saya merokok terlalu
banyak
T : terlalu banyak ya…. (RL)
P : Ya, sepanjang hari rasanya tidak dapat
berpikir, kosong
T : Sepertinya ada yang mengganggu pikiran
kamu ya, sehingga mengganggu konsentrasi
kamu
• Pernyataan yang bukan reflective listening
P : saya merasa telah merokok berlebihan tetapi
kadang saya beranggapan tidak ada masalah
T Konfrontasi : kamu pasti telah menimbulkan
masalah pada orang lain
T nasehat : saya rasa kamu lebih baik introspeksi
diri dulu dan segera berhenti
T RL : jadi di satu sisi kamu merasa ada alasan
untuk prihatin dan disisi lain kamu tidak ingin
disebut memiliki masalah ya
Questioning
• Tanyakan tentang perasaan, ide, dan
keprihatinan serta rencana-rencana pada
pasien
Personal feedback
• Berikan dan diskusikan hasil pemeriksaan atau
laboratorium yang menunjukkan masalah
• Diskusikan tentang pengobatan lain yang
mungkin berkaitan dengan efek rokok
• Diskusikan obat-obatan yang diminum yang
berkaitan dengan masalah medik
Affirming the patient
• Menegaskan, mengiyakan, membenarkan atau
memberikan pujian terhadap pernyataan pasien
dengan kesungguhan hati
Tujuan :
- Memperkokoh hubungan
- Menumbuhkan dan meningkatkan sikap diri yang
bertanggung jawab
- Menguatkan pernyataan pasien yang self
motivational
- Mendukung harga diri pasien
• Contoh :
• Saya menghargai upaya dan waktu anda untuk
membicarakan hal-hal tentang anda dan
rokok, dan saya meolihat bahwa kamu
berupaya untuk berhenti merokok dan saya
harap komitmen yang baik tadi diteruskan
sehingga dapat mencapai kondisi berhenti
yang maksimal
• Terima kasih atas waktunya untuk selanjutnya
saya akan mengirim anda untuik konsultasi
lebih lanjut pada dokter
Handling resistance
• Mengendalikan resistensi pasien
• Contoh resistensi : interupsi, adu argumentasi,
menyangkal masalah, bermusuhan, marah, dll
• Jangan berhadapan langsung dengan
resistensi (seperti menyudutkan pasien, anti
pasien, membantah, menghakimi, sarkasme,
marah, mendesak, dll)
• Hindari kata awal mengapa/kenapa
Cara menangani resistensi
1. Simple refleksi : cara sederhana merefleksikan ucapan
pasien
Cth : P : saya bukan pecandu
T : tentu saja kamu tidak mau diberikan julukan itu ya
2. Reflection with amplification : modifikasi refleksi
dengan tambahan penjelasan
Cth : P : saya tidak merasa mengalami masalah dengan rokok
T : sejauh yang kamu lihat, sesungguhnya tidak ada
masalah tertentu atau kerusakan kesehatan karena
menggunakan rokok
3. Double sided reflection : refleksi dua sisi yang
berlawanan
Cth : P : saya tidak bisa tiba-tiba berhenti rokok, karena semua
teman saya juga merokok
T : kamu bisa bayangkan bagaimana kamu merokok dengan
teman dan di waktu yang sama kamu juga kuatir karena rokok
bisa mempengaruhi kesehatan kamu
4. Shifting focus : mengalihkan atensi pasien dari isu yang
dibicarakan
Cth : P : saya tidak bisa tiba-tiba berhenti rokok, karena semua
teman saya juga merokok
T : mungkin lebih baik kita membicarakan mengenai sisi positif
dan negatif dari rokok yang kamu rasakan
5. Rolling with : menggulirkan, jangan menantang
resistensi
Cth : P : saya tidak bisa tiba-tiba berhenti rokok, karena
semua teman saya juga merokok
T : saya lihat kamu telah memutuskan untuk tetap merokok
dan sukar untuk mengubah diri, tetapi semua terserah
kamu setelah kamu mempertimbangkan faktor-faktor
yang menguntungkan dan merugikan dari rokok
Reframing
• Strategi dengan mengundang pasien untuk
memeriksa persepsi atau medatangkan upaya
pasien untuk mereorganisasi diri
• Penting untuk gunakan kata, persepsi dan
pandangan pasien sendiri tentang rokok
Cth :
- Mungkin kamu membutuhkan sesuatu untuk
menghargai dirimu (penggunaan rokok sebagai hadiah)
- Mungkin kamu pakai rokok untuk menghindari masalah
dengan orang lain dan melepaskan masalah kamu
Summarizing
• Secara periodik, buat kesimpulan, berupa
kesimpulan apa yang diucapkan pasien
Cth :
sejauh yang kamu ceritakan, kamu sebenarnya tidak
nyaman dengan merokok sehingga kamu menginginkan
berhenti tetapi kamu masih ragu juga ya. Ada yang kamu
pikirkan lainnya ?
