Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN KOMUNITAS

LAPORAN HASIL ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN KOMUNITAS

“Effects of Nurse-Led, Stage-Matched, Tailored Program for Smoking Cessation in


Health Education Centers : A Prospective, Randomized, Controlled Trial”

OLEH

KELOMPOK 7

Ni Kadek Desi Ayani (1902621005)


Komang Trisna Putri Juliantini (1902621015)
I Gede Abdi Sarya Permana (1902621016)
Putu Agus Sugiartha (1902621021)
Dewa Ayu Diah Budi Utami (1902621044)
Putu Santya Novita Lestari (1902621046)
I Gusti Agung Istri Agung Gayatri (1902621054)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini fenomena merokok masih menjadi trend pada kalangan remaja
maupun orang dewasa di kalangan masyarakat. WHO memperkirakan 1,1 miliar
perokok dunia berumur 15 tahun ke atas yaitu sepertiga dari total penduduk
dunia. Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam konsumsi rokok di dunia
setelah China, Amerika Serikat, Jepang dan Rusia (Kemenkes, 2016). Angka
prevalensi merokok di Indonesia merupakan salah satu diantara yang tertinggi di
dunia, 46,8% laki-laki dan 3,1% perempuan dengan usia 10 tahun ke atas yang
diklasifikasikan sebagai perokok. Jumlah merokok mencapai 62,8 juta, 40% di
antaranya berasal dari kalangan ekonomi bawah (Kemenkes RI, 2014).
Meskipun faktanya kebiasaan merokok menjadi masalah kesehatan utama di
Indonesia dan menyebabkan lebih dari 200.000 kematian per tahunnya,
Indonesia merupakan sata-satunya negara diwilayah Asia Pasifik yang belum
menandatangani Kerangka Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau
(WHO, 2016).
Fenomena merokok pada kalangan masyarakat juga dapat dilihat pada
daerah Kelurahan Sanur khususnya Banjar Taman Sari. Berdasarkan data yang
diambil dari 108 KK di Banjar Taman Sari, Kelurahan Sanur, Kecamatan
Denpasar Selatan sebanyak 82% terdapat anggota keluarga yang memiliki
kebiasaan merokok. Selain itu merokok merupakan salah satu faktor risiko dari
beberapa penyakit kronis seperti kanker paru, kanker saluran nafas atas, penyakit
jantung, stroke dan bronchitis. Permasalahan merokok harus diatasi segera, salah
satunya dengan cara Stage Matched Tailor Program yaitu berupa konseling
tatap muka secara individual dan konseling telepon dari seorang perawat
konselor. Efektivitas penerapan Stage Matched Tailor Program belum diketahui
pada tatanan masyarakat di Indonesia sehingga perlu dilakukan pembahasan
mengenai permasalahan merokok pada komunitas berdasarkan evidence base.
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui hasil analisis SWOT pada jurnal utama
1.2.2 Untuk mengetahui implikasi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai
dengan intervensi dalam jurnal utama yang telah dianalisis
1.2.3 Untuk mengetahui efektivitas penerapan intervensi jurnal pada tatanan
komunitas

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan terhadap efektifitas intervensi Stage Matched
Tailor Program terhadap masalah kesehatan merokok.
1.3.2 Bagi Masyarakat
Memberikan pendekatan yang efektif kepada masyarakat untuk
membantu berhenti merokok
BAB II
RINGKASAN JURNAL

2.1 Ringkasan Jurnal Utama


Judul : Effects of A Nurse-Led, Stage-Matched, Tailored Program for
Smoking Cessation in Health Education Centers : A Prospective,
Randomize, Controlled Trial
Peneliti : Chia-Chen Lu, Yu-Chuan Hsiao, Hui-Wen Huang, Jhen Yi-Lin,
Chih-Ling Huang

Stage Matched Tailor Program adalah pendekatan terapi yang secara


signifikan dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
mikrovaskuler dan makrovaskuler pada pasien dengan penyakit jantung koroner dan
diabetes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas Stage Matched
Tailor Program yang dilakukan di klinik rawat jalan. Sampel pada penelitian ini
adalah pasien dengan penyakit jantung dan diabetes yang memiliki kebiasaan
merokok yang melakukan kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit Daerah Taiwan
Selatan dan Tengah (196 responden yang terbagi menjadi 107 kelompok intervensi
dan 89 kelompok kontrol). Adapun kriteria inklusi adalah usia ≥ 18 tahun, telah
merokok dalam sebulan terakhir, dan telah merokok 100 atau lebih rokok dalam hidup
mereka. Sedangkan, kriteria eksklusi adalah gangguan komunikasi yang berat atau
secara klinis tidak mampu untuk menerima intervensi. Sampel dalam penelitian dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi (IG) dan kelompok perawatan biasa
(UCG).
Intervensi yang diberikan berupa konseling tatap muka secara individual dan
konseling telepon dari seorang konselor perawat.  Peserta dalam kelompok intervensi
menerima 4 sesi konseling yaitu menggunakan Stage Matched Tailor Program
dengan tatap muka selama 30 menit dan 3 sesi konseling melalui telepon selama 3
bulan. Sedangkan,peserta pada kelompok UCG menerima informasi dasar mengenai
berhenti merokok dan tindak lanjut melalui telepon setiap bulan. Pada 3 bulan, peserta
menerima pantangan mengonsumsi tembakau yang divalidasi secara biokimia dengan
melakukan uji karbonmonoksida yang diukur saat kunjungan kerumah sakit. Setelah
menyelesaikan Intervensi 3 bulan, kedua kelompok menerima tindaklanjut telepon
bulanan antara bulan 3 dan 6. Tidak ada obat seperti terapi penggantian nikotin
diberikan karena tidak ada sumber daya yang tersedia. 
Hasil analisis menunjukkan pada kelompok intervensi (IG) untuk PP 7 hari
(PP) (rasio odds [OR]= 2.00; p = .001) dan PP 30 hari (OR = 2.27; p = .004) pada 6
bulan, secara signifikan lebih baik daripada kelompok control (UCG). Tahap
perubahan (OR = 4.06; p <.001) dan mengurangi konsumsi rokok harian sebesar 50%
pada 6 bulan (OR = 2.26; p =0,019) meningkat secara signifikan. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa intervensi Stage Matched Tailor Program dapat menjadi
pendekatan yang efektif untuk membantu pasien rawat jalan berhenti merokok.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Jurnal


ANALISIS SWOT
Effects of a Nurse-Led, Stage-Matched, Tailored Program for Smoking Cessation
in Health Education Centers: A Prospective, Randomized, Controlled Trial

Faktor-faktor Strategi Internal

Kekuatan (strengths) Bobot Rating Rating


x
Bobot
1. Intervensi konseling dilakukan kepada 0.3 3 0.9
responden secara perseorangan sehingga
pemberian konseling yang dilakukan sesuai
dengan keadaan masing-masing individu
2. Intervensi konseling diberikan oleh perawat 0.2 3 0.6
profesional yang sudah mengikuti workshop
pelatihan dasar dan lanjutan serta memiliki
sertifikat pendidik penghentian merokok
3. Responden yang digunakan sebanyak 196 0.1 3 0.3
orang yang dibagi menjadi kelompok
intervensi dan control
4. Intervensi konseling di klinik di tambah 0.1 3 0.3
dengan pemberian konseling dan follow-up
via telepon sehingga pemberian konseling
yang diberikan berkelanjutan
5. Adanya dilakukan validasi secara biokima 0.3 3 0.9
kepada individu yang menerima pantangan
tembakau setelah dilakukan intervensi
selama 3 bulan untuk menguji kandungan
karbon monoksida yang dihembuskan pada
setiap kunjungan konseling
Jumlah Kekuatan 3

Kelemahan (Weaknesses)
1. Waktu intervensi yang terlalu lama yaitu 0.6 2 1.2
selama 6 bulan
2. Pemberi edukasi harus mampu memahami 2 0.8
penyakit akibat merokok dan memotivasi 0.4

responden untuk berhenti merokok


Jumlah Kelemahan 2
Faktor-faktor Strategi Eksternal
Peluang (opportunities) Bobot Rating Rating
x
Bobot
1. Adanya penelitian lain yang mendukung 0,2 3 0,6
pemberian konseling edukasi yang dapat
membantu responden untuk berhenti
merokok
2. Sudah dikembangkannya program khusus di 0,5 3 1,5
pelayanan kesehatan seperti Klinik Berhenti
Merokok untuk membantu dan memfasilitasi
responden dalam upaya berhenti merokok
3. Adanya kebijakan pemerintah mengenai 0,3 3 0,9

peraturan perundang-undangan terkait


bahaya menggunakan produk tembakau.

Jumlah Peluang 3
Ancaman (threats)
1. Tingkat pendidikan yang diberikan 0,5 2 1
konseling tidak sama antar responden
2. Faktor lingkungan sekitar yang dapat 0,5 2 1
mempengaruhi kepatuhan pantangan
merokok pada seorang individu
Total Ancaman 2

ANALISIS KOORDINAT INTERNAL DAN EKSTERNAL SWOT


a. Koordinat Analisis Internal
Skor total kekuatan – Skor total kelemahan = (3 – 2) = 1
b. Koordinat Analisis Eksternal
Skor total peluang – Skor total ancaman = (3 – 2) = 1
Diagram Cartesius

Peluang

Kuadran IV Kuadran I

+(1)
Kelemahan Kekuatan

Kuadran III KuadranII

Ancaman

Gambaran SWOT terkait jurnal Effects of a Nurse-Led, Stage-Matched,Tailored


Program for Smoking Cessation in Health Education Centers: A Prospective,
Randomized, Controlled Trial terletak pada kuadran 1 yang artinya berada pada tahap
progresif strategi. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian konsultasi edukasi
berdampak positif kepada responden dalam membantu berhenti merokok
3.2 Implikasi Keperawatan
Implikasi keperawatan yang dapat dilakukan dalam Stage Matched Tailor
Program yaitu membantu memberikan edukasi kepada pasien mengenai cara berhenti
merokok dalam keadaan rawat jalan. Berdasarkan jurnal utama yang digunakan
bahwa dijelaskan bahwa kriteria inklusi penelitian adalah usia ≥ 18 tahun, telah
merokok dalam sebulan terakhir, dan telah merokok 100 atau lebih rokok dalam hidup
mereka. Sedangkan, kriteria eksklusi adalah gangguan komunikasi yang berat atau
secara klinis tidak mampu untukmenerima intervensi. Berdasarkan hal ini perawat
terlebih dahulu melakukan pengkajian kepada pasien untuk mengetahui tingkat
kebiasaan merokok pada pasien lalu setelah dilakukan pengkajian maka diberikan
intervensi berupa konseling.
Intervensi yang diberikan berupa konseling tatap muka secara individual dan
konseling telepon dari seorang konselor perawat. Peserta dalam kelompok intervensi
menerima 4 sesi konseling yaitu dengan tatap muka selama 30 menit dan 3 sesi
konseling melalui telepon selama 3 bulan. Sedangkan, peserta pada kelompok UCG
menerima informasi dasar mengenai berhenti merokok dan tindak lanjut melalui
telepon setiap bulan. Pada 3 bulan, peserta menerima pantangan mengonsumsi
tembakau yang divalidasi secara biokimia dengan melakukan uji karbon monoksida
yang diukur saat kunjungan ke rumah sakit. Setelah menyelesaikan intervensi 3 bulan,
kedua kelompok menerima tindak lanjut telepon bulanan antara bulan 3 dan 6.
Berdasarkan uraian mekanisme yang dilakukan bahwa sebagai perawat khususnya
perawat yang memiliki fungsi sebagai konselor bisa memberikan edukasi mengenai
cara berhenti merokok melalui konseling tatap muka, dan konseling telepon. Jurnal ini
sangat direkomendasikan pada tingkatan fasilitas kesehatan yaitu puskesmas karena
bersifat rawat jalan, dan fungsi konselor dari perawat mampu dilaksanakan.
Pengkajiannya pun dapat dilakukan karena setiap puskesmas saat ini diatur untuk
membuat sebuah poli seperti poli berhenti merokok.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Intervensi Stage Matched Tailor Program berupa pemberian konseling dapat
memberikan dampak positif dan menjadi pendekatan yang efektif untuk membantu
seseorang berhenti merokok. Sebagai perawat khususnya perawat yang memiliki
fungsi sebagai konselor bisa memberikan edukasi mengenai cara berhenti merokok
melalui metode konseling. Jurnal ini sangat direkomendasikan pada pelayanan
fasilitas kesehatan yaitu puskesmas karena bersifat rawat jalan, dan fungsi konselor
dari perawat mampu dilaksanakan. Pengkajiannya pun tetap dapat dilakukan karena
setiap puskesmas saat ini diatur untuk membuat sebuah poli seperti poli berhenti
merokok.
4.2 Saran
Pada tatanan pelayanan kesehatan khususnya pihak Puskesmas diharapkan
untuk mampu menerapkan program pelayanan berhenti merokok untuk mengurangi
permasalahan kesehatan terkait bahaya dari merokok pada tatanan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai