PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seseorang yang memiliki perilaku merokok akan menjadi masalah yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan dapat menimbulkan berbagai
penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang
disekitarnya (perokok pasif). Setiap orang telah mengetahui bahwa merokok adalah
berbahaya bagi kesehatan, namun pada kenyataannya perilaku merokok masih sangat
sulit untuk dikendalikan. Merokok juga dapat menjadi awal bagi seseorang untuk
mencoba berbagai zat adiktif yang lainnya, karena bagi seorang pokok lebih mudah
untuk mecoba zat-zat adiktif yang lain tersebut dari pada bukan seorang perokok
(Wismanto,2007).
Perilaku merokok merupakan aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku
merokoknya, yang dapat dilihat dari intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi
merokok dalam kehidupan sehari-hari, rokok sampai kini masih menjadi sebab
pertama kematian yang menjadi masalah kesehatan dunia. Menurut data dari WHO, di
seluruh dunia di prediksi terdapat sekitar 6 juta kasus kematian setiap tahun. Prediksi
ini diperkirakan bisa meningkat menjadi 8 juta kematian per tahun pada tahun 2030
disebabkan oleh rokok. Berdasarkan data survei yang dilakukan oleh Global Tobacco
Youth Survey pada tahun 2014 menunjukan 36,2% karyawan laki-laki dan 4,3%
karyawan wanita pernah merokok.
Di dalam rokok terdapat kandungan 4.000 zat kimia antara lain Nikotin yang
bersifat kasinogenik, yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit jantung yaitu
gangguan pencernaan, gangguan kehamilan dan janin, imotensi, bronchitis,
emphysema, penyakit jantung, serangan otak, dan kanker.
Pada perokok aktif, faktor resiko penyakit yang diderita adalah penyakit jantung
koroner, diabetes dan masalah yang berkaitan dengan kehamilan seperti berat badan
bayi lahir rendah, prematur dan rusaknya plasenta, sedangkan pada perokok pasif di
lingkungan asap roko bisa berdampak kanker paru dan penyakit pada saluran
pernafasan.
Bahaya merokok tidak hanya menyerang perokok aktif saja, tetapi bisa
menyerang orang yang berada disekitar, bahkan perokok pasif cenderung terkena
kadar racun yang lebih besar dari pada perokok itu sendiri, perokok pasif juga bisa
terkena penyakit kardiovaskular dan berbagai macam penyakit yang dapat
menimbulkan kematian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor yang menyebabkan karyawan kesehatan masih merokok?
2. Bagaimana hubungan antara promosi kesehatan terhadap perilaku karyawan yang
masih merokok?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari perilaku karyawan kesehatan yang masih
merokok?
4. Siapa yang menanggulangi perilaku-perilaku karyawan yang masih merokok?
5. Apa solusi atau penyelesaian dari karyawan yang masih merokok?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan karyawan kesehatan yang masih
merokok
2. Untuk mengetahui hubungan antara peromosi kesehatan terhadap perilaku
karywan yang msih merokok
3. Untuk mengetahui dampak yang di timbulkan dari perilaku karyawan kesehatan
yang masih merokok di dalam lingkungan kesehatan
4. Untuk mengetahui siapa saja yang bertanggung jawab atau menanggulangi
perilaku karyawan yang masih merokok
5. Untuk mengetahui solusi atau penyelesaian dari masalah karyawan yang masih
merokok
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Yang Menyebabkan Karyawan Kesehatan Masih Merokok
Merokok merupakan salah satu perilaku berisiko dalam jangka panjang. Tidak
hanya perokok aktif yang merasakan dampak dari perilaku merokok, namun juga
dirasakan oleh perokok pasif yang ada di sekitarnya. Perilaku merokok menyebabkan
berbagai penyakit degenaratif hingga menyebabkan kematian. Dimana perilaku yang
tidak mendukung kesehatan harusnya dapat dihindari seperti perilaku merokok,
karena perilaku merokok mempunyai dampak merugikan bagi kesehatan. Dalam hal
perilaku merokok, karyawan kesehatan merupakan teladan bagi masyarakat pada
umumnya guna meningkatkan kesehatan masyarakat. Menurut teori L.Green faktor
yang menyebabkan karyawan kesehatan masih merokok yaitu:
1. Kurangnya sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan mengenai lingkungan kerja
bebas asap rokok, bebankerja yang tinggi menimbulkan stress dan kelelehan,
pengaruh keluarga dan teman mendorong untuk merokok.
2. Faktor pemungkin (enabling factors) yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau
mefasilitasi perilaku atau tindakan. Misalnya hubungan sikap dengan perilaku
rekan kerja yang merokok
Terdapat hubungan antara sikap dan perilaku rekan kerja dengan perilaku
merokok. Sikap dan perilaku rekan kerja dapat menentukan perilaku merokok
karyawan saat di kantor rekan kerja perokok yang saling berbagi rokok dan tidak
menegur rekan kerja yang merokok di sembarang tempat saat dikantor dapat
mempengaruhi merokok karyawan saat di kantor.
3. Faktor Penguat (reinforcing factors) yaitu faktor mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku.Akses informasi,semakin mudah akses seseorang untuk
mendapatkan rokok, maka semakin besar pula kemungkinan untuk berperilaku
merokok.
4. Faktor Pendorong ( predisposing factors) yaitu faktor-faktor yang mempermudah
atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain
pengetahuan,sikap,keyakinan,kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya.
Salah satunya yaitu latar belakang pendidikan secara operasional pendidikan
kesehatan merupakan kegiatan memberikan atau meningkatkan pengetahuan,
sikap dan praktek baik individu ataupun kelompok. Dengan adanya pendidikan
kesehatan diharapkan mampu memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan yang
lebih baik.
B. Hubungan antara Promosi Kesehatan Terhadap Perilaku Karyawan Yang
Masih Merokok
Promosi adalah salah satu cara untuk mempromosikan kesehatan, bertujuan untuk
memberi informasi dalam rangka merubah perilaku individu atau masyarakat kearah
perilaku hidup sehat. Hubungan antara promosi kesehatan terhadap karyawan yang
masih merokok memberikan edukasi kepada karyawan dan keluarga tentang dampak
dari perilaku merokok, agar karyawan yang masih merokok bisa berhentnti dari
kebiasaan merokok agar bisa melakukan kegiatan upaya kesehatan agar dapat
memberikan dampak bagi perokok untuk mengentikan kebiasaannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dimana perilaku yang tidak mendukung kesehatan harusnya dapat dihindari
seperti perilaku merokok, karena perilaku merokok mempunyai dampak
merugikan bagi kesehatan. Misalnya hubungan sikap dengan perilaku rekan
kerja yang merokok Terdapat hubungan antara sikap dan perilaku rekan kerja
dengan perilaku merokok. Sikap dan perilaku rekan kerja dapat menentukan
perilaku merokok karyawan saat di kantor rekan kerja perokok yang saling
berbagi rokok dan tidak menegur rekan kerja yang merokok di sembarang
tempat saat dikantor dapat mempengaruhi merokok karyawan saat di kantor.
Hubungan antara promosi kesehatan terhadap karyawan yang masih merokok
2. memberikan edukasi kepada karyawan dan keluarga tentang dampak dari
perilaku merokok, agar karyawan yang masih merokok bisa berhenti dari
kebiasaan merokok agar bisa melakukan kegiatan upaya kesehatan agar dapat
memberikan dampak bagi perokok untuk mengentikan kebiasaannya.
3. Pemahaman tentang perlunya promosi berhenti merokok Semua karyawan
memahami perlunya dilakukan upaya promosi berhemti merokok pada pasien
dan masyarakat, mengingat permasalahan yang di timbulkan dari perilaku
merokok sangat kompleks, sehingga menunjukkan sikap persetujuannya
terhadap upaya promosi berhenti merokok.upaya pemahaman yang baik dari
seseorang terhadap suatu objek akan mempengaruhi seseorang bersikap
terhadap suatu objek tersebut.
4. Sama seperti tiap orang mulai merokok karena alasan yang berbeda, beberapa
mungkin bisa bersikap acuh tak acuh, sementara yang lain memerlukan
bantuan selama prosesnya, berikut ada beberapa solusi atau penyelesaian dari
masalah kasryawan yang masih merokok:
a. Atur waktu pertemuan seminggu sekali untuk mendukung diskusi
bolak-balik. Orang-orang pada umumnya akan lebih baik dalam
berhenti merokok ketika mereka medapat dukungan orang lain.
b. Berikan hadiah, dorong karyawan yang berhasil untuk menetapkan
interval dengan imbalan yang semakin besar, misalnya imbalan yang
lebih kecil selama 30 hari dan kemudian imbalan tambahan jika
semakin lama karyawan tersebut tetap bebas rokok.
B. Saran
Perlunya penerarapan kebijakan tentang kawasan tanpa rokok di lingkungan
karyawa kesehatan sehingga area di mana tempat karyawan kesehatan tersebut
benar-benar bebas rokok dan adanya pengawasan tersistem dan terstruktur serta
pemberian sanksi yang tegas dari pimpinan terhadap karyawan yang merokok,dan
adanya hubungan promosi kesehatan yang telah dilakukan terhadap karyawan
dapat dipertahankan.