Pembimbing:
dr. Suswardana, SpKK
Faktor genetik
•KEHILANGAN
RAMBUT
AUTOIMUN INFLAMASI •PITTING NAIL
•ABNORMALITAS
OCULAR
KULIT
NO KEPALA
TRAUMA
CURATIVE/ ALIS
INFEKSI
PREVENTIVE JANGGUT
OBAT
THERAPY EXTRIMITAS
STRESS
BADAN
LAPORAN KASUS
Tn. I (42 thn) keluhan adanya kebotakan di
kepalanya sejak satu bulan yang lalu.
Penyebab tidak diketahui,pertama kalinya
Riwayat keluarga tidak ada
Terapi injeksi kortikosteroid intralesi sejak 2 minggu
yang lalu, injeksi I (sakit pada saat diinjeksi)
Terapi kedua.
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan fisik
status generalis : keadaan sakit ringan
status dermatologis
Lokasi : parietotemporal.
Lesi berbentuk bulat, berdiameter ± 2,5 cm, batas tegas
dan keadaan kulit tampak normal
DD
alopesia areata
tinea kapitis
Anjuran
Rutin kontrol 2 mgg sekali perkembangan pertumbuhan
rambut
Sebisa mungkin menghindari stress
Bercak berbatas
tegas
Anamnesis
Diagnosis Kulit normal
& PF
pseudowhitening of
hair
abnormalitas di
ocular
Pitting nail
/onychodystrophy
Pitting nail
PEMBAHASAN
DD
tinea kapitis pemeriksaan fisik
kehilangan rambut berupa bercak
kulit yang tidak normal pucat dan bersisik
papul merah di sekitar rambut
rasa gatal.
(keadaan berat ) kerion (reaksi peradangan berat,
pembengkakan seperti sarang lebah dan jaringan
parut)
PEMBAHASAN
Pemeriksaan penunjang
Dermoskopi
titik kuning atau hitam seperti komedo di kulit (cadaver hair)
folikel rambut terbuka serat rambut keluar dari kulit (folicullar ostia),
bagian distal dari batang rambut >> proximal (exclamation mark)
pull test
pull test +
menyingkirkan DD penyakit fungal di kulit.
tes laboratorium
pemeriksaan fungsi tiroid (autoimun tiroid)
pemeriksaan histopatologi
diagnosis klinis masih meragukan biopsi tampak infiltrate
peribulbar limfositik pada akut alopesia areata.
TERAPI
Tidak bersifat kuratif maupun preventif
3 jenis
terapi topikal
injeksi intralesi
Terapi sistemik.
Terapi Topikal
Efektif pada lesi lokal/tidak terlalu luas,
Tidak efektif alopesia areata yang parah, alopesia
totalis atau alopesia universalis
Terapi topikal yang dapat diberikan adalah
glukokortikoid topikal golongan kortikosteroid
super potent digunakan 1-2 kali sehari
topikal antralin/ditranol
lotion minoksidil
takrolimus.
Glukokortikoid Topikal
golongan kortikosteroid super potent :
krim fluosinolon asetonid
fluosinolon scalp gel
betametason valerat lotion
clobetasol propionat ointment
Dexametason
krim halsinonid
Cara penggunaannya: 1-2 kali sehari, max selama 3
bulan.
Ditranol / Antralin Topikal
obat iritan
mekanisme kerja : belum diketahui sebagai
imunosupresan dan anti-inflamasi.
Cara penggunaan
konsentrasi 0,1 – 2,0 %, 1x sehari dicuci setelah
10-30 menit dengan sampo menghindari efek
iritan
Efek samping :
Pruritus
Ditranol / Antralin Topikal
eritema,
Scaling
perubahan warna
kulit yang diobati
Folikulitis
regional
limfadenopati.
Tingkat
keefektivitasannya : 25%
Minoksidil Topikal
menghasilkan pertumbuhan kembali rambut 63,6%.
Jenis-jenis
glukokortikoid sistemik
prednisolon 200 mg 1x seminggu 3 bulan
deksametason 5 mg setiap hari 2 hari berurutan
tiap minggunya 3 bulan
Sulfasalazine
metotreksat
Zinc sulfat oral.
Glukokortikoid Sistemik
Dosis :
dewasa : 0.5-1mg/kg/hari
anak : 0,1-1 mg / kg / hari untuk anak-anak.
Lama waktu pengobatan sekitar 1-6 bulan
Hindari program berkepanjangan mencegah efek samping
dari kortikosteroid
terapi high-dose pulsed corticosteroid regimen oral dan intravena
Cara pemberian (oral) 2 hari berturut-turut setiap
minggu, jarak 5 hari antara dua high-dose pulsed corticosteroid
atau yang dikenal juga sebagai terapi minipulse oral (OMP)
vitligo dan lichen planus
Sulfasalazin
imunomodulator dan imunosupresif
Efek sampng :
gangguan pencernaan
toksisitas hati
efek samping haemotological
Hipnoterapi
Dukungan psikologis
KESIMPULAN
Etio- No curative
Alopesia &preventive
patogenesis
areata therapy
unknown
Menekan
aktivitas
peny.
usia pasien
Tingkat
keparahan
TERIMA KASIH