PENDAHULUAN
Interstitial Lung Disease (ILD) atau Diffuse Parenchymal
Lung Disease (DPLD) adalah kelompok penyakit paru yang
ditandai dengan alveolitis dan fibrosis, kelainan ini mempengaruhi
struktur alveolar, interstitial paru dan saluran nafas. Kelainan ini
dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, protozoa dan infeksi
parasit, penyakit jaringan konektif seperti Systemic Lupus
Erythematosus (SLE), drug induced dan iatrogenic syndrome serta
idiopatik. Banyak dari penyakit ini yang bersifat self limiting, tetapi
ada juga yang kronis yang melibatkan dinding alveolus, jaringan
1
sekitar alveolar dan jaringan penunjang lain di paru.
Pada tahun 1960 Liebow merupakan orang pertama yang
mengklasifikasikan ILD menjadi 5 entitas yaitu: Usual Interstitial
Pneumonia (UIP), Desquamative Interstitial Pneumonia (DIP),
Bronchiolitis Obliterans with Clinical Interstitial Pneumonia (BIP),
Lymphoid Interstitial Pneumonia (LIP), dan Giant Cell Interstitial
Pneumonia (GIP). Beberapa modifikasi dan revisi dari klasifikasi
2
ILD terjadi pada tahun 1980-an dan 1990-an.
Klasifikasi ILD yang digunakan pada saat ini adalah
menurut The American Thoracic Society (ATS) dan The European
Respiratory Society (ERS) (Gambar 1) yang telah membuat
pernyataan bersama antara ahli pulmonologi, radiologi dan
histopatologi. Klasifikasi tersebut di publikasikan pada American
Journal of Respiratory and Critical care Medicine pada tahun
3,5
2002. Tidaklah mudah untuk menegakkan diagnosis dalam
kelompok ILD secara pasti dan akurat.
Untuk itu perlu kerjasama yang baik Jepang insidennya adalah 4,1 per 100.000, dan
1,7
antara ahli patologi, radiologi dan klinisi. Pada di Finlandia adalah 7-12 per 100.000.
makalah ini akan dibahas tentang Idiopathic Insiden dan prevalensi IPF secara pasti
Interstitial Pneumonia (IIP) karena kelompok sulit diketahui, namun dari suatu data diperoleh
penyakit ini mempunyai gambaran histopatologi insiden terjadinya IPF adalah 7-10 kasus per
yang sangat mirip sehingga sulit untuk mem- 100.000 per tahun dengan prevalensi 3-6 per
2,4
bedakan satu sama lainnya. 100.000. Pada penelitian lain juga didapatkan
Tujuan penulisan ini adalah untuk prevalensi IPF adalah 20,2 per 100.000 laki-laki
1,7
menjelaskan gambaran histopatologi dari dan 13,2 per 100.000 wanita.
kelompok penyakit ILD terutama IIP. COP (Cryptogenic Organizing Pneumo-
nia) sangat jarang terjadi, di Kanada dengan
Patofisiologi prevalensi 12 per 100.000. Sementara itu
Proses patogenesis ILD dimulai dengan prevalensi AIP (Acute Interstitial Pneumonia)
jejas pada lapisan epitel alveolar yang meng- sulit untuk ditentukan secara pasti, namun dari
akibatkan proses inflamasi dengan melibatkan salah satu studi menyebutkan bahwa prevalensi
7
berbagai sel-sel inflamasi dan sel efektor imun AIP adalah 1 per 25.000.
didalam parenkim paru. Inisiasi jejas dapat
melalui inhalasi (seperti inhalasi serat mineral Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF)
atau debu mineral dari pajanan pekerjaan atau IPF dikenal juga sebagai Idiopathic
lingkungan), sensitisasi antigen (seperti pada Interstitial Pneumonia (IIP) atau Usual Interstitial
hypersensitivity pneumonitis akibat pajanan Pneumonia (UIP), penyebabnya tidak diketahui,
lingkungan atau pekerjaan), melalui sirkulasi bersifat progresif dan dapat menimbulkan
darah (seperti pada penyakit vascular kolagen, fibrosis yang difus. Kelainan ini dapat didiag-
2-4.
drug-induced ILD, IPF dll). Pada interstitium nosis dari biopsi spesimen paru.
dalam keadaan normal ditemukan banyak sel Insiden terjadinya penyakit ini terutama
efektor. Lebih dari 90% sel ini adalah makrofag pada wanita paruh baya. Dalam beberapa
alveolus yang biasanya adalah monosit. Kegu- kasus, IPF dapat terjadi pada pasien yang lebih
naan makrofag alveolar adalah menfagositosis muda, dan dengan riwayat fibrosis paru pada
organism maupun partikel kecil yang masuk keluarga. Onset terjadi perlahan dengan
5
kedalam alveolus. manifestasi sesak nafas dan batuk yang
Alveolitis menyebabkan perubahan produktif yang berkembang selama beberapa
struktur alveolar berupa penebalan dan fibrosis bulan sampai tahunan. Pada pengujian fungsi
jaringan interstitial paru sehingga pada akhirnya paru menunjukkan restriktif fisiologi paru dengan
2-4
terjadi penurunan fungsi paru karena alveoli menurunnya volume paru.
tidak dapat melakukan pertukaran gas. Apabila Gambaran radiologi pada tahap awal
jejas yang terjadi dapat dihindari atau dibatasi, tidak tampak kelainan (sekitar 10% kasus),
maka proses inflamasi tidak akan berlanjut tetapi lama kelamaan menjadi lebih jelas
kemudian terjadi proses repair dan proses kelainannya. Pada HRCT (High Resolution
deposisi kolagen serta fibrosis tidak akan terjadi. Computed Tomographic) scan pasien dengan
Apabila jejas terus berlanjut maka proses IPF menunjukkan gambaran honeycomb dan
2-4,9-11
inflamasi akan berjalan terus sehingga terjadi traksi bronkiektasis.
proliferasi fibroblast, deposisi kolagen dan IPF sangat tidak responsif terhadap
penyumbatan kapiler interstitial. Akibat dari terapi medis, pada tahap lanjut dapat
jaringan parut dan distorsi jaringan paru yang menimbulkan fibrosis paru yang progresif yang
2,8
ditimbulkannya, dapat terjadi gangguan dapat menimbulkan hipertensi jantung paru.
5
pertukaran gas dan fungsi ventilasi yang serius.
Gambaran Histopatologi IPF
Epidemiologi Interstitial Lung Disease Salah satu ciri khas IPF adalah fokus
7
Menurut Silva dkk tahun 2009 di New fibroblast yang merupakan kolagen basofilik
Mexico Amerika Serikat, insiden terjadinya ILD yang muncul dari epitel sub alveolar (Gambar
sekitar 30 per 100.000 per tahun dengan 2). Pada fibrosis yang berlanjut terdapat jaringan
perkiraan sepertiganya adalah IPF (Idiopathic parut yang padat dan tidak teratur, kolagen
Pulmonary Fibrosis). Insiden ILD ini lebih tinggi eosinofilik serta honeycomb. Pada lapisan
untuk laki-laki dibandingkan perempuan. Di
alveolar sering digantikan oleh sel bronkhiolar tahunan. Gejala yang ditimbulkan adalah batuk
2-5,13
metaplastik dan metaplasia skuamosa. dan sesak. Pada uji fungsi paru terdapat
2,3
penurunan volume paru dan hipoksemia.
Desquamative Interstitial Pneumonia (DIP) Pemeriksaan radiologis menunjukkan
Merupakan entitas khas yang harus penebalan pada dinding saluran nafas. Berhenti
dipisahkan dari IPF dan penyakit paru fibrosis merokok dan pemberian kortikosteroid dapat
2,3,5.10
lainnya. DIP berhubungan erat dengan kebiasa- memperbaiki keadaan klinis.
2,3,5
an merokok dan bronkiolitis yang terkait ILD.
Gambaran klinis DIP berbeda dengan Gambaran Histopatologi Respiratory
IPF, pada pasien dengan DIP biasanya berusia bronchiolitis-associated ILD
lebih muda dan mempunyai riwayat perokok Secara histopatologi kelainan RB-ILD
berat. Pada studi fisiologis menunjukkan penu- ditandai oleh proses inflamasi bronchiolocentric
runan fungsi paru yang lebih ringan daripada setempat-setempat pada parenkim paru normal
IPF. HRCT scan menunjukkan gambaran atau parenkim paru yang emphysematous.
ground-glass attenuation tetapi tidak ada fibrosis Berbeda dengan DIP, ditemukan banyak
2,3,5
dan honeycomb. makrofag berpigmen didalam lumen bronkhiolus
2
Prognosis DIP jauh lebih baik, dengan yang disebut smokers bronchiolitis atau dusty
3 5
berhenti merokok dan diberikan terapi kortiko- brown macrophages atau tobacco pigmen.
steroid, kondisi pasien banyak yang membaik.
Tetapi pada sedikit kasus bisa terus ber- Nonspecific Interstitial pneumonia ( NSIP )
kembang dan berakhir menjadi fibrosis paru. Pada tahun 1994, Katzenstein dan
2
Angka kematian adalah 20% sampai 30%, Fiorelli menciptakan istilah nonspesifik inter-
sedangkan kelangsungan hidup rata rata adalah stitial pneumonia untuk fibrosis pneumonia
2,3,5
12 tahun. interstitial yang tidak dapat diklasifikasikan
kedalam IPF atau kelainan lainnya. Gambaran
Gambaran Histopatologi DIP klinis NSIP tumpang tindih dengan IPF dan
Gambaran histopatologi DIP menunjuk- beberapa penyakit ILD lainnya. Keluhan pasien
kan pola fibrosis paru yang lebih difus, namun cenderung sesak dan batuk. HRCT scan
arsitektur paru-paru masih dapat dikenal. Pada menunjukkan kelainan retikulonodular dan tidak
lapangan pandang kecil terdapat penebalan ada honeycomb. Beberapa pasien NSIP dapat
interstitial yang hampir merata dibandingkan berespon terhadap pemberian terapi kortiko-
IPF. Pada rongga alveolar ditemukan banyak sel steroid, namun bila ditemukan pola fibrosis,
2,3,5,12
makrofag dengan sitoplasma eosinofilik yang prognosa menjadi lebih buruk.
halus dan berpigmen granular yang dapat dilihat
2,3,5,13
dengan pewarnaan H&E. Gambaran Histopatologi NSIP
Terdapat 2 pola NSIP yaitu pola seluler
2,3,5,6
Tabel 1. Perbandingan IPF dan DIP. dan fibrosis. Kelainan yang ditemukan pada pola
IPF DIP fibrosis bersifat lebih difus, dengan penebalan
Gambaran klinik: dinding alveoli yang merata. Penebalan
Umur (tahun) 50 40 disebabkan oleh proses inflamasi atau fibrosis ,
Respon terhadap
kortikosteroid
Tidak Ya tidak ditemukan gambaran honeycomb,
Kelangsungan hidup (tahun) 4-5 10-15 maupun fokus fibroblast. Adapun pada pola
Kematian (%) >90 <30 selluler terdapat gambaran inflamasi kronis
Gambaran patologis: ringan sampai sedang pada interstitial serta
Temporal distributio Heterogen Sama
Fokus fibroblast Ada Tidak ada
pneumosit tipe 2 di area inflamasi. Jarang
Makrofak intra-alveolar Fokal Difus ditemukan agregat limfoid. Tetapi dalam banyak
kasus adalah campuran antara 2 pola
2,3,5,13
Respiratory Bronchiolitis-Associated tersebut.
Interstitial Lung Disease (RB-ILD)
Respiratory Bronchiolus-Associated Cryptogenic Organizing Pneumonia (COP)
Interstitial Lung Disease adalah bronkiolitis yang COP berbeda dari gangguan paru-paru
berhubungan dengan ILD dan merupakan interstitial lainnya karena kelainannya meliputi
penyakit yang dapat diakibatkan oleh rokok. parenkim paru dan bronkiolus terminal. Tidak
Lebih sering terjadi pada laki-laki usia 40-50 seperti ILD kronis lainnya, COP lebih subakut,
2,3
Tabel 2. Ringkasan gambaran patologi dari Idiopathic Interstitial Pneumonia.
Feature IPF DIP/RBILD NSIP AIP
Temporal appearance bervariasi seragam seragam seragam
Interstitial inflammation sedikit sedikit Biasanya menonjol sedikit
Collagen fibrosis sedikit difus pada DIP, fokal pada difus tidak ada
RBILD
Fibroblast proliferation Focus fibroblast tidak jarang Difus
Organizing pneumonia tidak tidak kadang-kadang, fokal tidak
Honeycomb changes ya tidak jarang tidak
Intra-alveolar macrophage kadang-kadang fokal Difus pada DIP, kadang-kadang, fokal tidak
accumulation peribronkhiolar pada RBILD
Hyaline membranes tidak Tidak Tidak ya
Keterangan Tabel: IPF=Idiopathic Pulmonary Fibrosis, DIP=Desquamative Interstitial Pneumonia, RB-ILD= Respiratory
Bronchiolitis-Associated Interstitial Lung Disease, NSIP=Nonspecific Interstitial pneumonia, AIP= Acute Interstitial Pneumonia
Gambar 2. IPF. A. Ada gambaran parenkim paru Gambar 5. A Cellular Nonspecific Interstitial
normal dengan peradangan interstitium, fibrosis dan Pneumonia bersebukan sel radang kronik ringan
honeycomb (H&E, 5x); B. Fokus fibroblast pada (H&E,15X). B. Fibrotic Nonspecific Interstitial
interstitial pneumonia, terdapat kolagen basofilik yang Pneumonia, penebalan septum dengan tidak adanya
2,3,5,6
muncul dari epitel subalveolar (H&E, 5X). gambaran honeycomb dan fokus fibroblast (H&E,
2,3,5,6
15X).