Oleh : Kelompok 29
PENDAHULUAN
Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas dipengaruhi oleh berbagai faktor
yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan
kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen
kesehatan.
Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain selain masalah kesehatan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
bebagai masalah kesehatan, yaitu: a) faktor lingkungan seperti sering terpapar polutan akibat
tingkat pencemaran lingkungan yang masih tinggi, b) faktor perilaku dan gaya hidup
masyarakat seperti kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan tanpa disadari
dapat membahayakan kesehatan mereka, c) faktor sosial-ekonomi seperti budaya sadar sehat
belum merata diimplementasikan oleh masyarakat, penghasilan yang masih rendah sehingga
kurangnya pembangunan fasilitas kesehatan mandiri, d) faktor pelayanan kesehatan seperti
kurangnya sarana dan prasarana sehingga belum dapat menunjang pelayanan kesehatan,
cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh sehingga masih terdapat daerah yang belum
mendapat pelayanan kesehatan yang maksimal, serta kurangnya ketersediaan tenaga kerja
kesehatan profesional yang menyebabkan menurunnya kualitas pelayanan kesehatan.
Permasalahan kesehatan sebenarnya menyangkut berbagai aspek dalam kehidupan dan untuk
dapat memecahkan permasalahan tersebut atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan itu
sendiri, tidak dapat dilakukan hanya dengan sistem uniprofessional. Kontribusi dari berbagi
disiplin ilmu dapat memberi dampak positif dalam penyelesaian berbagai masalah kesehatan.
Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat kami dari sudut pandang kedokteran gigi yaitu
kakek jadug tidak menjaga rongga mulutnya karena beliau mengkonsumsi rokok setiap hari.
Disini saya sebagai mahasiswa kedokteran gigi memberikan edukasi kepada kakek jadug
untuk mengurangi konsumsi rokok karen itu dapat berdampak negative terhadap kesehatan
beliau disini kami juga meghimbau nenek sadri untuk tidak membelikan lagi rokok untuk
kakek jadug dan kami sudah jelaskan apa efek jika kakek jadug terus mengkonsumsi rokok.
Hasil monitoring dan evaluasi dari sudut pandang kedokteran gigi dapat dikatakan kurang
berhasil dikarenakan edukasi yang kami berikan terkait kesehatan rongga mulut dan yang
paling penting edukasi untuk berhenti merokok tidak dipahami dengan baik oleh keluarga
angkat kami sehingga kakek jadug tetap saja merokok.
Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat dari sudut pandang farmasi adalah dari
kunjungan-kunjungan kelompok kami sebelumnya kakek dari keluarga angkat sudah tidak
terlalu sering mengkonsumsi obat di karenakan penyakit yang beliau alami memang tidak
dengan minum obat saja namun harus ditangani dengan proses operasi mata agar dapat
melihat kembali, namun istrinya juga terkadang mengalami keluhan sakit pada kaki yaitu
rematik, kemudian nenek ini ketika penyakitnya kambuh baru mengkonsumsi obat rematik,
dikarenakan obatnya sudah di buang ketika habis, saya kesusahan untuk tau jenis obat yang di
konsumsi. Namun saya mengajak neneknya untuk lebih sering mengkonsumsi sayur dan buah
dengan sedikit mengkonsumsi makanan manis dan mie instan.
Hasil monitoring dan evaluasi dari sudut pandang farmasi dapat dikatakan berhasil
pada neneknya dikarenakan intervensi yang diberikan untuk keluarga dampingan berupa
edukasi kepada pasien terkait obat yang dikonsumsi beliau telah dipahami secara baik oleh
keluarga angkat. Dimana obat-obatan tersebut tidak boleh dihentikan untuk dikonsumsi
sampai kondisi pasien stabil. Dilakukan edukasi tersebut untuk memudahkan pasien mengenai
cara penggunaan obat yang baik. Kemudian mengingatkan untuk melakukan terkait hal-hal
yang disampaikan oleh dokter ketika melakukan check-up. Dengan harapan hasil edukasi yang
diberikan dapat diterapkan oleh pasien sehingga tingkat kesehatannya dapat meningkat.
Namun pada kakek intervensi kami tidak berhasil karena memang harus diberikan tindakan
operasi mata yang memang dari masing-masing prodi kelompok kami tidak bisa di lakukan
secara IPE saja.
Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat kami dari sudut pandang fisioterapi
yaitu keluarga angkat kami memiliki penyakit rematik, sehingga ROM dari pergerakan
anggota tubuhnya berkurang. Sebagai mahasiswa fisioterapi kami menganjurkan kepada
keluarga angkat kami untuk melakukan ROM exercise setiap hari dan dilakukan secara rutin.
Hasil monitoring dan evaluasi dari sudut pandang fisioterapi dapat dikatakan berhasil, karena
setelah kami kembali melakukan kunjungan lapangan, keluarga angkat kami sudah tidak
mengeluhkan sakit lagi. Kemudian kami mengedukasi keluarga angkat kami untuk tetap
melakukan olahraga ringan agar kondisi tubuhnya tetap fit.
