Anda di halaman 1dari 2

HIDUP ADALAH PERJUANGAN

Di suatu malam aku dan kakakku membuat janji untuk keluar ke sebuah
tempat jajan dan bersantai. “Kak besok sore keluar yuk cari jajan sambil jalan-
jalan”.”Ayo,memangnya mau pergi kemana ?” jawab kakakku “Bagaimana kalau
kita ke taman saja,ayo”.

Sore di hari berikutnya kita langsung berangkat ke tempat yang telah kita
rencanakan kemarin malam.Saat telah sampai di tempat tujuan lebih tepatnya
taman bunga,aku dan kakak mengabadikan momen terlebih dahulu.

Bunga-bunga yang indah bermekaran,tanaman hijau yang tumbuh segar


dan juga terdapat kolam serta air mancur yang terdapat ikan koi di dalam kolam
tersebut.

Setelah selesai berfoto kita pergi berjalan dengan melihat para pedagang
makanan disekitar taman.Kita membeli makanan ringan dari salah satu pedagang
tersebut.Kita menikmati makanan tersebut,sambil duduk dikursi taman bunga.

Pada saat kita sedang mengobrol,kita sama-sama tertuju pada seorang


pedagang makanan ringan di sekitar taman tersebut. “Kasihan anak itu masih
kecil sudah membantu ekonomi keluarganya”.

Anak tersebut adalah seorang anak perempuan yang berumur 8 tahun.


Andai dia sedang bersekolah sekarang ia duduk dibangku kelas 2 SD.Lama
kelamaan anak itu berjalan menghampiri kami berdua yang sedang duduk.

“Kak beli jajanan,ada kerupuk seblak,sereal,sagon,keripik singkong”


tawar anak tersebut dengan raut wajah yang terlihat lelah. “Iya boleh,berapa
harganya ?” tanya kakak pada anak tersebut “Sepuluh ribu” jawabnya.

Kita membeli tiga bungkus dagangan anak tersebut. “Adik namanya


siapa?” tanya kakak pada anak tersebut “Namaku Shintiya” kakakku bertanya
lagi pada Shintiya “Rumah kamu dimana ? ibu kamu kemana memangnya? ke
sini sama siapa kamu?. Shintiya menjawab “Rumahku didekat sini,ibu juga
berjualan sama sepertiku” kemudian Shintiya mengucapkan terima kasih pada
kita berdua dan meninggalkan kami untuk melanjutkan berjualan. Namun kasihan
dia orang-orang kurang tertarik dengan dagangannya.

Selang beberapa waktu kemudian kita kembali melihat Shintiya yang


sedang berjualan ia tak pernah patah semangat dalam melakukan pekerjaannya.di
saat kita sedang memperhatikannya ia didatangi seorang anak perempuan lebih
kecil darinya dia juga berjualan sama seperti Shintiya,ia berusia sekitar 4-5
tahun.Dia mendatangi Shintiya dan mereka berbicara sebentar,Shintiya
merangkul anak perempuan itu dan mengajaknya berjalan ke seorang pedagang
minuman. Shintiya membelikan minuman untuknya dan ia bersalaman pada
Shintiya.

Mereka berpisah dan melanjutkan pekerjaan mereka masing-


masing,Shintiya kembali melewati kita berdua untuk yang kedua kalinya,kita
penasaran dengan anak perempuan yang tadi telah menghampirinya. “Shintiya
tadi yang bersamamu itu siapa?”, “Itu adikku,aku pergi dulu ya kak” jawab
Shintiya. “Iya,semangat Shintiya”.

Kita berdua kemudian melanjutkan berjalan-jalan untuk melihat sekeliling


taman.lingkungan yang bersih dan luas membuat kita senang berada
disana,semakin lama semakin sepi pengunjung taman dan tanpa kita sadari
ternyata sudah jam sepuluh malam,kami secepatnya untuk pulang ke rumah.

Saat berjalan menuju tempat penitipan sepeda tanpa sengaja kita melihat
Shintiya berada di sebrang jalan ia sedang bersama dengan seorang perempuan
yang menggendong bayi dan anak perempuan kecil tadi.mereka bertiga sedang
berbicara mungkin perempuan itu adalah ibu Shintiya dan anak bayi yang
digendong adalah adik kedua Shintiya.

Pada saat perjalanan pulang di dekat lampu merah aku melihat ada banyak
anak kecil “Ada apa mereka malam-malam didekat lampu merah?” ,pada saat
lampu merah menyala kemudian anak-anak itu langsung berpencar,ternyata
mereka semua meminta dengan cara mereka masing-masing.Ada yang dengan
cara mengelap kendaran kita lalu meminta upah,dengan menyanyi dan ada juga
yang menggunakan wajah sedih mereka.

Dari banyak peristiwa yang dialami malam itu dapat menyadarkan kita
akan bagaimana cara bersyukur atas semua yang telah kita dapatkan dan telah
kita rasakan selama ini.kita bisa mendapatkan makanan dengan cara yang mudah
tetapi,tidak dengan mereka yang harus bekerja dengan upah tidak setara hanya
untuk sekali makan.

Anda mungkin juga menyukai