Fase 2 : Strengthening
commitment to change
1. Recognizing Change Readiness
Tanda kesiapan untuk berubah
1. Decreased resistance
2. Decreased discussion about the problem
3. Resolve  klien mencapai suatu resolusi
4. Change talk
5. Questions about change
6. Envisioning membicarakan tentang keadaan
setelah berubah (hal-hal positif)
7. Experimenting  mempraktekkan perubahan
tersebut
Fase 2
2. Asking Key Questions
Fase 2 tidak memberitahu klien apa yang
harus dilakukan, tetapi membangkitkan apa
yang akan klien lakukan atau rencanakan 
dengan pertanyaan-pertanyaan yang terbuka
3. Information and Advice
– Perubahan apa yang sebaiknya dilakukan
– Kebutuhan-kebutuhan klien saat berubah
– Perubahan secara umum yang dibutuhkan klien untuk
mendukung abstinensia rokok (seperti alternatif
kegiatan untuk mengisi waktu luang dll)
4. Consequences of Action and Inaction
– Diskusi keuntungan dan kerugian pilihan berubah
tersebut
Fase 2
5. Negotiating a Change Plan/ Discussing a Plan
a. Setting goals
- Diskusikan rencana dan tujuan secara
menyeluruh
b. Considering Change Options
- Mendiskusikan metode atau cara-cara untuk
mencapai tujuan (banyak cara untuk mencapai
satu tujuan)
c. Arriving at a plan
- Mewujudkan rencana tersebut dapat dengan
langkah pertama yang akan dilakukan atau
dengan mengisi Change plan worksheet
Phase Two
6. Asking for commitment/Eliciting Commitment
- Meminta klien mengucapkan komitmen untuk
berubah
- Apakah ini yang ingin kamu lakukan ? Jawaban
yang diharapkan adalah : Ya
- Bila klien masih ragu-ragu dalam menjawab
(Mungkin iya, saya harus berpikir lagi) maka harus
dilakukan telaah kembali untuk membangun
motivasi pada fase 1
Follow-Through MET Sessions
• Drug Use Situations
– Jika klien masih merokok, diskusikan bagaimana hal
tersebut bisa terjadi
– Tetap empati dan menghindari kalimat dan nada
menghakimi
• Non-use Situations
– Reinforce self-efficacy dengan meminta klien
menjelaskan cara untuk mengatasi situasi yang dapat
menyebabkan merokok
– Dukung klien untuk melakukan langkah kecil yang
berhasil dilakukan
References
• Miller WR, Rollnick S. Motivational Interviewing.
Preparing People For Change, 2002
• Miller WR. Motivational Enhancement Therapy with
Drug Abusers. New Mexico: Department of
Psychology and Center on Alcoholism, Substance
Abuse, and Addictions (CASAA), The University of
New Mexico; 1995
• Ries RK, Fiellin DA, Miller SC, Saitz R. Principles of
addiction medicine, 5th ed. Boston: ASAM; 2014.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai