PADA LANSIA
Disusun Oleh
1. Pengertian ISPA
4. Penularan ISPA
5. Pengobatan ISPA
C. Tujuan
D. Manfaat
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPAmeliputi saluran
pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah(klinikita, 2007). Berikut ini adalah
beberapa pengertian ISPA menurut para ahli,yaitu : ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran
Pernapasan Akut, istilah inidiadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infection
(ARI).Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari salurannapas mulai
dari hidung (saluran pernapasan atas) sampai alveoli (saluranpernapasan bawah) termasuk jaringan
adneksanya seperti sinus rongga telinga tengahdan pleura (Depkes, 2001).
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yangterbanyak diderita oleh anak-
anak, baik dinegara berkembang maupun di negaramaju dan sudah mampu dan banyak dari mereka
perlu masuk Rumah Sakit karenapenyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan
pada masa bayi dananak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa
(Klinikita,2007).
Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2golongan yaitu pneumonia
dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atasderajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat
dan pneumonia tidak berat. Penyakitbatuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan
napas bagian ataslainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar
penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik.Faringitis oleh
kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukanharus diobati dengan antibiotik
penisilin, semua radang telinga akut harus mendapatantibiotik (Rasmaliah, 2004).
Etiologi infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) adalah virus dan bakteri. Berdasarkan
berbagai studi, ISPA paling banyak disebabkan oleh virus dan jenis virus yang paling sering
menjadi patogen adalah rhinovirus (34%), coronavirus (14%), dan virus influenza (9%). [2,3]
S. pneumoniae, H. influenzae, M. catarrhalis, dan S. aureus adalah bakteri yang sering
menyebabkan ISPA.
3. Gejala dan Tanda ISPA.
Gejala dari infeksi saluran pernapasan akut berlangsung antara 1-2 minggu. Sebagian besar
penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu pertama. Gejala tersebut adalah:
Batuk
Bersin
Pilek
Hidung tersumbat
Nyeri tenggorokan
Sesak napas
Demam
Sakit kepala
Nyeri otot
4. Penularan ISPA.
1. Penularan ISPA Melalui uap air udara pernapasan (batuk atau bersin).
4. Melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi (selimut atau pegangan pintu).
5. Pengobatan ISPA
Beberapa pengobatan yang dianjurkan dokter, antara lain:
Obat untuk meredakan demam dan nyeri di tubuh.
Obat untuk mengatasi hidung berair dan tersumbat.
Obat untuk mengurangi batuk.
Obat untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan saluran pernapasan bagian atas.
Obat untuk membasmi bakteri penyebab infeksi jika disebabkan oleh bakteri.
6. Pencegahan ISPA
Pencegah ISPA, misalnya:
Cucilah tangan secara teratur, apalagi setelah beraktivitas di tempat umum.
Menghindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata dengan tangan agar
terhindar dari penyebaran virus dan bakteri.
Menghindari merokok.
Mengonsumsi makanan kaya serat dan vitamin untuk meningkatkan daya t
ahan tubuh.
Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau tangan ketika bersin untuk mencegah
penyebaran penyakit kepada orang lain.
Berolahraga secara teratur untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh.
BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PADA
LANSIA ISPA
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. (NN,2009)
Menurut Khaidir Muhaj (2008) :
1. Identitas pasien.
2. Umur: kebanyakan infeksi saluran pernapasan yang sering mengenai lansia. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa lansia akan lebih sering menderita ISPA yang lebih lanjut (Anggana Rafika,
2009).
3. Jenis kelamin : angka kesakitan Israel sering terjadi pada lansia di mana angka kesakitan ISPA lansia
wanita lebih tinggi dari pada lansia laki-laki di negara Denmark (Anggana Rafika, 2009).
4. Alamat : Kepadatan hunian seperti ruang-ruang per orang, jumlah anggota keluarga dan
masyarakat diduga merupakan faktor risiko untuk ISPA.
5. Riwayat kesehatan seperti keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit keluarga, dan riwayat sosial.
6. Pemeriksaan Persisten seperti pemeriksaan inspeksi. palpasi, perkusi, auskultasi.
B. Diagnosa.
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau
komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang
menjadi tanggung gugat perawat (Capaernito,2003)
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul dalam kasus ISPA adalah:
1. Bersih jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.
4. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan.
C. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih
dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan (Gordon,1994).
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Tujuan : bersihan jalan nafas efektif.
Kriteria hasil titik2 jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tidak ada dysphonia dan sianosis.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.
Tujuan : nutrisi adekuat atau seimbang.
D. Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun
pada tahap perencanaan (Effendi, 2005). Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan
mandiri, saling ketergantungan atau kolaborasi dan tindakan rujukan atau ketergantungan.
E. Evaluasi
Evaluasi pengaju kepada penilaian, tahap, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan
penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. ( Alfaro-Lefevre,2004.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan bagian dari penyakit infeksi yang dapat
menyerang lansia. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan akut
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA
mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran
atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttain, 2008).
ISPA yang terjadi pada lansia disebabkan oleh beberapa penyebab yaitu, gizi, kurang mengkonsumsi
makanan 4 sehat 5 sempurna, kurang memperbanyak minum air putih, dan kurang olah raga.
Adapun komplikasi ketika penyakit ISPA pada lansia tidak di tangani berakibat Hipoksemia dimana
nantinya klien akan mengalamipenurunan nilai PaO2< 55 mmHg, dengan nilai suturasi oksigen < 85%.
Pada awalnya kliean akan mengalami perubahan mood, penurunan konsentrasi, dan menjadi pelupa.
Pada tahap lanjut akan timbul sianosis (Aru dkk, 2006).
B. Saran
Infeksi saluran pernapasan adalah penyakit yang diam – diam sangat memberikan
pengaruh besar pada penderita hingga keluarganya yang dapat menyebabkan kematian.
Maka dari itu diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga
yang tepat sesuai dengan kebutuhan tubuh pasien dan keluarganya.Serta kepada setiap
anggota keluarga diharapkan mampu memahami dan mengerti setiap anggota
keluarganya untuk dapat menciptakan keluarga yang sehat dan wellness. Dan bagi
mahasiswa keperawatan diharapkan mampu mempelajari dan memahami kebutuhan
pasien dan keluarganya yang menderita infeksi saluran pernapasan.
Daftar Pustaka