Rematik merupakan salah satu penyakit yang dialami oleh keluarga angkat kami,
dimana penyakit rematik sering terjadi pada lansia. Pada IPE selester sebelumnya prodi
keperawatan memberikan edukasi menganai penyakit rematik yang berisi tentang definisi,
tanda gejala, factor resiko, komplikasi, pencegahan serta penatalaksanaan. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan keluarga angkat tentang bagaimana menyikapi penyakit
rematik yang dialami sehingga dapat mengurangi keparahan dari penyakit tersebut.
Hasil monitoring dan evaluasi dari sudut pandang program studi keperawatan dapat
dikatakan berhasil apabila keluarga angkat dapat menjelaskan beberapa poin terkait penyakit
rematik seperti definisi, pencegahan dan penatalaksanaan, serta keluhan keluarga angkat
terhadap penyakit rematik berkurang.
Berdasarkan hasil kunjungan kelompok kami pada IPE semester ini ketika keluarga
angkat ditanya mengenai penyakit rematiknya beliau mengatakan sudah lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya.
Berdasarkan permasalahan keluarga angkat yang kami temukan pada kunjungan pertama
(semester 3), kakek Jadug dan nenek Sadri memiliki masalah dalam bidang kesehatan berupa
katarak pada kakek Jadug dan rematik pada nenek Sadri, kami dari Program Studi Pendidikan
Dokter memberikan intervensi berupa pemeriksaan tanda – tanda vital dan memberikan
edukasi mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan rutin
Hasil monitoring dan evaluasi dari sudut pandang Program Studi Pendidikan Dokter dapat
dikatakan berhasil dengan nenek yang mengatakan bahwa beliau sudah melakukan
pemeriksaan rutin karena memang ada puskesmas keliling yang sesekali mengunjungi desa
tersebut, untuk keadaan umum nenek Sadri pun sehat dengan masih mampu berjalan jauh
karena rematiknya tidak kambuh lagi. Sedangkan kakek Jadug masih dapat melakukan
aktivitas sehari-hari yang ringan seperti makan, minum dan ke kamar mandi sendiri meskipun
terkadang terdapat kendala. Keadaan umum kakek Jadug terlihat sehat dengan tekanan darah
terakhir kali kami ukur 130/70 mmHg namum katarak beliau tetap tidak ada perbaikan karena
memerlukan tindakan pembedahan.
Hasil monitoring yang didapat dikatakan berhasil dari intervensi yang sudah dilakukan.
Setelah diberikan edukasi mengeai pengelolaan sanitasi lingkungan serta PHBS, terlihat
adanya perubahan perilaku dimana air hujan yang tertampung dalam ember akan dibuang
apabila hujan telah reda. Tumpukan barang yang tak berguna terlihat sudah rapi, walaupun
beberapa masih belum dibuang. Dalam pelaksanaan PHBS seluruh anggota keluarga memiliki
peranan yang penting untuk menciptakam lingkungan yang bersih dan sehat dengan
melakukan pencegahan pencegahan sederhana agar dapat terhindar dari kontaminasi ataupun
paparan yang dapat mengganggu kesehatan.
Berdasarkan sudut pandang psikologi, masalah yang dialami oleh klien adalah klien kurang
memperhatikan kesehatan. Selain itu, klien tidak mengetahui bagaimana cara meningkatkan
taraf kesehatan, klien merasa apa yang dialami sekarang dikarenakan umur dan sudah
waktunya.
KESIMPULAN
IPE pada semester enam ini yang sekrang kami laksankan berfokus pada monitoing dan
evaluasi berdasarkan data yang di dapatkan pada IPE yang telah kami laksanakan pada
semester sebelumnya. Kelompok kami memutuskan untuk memilih keluarga yang menderita
penyakit rematik dan rabun sebagai prioritas masalah yang harus ditangani saat ini dengan
mempertimbangkan beberapa faktor.
Dimana hasil dari monitoring dan evaluasi masing-masing profesi pada kelompok dapat
disimpulkan berhasil dilihat dari intervensi-intervensi yang kami lakukan bahwa keluarga
angkat telah memperhatikan kesehatan kakek dengan tidak membelikan bliau rokok sehingga
bliau tidak merokok dan kami juga menyarankan untuk uang yang biasanya untuk membeli
rokok dibelikan makanan untuk mereka berdua. Dan kami juga menyarankan untuk nenek
untuk tidak memberikan kakek kopi hitam terlalu banyak sebelumnya kakek bias meminum
kopi setelah makan baik pagi siang maupun sore dan kami sarankan untuk satu kali saja untuk
mengkonsumsi kopi lebih baik diberikan air putih saja, nenek sudah mulai tidak menampung
air hujan yang sebelumnya berisi jentik nyamuk karena ditampung di ember dan tidak
dibuang, susahnya berinteraksi dengan kakek yang menderita rabun dan harus memiliki
pengetahuan berbahasa bali untuk berkomunikasi dengan kakek maupun nenek dan masalah
waktu untuk kami bertemu mereka cukup mudah untuk monitoring dan evaluasi dari
intervensi kami, akan tetapi untuk kumpul dengan semua anggota kami cukup kesulitan karena
kesibukan masing masing. Untuk itu, kelompok kami mendapati penyelesaianya itu harus ada
yang mampu berbahasa Bali walaupun tidak mahir sekali agar mempermudah komunikasi,
harus lebih peka terhadap keinginan lingkungan sekitar dan melatih kerjasama yang semakin
baik kedepannya dari segi waktu maupun yang lainnya.