Anda di halaman 1dari 7

REVIEW ARTIKEL

Judul Artikel Randomized controlled trial of the effects of nursing care based on a
telephone intervention for medication adherence in schizophrenia
Jurnal Jurnal Wiley Perspective in Psychiatric Care
Volume & Halaman Volume 56 dan Halaman 63-71
Tahun 2020
Penulis Esra Uslu PhD, RN dan Kadriye Buldukoglu PhD, RN
Pereview Pak Ardi (Nama Lengkap)
Tanggal Accepted Jurnal 10 Maret 2019

Landasan Teori Obat adalah pilihan yang efektif untuk pengobatan skizofrenia.
Namun sebagian besar pasien skizofrenia tidak mau mengkonsumsi obat
antipsikotik. Menurut sebuah studi di Turki, tingkat ketidakpatuhan
pengobatan adalah 85%. Masalah ketidakpatuhan obat dapat
menyebabkan efek berbahaya seperti kambuhnya penyakit, peningkatan
pemanfaatan fasilitas kesehatan, rawat inap dan biaya pasien, penurunan
kondisi kesehatan umum pasien, penurunan respon terhadap pengobatan,
dan upaya bunuh diri.

Penderita Skizofrenia membutuhkan intervensi yang efektif dan


terjangkau untuk kepatuhan pengobatan mereka. Intervensi wawancara
telepon berkala dianggap sebagai pilihan hemat biaya untuk mendorong
pasien berpartisipasi dalam pengobatan mereka. Intervensi wawancara
juga membuat jembatan antara pasien dan perawat. Intervensi ini juga
memberikan beragam manfaat seperti dapat memperpanjang waktu yang
dihabiskan pasien di masyarakat, mengurangi jumlah hari yang
dihabiskan di rumah sakit selama rawat inap berulang, menekan jumlah
permohonan rawat inap berulang, meningkatkan kepatuhan pengobatan
setelah pasien pulang dari rawat inap, dan mengurangi keparahan gejala
kejiwaan. Meskipun begitu menurut literatu empire mengukur adanya
keterbatasan studi eksperimental yang relevan pada efek intervensi
berbasis telepon. Sehingga penelitian ini akan memberikan kontribusi
berbasis bukti untuk literature. Dalam studi ini, aplikasi berbasis telepon
diimplementasikan dengan menggunakan “Telephone Intervention
Problem Solving (TIPS)”

Telephone Intervention Problem Solving (TIPS) adalah aplikasi


telenursing. Aplikasi ini mendukung solusi untuk berbagai masalah
kehidupan sehari-hari pasien skizofrenia dan menawarkan alternative
penanganan untuk masalah tersebut. Intervensi ini juga mengingatkan
pasien untuk memanfaatkan alternative ini dan mengevaluasi
keefisiensinya. TIPS dilakukan dengan wawancara telepon mingguan.
Intervensi ini diterapkan dengan merencanakan wawancara dengan pasien
pada hari dan jam tertentu. Intervensi dipimpin oleh perawat yang
menerapkan TIPS secara manual sesuai dengan panduan. Isi setiap
wawancara terdiri dari topik-topik yang berhubungan dengan masalah
pada pasien skhizofrenia.
Dasar teori TIPS berasal dari teori perilaku terencana meliputi konsep
sikap, norma subjektif, dan pengendalian perilaku. Sikap mencerminkan
keyakinan yang dirasakan dan nilai-nilai tentang kepatuhan pengobatan.
Norma subjektif mencerminkan sejauh mana keluarga atau pengasuh
mendorong kepatuhan pengobatan. Pengendalian perilaku yang dirasakan
mencerminkan kemudahan atau kesulitan dalam mengatasi rintangan dan
kepercayaan seseorang pada kemampuannya. Sehingga dengan bantuan
TIPS, perawat memberikan informasi (sikap) kepada pasien mengenai
manfaat kepatuhan pengobatan , membahas nilai kepatuhan pengobatan
dan memperkuat tekad pasien (norma subjektif) sebagai tambahan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan kepatuhan pengobatan
(persepsi control perilaku)
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Telephone
Intervention Problem Solving (TIPS) terhadap kepatuhan minum obat
pada individu yang didiagnosa skizofrenia
Metode Penelitian a. Subjektif
a. Subjek Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 70 pasien yang dirawat di
b. Instrumen rumah sakit sebuah universitas dan didiagnosa skizofrenia. Berdasarkan
penilaian kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak 46 partisipan
(10 pasien menolak berpartisipasi, 6 pasien tidak memiliki kognitif yang
cukup untuk dapat berpartisipasi, dan 8 pasien melakukan
penyalahgunaan narkoba). Sebanyak 46 partisipan secara acak dibagi
dalam 2 kelompok (Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol) dengan
menggunakan metode pengacakan sederhana. Didapatkan kelompok
intervensi 22 partisipan dan kelompok kontrol 24 partisipan.

Kriteria Inklusi :
1. Memiliki kognitif yang cukup dan bersedia berpartisipasi dalam
studi
2. Dapat mengakses telepon
3. Dapat berbicara bahasa Turki

Kriteria Eksklusi :
1. Adanya diagnosis psikiatri lain yang menyertai skizofrenia
2. Ada saran dari dokter yang menolak pengobatan dan meninggalkan
klinik
3. Gangguan pendengaran yang menghambat komunikasi melalui
telepon
4. Penyalahgunaan zat

Kriteria Penghapusan :
1. Keinginan untuk menarik diri pada setiap tahap penelitian
2. Kurangnya partisipasi dalam tiga wawancara telepon berturut-turut
b. Instrumen
Pada penelitian ini data dikumpulkan selama periode Februari 2016
hingga Februari 2017 dengan menggunakan formulir dan skala yang
berisi pertanyaan. Pada awal sebelum pemberian intervensi kedua group
melengkapi formulir informasi pribadi dan tindakan pretest. Lalu
dilanjutkan dengan pemberian Medication Adherence Training (MAT).
Setelah pasien dipulangkan, program TIPS diberikan pada kelompok
intervensi. Kemudian diakhir intervensi (setelah menerapkan delapan
TIPS), kedua kelompok menyelesaikan formulir evaluasi akhir dan
ukuran post test. Berikut penjelasan instrument yang digunakan:

1. Formulir Informasi Pribadi


Formulir ini adalah bagian dari materi pretest. Formulir disiapkan
peneliti menurut literature sebelumnya yang terdiri dari 12
pertanyaan. Pertanyaan difokuskan pada karakteristik demografis
yang dapat mempengaruhi kepatuhan pengobatan dan
karakteristik penggunaan obat.
2. Jadwal untuk Menilai Tiga Komponen Wawasan
Formulir ini adalah bagian dari materi pretest. Formulir ini
memiliki 8 pertanyaan dengan skor tertinggi adalah 18. Hasil skor
yang lebih tinggi pada pasien menunjukkan bahwa pasien
memiliki tingkat wawasan yang lebih tinggi.
3. Penilaian Global atas Skala Fungsi
Skala ini adalah bagian dari materi pretest dan digunakan untuk
menilai fungsi psikologis, social, dan pekerjaan para peserta.
Global Assessment of Functioning Scale (GAF) item tunggal
diberi skor dari 0 hingga 100 dan skor yang lebih tinggi
menunjukkan fungsi psikososial yang lebih baik.
4. Skala Penilaian Kepatuhan Pengobatan
Skala ini merupakan bagian dari materi pretest dan posttest. Skala
ini adalah instrument laporan mandiri yang terdiri dari 10 item
pertanyaan dengan jawaban YA / TIDAK. Skor berkisar dari 1
hingga 10, dan skor yang lebih tinggi menunjukkan kepatuhan
yang lebih baik.
5. Formulir Penilaian Akhir
Formulir ini merupakan bagian dari materi posttest dan disiapkan
oleh peneliti menurut literature sebelumnya. Formulir ini terdiri
dari 2 pertanyaan yang membahas tentang penghentian
pengobatan secara sukarela dan keyakinan akan perlunya
pengobatan.
6. Pelatihan Kepatuhan Pengobatan atau Medication Adherence
Training (MAT)
Untuk melakukan TIPS secara efisien dan menjaga homogenitas
antar kelompok, “Pelatihan Kepatuhan Pengobatan atau
Medication Adherence Training (MAT)”, termasuk informasi
pengobatan dan solusi untuk efek samping pengobatan diberikan
kepada semua peserta. MAT diberikan secara individual sesuai
dengan keinginan perawat dan pasien pada waktu terbaik untuk
setiap pasien. MAT diberikan selama 20 menit per hari selama 2
hari berturut-turut. Program ini diselesaikan sebelum pasien
pulang. Selain itu peneliti juga mengembangkan protocol MAT
dan manual MAT untuk melaksanakan MAT secara sistematis dan
telah dievaluasi untuk kelayakannya.

7. Telephone Intervention Problem Solving (TIPS)


Panduan TIPS telah diperoleh dari pemiliknya melalui persetujuan
tertulis sebelum penelitian dimulai. Panduan TIPS diterjemahkan
dari bahas Inggris ke bahasa Turki. Setelah seluruh isi manual
diselesaikan, program TIPS dapat dimulai. Sebelum pulang,
pasien direncakan untuk mengikuti program TIPS. Setelah
dipulangkan, TIPS pertama diterapkan pada hari dan jam yang
telah direncakan oleh pasien. TIPS diterapkan oleh peneliti
seminggu sekali sebanyak delapan kali selama 2 bulan. Peneliti
menggunakan Panduan TIPS selama panggilan dan mencatat
semua data yang diperoleh selama TIPS.

Kelompok Intervensi
Para pasien diberitahukan tentang program TIPS, setelah pemberian
MAT selesai. Sebelum pulang pasien menentukan kesepakatan jam dalam
perencanaan program TIPS. Setelah dipulangkan, TIPS pertama
diterapkan pada hari dan jam yang telah direncakan oleh pasien. TIPS
diterapkan oleh peneliti seminggu sekali sebanyak delapan kali selama 2
bulan. Peneliti menggunakan Panduan TIPS selama panggilan dan
mencatat semua data yang diperoleh selama TIPS. Selama pemberian
intervensi terjadi pengurangan 1 partisipan karena pasien tidak mau
melanjutkan intervensi.

Kelompok Kontrol
Para pasien dalam kelompok kontrol hanya menerima perawatan rutin
yang disediakan oleh rumah sakit.
Metode Analisis Pada penelitian ini semua analisis data dilakukan dengan
Data menggunakan IBM SPSS 20.0 dengan signifikansi statistic ditetapkan
pada P<0,05. Berikut uji yang digunakan dalam analisis data:
1. Uji Shapiro-Wilks digunakan untuk menilai normalitas
2. Uji Mann-Whitney U yang merupakan uji nonparametik dalam
analisis variable konstan digunakan untuk menentukan
homogenitas kelompok intervensi dan kontrol setelah pengacakan.
3. Uji Exact Fisher atau Uji Pearson digunakan untuk menganalisis
kategorikal
4. Uji statistic gidunakan untuk melihat nilai frekuensi, persentase,
median, minimum (min), dan maksimum (maks)
5. Skala reliabilitas dievaluasi dengan memeriksa koefisien
Cronbach a dan Kuder-Richardson 20
6. Uji Wilcoxon Signed-Rank digunakan untuk membandingkan
skor pretest dan posttest kepatuhan pengobatan pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol
7. Uji McNemar digunakan untuk membandingkan skor pada
keyakinan perlunya pengobatan dan penghentian pengobatan
secara sukarela
8. Uji Mann-Whitney U digunakan untuk membandingkan skor
kepatuhan pengobatan pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol saat sebelum dan sesudah intervensi
Hasil Pada penelitian ini dari 46 partisipan didapatkan hasil 58,7%
perempuan dan 67,4% lajang. Partisipan memiliki usia rata-rata 38,9
tahun dan rata-rata telah didiagnosis skizofrenia selama 10 tahun. Selain
itu, 58,7% peserta memiliki kondisi ekonomi sedang dan 4,3%
menyatakan bahwa mereka hidup sendiri dan tidak ada yang mendukung
mereka
1. Hasil Karakteristik Penggunaan Narkoba
Pada penelitian ini didapatkan hasil tingkat penggunaan pengobatan
lanjutan pada partisipan dalam kelompok intervensi dan kelompok
kontrol meningkat secara signifikan. Sedangkan pada perbandingan
kedua kelompok untuk tingkat penggunaan pengobatan lanjutan
setelah TIPS secara signifikan lebih tinggi pada kelompok intervensi.
Pada perbandingan kedua kelompok untuk tingkat kepercayaan pada
perlunya pengobatan setelah TIPS secara signifikan lebih tinggi pada
kelompok intervensi.
2. Hasil Kepatuhan Pengobatan
Kepatuhan obat dievaluasi dengan skor MARS. Skor MARS
dibandingkan antara kedua kelompok setelah TIPS secara statistic
lebih tinggi pada kelompok intervensi.
Diskusi Pada penelitian ini terdapat pengaruh TIPS pada kepatuhan
pengobatan pasien skizofrenia. Pasien skizofrenia yang berpartisipasi
dalam TIPS memiliki tingkat yang lebih rendah untuk menghentikan
pengobatan secara sukarela dibandingkan dengan pasien yang tidak
berpartisipasi dalam TIPS. Selain itu tingkat kepercayaan pada perlunya
pengobatan dan kepatuhan pengobatan lebih tinggi pada pasien yang
berpartisipasi dalam TIPS dibandingkan dengan pasien yang tidak
berpartisipasi dalam TIPS.

