Anda di halaman 1dari 22

Faktor Faktor yang Berhubungan

dengan kepatuhan minum obat anti


diabetes Pada Penderita Diabetes
tipe 2 di puskesmas

Edna Fauziah (2209047067)


Kepatuhan Pengobatan

Pentingnya dalam Diabetes

● Kepatuhan pengobatan yang tepat sangat penting untuk


mengelola diabetes tipe 2.
● Dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan mencegah
komplikasi.
● Kepatuhan terhadap pengobatan mengurangi risiko penyakit
jantung dan stroke.
● Contoh strategi kepatuhan mencakup penyelenggara pil dan
aplikasi pengingat.

Photo by Pexels
Tingginya Angka Ketidakpatuhan Pengobatan pada
Penderita Diabetes Tipe 2 di Puskesmas
Statistik mengungkapkan tingkat ketidakpatuhan yang mengkhawatirkan di antara
1 pasien diabetes tipe 2 yang menerima perawatan di pusat kesehatan masyarakat.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hampir 50% pasien diabetes tipe 2 gagal
2 mematuhi rejimen pengobatan yang diresepkan.

Ketidakpatuhan terhadap pengobatan menimbulkan risiko yang signifikan,


3 menyebabkan manajemen penyakit yang buruk dan peningkatan angka rawat inap.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Manfaat Kepatuhan Pengobatan Tantangan terhadap Kepatuhan


Pengobatan
● Program pendidikan dan kesadaran dapat ● Efek samping negatif dari pengobatan dapat
meningkatkan kepatuhan pengobatan. menyebabkan ketidakpatuhan.
● Dukungan dari penyedia layanan kesehatan dan ● Kurangnya pemahaman tentang pentingnya
pusat kesehatan masyarakat dapat berdampak kepatuhan dapat mengakibatkan ketidakpatuhan.
positif terhadap kepatuhan. ● Faktor sosial ekonomi, seperti biaya atau
● Penggunaan alat dan teknologi pengingat dapat transportasi, dapat menghambat kepatuhan
membantu pasien mengingat untuk minum obat. pengobatan.
Hambatan terhadap Kepatuhan

Photo by Pexels Photo by Pexels

Tantangan Contoh
Mengeksplorasi hambatan umum yang Mengatasi faktor-faktor seperti kelupaan,
dihadapi pasien dalam mengikuti rejimen efek samping, dan rencana perawatan yang
pengobatannya. kompleks.
Strategi untuk Meningkatkan Kepatuhan

Strategi Positif Tantangan

● Memberikan instruksi penggunaan obat yang jelas ● Efek samping dan biaya pengobatan dapat
dan sederhana mengurangi kebingungan dan berdampak negatif terhadap kepatuhan pada
meningkatkan kepatuhan. beberapa pasien.
● Menggunakan pengingat seperti alarm, kotak obat, ● Kurangnya pemahaman tentang pentingnya
atau aplikasi ponsel pintar dapat membantu pasien penggunaan obat jangka panjang dapat
mengingat untuk meminum obatnya. menyebabkan ketidakpatuhan.
● Mendidik pasien tentang pentingnya kepatuhan ● Jadwal pemberian dosis yang rumit atau
pengobatan dan potensi manfaatnya dapat banyaknya pengobatan dapat membuat kepatuhan
memotivasi kepatuhan yang lebih baik. pasien menjadi sulit.
Pentingnya Edukasi Pasien

Kepatuhan, Manajemen

● Pendidikan pasien memainkan peran penting dalam


meningkatkan kepatuhan pengobatan.
● Ini memberdayakan pasien untuk membuat keputusan
berdasarkan informasi tentang pengobatan mereka.
● Pendidikan mengurangi risiko dan komplikasi yang terkait
dengan penyalahgunaan obat.
● Peningkatan hasil pengelolaan penyakit dihasilkan dari
peningkatan pengetahuan pasien.

Photo by Pexels
Peran Penyedia Layanan Kesehatan

Dukungan Kepatuhan

● Penyedia layanan kesehatan memainkan peran penting dalam


mendukung dan memfasilitasi kepatuhan pengobatan.
● Mereka mendidik pasien tentang pentingnya minum obat
sesuai resep.
● Penyedia membantu pasien memahami potensi efek samping
dan cara mengelolanya.
● Mereka berkolaborasi dengan pasien untuk mengembangkan
strategi kepatuhan yang dipersonalisasi.

Photo by Pexels
Meningkatkan Kepatuhan Pengobatan

Photo by Pexels Photo by Pexels Photo by Pexels

Kesuksesan Komunitas Pendekatan Inovatif Hasil Positif


Puskesmas memimpin dalam Menerapkan teknologi dan Peningkatan signifikan dalam
program kepatuhan pengobatan. intervensi yang dipersonalisasi hasil pasien melalui inisiatif yang
untuk kepatuhan yang lebih baik. ditargetkan.
DepVariabelꢀIndepende ꢀꢀꢀꢀꢀꢀꢀꢀꢀꢀꢀꢀꢀꢀꢀVariabelꢀDe
n penden

Faktor Predisposisi
(Predisposing Factor)

Kerangka Teori
•Sikap3
•Pengetahuan(1,3,4,5)

Faktor Pendukung Perilaku Kesehatan :


(Enabling Factor) Kepatuhan Minum Obat
•Penghasilan6 Anti diabetes pada
•Keikutsertaan Asuransi Penderita Diabetes
Kesehatan10 Melitus Tipe-2

Faktor Pendorong
(Reinforcing Factor)
•Motivasi(1,3,7)
•Dukungan Keluarga(2,8,9)
•Dukungan Petugas
Kesehatan9
Faktor Predisposisi
Kerangka
(Predisposing Factor)
•Sikap
•Pengetahuan
Konsep
Kepatuhan Minum Obat
Faktor Pendukung
Anti Diabetes pada
(Enabling Factor) Penderita Diabetes
•Penghasilan Melitus Tipe-2
•Keikutsertaan Asuransi
Kesehatan

Faktor Pendorong
(Reinforcing Factor)
•Motivasi
•Dukungan Keluarga
•Dukungan Petugas
Kesehatan
A. Hipotesis
Hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap ada atau tidaknya hubungan antara
dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variables) dan variabel terikat
(dependent variables) (Notoatmodjo, 2018). Berikut adalah hipotesis yang sesuai
dengan judul penelitian yang akan diteliti, yaitu Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kepatuhan Minum Obat Anti diabetes Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe-2
di Puskesmas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur Tahun 2022.
1. Ada hubungan antara faktor predisposisi (pengetahuan dan Sikap) dengan kepatuhan minum obat anti diabetes pada
penderita diabetes melitus tipe-2 di Puskesmas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur Tahun 2022
2. Ada hubungan antara faktor pendukung (Penghasilan, dan keikutsertaan asuransi kesehatan) dengan kepatuhan
minum obat anti diabetes pada penderita diabetes melitus tipe-2 di Puskesmas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur
Tahun 2022
3. Ada hubungan antara faktor pendorong (motivasi, dukungan keluarga, dan dukungan petugas kesehatan) dengan
kepatuhan minum obat anti diabetes pada penderita diabetes melitus tipe-2 di Puskesmas Kecamatan Ciracas Jakarta
Timur Tahun 2022.
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif


dengan desain analitik melalui pendekatan Cross
Sectional. Studi Cross Sectional ditandai dengan ciri
bahwa pengukuran variabel bebas dan variabel
tergantung akan dilakukan pada saat yang bersamaan.
Kelebihan Studi Cross Sectional adalah relatif mudah,
murah dan hasilnya cepat diperoleh, dapat diteliti dengan
banyak variabel, memungkinkan penggunaan populasi
dari masyarakat umum, tidak hanya pasien sehingga
lebih general, dan jarang terancam follow-up (drop-out)
(Irmawartini & Nurhaedah, 2017).
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Ciracas yang terletak di Jl. H. Baping,
RT.7/RW.6,Susukan, Ciracas, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13750. Penelitian
ini dilakukan pada November 2021 sampai Agustus tahun 2024.Waktu pengambilan data akan
dilakukan pada Maret-April tahun 2024.
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita yang terdiagnosis diabetes
melitus yang sedang melakukan rawat jalan di Puskesmas Kecamatan Ciracas sebanyak 912
penderita. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2018). Sedangkan menurut Irmawartini & Nurhaedah (2017) populasi adalah
jumlah keseluruhan individu yang menjadi acuan dari hasil-hasil penelitian yang akan
berlaku.
1. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel pada penelitan ini adalah penderita diabetes melitus yang sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Menurut Notoatmodjo (2018) sampel adalah objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi penelitian. Sedangkan menurut
Irmawartini & Nurhaedah (2017) sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang
memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian, singkatnya
sampel adalah himpunan bagian dari populasi yang diberikan simbol dengan (n).
Adapun Kriteria Inklusi dan Eksklusi dari sampel yang akan diambil yaitu :
a. Kriteria Inklusi :
1) Pasien yang telah didiagnosa menderita penyakit diabetes melitus tipe-2 yang sedang
melakukan rawat jalan di Puskesmas Kecamatan Ciracas dengan lama menderita
minimal 6 bulan
2) Mendapatkan pengobatan anti diabetes oral
a. Kriteria Eksklusi:
1) Pasien yang sedang berobat ke puskesmas tetapi tidak bersedia mengisi kuesioner
2) Pasien diabetes melitus yang menderita luka basah
3) Mendapatkan pengobatan injeksi insulin
Besar sampel
Besar sampel dihitung dengan rumus
Lemeshow uji hipotesis beda dua proporsi. Berikut
adalah tabel jumlah sampel untuk setiap variabel
independen.
No. Variabel Peneliti P1 P2 n

1 Motivasi Almira et al., 0,538 0,162 54


(2019)

2. Pengetahuan Almira et al., 0,556 0,094 33


(2019)

3. Dukungan Syatriani et 0,909 0,091 10


Keluarga al., (2023)

Maka jumlah keseluruhan sampel yang diambil


dalam penelitian ini adalah :
n = 108 + 11 = 119 Responden.
D. Etika Penelitian

Sebagai pertimbangan etik, peneliti meyakinkan bahwa informan terlindungi


dengan memperhatikan aspek kebebasan untuk menentukan apakah informan bersedia
mengikuti atau tidak untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
dan secara sukarela menandatangani informed consent (lembar persetujuan).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai