Anda di halaman 1dari 15

STUDENT PROJECT

3A. Monitoring dan Evaluasi


Semester VI

Oleh : Kelompok 29

Ni Luh Nita Pratiwi 1602561031


I Dewa Agung Gde Meisha Dhanam 1602511124
Ni Luh Putu Kris Monika Yanti 1608551060
I Gede Bayu Permana Waisnawa 1602521034
Komang Agus Aryana 1602551032
Rahma Cempaka Putri 1602511172
Ni Made Winda Novita Sari 1602511122
Gede Ari Mahendra Mardaningrat 1602511174
Priyanka Pradnya Paramitha 1602511177
Putu Intan Noviyanti 1602541032
Made Ayu Satwika Pradnyaneswari 1602531041

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


Denpasar
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehat adalah sebuah kondisi maksimal, baik dari fisik, mental dan sosial sehingga dapat
melakukan suatu aktifitas yang menghasilkan sesuatu. Kondisi tubuh yang sehat pada manusia
dapat kita lihat dari kebugaran tubuh. Dalam sebuah lingkungan masyarakat terkadang
mengalami beberapa masalah kesehatan, baik yang muda, tua, wanita maupun pria. Kesehatan
dapat diartikan sebuah investasi penting untuk mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan
harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu
komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas dipengaruhi oleh berbagai faktor
yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan
kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen
kesehatan.

Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain selain masalah kesehatan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
bebagai masalah kesehatan, yaitu: a) faktor lingkungan seperti sering terpapar polutan akibat
tingkat pencemaran lingkungan yang masih tinggi, b) faktor perilaku dan gaya hidup
masyarakat seperti kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan tanpa disadari
dapat membahayakan kesehatan mereka, c) faktor sosial-ekonomi seperti budaya sadar sehat
belum merata diimplementasikan oleh masyarakat, penghasilan yang masih rendah sehingga
kurangnya pembangunan fasilitas kesehatan mandiri, d) faktor pelayanan kesehatan seperti
kurangnya sarana dan prasarana sehingga belum dapat menunjang pelayanan kesehatan,
cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh sehingga masih terdapat daerah yang belum
mendapat pelayanan kesehatan yang maksimal, serta kurangnya ketersediaan tenaga kerja
kesehatan profesional yang menyebabkan menurunnya kualitas pelayanan kesehatan.
Permasalahan kesehatan sebenarnya menyangkut berbagai aspek dalam kehidupan dan untuk
dapat memecahkan permasalahan tersebut atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan itu
sendiri, tidak dapat dilakukan hanya dengan sistem uniprofessional. Kontribusi dari berbagi
disiplin ilmu dapat memberi dampak positif dalam penyelesaian berbagai masalah kesehatan.

Interprofessional Education (IPE) merupakan proses pembelajaran antara berbagai


mahasiswa atau tenaga kesehatan dari berbagai latar belakang pendidikan berbeda yang
berinteraksi dan berkolaborasi untuk menghasilkan usaha kesehatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif serta usaha kesehatan lainnya (WHO, 1988). Implementasi IPE di
bidang kesehatan menurut Cooper (2001) dalam Fauziah (2010) dilaksanakan oleh mahasiswa
dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman interdisipliner dan meningkatkan kerjasama,
membina kerjasama yang kompeten, membuat penggunaan sumberdaya yang efektif dan
efisien, meningkatkan kualitas perawatan pasien yang komprehensif. Oleh sebab itu,
Universitas Udayana yang merupakan salah satu universitas di Bali ikut
mengimplementasikan IPE. Program IPE dilaksanakan secara berkelompok yang terdiri dari
tujuh program studi (Pendidikan Dokter, Ilmu Keperawatan, Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Fisioterapi, Psikologi, Pendidikan Dokter Gigi, dan Farmasi). Program IPE ini diharapkan
mampu menciptakan tenaga kerja kesehatan yang handal dan dapat berkolaborasi dengan baik
antar tenaga kerja kesehatan lainnya sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di
masyarakat. Salah satu daerah yang menjadi tempat pengimplementasian IPE ini adalah
Banjar Tegal Kawan, Denpasar Barat yang dilakukan dengan terjun langsung ke masyarakat
untuk menganalisis permasalahan kesehatan yang ada di daerah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan hasil IPE semester VI, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana situasi dan prioritas masalah keluarga diangkat?
1.2.2 Bagaimana skala prioritas dan intervensi yang diberikan kepada keluarga angkat?
1.2.3 Bagaimana hasil dari monitoring dan evaluasi terhadap intervensi yang diberikan
oleh mahasiswa kepada keluarga angkat berdasarkan program studi masing-masing?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah:
1.3.1 Mengetahui prioritas masalah dan situasi yang dialami oleh keluarga angkat.
1.3.2 Mengetahui skala prioritas dan intervensi yang telah diberikan oleh mahasiswa
berdasarkan program studi masing-masing.
1.3.3 Mampu mengidentifikasi keberhasilan dari intervensi yang telah diberikan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan laporan ini adalah:
1.4.1 Manfaat akademis
Diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan IPE selanjutnya, menambah
pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam kolaborasi antar program studi
kesehatan dalam analisis permasalahan kesehatan di masyarakat.

1.4.2 Manfaat bagi masyarakat


Diharapkan dapat menjadi dasar dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
BAB II
ANALISIS SITUASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Data Statistik dam Peta Demografi


Desa tempat pelaksanaan program IPE dari kelompok 29 adalah Desa Padang Sambian
Kelod, Dusun Tegal Lantang Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, Kabupaten Kota Denpasar,
Provinsi Bali. Desa Padang Sambian Kelod secara administratif terdiri dari 12 dusun yang
terdiri dari Banjar teges, Banjar tegal buah, Banjar padang indah, Banjar purnawira, Banjar
tegal lantang kaja, Banjar tegal lantang kelod, Banjar P. sumbu kaja, Banjar P. sumbu tengah,
Banjar P. sumbu kelod, Banjar batu bolong, Banjar jaba pura, Banjar umadui. Desa Padang
Sambian Kelod merupakan salah satu Desa yang ada di Kota Denpasar dengan luas
wilayah 4.12 km2.
Batas – batas wilayah Padang Sambian Kelod yaitu :
• Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Padang Sambian
• Sebelah barat berbatasan dengan desa Kerobokan
• Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Kuta Sebelah timur berbatasa
dengan Kecamatan Kuta Utara.
• Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Kuta Sebelah timur berbatasan
dengan desa Pemecutan Kelod.
2.2 Deskripsi Listing Permasalahan Kesehatan Individu, Keluarga, danKomunitas
Permasalahan kesehatan pada keluarga ini adalah seorang kakek dan nenek . kakek
jadugg mengalami kebutaaan sehingga tidak dapat beraktivitas secara normal sedangkan
nenek sadri mengalami rematik. Sampai saat ini nenek sadri ketika rematiknya kambuh
langung mengujungi dokter praktik terdekat atau puskesmas sedanngkan untuk penyakit
yang diderita kakek jadug yaitu kebuataan sudah tidak dihiraukan lagi oleh beliau dan
dibiarkan begitu saja karena dulu pernah melakukan pengobatan tetapi tidak ada
perubahan.

2.3 Deskripsi Pemilihan Prioritas Masalah


Kelompok kami menentukan untuk memilih keluarga yang menderita kebutaan dan
rematik sebagai prioritas masalah yang harus ditangani karena erat kaitannya dengan
pola hidup sehat dan pola konsumsi obat, beliau mengomsumsi obat yang diberikan oleh
dokter atau puskesmas tetapi kadang ketika obat itu habis beliau langsung beli sendiri
tanpa berkonsultasi lagi ke dokter tersebut, hal ini dapat berdampak buruk pada
kesehatan beliau jika sering mengomsumsi obat tanpa anjuran dokter
BAB III

ANALISIS POTENSI (SKALA PRIORITAS DAN INTERVENSI)

3.1 Skala prioritas dan penetapan prioritas masalah


Kakek Nengah Jadug mengalami penyakit pada mata berupa katarak, yang sudah dialami
beberapa tahun lalu. Akibat dari katarak yang dialami oleh kakek Nengah Jadug belau
menjadi sulit untuk berjalan memasuki kamarnya sendiri dan jika pergi ke kamar mandi.
Selain kakek Nengah jadug, nenek Nyoman Sadri sendiri juga beberapa kali mengeluh
tentang rematiknya yang kadang kadang muncul dan mengganggu aktivitas sehari hari,
nenek sering kali memijit lututnya menggunakan minyak dan beberapa saat kemudian
rasa nyeri pada lututnya akan segera hilang.

3.2 Perencanaan Intervensi Masalah


A. Program Studi Ilmu Farmasi: Intervensi yang akan kami lakukakn adalah
memberitahukan cara pemakaian obat utama dan pemakaian obat lain agar tidak
terjadi interaksi obat sehingga penggunaannya tetap dalam efek terapi.
B. Program Studi Keperawatan: Intervensi yang diberikan kepada keluarga angkat
adalah pemberian edukasi mengenai rematik dengan menggunakan media leaflet.
C. Program Srudi Kesehatan Masyarakat: Intervensi yang akan kami lakukan
adalah dengan memberi edukasi mengenai pelaksanaan dari PHBS dan sanitasi
lingkungan.
D. Program Studi Pendidikan Dokter: Intervensi yang kami lakukan adalah
melakukan pemeriksaan vital sign dan edukasi mengenai betapa pentingnya
melakukan check up rutin.
E. Program Studi Pendidikan Dokter Gigi: intervensi yang kami lakukan
dilapangan yaitu melakukan pemeriksaan vital sign dan memberikan edukasi
kepada pasien untuk menjaga kesehatan rongga mulut.
F. Program Studi Fisioterapi: Intervensi yang kami lakukan yaitu memberikan
ROM exercise dan menghimbau agar setiap hari keluarga angkat kami mampu
melakukan gerakan ROM exercise dengan mandiri.
G. Program Studi Psikologi: Pemberian psiko-edukasi sebagai media untuk
meningkatkan taraf kesehatan individu.
BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI DOKTER GIGI

Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat kami dari sudut pandang kedokteran gigi yaitu
kakek jadug tidak menjaga rongga mulutnya karena beliau mengkonsumsi rokok setiap hari.
Disini saya sebagai mahasiswa kedokteran gigi memberikan edukasi kepada kakek jadug
untuk mengurangi konsumsi rokok karen itu dapat berdampak negative terhadap kesehatan
beliau disini kami juga meghimbau nenek sadri untuk tidak membelikan lagi rokok untuk
kakek jadug dan kami sudah jelaskan apa efek jika kakek jadug terus mengkonsumsi rokok.

Hasil monitoring dan evaluasi dari sudut pandang kedokteran gigi dapat dikatakan kurang
berhasil dikarenakan edukasi yang kami berikan terkait kesehatan rongga mulut dan yang
paling penting edukasi untuk berhenti merokok tidak dipahami dengan baik oleh keluarga
angkat kami sehingga kakek jadug tetap saja merokok.

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI FARMASI

Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat dari sudut pandang farmasi adalah dari
kunjungan-kunjungan kelompok kami sebelumnya kakek dari keluarga angkat sudah tidak
terlalu sering mengkonsumsi obat di karenakan penyakit yang beliau alami memang tidak
dengan minum obat saja namun harus ditangani dengan proses operasi mata agar dapat
melihat kembali, namun istrinya juga terkadang mengalami keluhan sakit pada kaki yaitu
rematik, kemudian nenek ini ketika penyakitnya kambuh baru mengkonsumsi obat rematik,
dikarenakan obatnya sudah di buang ketika habis, saya kesusahan untuk tau jenis obat yang di
konsumsi. Namun saya mengajak neneknya untuk lebih sering mengkonsumsi sayur dan buah
dengan sedikit mengkonsumsi makanan manis dan mie instan.

Hasil monitoring dan evaluasi dari sudut pandang farmasi dapat dikatakan berhasil
pada neneknya dikarenakan intervensi yang diberikan untuk keluarga dampingan berupa
edukasi kepada pasien terkait obat yang dikonsumsi beliau telah dipahami secara baik oleh
keluarga angkat. Dimana obat-obatan tersebut tidak boleh dihentikan untuk dikonsumsi
sampai kondisi pasien stabil. Dilakukan edukasi tersebut untuk memudahkan pasien mengenai
cara penggunaan obat yang baik. Kemudian mengingatkan untuk melakukan terkait hal-hal
yang disampaikan oleh dokter ketika melakukan check-up. Dengan harapan hasil edukasi yang
diberikan dapat diterapkan oleh pasien sehingga tingkat kesehatannya dapat meningkat.
Namun pada kakek intervensi kami tidak berhasil karena memang harus diberikan tindakan
operasi mata yang memang dari masing-masing prodi kelompok kami tidak bisa di lakukan
secara IPE saja.

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat kami dari sudut pandang fisioterapi
yaitu keluarga angkat kami memiliki penyakit rematik, sehingga ROM dari pergerakan
anggota tubuhnya berkurang. Sebagai mahasiswa fisioterapi kami menganjurkan kepada
keluarga angkat kami untuk melakukan ROM exercise setiap hari dan dilakukan secara rutin.

Hasil monitoring dan evaluasi dari sudut pandang fisioterapi dapat dikatakan berhasil, karena
setelah kami kembali melakukan kunjungan lapangan, keluarga angkat kami sudah tidak
mengeluhkan sakit lagi. Kemudian kami mengedukasi keluarga angkat kami untuk tetap
melakukan olahraga ringan agar kondisi tubuhnya tetap fit.

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Rematik merupakan salah satu penyakit yang dialami oleh keluarga angkat kami,
dimana penyakit rematik sering terjadi pada lansia. Pada IPE selester sebelumnya prodi
keperawatan memberikan edukasi menganai penyakit rematik yang berisi tentang definisi,
tanda gejala, factor resiko, komplikasi, pencegahan serta penatalaksanaan. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan keluarga angkat tentang bagaimana menyikapi penyakit
rematik yang dialami sehingga dapat mengurangi keparahan dari penyakit tersebut.

Hasil monitoring dan evaluasi dari sudut pandang program studi keperawatan dapat
dikatakan berhasil apabila keluarga angkat dapat menjelaskan beberapa poin terkait penyakit
rematik seperti definisi, pencegahan dan penatalaksanaan, serta keluhan keluarga angkat
terhadap penyakit rematik berkurang.
Berdasarkan hasil kunjungan kelompok kami pada IPE semester ini ketika keluarga
angkat ditanya mengenai penyakit rematiknya beliau mengatakan sudah lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya.

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Berdasarkan permasalahan keluarga angkat yang kami temukan pada kunjungan pertama
(semester 3), kakek Jadug dan nenek Sadri memiliki masalah dalam bidang kesehatan berupa
katarak pada kakek Jadug dan rematik pada nenek Sadri, kami dari Program Studi Pendidikan
Dokter memberikan intervensi berupa pemeriksaan tanda – tanda vital dan memberikan
edukasi mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan rutin

Hasil monitoring dan evaluasi dari sudut pandang Program Studi Pendidikan Dokter dapat
dikatakan berhasil dengan nenek yang mengatakan bahwa beliau sudah melakukan
pemeriksaan rutin karena memang ada puskesmas keliling yang sesekali mengunjungi desa
tersebut, untuk keadaan umum nenek Sadri pun sehat dengan masih mampu berjalan jauh
karena rematiknya tidak kambuh lagi. Sedangkan kakek Jadug masih dapat melakukan
aktivitas sehari-hari yang ringan seperti makan, minum dan ke kamar mandi sendiri meskipun
terkadang terdapat kendala. Keadaan umum kakek Jadug terlihat sehat dengan tekanan darah
terakhir kali kami ukur 130/70 mmHg namum katarak beliau tetap tidak ada perbaikan karena
memerlukan tindakan pembedahan.

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


Permasalahan yang terjadi dari keluarga angkat dari sudut pandang program studi kesehatan
masyarakat saat melakukan kunjungan ke keluarga dampingan dimana kondisi sanitasi
lingkungan kurang baik dimana adanya genangan air hujan dalam ember yang dibiarkan
begitu saja. Selain itu, banyaknya barang bekas yang ditumpuk dan dibiarkan begitu saja yang
bisa menjadi sarang nyamuk, tikus, dan lain sebagainya.

Hasil monitoring yang didapat dikatakan berhasil dari intervensi yang sudah dilakukan.
Setelah diberikan edukasi mengeai pengelolaan sanitasi lingkungan serta PHBS, terlihat
adanya perubahan perilaku dimana air hujan yang tertampung dalam ember akan dibuang
apabila hujan telah reda. Tumpukan barang yang tak berguna terlihat sudah rapi, walaupun
beberapa masih belum dibuang. Dalam pelaksanaan PHBS seluruh anggota keluarga memiliki
peranan yang penting untuk menciptakam lingkungan yang bersih dan sehat dengan
melakukan pencegahan pencegahan sederhana agar dapat terhindar dari kontaminasi ataupun
paparan yang dapat mengganggu kesehatan.

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Berdasarkan sudut pandang psikologi, masalah yang dialami oleh klien adalah klien kurang
memperhatikan kesehatan. Selain itu, klien tidak mengetahui bagaimana cara meningkatkan
taraf kesehatan, klien merasa apa yang dialami sekarang dikarenakan umur dan sudah
waktunya.

Hasil monitoring menunjukan bahwa setelah diberikan psiko-edukasi terkait dengan


meningkatkan taraf kesehatan dengan mengubah pola pikir dari klien, klien menjadi lebih
peduli dengan kesehatannya, lebih menjaga kesehatannya dengan cara rutin memeriksakan diri
ke puskesmas setempat dan meminum obat yang sudah diresepkan oleh dokter secara rutin.
BAB V

KESIMPULAN

IPE pada semester enam ini yang sekrang kami laksankan berfokus pada monitoing dan
evaluasi berdasarkan data yang di dapatkan pada IPE yang telah kami laksanakan pada
semester sebelumnya. Kelompok kami memutuskan untuk memilih keluarga yang menderita
penyakit rematik dan rabun sebagai prioritas masalah yang harus ditangani saat ini dengan
mempertimbangkan beberapa faktor.
Dimana hasil dari monitoring dan evaluasi masing-masing profesi pada kelompok dapat
disimpulkan berhasil dilihat dari intervensi-intervensi yang kami lakukan bahwa keluarga
angkat telah memperhatikan kesehatan kakek dengan tidak membelikan bliau rokok sehingga
bliau tidak merokok dan kami juga menyarankan untuk uang yang biasanya untuk membeli
rokok dibelikan makanan untuk mereka berdua. Dan kami juga menyarankan untuk nenek
untuk tidak memberikan kakek kopi hitam terlalu banyak sebelumnya kakek bias meminum
kopi setelah makan baik pagi siang maupun sore dan kami sarankan untuk satu kali saja untuk
mengkonsumsi kopi lebih baik diberikan air putih saja, nenek sudah mulai tidak menampung
air hujan yang sebelumnya berisi jentik nyamuk karena ditampung di ember dan tidak
dibuang, susahnya berinteraksi dengan kakek yang menderita rabun dan harus memiliki
pengetahuan berbahasa bali untuk berkomunikasi dengan kakek maupun nenek dan masalah
waktu untuk kami bertemu mereka cukup mudah untuk monitoring dan evaluasi dari
intervensi kami, akan tetapi untuk kumpul dengan semua anggota kami cukup kesulitan karena
kesibukan masing masing. Untuk itu, kelompok kami mendapati penyelesaianya itu harus ada
yang mampu berbahasa Bali walaupun tidak mahir sekali agar mempermudah komunikasi,
harus lebih peka terhadap keinginan lingkungan sekitar dan melatih kerjasama yang semakin
baik kedepannya dari segi waktu maupun yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai