Anda di halaman 1dari 13

Reskiaddin & Supriyati. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior.

2021; 3(1): 58-70


DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

Proses Perubahan Perilaku Berhenti Merokok: Studi Kualitatif


Mengenai Motif, Dukungan Sosial dan Mekanisme Coping
The Process of Smoking Cessation Behavior Change: A Qualitative Study of Mo-
tives, Social Support and Coping Mechanisms
La Ode Reskiaddin1, Supriyati2
1
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi,
Jambi 36361
2
Departemen Perilaku, Kesehatan Lingkungan dan Kedokteran Sosial, Fakultas Kedokteran,
Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281

*Korespondensi penulis: Diterima (Recieved) : 19 Agustus 2020


ld.reskiaddin@unja.ac.id Direvisi (Revised) : 3 Juni 2021
Diterima untuk diterbitkan (Accepted) : 25 Juni 2021
ABSTRAK
Latar Belakang. Tingginya jumlah perokok sebenarnya juga diiringi dengan tingginya keinginan untuk
berhenti merokok, namun tidak semua berhasil berhenti merokok.
Tujuan. untuk menggali peran motivasi, dukungan sosial, mekanisme coping dalam upaya berhenti
merokok.
Metode. Penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian fenomonologi. Teknik snowball sampling dan
rekrutmen via whatsapp digunakan untuk mendapatkan informan, dan dipilih menggunakan purposive
sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam kapada 18 orang yang terdiri dari 5 orang (1
perempuan 4 laki-laki) yang sudah berhenti merokok 6 bulan sampai 2 tahun, 4 orang yang sedang berhenti
merokok (<6 bulan) dan 9 orang sebagai significant others. Keabsahan data melalui triangulasi, member
checking dan peer debrieving.
Hasil. Faktor sosial merupakan penyebab yang mendominasi untuk merokok. Motif kesehatan adalah motif
utama untuk berhenti merokok. Dukungan untuk berhenti merokok diantaranya dukungan secara emosional
dan instrumental.
Kesimpulan. Perokok berhenti merokok karena motif kesehatan seperti ingin lebih sehat. Motif non
kesehatan diantaranya haram dan pengeluaran membeli rokok lebih banyak dari kebutuhan untuk makan.
Coping kognitif seperti mensugesti diri melalui perubahan mindset sebagai salah satu strategi yang dapat
dilakukan untuk mengendalikan perilaku merokok. Dukungan sosial hanya sebagai penguat atau moderator.
Coping merupakan pengendali utama dalam berhenti merokok. Dukungan sosial sebagai moderator dalam
proses berhenti merokok.
Kata Kunci: Berhenti merokok, dukungan sosial, mekanisme coping, usia produktif

ABSTRACT
Introduction. A high number of smokers aligned with smoking cessation eagerness, but not all succeed.
Objective. to explore the motive, social support and coping mechanism for smoking cessation
Methods. Qualitative research with phenomenology research design. We did the snowball sampling tech-
nique and participants’ recruitment via WhatsApp and Purposive sampling. 18 in-depth interviews consisted
of 5 participants (1 woman and 4 men) who quit smoking within the past 6 months to 2 years, 4 participants
who are quitting smoking (<6 months) and 9 people as significant others. Data validation was through tri-
angulation, member checking and peer debriefing.
Results. Social factors are the dominant cause of smoking. Health motives are the main motives for quitting
smoking. Support for quitting smoking includes emotional and instrumental support
Conclusion. Smokers’ motivations to quit due to health reasons such as a better level of health. Non-health
reasons are religious prohibition (haram) and cigarette expenses higher than primary (food) expenditure.
Research also found cognitive coping such as personal suggestion through mindset change, is one of the
strategies to control smoking behavior. Social support as a booster or moderator. Coping is the primary
controller in smoking cessation. It’s strengthened by personal willingness. Social support acted a moderator.
Keywords: Smoking cessation, social support, coping mechanism, adolescent

58
Reskiaddin & Supriyati. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2021; 3(1): 58-70
DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

LATAR BELAKANG salah satu kunci keberhasilan dalam upaya


Kematian akibat tembakau melebihi ke- berhenti merokok. Individu yang kurang
matian yang terjadi pada perang dunia I dan II memperoleh dukungan sosial dapat mening-
yaitu sebanyak 100 juta orang dan meningkat katkan kerentanan, sedangkan individu yang
menjadi 1 milyar pada abad ke-21.1 Proporsi mempunyai dukungan dapat mengurangi
perokok di Indonesia dari tahun 2007 ke ta- konsekuensi dari paparan situasi dan faktor-
hun 2013 mengalami peningkatan dari 23,7% faktor yang memiliki dampak buruk terhadap
hingga mencapai 24,3%. Apabila tidak dila- perilaku kesehatan.13 Oleh karena itu,
kukan upaya untuk mengontrol hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk menggali pen-
maka jumlah perokok diprediksikan akan ter- galaman perokok dalam berhenti merokok
us meningkat.2 Berdasarkan hasil survei Per- ditinjau dari motivasi, dukungan sosial dan
ilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mekanisme coping.
DIY3, perokok yang merokok di dalam rumah
sebesar 50,21% (2014), 48,66% (2015) dan METODE
46,15% pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan penelitian
Tingginya jumlah perokok juga diiringi kualitatif dengan rancangan penelitian fe-
dengan tingginya keinginan untuk berencana nomenologi. Penelitian dilakukan di Daerah
dan berpikir berhenti merokok yaitu 50-70%. Istimewa Yogyakarta, dengan subjek peneli-
Sayangnya hanya 3% perokok yang berhasil tian perokok yang telah dan belum berhasil
berhenti merokok.4,5 Berdasarkan data jumlah berhenti merokok. Informan diperoleh melalui
kunjungan pasien layanan berhenti merokok media sosial (whatsapp), snow ball dan pene-
di RS Respira pada tahun 2010 ada 382 lusuran register klinik berhenti merokok. Cara
pasien konseling berhenti merokok dian- pengambilan sampel menggunakan teknik
taranya 21 orang berhasil berhenti merokok purposive sampling melalui pendekatan crit-
dan 361 orang belum berhenti merokok.6 eration sampling yang meliputi a) Pria dan
Penelitian Huges menyebutkan sebanyak 40% wanita yang telah berhenti merokok bukan
perokok di Amerika dan Inggris memiliki karena sakit, b) Usia produktif 15-64 tahun, c)
keinginan untuk berhenti merokok namun Pertama kali berhasil berhenti merokok, d)
95% diantaranya gagal berhenti merokok.7 Perokok yang telah berhenti lebih dari 6 bulan
Berhenti merokok bukanlah hal yang sampai 2 tahun. Data dikumpulkan melalui
mudah dan singkat dilakukan. Butuh waktu wawancara mendalam kepada 18 orang in-
yang lama agar benar-benar dikatakan telah forman yang terdiri atas 5 orang yang telah
berhenti merokok. Menurut Teori Transteo- berhenti merokok, 4 orang yang sedang be-
trical Model oleh Prochaska & DiClemente8 rusaha atau belum berhasil berhenti baik dan
tahapan perubahan perilaku berhenti merokok 9 orang sebagai significant others. Data di-
hingga berhenti merokok meliputi prekon- analisis menggunakan open code 4.03. Ke-
tamplasi, kontamplasi, aksi, maintenance dan absahan data melalui triangulasi data, member
terminasi.9 Seseorang yang berhenti merokok checking dan peer debriefing.
apabila telah menghentikan kebiasaan mero-
koknya minimal 1 tahun.10 Ada beberapa mo- HASIL
tif yang mendasari seseorang berhenti mero-
kok diantaranya adanya sebuah tekanan sakit Karakteristik Informan
fisik dengan risiko kematian, norma sosial, Informan dalam penelitian ini adalah ma-
evaluasi dari biaya dan manfaat dari berhenti syarakat yang berdomisili di Yogyakarta
merokok, dan berhenti merokok menjadi meliputi orang yang telah berhenti merokok,
tanggung jawab pribadi mereka.4,11,12 sedang berhenti merokok atau gagal berhenti
Mekanisme coping merupakan strategi merokok. Jumlah informan dalam penelitian
yang digunakan untuk mengatasi tekanan, ini sebanyak 18 informan meliputi informan
rasa sakit, dan perubahan alami yang dirasa- utama sebanyak 5 orang yang telah berhenti
kan. Banyak orang menggunakan mekanisme merokok, 4 orang yang sedang mencoba atau
coping untuk memberi manfaat bagi mereka belum berhasil merokok sebagai pembanding
secara positif. Dukungan sosial merupakan dan 9 orang sebagai informan triangulasi. In-

59
Reskiaddin & Supriyati. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2021; 3(1): 58-70
DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

forman utama dalam penelitian ini terdiri atas jangka waktu yang lama (persisten), maka
1 orang perempuan dan 4 orang laki-laki semakin banyak alasan atau motif yang mem-
dengan rata-rata umur 26 tahun dan rentang icu untuk terus merokok. Faktor sosial masih
usia berkisar 20-34 tahun. Informan pen- menjadi pengaruh terbesar untuk terus mero-
dukung sebanyak 1 orang perempuan dan 3 kok. Lingkungan sosial informan sebagian
orang laki-laki dengan rentang umur 25-30 besar adalah perokok sehingga informan akan
tahun. lebih mudah mendapatkan rokok dari te-
Usia informan merokok pertama kali dan mannya. Selain itu, kebebasan yang diberikan
merokok secara regular baik informan utama orang tua membuat informan merasa bebas
(yang telah berhenti merokok) dan pemban- untuk merokok. Faktor lainnya adalah aspek
ding (belum berhasil berhenti merokok) dido- psikologis seperti stres, beban pekerjaan, dan
minasi pada usia 13-20 tahun. Informan me- adanya permasalahan yang dialami informan.
mulai menjadi perokok ketika semasa SMA Faktor finansial juga memberikan pengaruh
dan kuliah. Para informan utama ketika men- terhadap informan untuk merokok. Informan
jadi perokok, jumlah rokok yang dihabiskan merokok karena mampu membeli rokok
dalam sehari yaitu sebanyak 1-10 batang, se- menggunakan uang mereka sendiri.
dangkan informan pembanding paling banyak b. Alasan Berhenti Merokok
11-20 batang perhari atau sekitar 2 bungkus Motif kesehatan merupakan motif utama
rokok. Lama berhenti merokok bervariasi dan informan untuk berhenti merokok. Motif ter-
yang paling lama 2 tahun dan terendah 1 ta- sebut sangat erat kaitannya dengan kualitas
hun untuk informan utama, sedangkan in- hidup yang mereka inginkan, bukan motif ka-
forman pembanding mencoba berhenti mero- rena sakit. Adapun motif kesehatan tersebut
kok paling lama sekitar 1 sampai 3 bulan atau terdiri dari faktor pengalaman, kualitas hidup
kurang dari 6 bulan. yang lebih baik, lingkungan dan psikososial.
Proses Perubahan dan Bukti Perilaku Faktor pengalaman yang dimaksudkan ialah
Merokok Menjadi Perilaku Tidak Mero- informan berhenti merokok karena pengala-
kok Pada Mantan Perokok man masa lalu yang buruk pada masa anak-
Penelitian menganalisis tahapan, proses anak. Pengalaman tersebut dijadikan dasar
dan bukti perilaku merokok menjadi tidak untuk mengambil keputusan berhenti mero-
merokok pada mantan perokok meliputi kok.
alasan merokok, alasan berhenti merokok, “…saya gak ngerokok ngerokok lagi karena
hambatan berhenti merokok, dukungan sosial saya ngelihat pengalaman saya mama saya
dan mekanisme coping dalam berhenti mero- ngerokok pas hamilin saya, sayanya sakit
kok (Bagan 1). sakit gitu, saya udah gak mau anak saya sa-
kit begitu, cukup saya saja” (DS, 21 tahun,
a. Alasan merokok Pr)
Faktor sosial merupakan penyebab yang
mendominasi informan untuk merokok. Salah Selain karena faktor pengalaman yang ti-
satu bentuk faktor sosial adalah pergaulan dak mengenakan yang pernah dialami seperti
atau interaksi antara informan dan teman penyakit radang paru-paru yang dialami. Mo-
sebaya. Saat masa remaja, tingkat rasa pen- tif lainnya adalah karena ingin hidup lebih
asaran untuk mencoba sesuatu cenderung sehat (kualitas hidup) dan faktor lingkungan.
tinggi. Selain tawaran merokok, berbagai per- Hal tersebut disebabkan informan telah
kataan negatif dari teman sebaya memicu rasa menyadari bahaya rokok yang akan terjadi
ingin mencoba merokok semakin besar. pada dirinya apabila terus merokok, walaupun
Berbagai perkataan tersebut memicu remaja pengetahuan mereka mengenai bahaya rokok
lebih tertantang untuk mencoba merokok, se- sudah ada.
hingga informan akan menunjukkan identitas “Emmmm… itu… pertama… saya
sosialnya di depan teman-temannya. Namun, pingin…. kembali sehat gitu... itu... pengen
apabila tidak dicoba maka informan akan me- hidup lebih sehat gitu (…) saya tidak
rasa lemah dihadapan teman-temannya. Keti- mengganggu tidak memberi dampak
negatif buat kehidupan orang lain dan juga
ka informan menjadi seorang perokok dalam lingkungan gitu...” (Haf, 34 tahun, Lk)

60
Reskiaddin & Supriyati. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2021; 3(1): 58-70
DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

Bagan 1. Tahapan, Proses Perubahan dan Bukti Perilaku Merokok menjadi Perilaku Tidak Merokok Pada
Mantan Perokok
Gambaran mengenai kenikmatan PERILAKU MEROKOK
Godaan dari luar
rokok diperoleh dari dari teman dan
Preparation 1. Tidak ada larangan merokok di
iklan rokok
Inferential Belief halaman kampus,
“Rokok merupakan 2. Perkataan negatif dari teman,
Motif (inisiasi) kebutuhan, teman dan sarana 3. Ketemu teman lingkungan perokok,
penghilang bosan dan
1. Faktor Sosial (pergaulan, tidak 4. Tawaran atau ajakan merokok
kejenahan serta sebagai obat
merokok banci, bukan lelaki, 5. Iklan rokok
terhadap penyakit tertentu.
tawaran merokok) 6. Ruangan tidak ber-AC
2. Faktor dalam diri (penasaran, ingin Initiation
7. Kerabat dan pasangan merokok
coba-coba)
3. Stigma negatif menjadi perokok P
pasif (perokok pasif lebih bahaya r
dari perokok aktif) e Withdrawal Symptom
c 1. Kurang fokus
o 2. Cepat Marah/sensitif
Motif (sustain) Becoming a n
smoker 3. Gelisah
1. Faktor Lingkungan (Banyak teman t
4. Kurang Konsentrasi
perokok) e
5. Galau
2. Faktor Interpersonal (ajakan dan m
6. Cepat mengantuk
tawaran merokok, orang tua p
membebaskan) l
3. Faktor Psikologis (stress karena a Gagal Berhenti
masalah dan beban pekerjaan) Maintenance of t Merokok Godaan dari dalam
4. Faktor Finansial (Ada pendapatan i 1. Masalah yang sulit
smoking dihadapi
sendiri) o
n 2. Melihat orang yang
merokok
Hambatan 3. Sugesti dari dalam diri
Motif Kesehatan
Godaan/Stressorr untuk merokok
1. Faktor Pengalaman (pengalaman
buruk yang dialami)
2. Kualitas Hidup (ingin hidup lebih
sehat)
3. Faktor Lingkungan (tidak memberi Keinginan Awal Persiapan Berhenti Merokok
dampak negatif pada lingkungan) Berhenti Merokok
Contemplation 1. Persiapan Mental
4. Faktor Psikososial (tidak memberi 1. Keinginan dari dalam
dampak negatif pada orang lain) 2. Persiapan makanan
diri untuk lebih baik pengganti rokok (permen dan
2. Saran dari dokter makanan ringan)
r 3. Dilarang pacar
Motif Non Kesehatan
e
1. Faktor Religi (Rokok haram dan
dilarang agama) c BERHENTI MEROKOK
2. Faktor Finansial (pengeluaran y
rokok lebih banyak) Preparation s Efektif Coping
c 1. Menghindari lingkungan Strategi Menghindari
and Action t
l perokok Withdrawal Syndrome
Negative Interaction e r 2. Mengalihkan perhatian 1. Mengingat tujuan
Inferential
Dukungan untuk berhenti merokok Belief High Stressor e (mengganti rokok dengan
berhenti merokok
1. Teman Menghindar “Rokok mengudap, minum kopi,
merupakan 1-3 bulan
s gigit es batu) 2. Tidur
2. Teman Menolak Memberikan
Rokok pekerjaan pertama o 3. Melakukan kegiatan positif 3. Makan dan Minum
yang tidak (ikut organisasi, olahraga, 4. Memperbanyak
3. Ancaman Suami (tidak mau pulang
bermanfaat
r
& tidak memberi uang bulanan) tidur, main game, baca, dll. aktivitas
karena hanya
membakar 4. Sugesti diri (mengubah 5. Sering bersama
uang” mindset) pasangan

Relapse Maintenance

Kekuatan Dalam Diri


1. Niat Termination
2. Komitmen Dukungan Sosial
3. Pengambilan Keputusan 1. Dukungan emosianal (nasehat, perhatian, empati)
4. Kepercayaan diri
Mempertahankan Tidak Merokok
1. Mengingat kembali motif awal berhenti merokok 2. Dukungan instrumental (larangan merokok)
5. Motivasi 3. Dukungan informasi (informasi bahaya rokok di
2. Pengaruh efek yang dirasakan setelah berhenti merokok
6. Pemilihan waktu youtube dan poster-poster)
3. Mempertimbangkan kerugian yang akan didapatkan

61
Reskiaddin & Supriyati. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2021; 3(1): 58-70
DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

Informan juga memutuskan berhenti me- dokter saat memeriksakan kesehatan dan
rokok karena ada beberapa pengaruh dari pa- pengaruh dari pacar yang melarang merokok.
sangannya yang tidak suka dengan perokok “Awalnya sempet ada karena dilarang pacar
karena bau rokok yang ditimbulkan. Oleh ka- dulu. Cuma ga bertahan lama berhenti nya.
rena itu, informan memilih untuk berhenti un- Terus sampe akhirnya saya hamil ya udah ga
tuk menjaga kenyamanan pasangannya dan mau lagi gituuu” (DS, 21 tahun, Pr)
tidak memberi dampak negatif kepada pasan- Dukungan Sosial
gannya ataupun orang lain. Informan mengungkapkan bahwa selama
“…saya mikir juga, yang pertama berhenti merokok, mereka mendapatkan du-
bagaimana calon istri saya tidak suka kungan secara emosional, instrumental dan
perokok...” (AB, 27 tahun, Lk) adanya informasi baik secara langsung mau-
“…masa cowok saya ngerokok, kamu berhenti pun secara tidak langsung. Dukungan emo-
aja? Saya gak suka, (…), ee mulai perlahan la- sional dan interaksi negatif biasanya didapat-
han saya juga berhenti…” (AG, 20 tahun, Lk) kan secara langsung dari pasangan, keluarga
dan teman, sedangkan dukungan instrumental
Selain motif kesehatan, informan juga dan informasi didapatkan secara tidak lang-
berhenti merokok karena motif non sung. Dukungan emosional yang didapatkan
kesehatan. Motif non kesehatan tersebut dian- berupa nasihat, apresiasi untuk tidak mero-
taranya karena faktor finansial dan religi. In- kok, semangat, dan teguran.
forman mulai menyadari bahwa pengeluaran
untuk membeli rokok lebih besar dibanding- “…teman teman yang lebih meyakinkan saya
dan membantu saya berhenti saya itu men-
kan pengeluaran untuk kebetutuhan sehari-
gapresiasi saya termaksud teman teman
hari khususnya makan. Hal tersebut yang yang baru saya temui sekarang” (AG, 20 ta-
menjadi dasar informan memutuskan untuk hun, Lk)
berhenti merokok. Adapun kutipan wa-
wancara informan sebagai berikut. Dukungan instrumental dan informasi
yang didapatkan secara tidak langsung, yaitu
“Oh iya yang pertama faktor uang (…) keti- adanya peraturan larangan merokok di wila-
ka sudah beres kita baru berpikir oh iya ro-
yah kampus. Namun, hal tersebut tidak mem-
kok itu gini gini, saya menyadarinya itu
sendiri karena rokok yang saya beli cukup berikan konstribusi yang besar terhadap pero-
diatas rata rata gitu, rata rata diatas anak kok untuk berhenti merokok. Larangan mero-
muda gitu biasanya kan saya malioboro, es- kok hanya terimplementasi di dalam ruangan
sence kan itu diatas rata rata, (…) kondisi kelas, selebihnya mereka dapat merokok di
keuangan saya waktu itu menurun jadi per- luar ruangan seperti taman kampus.
lahan lahan saya berhenti…” (AG, 20 tahun,
Lk) “…aturan kampus juga kalau di luar kalau
di area taman kampus, itu gak ada larangan
Informan juga menganggap bahwa faktor merokok kalau di dalam kelas memang kami
religi mempengaruhi untuk berhenti merokok yah gak pernah merokok karena itu area ter-
karena rokok merupakan sesuatu yang haram larang tapi kalau di depan ditaman taman
sesuai dengan beberapa fatwa dari ulama. kampus sering merokok sebelum diskusi
sebelum masuk kelas juga, masuk kelas
“...yang pertama itu kita harus menyadari ngerokok dan keluar kelas ngerokok…” (AB,
sesungguhnya rokok itu tiada guna tidak ada 27 tahun, Lk)
manfaat (…) Tembakau itu haram…” (AB,
27 tahun, Lk) Informan mendapatkan dukungan infor-
masi mengenai dampak negatif merokok di-
Sebelum informan benar-benar berhenti berbagai fasilitas kesehatan, melalui media
merokok dengan alasan yang telah disebutkan poster dan flyer. Selain itu, informasi
di atas, terdapat keinginan awal yang didapatkan dari media sosial seperti Youtube
menginisiasi informan untuk berhenti mero- dan Facebook.
kok, walaupun upaya berhenti merokok yang
telah mereka lakukan tidak berhasil. Keingi- “…ketika di puskesmas di rumah sakit ada
tulisan dibagian ini ada bahayanya apa
nan tersebut meliputi keinginan dari dalam
zatnya…” (AB, 27 tahun, Lk)
diri untuk lebih baik, pengaruh saran dari

62
Reskiaddin & Supriyati. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2021; 3(1): 58-70
DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

Dukungan sosial juga didapatkan oleh in- sumsi cemilan atau permen, dan menggigit es
forman yang belum berhasil berhenti mero- batu.
kok. Dukungan sosial dijadikan sebagai re- “…biasanya kalau lagi asem kayak begitu
minder atau pengingat bagi mereka untuk kadang ee minum air es jadi gigit-gigitin ba-
menguatkan diri berhenti dari aktivitas mero- tu es terus atau ee ngemil ngemil kayak apa
kok. Akan tetapi, dukungan tersebut tidak ajalah kayak mungkin kacang, apa ciki, apa
memberikan pengaruh yang signifikan. Hal apa pokoknya dicemilin cemilin…” (DS, 21
ini dikarenakan efek yang ditimbulkan rokok tahun, Pr)
belum begitu parah dirasakan oleh informan, Godaan paling sulit dihadapi informan
sehingga dukungan tersebut tidak terlalu adalah lingkungan sekitar mereka yang dikeli-
berdampak pada informan. Hal yang penting lingi oleh banyak perokok. Hal itu dapat
adalah usaha dan kekuatan dari dalam diri mempengaruhi keinginan informan untuk
mereka sendiri. merokok kembali. Strategi yang digunakan
Mekanisme Coping informan untuk mengatasi hal tersebut dengan
Infoman menerapkan beberapa strategi menghindari lingkungan perokok. Bentuk
dalam berhenti merokok, baik pemilihan me- menghindari lingkungan perokok yang dil-
tode berhenti merokok secara langsung atau akukan seperti pergi ke ruangan ber AC, pergi
bertahap, strategi mengurangi withdrawal ke perpustakaan, menghindari teman yang
syndrome dan memperkuat kekuatan dalam merokok, berhubungan dengan orang yang
diri. Berbagai usaha yang dilakukan untuk tidak merokok, dan mematahkan rokok te-
mengatasi stressor adalah dengan cara man.
menghindari lingkungan perokok, menga- “saya ngajak mereka itu ke tempat yang
lihkan perhatian, dan memberi sugesti pada AC…” (DS, 21 tahun, Pr)
diri sendiri agar tidak merokok. Tujuan in- “…bikin aturan pribadi atau aturan dikantor
forman melakukan kegiatan-kegiatan positif kalau anda ketua atau punya wewenang atau
yaitu untuk menghabiskan atau memanfaat- jabatan dikantor, jangan atau dilarang
kan waktu sehingga dapat terhindar dari merokok dikantor itu akan mempengaruhi
keinginan merokok. Kegiatan positif yang anda...” (AB, 27 tahun, Lk)
dimaksud oleh informan seperti ikut organ- Hal terakhir yang dilakukan informan se-
isasi, membaca buku, mengedit video, ber- bagai bentuk mekanisme coping ialah me-
main musik atau game, bersepeda, berdiskusi nyugesti diri sendiri untuk menghindari go-
dengan teman menggulakan aplikasi chat dan daan merokok dengan mengubah mindset dan
tidur. mengingat risiko yang akan terjadi kede-
“…saya tidur aja akhirnya dari pada mikirin pannya.
mulu, ya udah tiduran saja” (DS, 21 tahun, “…mindsetnya dirubah, gak asem gak asem
Pr) gak asem, karena kan kalau kata orang sih
“Saya sengaja memang menyibukkan diri katanya semua berawal dari pikiran, jadi
dengan kegiatan organisasi…” (AB, 27 ta- gak asem gak asem jadi ya udah akhirnya
hun, Lk) lupa sendiri rasa asem itu” (DS, 21 tahun,
Pr)
“Selain itu yang ketiga saya kalau tidak ada
kegiatan organisasi, saya di perpus, baca PEMBAHASAN
apapun saya kerjakan id perpus agar saya
tidak pulang cepat…” (AB, 27 tahun, Lk) Penelitian ini menemukan faktor sosial
Upaya lain yang dilakukan adalah dengan seperti pergaulan dengan teman sebaya dan
cara mengalihkan perhatian. Mengalihkan faktor dari dalam diri berupa rasa penasaran
perhatian yang dimaksud adalah usaha yang dan coba-coba. Biasanya seseorang akan bela-
dilakukan informan untuk mengurangi rasa jar kepada temannya terkait cara menghisap
asam yang ada di mulut ketika telah berhenti dan mengeluarkan asap rokok. Rasa ingin ta-
merokok. Bentuk pengalihan perhatiannya hu tentang rokok merupakan prediktor yang
dengan meminum air es atau kopi, mengkon- mempengaruhi penggunaan rokok dan meru-
pakan tahap awal terbentuknya perilaku

63
Reskiaddin & Supriyati. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2021; 3(1): 58-70
DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

merokok di kalangan remaja.14,15. Remaja dan finansial. Beberapa penelitian juga meng-
mendapat pengaruh dari lingkungan sosial ungkapkan bahwa seorang perokok biasanya
terutama di sekolah terhadap status perokok, berhenti merokok karena faktor kesehatan
semakin banyak bergaul dengan teman pero- agar terasa lebih bugar ketika melakukan ak-
kok maka remaja yang merokok akan lebih tifitas.30,31 Perokok yang memiliki pasangan
mudah terpengaruh untuk merokok.16,17 Salah yang tidak menyukai merokok memberikan
satu cara yang dilakukan dengan mengatakan hubungan postif terhadap upaya berhenti
seseorang yang merokok bukan seorang lelaki merokok pada pasangannya.32 Selain itu,
(banci). Anak lelaki akan mudah mengadap- faktor religi merupakan salah satu alasan
tasi simbol-simbol sosial yang tumbuh di seseorang berhenti merokok. Hal ini dikare-
masyarakat berkaitan dengan maskulinitas nakan adanya larangan-larangan yang difat-
dan perilaku merokok sebagai bentuk wakan oleh ulama dan berdasarkan dalil-dalil
kedewasaan dari remaja tersebut.18,19 Hal ter- yang menyerukan bahwa rokok adalah benda
sebut menempatkan derajat kemaskulinan haram.33 Faktor religiusitas dan spiritualitas
mereka lebih rendah dibandingkan seseorang memiliki hubungan postif terhadap perilaku
yang merokok, sehingga mereka akan merasa merokok dan religiusitas sebagai faktor
tertantang untuk mencoba rokok. protektif terhadap perilaku merokok.34
Perokok akan terus merokok karena Tekanan karena faktor finansial memberikan
faktor lingkungan sosial perokok, stres dan pengaruh dalam proses berhenti merokok ka-
faktor finansial. Perokok mengkonsumsi ro- rena secara tidak langsung mengurangi penge-
kok untuk menghilangkan stres karena stress- luaran untuk kebutuhan lainnya.35–39
or sosial dan ekonomi serta adanya permasa- Berhenti merokok secara langsung atau
lahan pribadi atau keluarga dan perasaan bertahap merupakan pilihan strategi yang bi-
negatif serta mendapatkan ketenangan dan asa diterapkan oleh setiap perokok dalam ber-
perasaan yang lebih baik.20,21 Alasan lain ka- henti merokok. Strategi berhenti sangat erat
rena perokok memiliki penghasilan sendiri kaitannya dengan metode yang digunakan
untuk membeli rokok. Faktor finansial mem- oleh perokok. Kedua strategi tersebut akan
ber berpengaruh terhadap aspek penggunaan sukses apabila seseorang memiliki kekuatan
rokok seperti inisiasi merokok, merokok saat dalam diri untuk berhenti merokok. Kekuatan
ini, tingkat merokok, dan ketergantungan ter- tersebut terdiri atas niat, motivasi, ke-
hadap rokok. 22–27 percayaan diri, komitmen, pengambilan kepu-
Penelitian ini menemukan bahwa pero- tusan dan manajemen niat merupakan hal
kok berhenti merokok karena mengalami yang paling mendasar yang harus dimiliki
pengalaman buruk berupa sakit akibat orang seseorang untuk berhenti merokok. Perilaku
tua merokok yang dialami sewaktu masa berhenti merokok sangat bergantung pada
anak-anak. Pengalaman yang dialami tersebut niat, tekad dan motivasi yang tinggi dari da-
dijadikan sebagai bahan pembelajaran agar lam seseorang sehingga kemungkinan untuk
anak yang dikandungnya tidak mengalami berhasil berhenti merokok ikut
31,40,41
sakit yang sama seperti yang dirasakan. meningkat. Salah satu bentuk komitmen
Wanita yang memiliki tingkat motivasi yang yang dilakukan seorang perokok untuk ber-
lebih tinggi untuk meningkatkan kesehatan henti merokok adalah berani menolak dan ka-
mereka sendiri dan bayi mereka lebih cender- takan ‘tidak’ kepada teman yang mengajak
ung untuk berhenti merokok pada masa ke- untuk merokok. Walaupun ada beberapa
hamilan.28 Salah satu alasan mantan perokok orang yang tidak berani mengatakan ‘tidak’
dengan riwayat penyakit pernapasan akibat karena menghindari image sombong yang
rokok adalah untuk mengurangi perkem- dikatakan temannya. Bentuk penolakan yang
bangan risiko masalah kesehatan yang diala- dapat dilakukan untuk menghindari image
mi.29 tersebut yaitu dengan cara menolak dengan
Alasan lainnya perokok berhenti mero- cara berbohong seperti mengatakan hari ini
kok karena ingin mengubah perilakunya men- tidak merokok karena sakit atau kurang sehat.
jadi lebih sehat dan tidak mau memberikan Keinginan dan komitmen dalam melakukan
dampak negatif pada lingkungan, faktor religi perubahan merupakan hal yang terpenting da-

64
Reskiaddin & Supriyati. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2021; 3(1): 58-70
DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

lam keberhasilan penghentian perilaku mero- menekan selama berhenti merokok kemung-
kok.42 kinan dapat meningkat keberhasilan dalam
Dalam menghentikan kebiasaan perilaku upaya berhenti merokok di kalangan perokok
merokok, seseorang harus berani mengambil yang termotivasi untuk berhenti merokok.53
risiko yang diambil berdasarkan keputusan Dalam penelitian ini, dukungan sosial
yang akan dilakukan untuk menghentikan ke- hanya sebagai moderator dalam membantu
biasaan merokoknya. Pengambilan keputusan mereka untuk berhenti merokok karena meng-
tersebut kaitannya dengan strategi coping kontrol diri sendiri untuk tidak merokok
yang akan dilakukan, kapan harus berhenti merupakan hal yang terpenting, bukan nasihat
merokok dan berbagai keputusan lainnya dari orang lain untuk berhenti merokok. Pero-
yang didasari kepercayaan diri. Pemilihan kok mendapatkan dukungan dari teman,
waktu yang tepat sangat berpengaruh dalam keluarga dan pasangannya. Selain itu, pero-
penghentian merokok. Salah satu yang dapat kok mendapat dukungan informasi dan in-
dilakukan adalah berhenti merokok pada saat strumental berupa larangan merokok.
momen bulan Ramadhan. Saat Ramadhan, Dukungan dari keluarga, teman, anti kontak
tidak ada yang merokok pada siang hari. Hal sosial lainnya merupakan faktor protektif
ini yang membuat para tenaga kesehatan yang membantu seseorang dalam mengurangi
menyarankan kepada masyarakat agar me- tekanan emosional, mencegah timbulnya pen-
manfaatkan bulan Ramadhan sebagai langkah yakit, untuk mengurangi keparahan penyakit,
awal upaya berhenti merokok.43–46 atau untuk meningkatkan pemulihan dari pen-
Hambatan berhenti merokok bersumber yakit serta masalah-masalah kesehatan yang
dari dalam dan maupun luar diri setiap indivi- dialami.54,55 Seorang perokok yang
du. Hambatan dari dalam luar berupa tidak mendapatkan tekanan dan dukungan lebih
ada larangan merokok di beberapa area kam- banyak dari pasangan dan keluarganya akan
pus seperti taman kampus, adanya tawaran cenderung melakukan usaha berhenti mero-
atau ajakan merokok dari teman, perkataan kok, berhenti selama 3 bulan dan berkontri-
negatif dari teman, ketemu dan bergaul busi untuk menjaga perokok mencoba untuk
dengan perokok, banyak ruang tak ber-air menghentikan kebiasaan.56–58 Seseorang yang
conditioner (AC), kerabat. Lingkungan kerja aktif mencari informasi kaitannya dengan
dan teman bergaul perokok merupakan faktor kesehatan dapat mempengaruhi perilaku
yang mempersulit atau menghambat keber- kesehatan khususnya informasi mengenai
hasilan dalam berhenti merokok karena selalu berhenti rokok, karena dapat meningkatkan
disuguhi dan ditawari, adanya ledekan dari niat untuk menjalani perawatan berhenti
teman, dan mencium bau asap rokok.47,48 merokok.59,60 Dukungan sosial sangat penting
Hambatan dari dalam diri berupa godaan yang selama proses inisiasi berhenti merokok kare-
begitu kuat untuk merokok karena adanya na memiliki pengaruh dalam peningkatan
masalah yang sedang dihadapi, melihat orang strategi coping yang mengarah pada aspek
yang merokok, dan sugesti dari dalam diri positif dalam penentuan strategi coping yang
untuk merokok. Pada fase awal berhenti dilakukan sehingga coping dapat dilakukan
merokok, efek candu rokok belum sepe- dengan baik dan berdampak pada pengu-
nuhnya hilang sehingga keinginan merokok rangan risiko mengalami stress.56,61
akan selalu timbul pada saat kondisi-kondisi Coping diartikan sebagai upaya khusus
tertentu. Kecanduan, melihat teman yang yang berorientasi pada perilaku dan
merokok, ketegangan, penambahan berat psikologis untuk mengelola, mengurangi atau
badan, kebosanan, kegagalan dalam peme- meminimalisir peristiwa-peristiwa yang dapat
cahan masalah merupakan hambatan yang se- menimbulkan stres dan berdampak pada
ring dihadapi dalam berhenti merokok.31,49–51 kesehatan mental dan fisik.62,63 Setiap indi-
Menurut Childs dan de Wit52, stres mem- vidu memiliki variasi masa-masa sulit yang
berikan pengaruh yang signifikan terhadap dihadapi yaitu pada sebulan pertama berhenti
keinginan merokok, tapi tidak meningkatkan merokok, 3 bulan pertama hingga 6 bulan per-
kebiasaan merokok. Namun, seseorang yang tama berhenti merokok.47 Penelitian ini
dapat mengatasi stres dan situasi yang menemukan bahwa salah satu strategi yang

65
Reskiaddin & Supriyati. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2021; 3(1): 58-70
DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

bisa dilakukan untuk meminimalisir stres aki- angan berAC atau perpustakaan. Lingkungan
bat tidak merokok yaitu menyugesti pikiran perokok merupakan godaan terbesar yang
dengan mengubah mindset atau cara merubah dihadapi informan dalam proses berhenti
pola pikir seseorang terhadap rokok. Sugesti merokok. Menurut Donovan dan Jessor
diri sendiri sangat jarang dilakukan oleh para sebanyak 70% perokok karena pengaruh te-
perokok. Sugesti biasanya digunakan oleh man yang merokok. Upaya yang harus dil-
para psikiater melalui metode hipnosis. akukan adalah dengan menghindari pergaulan
Menurut Covino dan Bottari64 hipnotis meru- tersebut agar dapat mengontrol keinginan un-
pakan metode persepsi, emosi, dan atau per- tuk merokok.31,67
ilaku seseorang melalui sugesti, perhatian ter- Cara lain yang dapat dilakukan adalah
fokus, dan hubungan terapeutik. Menurut dengan melakukan hal-hal positif yang untuk
McDougall64 sugesti menyebabkan orang be- mengurangi perasaan jenuh akibat tidak
reaksi tanpa refleksi kritis dan menerima merokok. Biasanya perokok akan merasa sepi
proposisi yang dikomunikasikan dengan dan jenuh ketika tidak merokok karena rokok
keyakinan tanpa adanya alasan yang cukup telah dianggap sebagai teman untuk
logis. menghilangkan rasa bosan dan jenuh. Oleh
Strategi coping lain yang dilakukan ada- karena itu, untuk memanfaatkan waktu terse-
lah dengan cara mengalihkan perhatian rokok but, perlu melakukan hal-hal yang dapat me-
dengan mengganti rokok dengan makanan nyibukan diri melalui aktifitas yang hub-
dan minuman seperti minum air es, mengemil ungannya dengan hobi dan aktifitas positif
dan memakan permen. Hal tersebut dilakukan lainnya seperti main musik, main video game,
untuk menggantikan sesuatu yang hilang dari ikut organisasi, chatting, tidur, membaca bu-
mulutnya dan menghilangkan rasa asam. Be- ku, mendengarkan musik, bersepeda.
berapa penelitian mengungkapkan bahwa pe- Melakukan aktifitas positif merupakan salah
rokok dapat mengalihkan perhatian terhadap cara efektif dalam mengontrol konsumsi ro-
rokok dengan mengganti rokok dengan hal kok karena dapat meminimalkan dan menga-
lain seperti mengunyah permen, ngemil dan lihkan perhatian waktu kosong yang
minum air putih.31,47,65 Temuan dalam memungkinkan seseorang untuk merokok.28,65
penelitian, salah satu cara yang bisa dilakukan
untuk mengganti rokok adalah dengan meng- KESIMPULAN
gigit es batu. Tujuan menggigit es batu untuk Perokok berhenti merokok karena motif
memanipulasi asap rokok dengan uap yang kesehatan (ingin lebih sehat, tidak memberi
menyerupai asap kabut yang dihasilkan dari dampak negatif terhadap orang lain dan ling-
proses penguapan es di dalam mulut sehingga kungan, pengalaman buruk yang dialami) dan
seseorang akan merasa asap tersebut seperti motif non kesehatan (merokok adalah haram
asap rokok. Hal ini relevan dengan yang dan pengeluaran membeli rokok lebih banyak
diungkapkan Wills and Shiffman66 bahwa dari kebutuhan untuk makan). Dukungan so-
coping memiliki peran penting dalam sial sebagai moderator dalam berhenti mero-
mencegah tingginya dorongan untuk merokok kok. Coping sebagai pengendali dalam ber-
melalui pengurangan pengaruh negatif misal- henti merokok
nya dengan menghindari situasi risiko tinggi
atau hal-hal yang dapat memicu merokok. Hal SARAN
tersebut dapat meningkatkan efikasi diri dan
meningkatkan kemampuan seseorang untuk Perlu penguatan regulasi mengenai rokok
mengatasi dorongan untuk merokok. dan memperluas kawasan bebas asap rokok.
Menghindari lingkungan perokok meru- Implementasi kebijakannya pun perlu dit-
pakan strategi yang paling efektif untuk ber- erapkan secara optimal.
henti merokok. Menghindari lingkungan
UCAPAN TERIMA KASIH
perokok yang dimaksud adalah menghindari
teman yang merokok dan mengupayakan Terima kasih kepada program studi mag-
ketempat-tempat yang memungkinkan ister kesehatan masyarakat, fakultas kedokter-
seseorang untuk tidak merokok misalnya ru- an, kesehatan masyarakat, dan keperawatan,
66
Reskiaddin & Supriyati. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2021; 3(1): 58-70
DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

Universitas Gadjah Mada dan seluruh in- 2014;21(2):57–65.


forman yang terlibat dalam penelitian. 12. Smith AL, Carter SM, Chapman S,
Dunlop SM, Freeman B. Why do
DAFTAR REFERENSI smokers try to quit without medication
1. Eriksen M, Mackay J, Schlunger N, or counselling? A qualitative study
Gomeshtapeh FI, Drop J. The Tobacco with ex-smokers. BMJ Open.
Atlas. Fifth. Vol. 80, The Quarterly 2015;5(4):e007301.
Review of Biology. Georgia: American 13. Donev D, Pavlekovic G, Zaletel-
Cancer Society; 2015. Kragelj L. Social Networks and Social
2. Kemenkes RI. Perilaku Merokok Support in Health Promotion
Masyarakat Indonesia Berdasarkan Programmes. 2008;(January 2015).
Riskesdas 2007 dan 2013. Infodatin 14. Guo Q, Unger J, Palmer P, Chou C-P,
Pusat Data Informasi Kementerian Johnson A. The Role of Cognitive
Kesehatan RI. 2015. p. 1–12. Attributions for Smoking in
3. Dinas Kesehatan DIY. Laporan Subsequent Smoking Progression and
Rekapitulasi Cakupan PHBS. Dinas Regression among Adolescents in
Kesehatan DIY: Yogyakarta; 2017. China. Addict Behav. 2013;13(2):83–
4. Syafiie RM, Frieda N, Kahija Y La. 96.
Stop Smoking! : Studi Kualitatif 15. Portnoy DB, Wu CC, Tworek C, Chen
Terhadap Pengalaman Mantan Pecandu J, Borek N. Youth curiosity about
Rokok dalam Menghentikan cigarettes, smokeless tobacco, and
Kebiasaannya. 2009;1–21. cigars: Prevalence and associations
5. World Health Organization. Global with advertising. Am J Prev Med.
Adult Tobacco Survey: Indonesia 2014;47(2 SUPPL. 1):S76–86.
Report 2011. 2012. 1–182 p. 16. Hitchman SC, Fong GT, Zanna MP,
6. RSRespira. Kunjungan konseling Thrasher JF, Laux FL. The relation
berhenti merokok. Rumah Sakit Paru between number of smoking friends,
Respira Bantul ; DIY; 2016. and quit intentions, attempts, and
7. Brose LS, West R, Michie S, McEwen success: Findings from the
A. Changes in success rates of smoking international tobacco control (ITC)
cessation treatment associated with of a four country survey. Psychol Addict
national evidence-based training Behav. 2014;28(4):1144–52.
programme. Prev Med (Baltim). 17. Bellatorre A, Choi K, Bernat D. The
2014;69:1–4. Influence of the Social Environment on
8. Prochaska JO, DiClemente CC. Stages Youth Smoking Status. Prev Med.
and processes of self-change of 2015;
smoking: Toward an integrative model 18. Courtenay WH. Constructions of
of change. J Consult Clin Psychol. masculinity and their influence on
1983;51(3):390–5. men’s well-being: A theory of gender
9. Glanz K, Rimer BK, Viswanath K. and health. Soc Sci Med.
Health Behavior and Health Education: 2000;50(10):1385–401.
Theory, Research and Practice. San 19. Ng N, Weinehall L, Öhman A. “If I
Fransisco: Jossey-Bass; 2008. don’t smoke, I’m not a real man” -
10. Breslau N, Peterson EL. Smoking Indonesian teenage boys’ views about
cessation in young adults: Age at smoking. Health Educ Res.
initiation of cigarette smoking and 2007;22(6):794–804.
other suspected influences. Am J 20. Tsourtos G, Ward PR, Muller R.
Public Health. 1996;86(2):214–20. Smoking and stress: The double-edged
11. Wang IJ, Gjengedal E, Larsen T. sword of living in a disadvantaged
“Passed and cleared” - former tobacco area. Australas Med J. 2008;1(1).
smokers’ experience in quitting 21. Shuaib F, Foushee HR, Ehiri J, Bagchi
smoking. Glob Health Promot. S, Baumann A, Kohler C. Smoking,

67
Reskiaddin & Supriyati. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2021; 3(1): 58-70
DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

sociodemographic determinants, and 32. West R, McEwen A, Bolling K, Owen


stress in the Alabama Black Belt. J L. Smoking cessation and smoking
Rural Heal. 2010;27(1):50–9. patterns in the general population: a 1-
22. Advani PS, Reitzel LR, Nguyen NT, year follow-up. Addiction.
Fisher FD, Savoy EJ, Cuevas AG, et al. 2001;96(6):891-902.
Financial Strain and Cancer Risk 33. Surat Keputusan Pimpinan Pusat
Behaviors among African Americans. Muhammadiyah. Fatwa Majelis Tarjih
Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. dan Tajdid Pimpinan Pusat
2014;23:967–75. Muhammadiyah
23. Hernandez DC, Reesor L, Reitzel LR, No.6/SM/MTT/III/2010 Tentang
Businelle MS, Wetter DW, Kendzor Hukun Merokok. 2010;(6):1–8.
DE. Smoking, Financial Strain, and 34. Koenig HG. Spirituality and Health
Food Insecurity. Heal Behav Policy Research; Methods, Measurement,
Rev. 2017;4 (2):182-188 (7). Statistics, and Resources. West
24. Siahpush M, Borland R, Scollo M. Conshohocken, PA: Templeton Press;
Smoking and financial stress. Tob 2011.
Control. 2003;12(1):60–6. 35. Busch SH, Jofre-Bonet M, Falba TA,
25. McKenna CS, Law C, Pearce A. Sindelar JL. Burning a hole in the
Financial Strain, Parental Smoking, budget: Tobacco spending and its
and the Great Recession: An Analysis crowd-out of other goods. Appl Health
of the UK Millennium Cohort Study. Econ Health Policy. 2004;3(4):263–72.
Nicotine Tob Res. 36. Wang H, Sindelar JL, Busch SH. The
2016;(April):ntw269. impact of tobacco expenditure on
26. Perelman J, Alves J, Pfoertner T-K, household consumption patterns in
Moor I, Federico B, Kuipers MAG, et rural China. Soc Sci Med.
al. The association between personal 2006;62(6):1414–26.
income and smoking among 37. Guillaumier A, Bonevski B, Paul C.
adolescents: a study in six European “Cigarettes are priority”: A qualitative
cities. Addiction. 2017; study of how Australian
27. Widome R, Joseph AM, Hammett P, socioeconomically disadvantaged
Van Ryn M, Nelson DB, Nyman JA, et smokers respond to rising cigarette
al. Associations between smoking prices. Health Educ Res.
behaviors and financial stress among 2014;30(4):599–608.
low-income smokers. Prev Med 38. Yao T, Huang J, Sung H-Y, Ong MK,
Reports. 2015;2:911–5. Mao Z, Jiang Y, et al. Determinants of
28. Leung LWS, Davies GA. Smoking smoking-induced deprivation in China
Cessation Strategies in Pregnancy. J Tingting. Tob Control. 2015;24
Obstet Gynaecol Canada. (4):iv35–iv39.
2015;37(9):791–7. 39. Kendzor DE, Businelle MS, Waters
29. Jones A. Diagnosis on Smoking AF, Frank SG, Hébert ET. Financial
Cessation. Br J Nurs. 2017;26(14). strain indirectly influences smoking
30. Turner L, Mermelstein R, Flay B. cessation through withdrawal symptom
Individual and contextual influences on severity. Drug Alcohol Depend.
adolescent smoking. Ann N Y Acad 2018;183(June 2017):55–61.
Sci. 2004;1021:175–97. 40. Fawzani N, Triratnawati A. Terapi
31. Sensussiana T. Studi Fenomenologi; Berhenti Merokok: Studi Kasus Tiga
Pengalaman Perubahan Perilaku Perokok Berat. J Kesehat. 2005;9 (I);
Berhenti Merokok Tahap Action dan 15-.
Manitenance Berdasarkan 41. Torre G La. Smoking Prevention and
Transtheortical Theory pada Remaja di Cessation. Rome, Italy: Spinger; 2013.
SMAN 1 Cawas. Tesisi. Yogyakarta: 42. Kahler CW, LaChance HR, Strong DR,
Universitas Gadjah Mada; 2016. Ramsey SE, Monti PM, Brown RA.

68
Reskiaddin & Supriyati. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2021; 3(1): 58-70
DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

The commitment to quitting smoking and smoking. Nicotine Tob Res.


scale: Initial validation in a smoking 2010;12(4):449–53.
cessation trial for heavy social 53. Skov-Ettrup LS, Egan KK, Dalum P,
drinkers. Addict Behav. Tolstrup JS. Stress-related expectations
2007;32(10):2420–4. about smoking cessation and future
43. Chandola T, Head J, Bartley M. Socio- quit attempts and abstinence - a
demographic predictors of quitting prospective study in daily smokers who
smoking: How important are household wish to quit. Prev Med Reports.
factors? Addiction. 2004;99(6):770–7. 2017;6:187–90.
44. Ghouri N, Atcha M, Sheikh A. 54. Porritt D. Social support in crisis:
Influence of Islam on smoking among Quantity or quality? Soc Sci Med Part
Muslims. Br Med J. A Med Psychol Med. 1979;13(C):715–
2006;332(7536):291–4. 21.
45. Mahroof R, Syed R, El-Sharkawy A, 55. Rausa BA. Social Support. Encycl
Hasan T, Ahmed S, Hussain F. Aging Public Heal. 2008;751–4.
Ramadan health guide. 2007;30. 56. Mermelstein R, Cohen S. Social
46. Aveyard P, Begh R, Sheikh A, Amos support and smoking cessation and
A. Promoting smoking cessation manteinance. J Consult Clin Psychol.
through smoking reduction during 1986;(4):447–53.
Ramadan. Addiction. 57. Burns RJ, Rothman AJ, Fu SS,
2011;106(8):1379–80. Lindgren B, Joseph AM. The Relation
47. Asropi. Efikasi Diri Mantan Perokok between Social Support and Smoking
Dalam Mempertahankan Perilaku Cessation: Revisiting an Established
Tidak Merokok (Studi Kualitatif Measure to Improve Prediction.
Mantan Perokok di Kabupaten 2014;47(3):369–75.
Bengkulu Utara). Tesis. Yogyakarta: 58. De Jesus MCP, Da Silva MH, Cordeiro
Universitas Gadjah Mada; 2016. SM, Kortchmar E, De Barros Zampier
48. Siriwong S. Exploring Quitting VS, Merighi MAB. Understanding
Smoking Behavior Among Royal Thai unsuccessful attempts to quit smoking:
Navy Personnel With the A social phenomenology approach.
Transtheoretical Model. Procedia - Soc Rev da Esc Enferm. 2016;50(1):71–8.
Behav Sci. 2015;191:1062–8. 59. Van Der Rijt GAJ, Westerik H. Social
49. Rimer BK, Orleans CT, Keintz MK, and cognitive factors contributing to
Cristinzio S, Fleisher L. The older the intention to undergo a smoking
smoker. Status, challenges and cessation treatment. Addict Behav.
opportunities for intervention. Chest. 2004;29(1):191–8.
1990;97(3):547–53. 60. Bigsby E, Hovick SR. Understanding
50. Kerr SM, Watson H, Tolson D, Lough Associations between Information
M, Brown M. Other Developing Seeking and Scanning and Health Risk
evidence-based smoking cessation Behaviors: An Early Test of the
training/education initiatives in Structural Influence Model. Health
partnership with older people and Commun. 2017;33(3):315–25.
health professionals. Glasgow, 61. Niven N. Psikologi Kesehatan
Scotland: Caledonian Nursing & Keperawatan Pengantar untuk Perawat
Midwifery Research Centre; 2004. dan Profesional Kesehatan Lain.
51. Schofield I, Tolson D. An exploration Jakarta: EGC; 2002.
of the smoking-related health beliefs of 62. Taylor SE, Stanton AL. Coping
older people with chronic obstructive Resources, Coping Processes, and
pulmonary disease. J Clin Nurs. Mental Health. Annu Rev Clin
2007;16:1726–35. Psychol. 2007;3(1):377–401.
52. Childs E, de Wit H. Effects of acute 63. Jannone L, O’Connell KA. Coping
psychosocial stress on cigarette craving strategies used by adolescents during

69
Reskiaddin & Supriyati. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior. 2021; 3(1): 58-70
DOI: 10.47034/ppk.v3i1.4142

smoking cessation. J Sch Nurs.


2007;23(3):177–84.
64. Covino N a, Bottari M. Hypnosis,
behavioral theory, and smoking
cessation. J Dent Educ.
2001;65(4):340–7.
65. Sugito. Stop Merokok. Jakarta:
Penebar Swadaya; 2009.
66. Brodbeck J, Bachmann MS, Znoj H.
Distinct coping strategies differentially
predict urge levels and lapses in a
smoking cessation attempt. Addict
Behav. 2013;38(6):2224–9.
67. Apriyani T, Evi AH. Mengapa Late
Chilhood Merokok? J Hum vol2. 2011;

70

Anda mungkin juga menyukai