Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

UPAYA BERHENTI MEROKOK MENURUT TEORI HBM

1. AYYUNI ZAHROTUL MUFIDAH (2213201002)


2. FARIT KHOIRUDIN (2213201005)
3. KHALIMATUS SAKDIYAH (2213201006)
4. HANA RIZKI ALFIANDRI FIRDAUS (2213201012)
5. RATNA NURUR RAHMATIKA (2213201014)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"Upaya Berhenti Merokok Menurut Teori HBM".Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan....................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A. Asal dan Elemen Dasar............................................................................ 3
B. Penggunaan HBM untuk promosi Kesehatan Upaya Berhenti Merokok 4
BAB 3 KESIMPULAN....................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 8

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku merokok memang tidak dapat diremehkan akibatnya. Sudah
banyak individu menyadari akan akibat bahaya merokok. Bahaya yang
ditimbulkan rokok antara lain dapat mengancam kesehatan individu,
memunculkan berbagai macam penyakit (misalnya: jantung koroner, kanker
paruparu, impotensi), dan dapat mengancam janin bagi ibu hamil. Armstrong
mengemukakan merokok adalah menghisap tembakau yang dibakar ke dalam
tubuh dan menghembuskan kembali keluar. Merokok merupakan perilaku
yang telah umum dijumpai dalam masyarakat. Individu yang merokok berasal
dari berbagai kelas sosial, status, serta kelompok usia yang berbeda-beda.
Merokok dapat menyebabkan kecanduan, efek ini disebabkan oleh adanya
nikotin di dalam rokok. Rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia,
termasuk 43 bahan penyebab kanker yang telah diketahui, sehingga
lingkungan yang terpapar dengan asap tembakau juga dapat menyebabkan
bahaya Kesehatan yang serius. Nikotin yang ada di dalam rokok, dapat
mengakibatkan individu merasakan kecanduan, dan sulit meninggalkan
perilaku merokok.
Merokok merupakan kebiasaan yang sulit dihentikan. Berhenti merokok
merupakan proses yang dinamis yang meliputi sebuah rangkaian dari
keinginan, rencana berhenti,mencoba berhenti, kegagalan berhenti, kambuh,
mencoba berhenti lagi hingga kemudian berhenti total. Dua pertiga perokok
menyatakan mereka akan berhenti merokok, dan hanya sepertiga dari perokok
yang mencoba untuk berhenti dan hanya beberapa diantara mereka yang
berhasil berhenti merokok.
Indonesia juga diketahui sebagai negara dengan jumlah perokok yang
besar. Data yang dihimpun oleh Global Adult Tobaco Survey (GATS) tahun
2016 menyatakan bahwa Indonesia memiliki prestasi buruk di dunia yaitu
sebagai negara ketiga terbesar dalam hal mengonsumsi rokok. Data ini
berdasarkan WHO (World Health Organization) yang mengatakan bahwa

1
4,8% dari 13 milyar konsumen rokok berasal dari Indonesia, dan diperkirakan
jumlah ini akan terus meningkat.
Kesulitan utama yang dihadapi para perokok adalah ketergantungan akan
nikotin, dimana nikotin secara cepat akan mencapai otak pada saat seseorang
merokok. Setelah menghirup asap dari sebatang rokok, kadar nikotin dalam
arteri meningkat tajam dalam waktu 15 detik. Nikotin menstimulasi produksi
dopamin secara berlebihan dan membuat tubuh menjadi lebih relaks serta
menyebabkan toleransi dan ketergantungan fisik, ketika penggunaan
tembakau di hentikan, atau yang disebut sindrom withdrawal. Sindrom ini
yang ditandai dengan kemarahan, ketidaksadaraan, kegelisahan, kesuliitan
berkonsentrasi, insomnia, peningkatan nafsu makan, kecemasan dan perasaan
depresi. Lebih dari 80% perokok akan mengalami sindrom withdrawal ketika
menghentikan kebiasaannya merokok.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka rumusan masalah
pada makalah ini, yaitu :
“Apa yang dimaksud dengan HBM dan Bagaimana Proses Promosi Upaya
Berhenti Merokok jika menggunakan HBM ?”

C. Tujuan
Untuk mengetahui terkait apa itu HBM dan Bagaimana proses Promosi
Upaya Berhenti Merokok jika menggunakan HBM.

2
BAB 2 PEMBAHASAN

A. Asal dan Elemen Dasar


Teori individu pertama yang di ialah Health Belief Model atau (HBM).
Hal ini karena teori perilaku individu merupakan teori tertua dan juga yang
paling luas digunakan di bidang Kesehatan Masyarakat.
Menurut kajian teori health belief model, health belief adalah perilaku
individu yang dipengaruhi oleh persepsi dan kepercayaan individu itu sendiri
tanpa memandang apakah persepsi dan kepercayaan tersebut sesuai atau tidak
sesuai dengan realitas. Dalam hal ini penting sekali untuk bisa membedakan
penilaian kesehatan secara obyektif dan subjektif. Penilaian secara obyektif
artinya kesehatan dinilai dari sudut pandang tenaga kesehatan, sedangkan
penilain subjektif artinya kesehatan dinilai dari sudut pandang individu
berdasarkan keyakinan dan kepercayaannya, dalam kenyataan di lapangan
penilaian secara subjektif inilah yang sering dijumpai dimasyarakat.
HBM dicetuskan pada tahun 1950-an berkat penelitian psikolog social
dari U.S Public Health Service (USPHS) yakni Godfrey Hochbaum, Irwan
Rosenstock, dan Stephen Kegeles. Teori ini dikembangkan sebagai respons
terhadap sebuah pertanyaan yang sangat praktis, USPHS mensporsori
skrining penyakit tuberculosis gratis (melalui sinar X) di mobil klinik berjalan
yang diparkir di suatu pemukiman. Mungkin terpikir bahwa akan banyak
orang dating dan diperiksa, karena skrining ini gratis dan aksesnya
terjangkau, bukan begitu? Kenyataannya, hanya sedikit orang yang dating ke
skrining gratis tersebut sehingga Hochbaum melakukan riset untuk
mengetahui mengapa tidak banyak orang yang datang kendala aksesnya
begitu mudah. Dalam melakukan riset ini, isu terbesar yang ia selidiki ialah
motivasi. Apa yang memotivasi orang untuk datang dan diperiksa?
Kesimpulan awalnya ialah kebanyakan orang cenderung akan memeriksakan
dirinya dengan sinar X bila mereka piker mereka berisiko atau rentan
terhadap tuberkolosis dan mereka percaya ada manfaat dari deteksi dini
tuberkolosis.

3
Jadi, HBM dikenal sebagai model pengharapan akan suatu nilai, yang
intinya mengacu pada asumsi bahwa orang akan melibatkan diri dalam
perilaku sehat bila mereka menilai hasil (menjadi sehat) terkait dengan
perilakunya dan mereka piker bahwa perilaku tersebut sepertinya dapat
memberikan hasil tersebut.

B. Penggunaan HBM untuk promosi Kesehatan Upaya Berhenti Merokok


Teori health belief model sendiri dalam perkembangannya terdapat enam
konstruk yaitu Perceived susceptibility adalah konstruk tentang resiko atau
kerentanan (susceptibility) personal, dimana pada konstruk ini individu
dianggap mempunyai sebuah persepsi terhadap dirinya sendiri terkait apakah
memiliki resiko yang tinggi atau tidak terhadap sebuah penyakit. Perceived
Severity membicarakan keyakinan individu tentang keseriusan atau keparahan
suatu penyakit, hal ini biasanya terkait dengan informasi yang individu
ketahui tentang penyakit yang dia alami.
Selanjutnya konstruk perceived benefits yaitu terkait dengan pandangan
seseorang terhadap nilai atau kegunaan dari perilaku sehat baru yang akan
mereka lakukan, individu akan dihadapkan pada situasi apakah dia harus
mengadopsi perilaku tersebut atau tidak. Yang keempat perceived barriers
atau hambatan yang dirasakan untuk berubah. Sebagai tambahan untuk empat
keyakinan (belief) atau persepsi, health belief juga mengajukan suatu
konstruk lain yaitu cues to action dimana dalam konstruk tersebut dijelaskan
bahwa suatu perilaku dipengaruhi oleh suatu hal yang menjadi isyarat bagi
seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. Terakhir adalah
motivasi, dimana konstruk ini terkait dengan motivasi individu untuk selalu
hidup sehat. Terdiri atas kontrol terhadap kondisi kesehatannya serta health
value.
Meski memberikan panduan dalam membuat sebuah program, tetapi
HBM tidak begitu saja dapat digunakan tanpa spesifikasi lebih lanjut.
Mengapa? Misalkan Anda peduli terhadap sekelompok orang yang
merupakan perokok berat dan anda ingin mendorong mereka untuk berhenti

4
merokok. Anda susun rencana kampanye promosi kesehatan menggunakan
HBM dan mulai menyusun bahan informasi langsung dari 6 kontruksi :
1. Anda buat beberapa brosur dan bahan internet yang mengandung
informasi yang sangat jelas tentang resiko dan parahnya kanker paru-
paru, tenggorokan, serta emsifema paru, karena rokok. Bahkan Anda
melengkapinya dengan berbagai grafik juga. Jadi, Anda sudah mengenai
2 kontruksi utama,
2. Sekarang dua kontruksi berikutnya. Ambil beberapa selebaran, iklan dari
Situas, dan spot radio mengenai program anti merokokdan produk
lainnya yang relatif murah atau diganti oleh asuransi dan menjanjikan
klien akan bebas dari rokok dalam sebulan. Anda mencoba
menginformasikanbahwa biaya berhenti merokok murah. Kemudian di
selebaran, poster dan iklan yang sama cantumkan pernyataan orang-
orang yang telah berhenti merokok, yang menjadi bahagia dengan status
kesehatan barunya. Anda menyertakan pernyataan tersebut untuk
menunjukkan bahwa manfaat berhenti merokok sangat besar. Empat
kontruksi sudah terpenuhi, masih ada 2 lagi.
3. Sekarang Anda butuh petunjuk untuk tindakan. Contohnya, Anda
mengetahui ada seseorang perokok yang meninggal karena kanker. Anda
kebetulan mengutip kata-kata isterinya, “bila dia berhenti merokok” dan
lain-lain. Anda masukkan informasi ini ke tempat-tempat perokok,
dengan harapan akan menimbulkan inspirasi. Sekarang tinggal Satu
kontruksi lagi.
4. Untuk menimbulkan efikasi diri, Anda kumpulkan buklet kecil berisi
langkah untuk berhenti secara singkat yang berjudul “Satu, Dua, Tiga
Berhenti”, memberi selamat kepada diri Anda sendiri pada judul yang
terkait. Kemudian kirim berapa “pelatih program berhenti merokok”
handal untuk memperagakan demonstrasi awal gratis di perkumpulan
masyarakat setempat.
Dalam rangka membuat kontruksi seperti “ kerugian/keuntungan” atau
“persepsi keparahan” menjadi bermakna berarti Anda harus memahami apa
sebenarnya kerugian bagi para perokok. Dengan demikian, Anda melakukan

5
semacam wawancara terhadap perokok dan menjumpai bahwa, diantara
mereka jarang yang memiliki asuransi, jarang sekali yang mau mengikuti
program berhenti merokok secara teratur karena akan mengurangi waktu
mereka, meski jika hanya satu bulan pergi ke suatu program berhenti
merokok. Anda juga belajar selain pergi ke beberapa tempat, dengan
meluangkan sedikit waktu berbaur dengan para perokok, melakukan
wawancara lebih dalam lagi, bahwa merokok sudah merupakan semacam
ritual sosial.

6
BAB 3 KESIMPULAN
Berdasarkan Pembahasan Sebelumnya maka dapat di simpulkan bahwa,
HBM adalah model pengharapan akan suatu nilai, yang intinya mengacu pada
asumsi bahwa orang akan melibatkan diri dalam perilaku sehat bila mereka
menilai hasil (menjadi sehat) terkait dengan perilakunya dan mereka piker bahwa
perilaku tersebut sepertinya dapat memberikan hasil tersebut. Bila menggunakan
Teori HBM dalam Promosi Kesehatan juga harus mengathui terlebih dulu
mengenai kontruksi dari HBM. HBM juga salah satu cara yang efektif dalam
Promosi Kesehatan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Edberg, Mark 2007. Essentials of Health Behavior: Social and Behavioral Theory
in PublicHealth

Anda mungkin juga menyukai