Agar pasien dapat memanfaatkan pengobatan secara maksimal dan


mengurangi kekambuhan, perawat psikiatri harus merintis metode baru
untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan. Hal ini dapat berupa evaluasi
terhadap pasien skizofrenia dalam menghadapi masalah dengan
pengobatan dan sikap mereka terhadap pengobatan. Sehingga laporan diri
pasien sangat diperlukan untuk mengevaluasi kepatuhan pengobatan.
Mempertimbangka data tersebut, pada penelitian ini menggunakan
ukuran hasil yang dilaporkan sendiri. Sehingga pemanfaatan timbangan
dan laporan diri pasien merupakan aspek yang kuat dari penelitian ini.

Penentuan kepatuhan pengobatan adalah salah satu tujuan perawatan


utama perawat psikiatri. Namun perawat sering dilatih sebagai perawat
klinis, mengakibatkan keterbatasan terkait pengalihan dari perawatan
langsung ke intervensi telemedicine. Pada sebuah penelitian, perawat
menunjukkan adanya rasa frustasi dan stress akibat ketidakhadiran pasien
selama penerapan telenursing. Perawat juga memiliki keraguan mengenai
apakah telenursing adalah “perawatan yang sesungguhnya” dan adanya
kekhawatiran tentang akses pasien ke layanan dan pemberian layanan
oleh perawat melalui pendekatan ini. Mempertimbangkan data tersebut,
penelitian ini dapat membantu menutup kesenjangan antara temuan klinis
dan bukti ilmiah dari tiga perspektif. Penelitian ini menawarkan pilihan
perawatan dengan tingkat bukti yang lebih tinggi dari pengujian
eksperimental, pilihan perawatan standar yang dapat digunakan untuk
panduan, dan panduan tentang cara mentransfer alat telekomunikasi ke
psikiater intervensi keperawatan.

Penghentian pen gobatan secara sukarela dan keyakinan akan


perlunya pengobatan pada pasien skizofrenia berhubungan erat dengan
kepatuhan pengobatan. Penelitian ini menguji dua faktor tersebut pada
pasien. Pada awal penelitian, semua pasien dengan sukarela
menghentikan pengobatannya. Mengingat hasil negative untuk masalah
kepatuhan pengobatan. Hal ini menjelaskan adanya keseriusan pada
masalah tersebut dan perlunya penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan
efek positif yang signifikan pada penghentian pengobatan secara sukarela
dan keyakinan akan perlunya pengobatan pada kelompok intervensi TIPS.
Sebelumnya tidak ada penelitian lain yang menguji pengaruh TIPS pada
populasi pasien skizofrenia. Data ini merupakan tambahan baru untuk
literature yang ada.

Pada hasil penelitian ini TIPS secara signifikan meningkatkan


kepatuhan pengobatan pada pasien skizofrenia. Selain itu skor MARS
pada kelompok intervensi meningkat dan kelompok control menurun.
Hasil ini menunjukkan bahwa MAT yang diberikan kepada kedua
kelompok di awal penelitian tidak hanya efektif untuk meningkatkan
kepatuhan pengobatan tapi juga menegaskan perlunya TIPS. Selain itu
didapatkan juga bahwa psikoedukasi yang merupakan salah satu
intervensi dasar keperawatan psikiatri ternyata tidak efektif dalam
menjalankan kepatuhan pengobatan pada pasien dan perlu
dipertimbangkan kembali.
Kesimpulan Pada penelitian ini TIPS digunakan untuk pertama kalinya dalam
perawatan pasien skizofrenia di Turki. Penelitian ini juga menguji efek
TIPS pada pasien skizofrenia yang menghentikan pengobatannya dengan
sukarela dan keyakinan mereka tentang perlunya pengobatan. Menurut
hasil penelitian ini, TIPS adalah aplikasi telenursing yang dapat
mencegah pasien skizofrenia menghentikan pengobatan secara sukarela
dan meningkatkan keyakinan mereka akan perlunya pengobatan dan
kepatuhan pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai