LATAR BELAKANG
Walaupun yang akan terlibat dalam respirologi adalah para professional dalam
respirologi, dokter umum sebagai dokter keluarga dan sebagai general practicioner
diharapkan aktif mengikuti perkembangan respirologi yang mutakhir.
Orang yang memiliki pusat kendali internal, umumnya akan lebih berhati-hati
dan mempertimbangkan pilihan dan keterlibatan mereka dalam perilaku tertentu.
Sementara individu eksternal yang lebih dogmatis dan lebih percaya dengan hal-hal
yang gaib maka mereka lebih mudah dipengaruhi, merasa tidak berdaya dan tidak
mampu berurusan dengan kegagalan. Mereka juga dengan mudah mengalami
kecemasan dan depresi. Oleh karena itu, orang yang memiliki pusat kendali eksternal
cenderung tidak memiliki solusi alternatif terhadap permasalahan mereka yang
bersumber dari pengetahuan yang memadai. Individu yang memiliki pusat kendali
eksternal mengalami kesulitan dalam membuat keputusan terkait dengan pemenuhan
kebutuhan mereka, tidak memiliki pandangan yang jelas tentang masa depan atau
kurang mampu mengintegrasikan fakta dan ide-ide baru. Perbedaan-perbedaan ini
juga dimulai dari fakta bahwa individu dengan pusat kendali internal percaya bahwa
mereka dapat bertindak atas keinginan mereka sendiri sehingga mereka memerlukan
informasi lebih. Sedangkan individu dengan pusat kendali eksternal cepat menerima
ketergantungan pada orang lain yang lebih kompeten dan situasi ini tidak
memerlukan banyak informasi (Lefcourt dalam Clarke, MacPherson & Holmes,
1982).
RUMUSAN MASALAH
PERILAKU MEROKOK
Menurut Laventhal dan Clearly ada empat tahap dalam perilaku merokok.
Keempat tahap tersebut adalah sebagai berikut: Tahapan Prepatory, Tahapan
Intination (Tahapan Perintisan Merokok),Tahap Becoming a smoker, Tahap
Maintaining of Smoking.Kandungan rokok membuat seseorang tidak mudah berhenti
merokok karena dua alasan, yaitu faktor ketergantungan atau adiksi pada nikotin dan
faktor psikologis yang merasakan adanya kehilangan suatu kegiatan tertentu jika
berhenti merokok (Aula, 2010).
Upaya mengatasi perilaku merokok pada orang yang merokok yaitu keputusan
untuk menggurangai konsumsi rokok secara bertahap serta dengan niat dan motivasi
yang kuat untuk tidak merokok, maka dari itu dibutuhkan suatu kesadaran yang tinggi
dari masing-masing mahasiswa, dalam hal ini pengelola asrama berperan aktif dalam
memperingatkan tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Menurut Wetherall, 2008
ada 5 langkah berhenti merokok yaitu pertama, tentukan sebab-sebab yang
mendorong keinginan kita untuk berhenti merokok. Kedua klasifikasikan rokok
sesuai tingkat esensinya. Ketiga, kurangi konsumsi rokok secara teratur dan bertahap.
Keempat, berhenti merokok secara total. Kelima, konsisten berhenti merokok
sepanjang waktu.
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dapat kita ketahui bahwa kebanyakan orang yang
merokok mengenal rokok itu dari lingkungan sekitarnya yaitu lingkungan pergaulan
di sekolah seperti teman-temannya atau di ligkungan keluarganya yang sebagian
besar juga melakukan aktivitas merokok dan bisa dikatakan sebagai perokok aktif.
Berbagai banyak lagi factor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mencoba
rokok dan akhirnya kecanduan. Hal ini yang dapat menyebabkan penurunan kualitas
generasi muda kebanggaan bangsa ini. Oelh karena saat sejak dini peranan keluarga
sangat penting dan sangat diperlukan untuk memantau perkembangan dan perilaku
anak sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA
Ratih Fatma Ardini, Wiwin Hendriani, S.Psi.,M.Si. 2012. Proses Berhenti Merokok
Secara Mandiri Pada Mantan Pecandu Rokok Dalam Usia Dewasa Awal. Surabaya:
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya