Anda di halaman 1dari 28

ALOPESIA AREATA

LAPORAN KASUS DAN TINJAUAN


PUSTAKA ALTERNATIF TERAPINYA
Disusun oleh:
Febriyanti Meylie 07120100038
Kelompok 65

Pembimbing:
dr. Suswardana, SpKK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
RUMKITAL MARINIR CILANDAK
9 JUNI – 11 JULI 2014
ABSTRAK
Alopesia areata (AA)  penyakit kulit  karakteristik
noncicratical, berupa kehilangan rambut dengan bercak
berbatas tegas di kulit yang terlihat normal.

Etiologi dan patogenesis  belum diketahui secara pasti.

Mekanisme autoimun  proses inflamasi  reaksi


autoimun sel T-mediated terhadap folikel rambut.

Faktor genetik

Terapi  tidak bersifat kuratif maupun preventif 


sering dilakukan  injeksi intralesi triamcinolone acetonide
(5-10 mg/ml)
PENDAHULUAN L=P

•KEHILANGAN
RAMBUT
AUTOIMUN INFLAMASI •PITTING NAIL
•ABNORMALITAS
OCULAR

KULIT
NO KEPALA
TRAUMA
CURATIVE/ ALIS
INFEKSI
PREVENTIVE JANGGUT
OBAT
THERAPY EXTRIMITAS
STRESS
BADAN
LAPORAN KASUS
Tn. I (42 thn)  keluhan adanya kebotakan di
kepalanya sejak satu bulan yang lalu.
Penyebab tidak diketahui,pertama kalinya
Riwayat keluarga  tidak ada
Terapi injeksi kortikosteroid intralesi sejak 2 minggu
yang lalu, injeksi I (sakit pada saat diinjeksi)
Terapi kedua.
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan fisik
status generalis : keadaan sakit ringan
status dermatologis
Lokasi : parietotemporal.
Lesi berbentuk bulat, berdiameter ± 2,5 cm, batas tegas
dan keadaan kulit tampak normal

DD
alopesia areata
tinea kapitis

Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan.


LAPORAN KASUS

Perkembangan kunjungan pertama dan kedua.


LAPORAN KASUS
Diagnosis kerja  alopesia areata

Terapi injeksi triamcinolone acetonide intralesi 10 mg/ml, yang


diencerkan dengan aquades untuk mendapatkan sediaan 3
mg/ml.

Anjuran
Rutin kontrol  2 mgg sekali  perkembangan pertumbuhan
rambut
Sebisa mungkin menghindari stress

Prognosis  bonam apabila rutin melaksanakan terapi sesuai


anjuran dokter dan menghindari faktor predisposisi seperti
stress.
PEMBAHASAN kehilangan
rambut

Bercak berbatas
tegas

Anamnesis
Diagnosis Kulit normal
& PF

pseudowhitening of
hair

abnormalitas di
ocular

Pitting nail
/onychodystrophy
Pitting nail
PEMBAHASAN
DD
tinea kapitis  pemeriksaan fisik
kehilangan rambut berupa bercak
kulit yang tidak normal  pucat dan bersisik
papul merah di sekitar rambut
rasa gatal.
(keadaan berat )  kerion (reaksi peradangan berat,
pembengkakan seperti sarang lebah dan jaringan
parut)
PEMBAHASAN
Pemeriksaan penunjang
Dermoskopi
titik kuning atau hitam seperti komedo di kulit (cadaver hair)
folikel rambut terbuka  serat rambut keluar dari kulit (folicullar ostia),
bagian distal dari batang rambut >> proximal (exclamation mark)
pull test
pull test +
menyingkirkan DD penyakit fungal di kulit.
tes laboratorium
pemeriksaan fungsi tiroid (autoimun tiroid)
pemeriksaan histopatologi
diagnosis klinis masih meragukan  biopsi  tampak infiltrate
peribulbar limfositik pada akut alopesia areata.
TERAPI
Tidak bersifat kuratif maupun preventif

Tujuan : menekan aktivitas penyakit dengan cara


menghambat perkembangan fase katagen (fase apoptosis)  fase
anagen (fase pertumbuhan) lebih lama
merangsang fase anagen di folikel telogen  >> persentasi dari
aktivitas pembentukan folikel batang rambut
menghambat fase eksogen (proses aktif dari terlepasnya batang
rambut).

3 jenis
terapi topikal
injeksi intralesi
Terapi sistemik.
Terapi Topikal
Efektif pada lesi lokal/tidak terlalu luas,
Tidak efektif  alopesia areata yang parah, alopesia
totalis atau alopesia universalis
Terapi topikal yang dapat diberikan adalah
glukokortikoid topikal golongan kortikosteroid
super potent digunakan 1-2 kali sehari
topikal antralin/ditranol
lotion minoksidil
takrolimus.
Glukokortikoid Topikal
golongan kortikosteroid super potent :
krim fluosinolon asetonid
fluosinolon scalp gel
betametason valerat lotion
clobetasol propionat ointment
Dexametason
krim halsinonid
Cara penggunaannya: 1-2 kali sehari, max selama 3
bulan.
Ditranol / Antralin Topikal
obat iritan
mekanisme kerja : belum diketahui  sebagai
imunosupresan dan anti-inflamasi.
Cara penggunaan
konsentrasi 0,1 – 2,0 %, 1x sehari  dicuci setelah
10-30 menit dengan sampo  menghindari efek
iritan
Efek samping :
Pruritus
Ditranol / Antralin Topikal
eritema,
Scaling
perubahan warna
kulit yang diobati
Folikulitis
regional
limfadenopati.
Tingkat
keefektivitasannya : 25%
Minoksidil Topikal
menghasilkan pertumbuhan kembali rambut 63,6%.

Mekanismekerja : belum diketahui merangsang sintesis DNA


dalam folikel rambut , proliferasi dan diferensiasi keratinosit.

Pertumbuhan rambut ditunjukkan di 38% pasien 1% minoksidil


dan 81% pasien 5% minoksidil (direkomendasikan)
Cara penggunaan : 25 tetes, 2x sehari
Pertumbuhan kembali rambut  3 bulan terapi, aplikasi lanjutan
diperlukan  hasil max
efek samping :
dermatitis kontak alergi dan iritan
hipertrikosis reversibel dengan penghentian pengobatan.
Takrolimus Topikal
Mekanisme kerja: inhibitor kalsineurin topikal 
menghambat transkripsi setelah aktivasi sel-T dari
beberapa sitokin termasuk IL-2, IFN-gamma dan
TNF-α.
Studi 11 orang pasien  tidak memberikan respon
terhadap pertumbuhan rambut terminal setelah
pemberian salep takrolimus 0,1% yang diterapkan
dua kali sehari selama 24 minggu.
Terapi Injeksi Intralesi
lini pertama kondisi lokal ,< 50% dari kulit kepala
(scalp).
Terapi injeksi intralesi :
triamcinolone acetonide (5-10 mg/ml)
hidrokortison asetat ( 25 mg/ml)
Triamcinolone acetonide
obat imunosupresif
konsentrasi 5mg/ml, jarum 0,5 inci , 0,1 ml
suntikan, dengan jarak antar suntikan sekitar 1 cm,
intradermis, setiap 2-6 minggu, dosis max:
3ml/kunjungan
Terapi Injeksi Intralesi
efek lokal terhadap pertumbuhan rambut, lesi yang kecil dan
sedikit
efek samping
Sakit
atrofi kulit di lokasi injeksi (sembuh dalam beberapa
bulan)
depigmentasi.
Pertumbuhan kembali  4-6 minggu pada pasien responsif.
Hindari : Suntikan berulang di tempat yang sama atau
penggunaan konsentrasi yang lebih tinggi  kulit atrofi
berkepanjangan.
Terapi sistemik
Indikasi : progresivitas penyakit yang cepat dan dengan
tingkat kerontokan rambutnya > 30% kulit kepala.

Jenis-jenis
glukokortikoid sistemik
prednisolon 200 mg 1x seminggu  3 bulan
deksametason 5 mg setiap hari  2 hari berurutan
tiap minggunya  3 bulan
Sulfasalazine
metotreksat
Zinc sulfat oral.
Glukokortikoid Sistemik
Dosis :
dewasa : 0.5-1mg/kg/hari
anak : 0,1-1 mg / kg / hari untuk anak-anak.
Lama waktu pengobatan sekitar 1-6 bulan
Hindari program berkepanjangan  mencegah efek samping
dari kortikosteroid
terapi high-dose pulsed corticosteroid regimen oral dan intravena
Cara pemberian (oral)  2 hari berturut-turut setiap
minggu, jarak 5 hari antara dua high-dose pulsed corticosteroid
atau yang dikenal juga sebagai terapi minipulse oral (OMP)
vitligo dan lichen planus
Sulfasalazin
imunomodulator dan imunosupresif

oral,mulai dosis rendah  2 x 500 mg/ hari dosis


meningkat menjadi 3 x1 g/hari

Efek sampng :
gangguan pencernaan
toksisitas hati
efek samping haemotological

Mekanisme kerja : menghambat proliferasi sel T, dan aktivitas


sel natural killer dan juga menghambat produksi antibodi.
Oral zinc sulfat
Kadar serum zinc  << pasien alopesia areata

studi pada 15 pasien, pertumbuhan kembali rambut


diamati pada 9 pasien (67%) setelah mengkonsumsi
zinc glukonat.
TERAPI LAINNYA
foto/fotokemoterapi (PUVA, NBUVB) dan laser excimer
tingkat keberhasilan hingga 60-65%
resiko karsinogenik
cairan 8-metoksi psoralen ( << efek samping)
selama 20 menit.

efek samping  eritema kulit.


Nonfarmakoterapi
Penggunaan rambut palsu

Tato alis (kosmetik)

Hipnoterapi

Dukungan psikologis
KESIMPULAN
Etio- No curative
Alopesia &preventive
patogenesis
areata therapy
unknown

Menekan
aktivitas
peny.

usia pasien

Tingkat
keparahan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai