“karakteristik masyarakat di
perjalanan Sekitar daerah Pasar
Lama, Tangerang”
Dosen Pembimbing : Bu Fournawati, Dosen Pengantar Antropologi
Disusun Oleh :
DISHA AQMARINA AZZAHRA STEVIANO
2101030100
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu fournawati yang telah membantu saya baik
secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini
tepat waktu.
Saya menyadari, bahwa laporan penelitan yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan penelitian antropologi ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Tangerang, 9 November
2021
Kehidupan masyarakat tidak dapat terlepas dari masyarakat lainnya, maka dari
itu kita perlu memahami karakteristik masyarakat lainnya, salah satunya yaitu dengan
melalukan penelitian antropologi dengan metode penelitian kualitatif.
Tujuan Penelitian
Prosedur Penelitian
Tibalah di lampu merah disitu saya menemui ada banyak pengamen yang masih
dibilang umur-umur remaja, sepenglihatan saya seperti umur sepuluh atau empat belas
tahunan, disitu temen saya bilang ke saya “kasian ya dia, panas-panasan dan harus
ngamen, seharusnya diumur segini mereka menikmati masa remajanya” dan saya pun
menjawab “iyaa ihh kasian ya, mungkin mereka menikmati masa remaja nya dengan
cara mereka yaaa” dan tidak lama setelah anak-anak itu mengamen, lampu merah nya
sudah menajdi hijau dan saya melanjutkan perjalanan dengan teman saya.
Di lampu merah kedua ini berbeda dari yang tadi yaitu yang ngamen adalah
anak punk yang berpenampilan menyeramkan menurut saya. Pada awalnya saya biasa
saja dan menghiraukan hingga pada saat mereka berjalan ke arah saya dan meminta
duit lalu saya kasih dan anak punk itu menghampiri motor disebelah saya dan mungkin
kebetulan dia tidak memegang duit atau receh saya tidak tahu yang pasti pengendara
itu meminta maaf karena tidak bisa ngasih duitnya dan tiba-tiba saya mendengar
celetusan salah satu dari anak punk itu “ah elah gitu amat padahal motornya bagus”
dan disitu saya kaget dan langsung lirik-lirikan dengan teman saya dan saya bergumam
dalam hati “woah kok bisa ya mulutnya seperti ini” tetapi saya tidak terlalu
memikirkannya.
Dan setelah itu saya melanjutkan perjalanan saya menyusuri sebelah kali
cisadane dan menemukan banyak orang yang sedang mancing ya mayoritas bapak-
bapak yang gabut mungkin dirumahnya. Disana pun sesekali saya melihat pengamen,
dan juga banyak sekali tukang jajanan, ada pula coffeshop yang sangat instagramable.
Setelah itu saya melewati jembatan kali cisadane, menurut saya masyarakat kurang
menjaga kebersihan kali karena saya masih melihat banyak sampah di tepi kali
cisadane, disana tidak sedikit pula yang memang sengaja membuang sampah ke kali
cisadane.
Setelah itu tibalah saya di Kawasan Pasar Lama sekita pukul 17:25 WIB, setelah
sampai saya langsung bergegas memarkirkan motor saya dan bertemu tukang parkir
yang sangat humble sekali, saya sempat menawarkan tukang parkir tersebut untuk
saya wawancarai dan ia pun dengan senang hati menerimanya, tetapi saya tidak
langsung mewawancarai karena saya dan teman saya sangat lapar dan memutuskan
untuk mencari makanan dan cemilan dulu di Kawaan Pasar Lama. Kemudian saya
langsung menyusuri kawasan Pasar Lama untuk mencari makanan, sepanjang jalan
saya menyusuri Pasar Lama saya menemukan berbagai macam orang, dari mulai
tukang jualan balon keliling, ngamen menggunakan alat musik tradisional seperti suling,
tukang becak, dan menurut saya di kawasan Pasar Lama ini banyak sekali tukang
parkirnya, dari mulai masuk lewat depan kawasan Pasar Lama Tangerang sampai
dengan ujung pasar lama saya menemukan sekiranya kurang lebih sepuluh tukang
parkir.
Menurut saya dari terakhir kali saya kesana saya merasa pilihan makanan atau
camilan disana lebih banyak dari sebelumnya, disini ada berbagai macam makanan
mulai dari makanan jadul yaitu rambut nenek, makanan tradisional yaitu seblak,surabi
dan makanan yang viral melalui sosmed sepertik contohnya yaitu, ayam kepak madu,
baby crab, japanes pancake, waffle, dan lain-lain.
Tetapi menurut saya, harga yang mereka raup cukup mahal, mungkin karena
Kawasan Pasar Lama ini sudah terkenal ya. Karena kawasan ini tidak didatangi oleh
masyarakat kota tangerang saja tapi ada pula yang dari jabodetabek mampir ke
kawasan Pasar Lama ini karena sempat viral di tiktok. Sebelum pandemic covid-19 ini
Pasar Lama buka dari jam 16.00-23.00, namun karena adanya pandemic covid-19 ini
Pasar Lama hanya diperbolehkan buka hingga pukul 20.00
Karena saya dan teman saya tidak menemukan tempat makanan yang kosong
atau sepi akhirnya kami berdua memutuskan untuk membeli cemilan saja yaitu crepes
dan es teh manis, kemudian teman saya menyarankan untuk makan di angkiran
langganan dia. Setelah membeli jajanan saya berniat kembali dan mewawancarai
tukang parkir yang tadi saya tawarkan. Tetapi saya kaget sekali pas sudah kembali ke
tempat parkit tersebut ternyata abangnya sudah tidak ada disitu, saya bingung dan
langsung menanyakan ke tukang parkir lain yang ada disitu “bang maaf abang yang
tadi pakai topi itu kemana yaa?” kemudian ia menjawab “yahhh neng baru aja dia
pulang tadi” / “ yahhh bang saya baru mau nanya-nanya buat tugas yaudah maakasih
deh bang” Lalu saya disarankan oleh teman saya untuk mewawancarai angkringan dan
saya langsung menyetujuinya dan bergegas menuju kesana. Tetapi sebelum saya
kesana saya menemani teman saya untuk melakukan sholat karena saya sedang tidak
sholat saya menunggu ia dimotor.
Di Angkringan
Setelah saya menemani teman saya, saya dan teman saya menuju ke
angkringan tersebut yang terletak di sekitar gor dimyati. Selama perjalan menuju gor
dimyati yang tidk lebih dari 5 menit, saya memerhatikan toko-toko di sebelah kanan dan
kiri, tidak sedikit pula toko-toko yang tutup mungkin terdampak karena pandemic covid-
19 ini, jadi banyak yang mengalami kerugian sehingga harus menjual tokonya.
Sesampainya disana saya langsung memerhatikan angkringan tersebut, menurut saya
ini sama seperti angkringan-angkringan pada umumnya, di sana ada juga yang
berjualan nasi uduk, tepat disebelah tempat angkringan tersebut, disaat saya ingin
memarkirkan motor teman saya berkata ingin membeli nasi uduk saja dan ia langsung
memesan.
Disitu saya tidak langsung menanyakan ke ibu tersebut tetapi saya memerhatikan
dahulu seperti apa cara ibu tersebut melayaninya dan lain-lain. Setelah makanan saya
datang, saya dan teman saya langsung menyantap makanan saya karena kita berdua
sangat lapar, sembari makan saya sembari memerhatikan banyak pembeli menurut
saya dari berbagai kalangan, yaitu ada bapak-bapak, abang grab, karyawan-karyawan,
da ada pula anak-anak sekolahan. Tidak lama dari saya memesan, makanan saya
datang disajikan lalu saya dan teman saya memulai makan.
Menurut saya angkringan ini bisa digemari oleh berbagai kalangan. sambil
makan saya sembari memerhatikan jalanan sekitar yang tepat diseberang tempat
angkriangan ini terdapat toko-toko seperti restoran ayam dan toko minuman, kalo kita
jalan kedepan sedikit, disana ada tempat roti, jajanan, dan coffeshop. Setelah
menyelesaikan makanan saya, saya tidak langsung bergegas mewawancara ibu
tersebut melainkan saya memerhatikan dahulu, ia ditemani oleh anaknya yang berusia
3 tahun, dan ada juga suaminya. lalu setelah itu saya bergegas menghampiri ibunya
dan meminta izin dahulu untuk mewawancarainya. “ibu permisi, aku boleh nanya-nanya
gak ya? Untuk tugas aku bu hehe” dan ibunya pun dengan senang hati menjawab “
nanya apaa nih neng” dan akupun bergegas menanyainya beberapa pertanyaan.
Sekitar pukul 18:40 saya memutuskan untuk pulang, tetapi sebelum saya pulang
kerumah saya mengantar teman saya yang tadi menemani saya, di perjalanan, saya
menemui banyak tukang jajanan di sebelah kali cisadane. Ada yang berjualan es
durian, mie ayam, telor gulung dan lain-lain. Tibalah saya di lampu merah pertama,
disitu saya menemui anak punk lagi, tetapi menurut saya yang ini berbeda karena
mereka sangat ramah sekali, tidak seperti penampilannya yang menyeramkan itu, tidak
lama dari mereka ngamen, ada nenek-nenek mau menyebrang lalu para anak punk itu
sigap untuk membantu membawa bawaan nenek tersebut dan membantu menyebrangi.
Disitu saya langsung berfikir begini, tidak semua anak punk yang berpenampilan seram
sifatnya juga menyeramkan. Contohnya seperti yang sama temui di lampu merah saat
perjalanan pulang ini.
Sesampainya saya dirumah teman saya pada pukul 18:55 saya tidak langsung
pulang melainkan singgah dulu untuk menunggu adzan isya, karena saya diingatkan
oleh orangtua saya. Kalau saya lagi diluar dan waktu mepet jam adzan diusahakan
saya harus menepi atau bersinggah. Baru, setelah adzan berkumandang saya pamit ke
teman saya untuk pulang pada pukul 19:20, ternyata mama saya minta dijemput juga,
kebetulan dekat dari rumah temen saya, saya langsung bergegas menjemput mama
saya dan setelah itu saya sampai dirumah dengan selamat pada pukul 19:45 WIB.
Kesimpulan yang saya dapat:
Kita harus memerhatikan dan menjaga kebersihan agar kali Cisadane tidak
dipenuhi sampah lagi.
Tidak semua pengamen/anak punk itu menyeramkan, kita tidak boleh menilai
hanya dari cover nya saja. Karena terkadang dibalik sisi mereka yang
menyeramkan ada pula sisi baiknya.
Dikawasan Pasar Lama Tangerang terdapat banyak kuliner yang dapat kita
temui, mulai dari cemilan, makanan berat, hingga makanan penutup. Disana pun
banyak makanan yang sedang viral saat ini.
Semakin terkenal tempat semakin mahal harganya
Alasan ibu Nurhasanah berjualan angkringan yaitu karena menurutnya banyak
digemari oleh setiap kalangan. Bisa oleh bapak-bapak, abang grab, anak-anak
muda, bahkan anak kecilpun bisa suka.
Lampiran Foto