Anda di halaman 1dari 2

Penelitian Randomized controlled trial of the effects of nursing care based on a telephone

intervention for medication adherence in schizophrenia diteliti oleh (Esra Uslu PhD, et. Al
2019) dengan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efek dari "Telephone
Intervention Problem Solving ”(TIPS) tentang kepatuhan pengobatan di antara individu yang
didiagnosis dengan skizofrenia metodenya menggunakan quasi experimental. Populasi pada
penelitian ini adalaah pasien yang dirawat di rumah sakit Universitas di Turki dan didiagnosis
dengan skizofrenia. Kriteria inklusi yang digunakan diaantaranya kompetensi kognitif yang
cukup untuk berpartisipasi dalam penelitian ini secara sukarela, akses telepon baik, dan bisa
berbicara dalam bahasa Turki. Total sampelnya yaitu 46 pasien yang terbagi atas kelompok
intervensi 22 pasien dan kelompok kontrol 24 orang. Pada kelompok intervensi proses yang
dilakukan adalah para peserta diberitahu tentang program TIPS terkait hari dan jam tertentu
untuk TIPS direncanakan dengan pasien sebelum habis obatnya. Setelah habis, TIPS pertama
diterapkan pada hari dan jam yang direncanakan oleh pasien. TIPS diterapkan oleh peneliti
seminggu sekali dengan total delapan kali selama 2 bulan sedangkan pada kelompok kontrol
peserta menerima perawatan rutin yang disediakan oleh rumah sakit. Hasil dari penelitian ini
adalah secara statistic penurunan signifikan dalam skor MARS diamati untuk peserta dalam
kelompok kontrol ( P = 0,001), sedangkan secara statistic peningkatan yang signifikan
diamati pada kelompok intervensi( P <0,001). Namun, dalam perbandingan antara grup
setelah TIPS, skor MARS dari kelompok intervensi secara statistik lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok kontrol ( P <0,001). Sehingga intervensi ini efektif dlam eningkatkan
kepatuhan meminum obat.

Intervensi lain yang dapat dilakukan pada pasien skizofrenia patuh dalam menggunakan obat
dengan menggunakan meode TIPS (Telephone Intervention Problem Solving). TIPS dianggap
sebagai pilihan hemat biaya yang mendorong pasien dengan skizofrenia untuk berpartisipasi
dalam pengobatan dan perawatan mereka sendiri dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan
pasien skizofrenia. Intervensi ini telah dibuktikan efektif oleh banyak studi eksperimental
bahwa pasien dengan skizofrenia yang berpartisipasi dalam TIPS lebih rendah pada tingkat
penghentian pengobatan dibandingkan dengan pasien yang tidak berpartisipasi dalam
TIPS. Selain itu, tingkat kepercayaan kebutuhan pengobatan dan kepatuhan pengobatan lebih
tinggi setelah partisipasi TIPS dibandingkan dengan pasien yang tidak berpartisipasi dalam
TIPS. Agar pasien dapat memanfaatkan obat secara maksimal dan mengurangi gejala
kambuh.

Perawat yang menggunakan telenursing (TIPS) membantu pasien skizoferenia dalam proses
pemecahan masalahnya dengan mengidentifikasi, menghasilkan dan memilih solusi, serta
menindaklanjuti keefektifan solusi tersebut. Misalnya, klien dibuatkan tanda pengingat, dan
keluarga juga ikut membantu merawat dan menngingatkan. Keluarga memahami kebutuhan
yang berpotensi dapat dipenuhi dengan menggunakan perawatan berbasis telepon. Intervensi
telepon yang menggunakan teknik pemecahan masalah melibatkan tindak lanjut dari telepon
yang proaktif. Tema isolasi, emosi negative dan pemcahan masalah semuanya dapat
ditangani
dengan menggunakan intervensi telepon. Intervensi menggunakan telepon dapat
menyediakan mekanisme untuk jangkauan proaktif, kontak social, penilaian, dukungan dan
pendidikan dalam pemberdayaan peningkatan perawatan pada pasien skizofrenia.

SIMPULAN
Penerapan telenursing sebagai intervensi yang berbasis teknologi memberikan banyak
manfaat khsuusnya di dalam dunia kesehatan terutama keperawatan jiwa. Literatur Review
yang dilakukan terkait telenursing pada pasien dengan skizoferenia telah menunjukkan bahwa
penerapan telenursing khususnya aplikasi TIPS memperpanjang waktu yang dihabiskan
pasien skizofrenia di masyarakat, dan mengurangi jumlah hari untuk dirawat lagi di Rumah
Sakit serta menekan angka kekambuhan.
Selain itu, penerapan telenursing juga dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan psikiatri
dan mengurangi keparahan gejala kejiwaan. Dalam menerapkan telenursing ini diperlukan
kajian terkait apakah telenursing ini sesuai dengan etika dalam keperawatan. Dilihat dari
prinsip Autononomy (pasien berbak dalam memutuskan menjadi peserta atau mengundurkan
diri pada intervensi telenursing), beneficiene (membantu pasien skizoferenia dalam
meningkatkan kepatuhan pengobatan), justice (adil memberikan kepada sesama peserta tanpa
membedakan), fidelity (ada informasi terkait system dan waktu dilakukan telenursing),
confidentially (menjaga privasi pasien), non-maleficience (telenursing ini tidak
membahayakan pasien). Adapun tantangan dalam telenursing ini adalah perawat harus
mampu menggunakan teknologi ini dan membuat strategi pengaturan waktu dalam
menghadapi berbagai masalah di telepon. Kekurangan telenursing ini dilihat bahwa belum
sistematik dalam hal regulasi dan penerapannya. Schingga kedepannya perlu penelitian lebih
lanjut agar penerapan ini bisa dirasakan merata di semua Negara khususnya Indonesia.
Penerapan telenursing di Indonesia tentunya harus dilakukan dengan memperhatikan
kebijakan yang berlaku baik pada kebijakan profesi keperawatan maupun Pemerintah di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai