Anda di halaman 1dari 27

Maret 2021, saya kembali ke kampong halaman di kota palopo, setelah delapan tahun

mengenyam pendidikan di kota makassar, ibukota provinsi Sulawesi selatan.


Perjalanan panjang selama di kota makassar sejak mahasiswa strata satu tahun 2013
hingga menyelesaikan magister kesehatan 2021, membentuk citra diri saya untuk
mantap menapaki karir di kota palopo, dengan impian mengabdi di kampung halaman
sebagai tenaga akademisi. Setelah tiba di kota palopo, saya kemudian mengunjungi
beberapa senior di Himpunan Mahasiswa Islam yang sekarang sukses pada karirnya
untuk belajar dan membangun kolaborasi.

Pertemuan pertama saya mulai dengan dokter ishak Iskandar, aparatur sipil negara,
saat ini menjabat sebagai asisten 3 kota palopo, dan sebelumnya menjabat sebagi
kepala Dinas Kesehatan. Pertemuan lalu dijadwalkan beliau, melalui aplikasi WhatsApp
kami sering bertukar kabar. Tiba pada saatnya saya bertemu beliau, kesan yang
muncul pertama kali adalah beliau sangat sopan kepada saya, melempar senyum dan
menanyakan kabar. Kami banyak diskusi dengan isu isu kesehatan, juga pendidikan.
Hingga pada akhirnya beliau menyampaikan keinginannya untuk membuat sebuah
buku biografi bapak beliau, yang mendidik beliau hingga menjadi seperti ini.

Sebelumnya saya tidak tertarik akan hal tersebut karena saya mengetahui bahwa
menulis sebuah buku biografi pasti memerlukan proses yang panjang, waktu yang
lama. Melakukan riset literatur dan wawancara berbagai narasumber. Dokter ishak
perlahan menceritakan tentang bapak beliau. Saya mendengar dengan seksama dan
melihat kesungguhan hati dan keseriusan wajah beliau sewaktu menceritakan kisah
demi kisah hidup yang dijalani dan karir yang diraih selama hidup. 30 menit beliau
bercerita, saya kemudian terkagum dengan profil singkat bapak beliau. Akhirnya saya
kemudian menanyakan siapa nama bapak beliau, dengan wajah senyum beliau
mengatakan prof. Iskandar. Kekaguman saya akan kiprah bapak beliau dan karirnya
membuat saya yang awalnya tidak tertarik menjadi ingin segera melakukan riset. Saya
ingin mendengar setiap kisah beliau dari orang orang yang pernah berhubungan dekat.
Kami lalu menjalin kerjasama, bahwa saya akan menunaikan hal tersebut.
Perjalanan untuk mendapatkan informasi beliau sebanyak mungkin saya lakukan,
membuat daftar pertanyaan, melakukan wawancara, mengumpulkan buku buku terkait
beliau, dan dokumen dokumen pendukung lainnya.

Tahun 1940 Kerajaan Luwu masih dibawah kendali pemerintahan Hindia Belanda, tata
pemerintahan di Luwu pada masa itu, pemerintahan tingkat tinggi dipegang oleh Hindia
Belanda, dan yang tingkat rendah dipegang oleh Swapraja tetapi tetap masih diatur
oleh Belanda, namun secara de jure Pemerintahan Swapraja tetap ada. Menyusul
setelah Belanda berkuasa penuh di Luwu, maka wilayah Kerajaan Luwu mulai
diperkecil, dan dipecah sesuai dengan kehendak dan kepentingan Belanda, dengan
membagi wilayah kekuasaan.

Mayoritas Aktifitas masyarakat pada waktu itu adalah sebagai petani. Di sebuah Desa
ulusalu yang masuk dalam wilayah afdeling Luwu dengan ibukota di Palopo yang
sekarang wilayah administrative tersebut masuk dalam kecamatan Bajo Kabupaten
Luwu. seorang petani bernama Banngareng terlihat gelisah dan takut menanti
persalinan istrinya bernama Abeng. Banggareng dan abeng adalah tokoh masyarakat di
kampung parigusi yang sekarang secara masuk dalam wilayah Kecamatan Latimojong
kabupaten Luwu. Setelah sekian lama menanti, rasa gelisah dan takut itu hilang dan
berganti dengan rasa bahagia sembari meneteskan air mata ketika melihat istrinya
tercinta telah melahirkan seorang putra. Meskiupun ini merupakan persalinan abeng
yang ke enam, tetap saja dia merasakan ini seperti persalinan yang pertama.
Banggareng saat itu lalu menggendong putranya, dengan penuh kasih sayang
mengadzani telinga kanan dan mengumandangkan di telinga kirinya. Perasaan bahagia
itu tidak hanya dirasakan oleh mereka, namun banyak masyarakat yang juga
merasakan hal tersebut. Banggareng dan abeng tidak hanya dikenal di kampung
setempat juga dikenal hingga kecamatan Bajo. Belopa dan daerah sekitarnya. Putra
yang lahir 15 Desember 1940 ini diberi nama Muhammad Iskandar. Muhammad dalam
Islam artinya Yang terpuji atau dipuji. Muhammad merupakan Nabi dan Rasul yang
menjadi panutan setiap umatnya hingga akhir zaman. Iskandar dalam Islam artinya
penolong atau pelindung umat manusia. Dalam sejarahnya Iskandar adalah Raja Saleh
penguasa dunia Barat dan Timur. Nama tersebut merupakan sebuah doa dan harapan
dari pasangan banggareng dan abeng.
Tidak ada yang mengetahui bahwa Doa itu kemudian terkabulkan di kemudian hari,
Muhammad Iskandar menjadi Guru Besar, Tokoh Pendidikan yang mengubah
peradaban manusia di Tanah Luwu dengan sederet prestasi.

Part.1
Dr. Takdir ishak, SH, MH wakil dekan 3 FEBI IAIN Plp
Pertama Kali Bertemu Beliau (Ayah Prof Iskandar)
Mengenal nama beliau itu sudah sejak SD-SMP di mana bapak yang menjadi teman
dalam berorganisasi sering bercerita di rumah terkait dengan kepemimpinan beliau
yang disegani yang dihormati dan yang disenangi oleh banyak kalangan baik itu di
dalam organisasi PGRI maupun diluar organisasi yang lainnya jadi sejak saat itu itu
saya sudah mengenal nama Drs Iskandar hanya sebagai teman bapak Drs. Ishak
Pagga dalam berkegiatan di PGRI, GOLKAR dan sebagai penceramah di masyarakat,
ketemu secara langsung dengan beliau belum pernah hanya mendengar namanya
mungkin karena sejak SMP dan SMA sy berada di dalam lingkungan kampus jadi tidak
terlalu dapatkan informasi yang banyak di luar tentang beliau.

Pertemuan pertama dengan beliau ketika saya masih jadi CPNS di IAIN Palopo tahun
2003 akhir itupun juga saya belum mengenal dan belum tahu yang mana yang
namanya pak Iskandar. berawal ketika hari itu salah satu teman dekat sy dikampus
STAIN ialah seorang ibu yang menjadi sangat akrab dengan saya ketika pertama kali
masuk ke stain menjadi CPNS ada seorang ibu yang tiba-tiba sangat dekat dengan
saya saya menyapa saya dan menjadi kan saya seperti anaknya dan ternyata beliau
dalam hal ini ibu Resmi Akib adalah teman mengajar bapak saya di Akper jadi pada
saat dia mengetahui saya masuk ke stain mungkin melalui cerita bapak dia langsung
datang mendekati saya kemudian mengakrabkan diri dengan saya menganggap saya
sebagai anak bahkan seingat saya dia sempat berkata "kalau ada masalah selama di
stain jangan sungkan-sungkan kasih tau saya" itu yang teringat di pikiran saya tentang
ibu Resmi Akib baik, ramah dan selalu menyapa, menegur bagaimana kabar saya
bagaimana kabar bapak jadi beliau salah satu dosen senior yang sangat berkesan bagi
saya di awal-awal saya masuk sebagai CPNS, dan beberapa lama kemudian beliau
menghembuskan nafas terakhir. saya merasa kehilangan teman kehilangan sahabat
kehilangan orang yang bisa saya ajak bercerita di kampus STAIN pada saat itu.
nah pada saat di hari ibu Resmi Akib dikebumikan saya berusaha untuk bagaimana
supaya bisa ikut prosesi pemakaman beliau di larompong desa keppe.

Karena saat itu saya sebagai CPNS saya tidak tahu saya harus berangkat pakai apa
ikut sama siapa ke tempat pemakaman beliau di larompong di desa kepek. Saat dosen-
dosen yang lain itu sibuk dengan teman-teman mereka untuk berangkat ke larompong
ke acara pemakaman ibu Resmi Akib saya yg bingung mau ikut sama siapa tiba-tiba
seseorang datang menghampiri saya dan menanyakan kepada saya "apa yang dibikin
disini nak berdiri sendiri di depan gedung, tidak ikut Ki kah ke pemakamannya ibu
Resmi Akib" sapa beliau "iya pak saya mau ikut cuman tidak tahu mau naik apa
kesana" kata saya dan orang yang menegur saya menawarkan agar saya ikut bersama
dia. ruang kerja saja saat CPNS stain saya ditempatkan di fakultas Syariah di mana
fakultas Syariah itu ruangannya berhadapan dengan ruangan fakultas dakwah dan
berada di dalam satu gedung. Orang yg menawarkan sy ikut sepertinya berkantor di
fakultas dakwah di depan ruangan fakultas Syariah saya tidak tahu dia siapa, sy hanya
berpikir dia dosen senior atau pegawai senior, dengan polos saya pun mengikuti beliau
menuju ke tempat parkir di mana mobil beliau di parkir. di tempat parkir saya melihat
sudah ada orang yg datang menghampiri beliau yg kemudian mempersilahkan beliau
naik mobil, tiba tiba sy jadi ragu untuk ikut krn pikiran saya ini orang pasti pejabat
karena dosen-dosen yang ada sopir diantar pakai sopir itu pasti pejabat di kampus ini,
kalau saya bersama pejabat yakin ini pasti saya mati kutu di dalam mobil selama
perjalanan nah kemudian pikiran itu saya hilangkan karena memang tujuan saya ikut
kepemakaman ibu Resmi Akib sahabat pertama yg akrab saat CPNS stain. dalam
perjalanan beberapa menit saya tidak tahu mau berbicara apa yang namanya diajak
saya berada duduk di tengah-tengah mobil kemudian beliau yang mengajak saya untuk
ikut ke mobilnya duduk di depan bersama sopirnya saya sendiri di belakang jadi di
mobil kita ada bertiga. sekali sekali beliau bercerita dengan sopirnya kemudian setelah
itu lanjut lagi jalan saya dibelakang seperti patung yang tidak tahu mau bilang apa. tiba-
tiba dia bertanya kepada saya kita CPNS dosen di STAIN nak". oh iya pak ustaz
dengan rasa gugup dan takut karena segan sy tetap menjawab seadanya. oh iya
dimana ditempatkan di stain". Iye di fakultas Syariah jawab sy masih dgn perasaan
gugup. Selama perjalanan itu saja yang ditanyakan kepada saya, kemudian di tengah
perjalanan tiba-tiba dia mendendangkan sebuah lagu "teringat pada suatu masa
berjalan jalan didepan rumahmu...." saat saya mendengarkan dia menyanyikan lagu itu
sy pun mulai agak lega krn pasti dia orangnya tidak terlalu serius Krn sering
bersenandung selama perjalanan dia selalu bersenandung sambil bercerita degan sopir
disampingnya. kemudian pikiran saya wah ini kayaknya pejabatnya asik ini orangnya,
karena dia suka menyanyi itu yang membuat saya agak sedikit tenang selama
perjalanan. singkat cerita kami sampai di desa keppe larompong, saya pun turun
kemudian mengucapkan terima kasih kepada beliau yang telah mengajak saya ikut di
mobilnya dan mengantarkan ikut serta setelah saya berterimakasih dan meninggalkan
beliau tiba-tiba beberapa teman-teman CPNS yang melihat saya tiba mendekati saya
dan mengatakan "hebatmu bisa ikut naik mobilnya pak Iskandar" saya yang mendengar
nama beliau langsung kaget dan tidak percaya ternyata ini orang yg sering dicerita
bapak kalau dirumah yg katanya baik, ramah, disegani, hebat dll. Lebih heran lagi
teman teman saya semuanya keheranan cari tahu kenapa sampai saya bisa berada di
mobil ikut bersama beliau sedangkan teman-teman yang lainnya sibuk cari mobil
bahkan bersempit sempitan di dalam mobil untuk ikut ke acara pemakaman ibu Resmi
Akib, sedangkan saya hanya sendiri di tengah mobil seorang pejabat besar di stain
yaitu pak Iskandar. . saya pun tidak tahu mau bilang apa sama teman, hanya saja saya
kasih tahu yang namanya saya diajak ya ikut saja saya tidak tahu yang ajak itu siapa,
ternyata beliau mantan rektor ditempat sy diterima menjadi CPNS. Mungkin rejeki anak
Soleh dapat tumpangan gratis mobil pejabat..he..he.he..kalau dengar nama saja saya
sering dengar cuman kalau lihat orangnya baru kali ini saya lihat orangnya oh ternyata
ini yang namanya pak Iskandar. nah itulah pengalaman pertama kali saya bertemu
dengan beliau pak Iskandar yang secara tidak langsung membuat saya serba salah
awalnya dan ternyata akhirnya saya merasa bangga bisa satu mobil dengan beliau, ya
siapa yang tidak bangga satu-satunya CPNS yang diajak ikut di mobilnya sementara
teman-teman CPNS yang lainnya pada sibuk mencari tumpangan untuk ke acara
pemakaman ibu Resmi Akib almarhumah al-fatihah untuk beliau.
terima kasih ini untuk kisah pertama kali saya bertemu beliau Muh. Iskandar yg
akhirnya menjadi ayah mertua. Ayah alfatihah.

Wakil Rektor 2
Dr Syarif Iskandar
Ayah adalah tipe orang yg penyayang terhadapnya anaknya. Biasa marah namun tidak
pernah memukul dengan fisik..seingatku Beliau hanya pernah memukulku dengan
selimut waktu kecil karena biasa ribut pada waktu Beliau tidur siang dan hampir tidak
pernah marah dengan cara berlebihan..Ayah biasa mendapati saya pulang tengah
malam waktu sekolah di Makassar. Beliau yg buka pintu..dalam hati saya bilang pasti
Ayah akan marah besar..ternyata Ayah hanya diam dan menatap saya dan dalam hati
saya merasa bersalah dan akhirnya berusaha untuk tidak mengulanginya..
Ayah adalah tipe demokrat..memberikan kebebasan bagi anaknya untuk menentukan
bagaimana yg terbaik termasuk dalam urusan pilihan studi, calon istri dll meskipun
Ayah selalu mendorong dan memotivasi anaknya untuk sekolah setinggi2nya tanpa
memusingkan biayanya meskipun saya tahu Ayah bukanlah orang memiliki banyak
uang..suatu waktu saya sedang bersama dengam Ayah saya dan berencana ingin
lanjut S2 di MMA IPB Bogor lalu juga Kakak saya akan lanjut mengambil spesialis di
UNAIR Surabaya..saya bilang Ayah janganmi saya sekolah nanti kita susah cari
biayanya..
Ayah lalu bilang pergi Nak sekolah..urusan biaya bukan urusanmu..percayakan sama
Ayah😭
Ayah adalah sosok pekerja keras, ulet dan punya energi yg sangat besar. Hampir tidak
pernah Beliau menolak panggilan bila ada panggilan untuk
ceramah bahkan kuat berkendara waktu iti Luwu belum pemekaran dari Palopo PP ke
ujung selatan, kemudian dari Palopo juga biasa ke ujung utara Luwu waktu itu..
Ayah juga sangat suka berkebun mungkin karena karena Beliau lahir dari keluarga
Petani dan sejak kecil jadi tulang punggung di keluarganya di sawah dan kebun karena
ditinggal Bapaknya yg meninggal. Jikalau membabat kebun hampir tidak ada yg
mengalahkan energinya hingga berjam2 bekerja di kebun padahal biasanya yg
dibawanya adalah anak2 muda yang merupakan ponakan2nya 😀 dan juga
mahasiswanya di IAIN Palopo
Ayah adalah orang yg peduli dengan keluarganya termasuk keluarga jauh..setiap
lebaran haji maupun Idul
Fitri pasti kami dibawanya ziarah ke makam Ibunya di Bajo lalu keliling ke Tante,
saudara, dan sepupu2nya bahkan ponakannya..
Ayah adalah sosok moderat dalam beragama..tidak memperlihatkan fanatismenya ke
salah satu golongan bahkan mudah bergaul dengan orang beda agama sekalipun
Ayah adalah sosok yg tegas dalam namun menerima perbedaan pendapat termasuk
dari anak2nya
Ayah adalah sosok yg disiplin dalam mengatur waktu dan memberikan contoh pada
anak2nya..setiap pagi Beliau mendengarkan radio kalau tidak salah radio RRI
mendengarkan berita

nurul inayah, anak ke 4


Quality time bersama ayah

Dari dulu ayah orangnya sibuk dan jika ada waktu maka ayah akan menggunakan
waktu itu untuk kumpul bersama anak anaknya. Ada dimana saya memiliki quality time
bersama ayah...benar benar bersama ayah selama 3 hari di Makassar, dan ini
pengalam an saya pertama kali mengurus ayah yang setiap saat ibu lakukan untuk
ayah. Saat ibu mengantar ayah kemakassar untuk periksa kesehatan ayah, baru
beberapa hari di Makassar ibu tiba tiba ada ujian dikampus jadi ibu harus kembali ke
Palopo, ibu meminta ayah juga ikut ke Palopo, tp ayah menyarankan agar ibu saja ke
Palopo biar ayah sama Naya di Makassar, nanti kalau ujian ibu sudah selesai ibu ke
Makassar lagi temani ayah. Mendengar itu ibu pun setuju, yg bingung saya yang harus
menemani ayah beberapa hari di Makassar, mengurus keperluan ayah yg selama ini
ibu yang siapkan semua kebutuhan ayah...disaat saya bingung ibu langsung kasih
kursus kilat ke saya cara menyiapkan semua kebutuhan ayah, mulai dari menyiapkan
makanan ayah, pakaian ayah, perlengkapan mandi ayah dll. Saya yang tidak pernah
masak didapur hanya bisa masak air jadi tambah panik, ditambah lagi selama ini ayah
tidak terlalu akrab dengan saya karena sejak SMP dan SMA di pesantren kemudian
kuliah di Makassar, jadi selama 3 hari mau bicara apa sama ayah, 3 hari sy harus urus
keperluan ayah ..pikiran saya bingung bagaimana dengan ibu yang sudah mengurus
ayah dari dulu sampai sekarang... bismillah insyaallah sy bisa urus ayah, kan cuman 3
hari dengan rasa percaya diri, kalau masalah yang mau dicerita sama ayah yang
ditanya ayah saja baru menjawab... Hari pertama bangun pagi sy sudah
mempersiapkan air mandi untuk ayah, baju yg nantinya di pakai ayah jg sudah sy
siapkan di meja kamar ayah, giliran menyiapkan sarapan ayah. Sampai di dapur buka
kulkas bingung..... didapur mau masak apa untuk ayah....saya kemudian mendekati
ayah yang sedang duduk diruangan tengah "ayah, mau Ki dibuatkan apa untuk sarapan
ta?" Tanya saya dengan perasaan bingung. "Apa saja nak asal ada bahannya di dapur"
jawab ayah sambil tersenyum. Mendengar itu saya tambah bingung, di dapur ada
bahan makanan tp bagaimana cara mengolahnya....melihat saya bingung, ayah
langsug berkata " ayo sini kita kedapur kita lihat apa yang bisa kita masak bersama".
Jadi ayah mau bantu saya masak buat makanan untuk ayah...ya ampun jadi malu
sendiri sama ayah. Di dapur ayah membuka kulkas kemudian mengarahkan sy untuk
ambil ini, potong ini, iris ini, masukkan ini, campur ini dll ayah seperti guru prifat masak
saya saat itu..he..he..bahkan ayah yg bantu potong potong sayur. Ternyata ayah lincah
juga kalau di dapur walaupun gerakannya terbatas karena masih belum sembuh betul
penyakitnya. disela sela mengejakan masakan ayah sambil bercerita tentang
pengalamannya dulu saat mengurus keluarganya dimana ternyata semua urusan luar
rumah sampai dalam rumah ayah sudah biasa kerjakan sejak kecil, sesekali ayah
bercerita sambil tertawa mengingat pengalamnnya, ayah jg menanyakan pengalaman
selama saya kuliah di Makassar dan pun bercerita lepas seperti bercerita kepada teman
...disitu saya merasa sangat bahagia dapat akrab dengan ayah dan bangga medengar
cerita pengalaman ayah..sampai makanan jadi dan disiapkan di atas meja ayah merasa
sangat bahagia terlebih saat mencoba makanan yang kami buat "wah masakannya
Naya enak sekali....tp akan lebih enak lagi kalau ditambah garam sedikit". Mendengar
itu saya jadi tertawa ternyata ayah sangat pandai memuji dan menilai tanpa
menjatuhkan. Selama 3 hari itu ayah selalu menemani saya didapur saat menyiapkan
makanan bersama, ada beberapa menu makanan yang sempat kami buat. Pernah juga
ayah bantu saya eh..terbalik sy bantu ayah buat kapurung dimana ayah yang maddui
kapurung sy yang siapkan air kapurung dan sayurnya tetap mengikuti dengan arahan
ayah. Apakah setelah saat itu saya pandai memasak.....tentu tidak, karena setelah ibu
datang dari Palopo ayah cerita tentang pengalaman masak saya yang membuat saya
malu sama ibu, dan ibu kembali mengurus keperluan ayah.#

Part. Usia ayah masih panjang


Menjaga silaturahim membuat usia menjadi panjang....ungkapan ini sering saya dengar
dari kata kata ayah dan itu terbukti sendiri pada diri ayah, dimana sampai sekarang
walaupun ayah sudah almarhum (alfatiha) ayah selalu hidup dalam ingatan semua
teman, sahabat dan kenalan ayah terutama dalam ingatan keluarganya. Kebiasaan
ayah selalu menjalin silaturahim terutama kalau lebaran tiba, semua anggota keluarga
pasti dibawah semua walaupun kadang kala anak anaknya merasa malas untuk ikut
karena perjalanan yg jauh dan jalan masih belum bagus, ayah selalu berkata kapan lagi
kalian mengenal keluarga kalau tidak sekarang di saat lebaran. Yang awalnya kami
merasa malas ikut, saat pulang pasti merasa senang, bangga dan bahagia jika sudah
bertemu dengan keluarga ayah di kampung. Bagaimana tidak saat kami tiba pasti
terlihat wajah kebahagian dari seluruh keluarga yang ayah datangi bahkan tidak jarang
dari mereka yang terharu menangis bahagia saat bertemu ayah dan anak anaknya.
Mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk menjamu ayah dan keluarga
layaknya orang yang sangat dirindukan dan dibanggakan mereka. Biasanya menu
makanan yang ada akan ditambah lagi dengan menu yang khusus untuk ayah dan
keluarganya, kalau ada ayam peliharaan pasti akan di sembelih saat itu juga untuk
dinikmati khusus oleh ayah dan keluarga . Keluarga yang mengetahui kedatangan ayah
pasti akan datang bertemu ayah dan mereka akan memaksa agar ayah juga mau
singgah dirumah mereka untuk mereka jamu bersama keluarga. Karena mereka sangat
bangga dan bahagia jika dapat menjamu ayah dan keluarga walaupun kondisi mereka
sendiri yang kekurangan, disini ayah sering menyampaikan kepada keluarganya
bahawa sesulit apapun kehidupan kita, kita harus tetap bersyukur karena dengan
bersukur dan berusaha Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita. Ayah pasti
akan mencari keluarganya yang tidak datang dan ayah yang pasti mendatangi dan
mengunjungi rumah keluarganya, walaupun jauh sampai kepelosok jalan kaki pasti
ayah akan mendatanginya, karena ayah khawatir kesempatan untuk bertemu tidak
akan terulang lagi. Perjalan yang awalnya membuat kami malas menjadi sangat senang
dan bahagia setelah melihat sosok ayah yang sangat disenangi oleh keluarganya, saya
sebagai anaknya merasa bangga. belum lagi ibu yang merasa senang karena semua
makanan yang terbaik dari keluarga ayah pasti diberikan untuk di bawah ibu kerumah,
jadi ibu kalau dirumah tidak perlu repot masak masakan yang enak untuk keluarga
beberapa hari kedepannya karena sudah ada oleh oleh makanan yang enak dari
keluarga ayah di kampung. Dari sini saya melihat betapa ayah sangat baik dengan
keluarganya dan tetap menjaga silaturahim dengan mereka, berusaha memberikan
semangat kepada keluarganya agar tetap bersyukur walaupun kondisi keluarganya
sulit, ayah akan tetap selalu berusaha membantu keluarga yang membutuhkan baik itu
secara materil maupun non materil. Ini yg menjadikan ayah tetap hidup dalam ingatan
mereka orang orang mencintai ayah sehingga ayah masih tetap hidup sampai sekaran.
Al Fatihah #

Pak ustas syamsul ardhi


Prof. DR. H. Muhammad Iskandar tokoh yang tak asing pada semua kalangan di Tanah
Luwu beliau memiliki jenjang karir berbagai aspek kehidupan sosial banyak ilmu dan
petua bijak bisa dibuat referensi untuk pertumbuhan nalar baik dari aspek budaya
pendidikan dan haluan tanah Luwu. Beliau lahir di Bajo 15 Desember 1944 dan wafat di
Makassar 21 November 2009. Beliau juga sepebagi professor pertama di tanah Luwu
yang tinggal Luwu.

Beliau pernah menjadi Ketua STAIN Palopo kemudian menjadi IAIN Palopo banyak
mencetak kader intelektual kemudian menjadi pelangsung amal jihad beliau sampai
sekarang al : Prof. Nihayah dan Prof. DR Sattu Alam, Prof. DR Abdul Pirol dll.
Beliu pernah menjabat sebagai ketua Persamil kabupaten Luwu melahirkan kader
Mubaligh handal sebagai blower dakwah dan edukasi publik. Catatan penting yang
saya dapatkan karena begitu pedulinya terhadap kesejahtraan Mubaligh beliau
mengusulkan agar mubaligh diberi kesejahteraan melalui APBD di masa pemerintahan
Bupati DR. H. Kamru Kasim SH.MH namun rencana beliau saya sarankan untuk tidak
dilakukan sebab bahaya jika mubaligh hidup dari gaji. Lanjut saya katakan bahwa
kesejahteraan Mubalig itu berasal dari harta orang bersyukur menjadi tanggungjawab
partisipatif umat. Dengan terbuka beliau mengalah dengan bijak.
Beliau penggagas Trisukses pendidikan yang bermotto pendidikan sukses karena
aspek rumah tangga, lingkungan dan sekolah. Bersama Drs. H. Masri Bandaso bahkan
diperlukan lahirnya wacana Dewan Mahkamah Pendidikan.
Beliau bijak dalam dalam segala hal termasuk menyikapi pertentangan figh teringat
beliau ketika maraknya aliran LDDI, Ingkarusunnah oleh gerakan Masuriyah dll beliau
selalu berpesan agar jangan larut dengan pertentangan sebab dalam prioritas hukum
ada hukum prioritas beliau maksudkan Islam sebagai agama rahmatanlilalamin harus
dinikmati oleh semua golongan termasuk agama lain hingga beliau diperhitungkan
menjadi ketua KAUB kerukunan Antar umat Beragama.
Beliau sangat memahami ilmu Putorologi yang sempurna maka tidak berlebihan jika
saya menilai bahwa Prof. DR H. Muhammad Iskandar adalah Making of Luwu sekaligus
the Founder and defenders Nation of Luwu sebagai penggagas pengawas pengantar
serta pembela peradaban Luwu.
Beliau orangnya flural kultural dan sangat moderat dalam mengemban misi dakwah
Beliau seharusnya menjadi Literasi pikiran untuk pertumbuhan masa depan tanah Luwu
juga seharusnya menjadi pusaka hidup generasi dengan istilah Al-Quran aayatul
mulqihi sebagai referensi untuk berkemajuan.
Demikian cuplikan profil seorang tokoh yang selalu dirindukan. Wassalam.

Kak Atti Aziz


Dosen yang pendidik
Semua dosen tentu melaksanakan transformasi ilmu, namun tidak mendidik seperti
beliau. Ini sangat dirasakan oleh kami mahasiswanya
Baik untuk diangkat sebagai uswah/contoh/inspirasi bagi para dosen saat ini
Ibu arya fajar
Dengan mengingat ayah, air mata tak dapat dibendung, hati rasanya sesak, leher
tercekat, terlalu banyak kenangan indah dari ayah.
Mulai dari masa kecil, anak anak, remaja, hingga dewasa, menikah, hingga memiliki
anak, ayah yang banyak memberi pengaruh dalam pribadi saya, terlalu dalam cinta
ayah yang saya rasakan kepada saya, hingga sayapun menyayanginya begitu dalam.
Masa kecil saya di makassar, saat itu ayah masih anak muda ada kenangan indah
tercipta diantara kami. Ayah suruh tide tide kepalanya sambal tiduran, dibawah bantal
yang dia tiduri disimpanlah uang gaji saya yang diambil saat ayah sudah betul betul
tertidur, setelah saya berhasil ambil uang gaji saya matidde, saya belikan manga muda
atau timun yang ditengahnya ada garam atau lomboknya. Masya allah sungguh
kenangan ini yang membekas dibenak saya.
Ayah orang yang penyayang, dermawan, waktu kita semua kemanakannya masih kecil
kecil disamiun, ayah punya motor, kalua suara motornya sudah kedengaran dijembatan
kota, semua lari menyambutnya, ayah datang, ayah datang, ayah datang. Terus kalua
sudah ketemu ayah gosok gosok jenggot kasarnya ke pipi kita.
Ayah bawakan kita ikan, saya suka cuci baju safarinya kalua habis bepergian,
dikantong kantongnya ada uangnya. Uang itu dikasih ke saya udah, oleh saya uang
uang itu disimpan di sampul buku buku saya.

Hazwil
Om Iskandar itu beliau sangat peduli bukan hanya di mulut, membina, mendidik,
dermawan harta penyayang, peduli baik keluarga maupun bukan keluarga.

Prof pirol
Adakah yang mau pikul durian dari masjid tauhid ke rumah di dahlia? Beliau asal musim
durian dan masih ada berapa kalipun ke makassar pasti bawa durian. Sayami yang
paling pertama buka balasse alias karoro. Mama hawang “muapai te durian”, dijawab
ayah prof “kelembai”. Maklum masih subuh belum ada becak becak.
Waktu sudah ada mobil hartop, pokoknya kita dibawa semua ke “kios semarang” di
dekat pantai di jalan penghibur.
Umiska
Semua ponakannya disayang tidak dibeda bedakan, masih ingat beliau masih sempat
datang padahal sudah sakit pakai tongkat kerumah dahlia.

Mami hani
Salah satu contoh rasa tanggung jawab ayah, ku ingat sekali waktu pas mo melahirkan
alya, tengah malam poeng, karena papi lagi mau ujian di makassar jadi ayahmi kasian
antar ke atmedika, masih kuat itu hari ayah, itu mobilnya sampai masuk ke dalam
atmedika perawatannya, baru dia bawa ma masuk kasian ke kamar bersalin.
Lain lagi kalu kedisiplinan, inimi aslinya disiplin, pokoknya sangat ontime contohnya
kalau mau kondangan adami dalam mobil baru kita buru burumi juga jadinya.
Tapi memang kesuksesan ayah tidak lepas dari ibu yang cerdas cerdas disampingnya,
semua urusan barangnya ayah beres semua.

Nurul Inayah Iskandar


Part. Ayah figur dermawan dan wal asri (demi masa)
Saat subuh habis salat ayah selalu duduk di teras nyalakan radionya yang kecil
dinyalakan mencari berita dengan suaranya dikeraskan sampai tetangga-tetangga bisa
dengar dan semua orang dirumah yang masih tidur terbangun, saat itu belum banyak
orang yg memiliki radio apa lagi tv, jadi ayah sengaja mengeraskan suara radionya agar
orang lain jg dapat mendengarkan berita dari radio yang ayah putar.. biasanya sampai
jam 6.30 ayah duduk di teras habis itu setiap ada penjual roti lewat pasti dia panggil dia
beli agar penjual dapat rejeki walaupun ayah tidak terlalu suka makan roti, tetapi karena
kebiasaan ayah bersedah maka jika ada rejeki pasti akan dibagi. Penjual roti juga
merasa senang tiap hari pasti lewat depan rumah dan senang jika melihat ayah duduk
di depan teras. Ayah memahami bahwa rejeki yang dia dapat juga bisa jadi adalah
rejeki orang lain melalui dia. Makanya ayah sangat dermawan kepada setiap orang
terutama kepada keluarganya.
Ayah adalah pribadi yang Sangat disiplin dalam segala hal dan itu sudah menjadi
karakternya sejak dulu. Jika ada acara yang mengundang pasti tidak pernah ayah
terlambat karena 1 jam atau 1/2 jam sebelum acara ayah sudah siap menuggu acara
dimulai. Yg paling berkesan mengenai disiplinnya ayah jika hari raya setiap saat ayah
dipanggil ceramah, sejak jam 04.00 subuh ayah sudah bersiap siap dan sudah keliling
membangunkan samua orang dirumah dan anak-anaknya jam 5.30 ayah sudah mandi
jam 6 ayah sudah siap berangkat kalau ada anaknya terlambat pasti ditinggal, bahkan
ibu saja yg sejak subuh menyiapkan masakan hari raya sudah terbiasa untuk
mempersiapkan segala sesuatu keperluan ayah agar tidak terlambat. Ibu memang
sosok yang dapat diandalkan dalam menyiapkan segala kebutuhan ayah sesibuk
apapun ibu pasti tetap dapat mempersiapkan kebutuhan ayah. Kami anaknya yg biasa
belum siap mau tidak mau harus sudah siap juga untuk ikut ayah. Ayah berusaha
memberikan contoh kedisiplinan kepada keluarganya terutama anak-anaknya. Ayah
selalu berusaha menghargai waktu dan menghargai orang yang mengundang sehingga
ayah tidak mau membuat orang menuggu. Ayah tidak ingin mengecewakan orang lain,
siapa pun itu. #

” MOTIVATOR DAKWAH TANA LUWU ”

Oleh : HERAWAN SYAMSUDDIN TONI , S.Sos.I

( Humas Radio ACCa FM Palopo )

” Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;
bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki”( Al-Imran:169 )

Mengenang sosok Prof.DR.H.M.Iskandar adalah bukan merupakan suatu upaya


pengkultusan individu secara berlebihan namun lebih kepada untuk mengenang kembali jasa,
ide dan gerakan cemerlang yang beliau telah tunjukkan dan wakafkan untuk ummat, khususnya
terkait dengan pengembangan gerakan dakwah di Tana Luwu. Penulis merasa tertarik
menukilkan tulisan sederhana ini, karena beberapa hari yang lalu dalam sebuah tayangan
berita televisi swasta, saya menyaksikan sejumlah anak-anak TK yang dengan segala
kepolosan dan keluguannya turut serta melaksanakan zikir bersama mengenang sosok (Alm)
Gus Dur. Selain itu, yang tak kalah menariknya adalah di Jogjakarta pada tanggal 9 April 2010
digelar karnaval nusantara oleh berbagai suku dan etnis di kawasan Malioboro yang juga
tujuannya untuk mengenang Gus Dur ” Sosok Kontroversial ”, entah digerakkan atau tidak
namun saya yakin separuh dari anak-anak TK pada acara zikir tersebut belum tentu mengenal
lebih detail sosok GUS DUR, namun makna yang saya tangkap dari tayangan tersebut, adalah
adanya rasa kebanggaan, rasa memiliki dan rasa kehilangan mendalam dari mereka terhadap
mantan presiden R.I ke-4 itu. Berbanding terbailk dengan apa yang saya saksikan ketika
menghadiri acara silaturahim dan pengajian mengenang sosok Prof.DR.H.M.Iskandar pada hari
Sabtu, 10 April 2010 yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi STAIN
Palopo bertempat di Laboratorium Dakwah STAIN Palopo. Suasananya sangat lengang, sepi,
bahkan jauh dari nuansa ”roh” kebanggaan dan ironinya lagi tak ada satu pun ” petinggi kampus
” yang hadir pada kesempatan penting itu. Padahal sosok almarhum oleh banyak kalangan di
tana Luwu dinilai sangat kharismatik. Tapi entah mengapa dihari penting itu, reward dari
sejawatnya tidak nampak.

Kita tidak dapat memungkiri bahwa peran dan sepak terjang almarhum dalam
pengembangan gerakan dakwah di Tana Luwu setidaknya dalam dua dekade sejak era 80-an
sangat didominasi oleh pemikiran cemerlang beliau. Sebutlah misalnya pembentukan
PERSAMIL ( Persatuan Muballigh Luwu ) yang beliau gagas telah menjadikan pengembangan
dakwah di Luwu kala itu sampai dengan sekarang ini berjalan secara sistematis, dinamis dan
jauh dari kepentingan individu. Beliau juga tercatat sebagai salah satu penggagas utama
berdirinya STAIN Palopo secara otonom yang pada tahun 90-an masih berstatus sebagai kelas
jauh Fakultas Ushuluddin IAIN Alauddin ( sekarang : UIN Alauddin ). Bukan hanya kepentingan
ummat islam saja yang beliau akomodir, ummat agama lain pun merasakan bagaimana
ketokohan Prof.DR.H.M.Iskandar telah mampu membuat ketenangan bathin tersendiri
dikalangan ummat beragama. Gagasan almarhum untuk membentuk Forum Komunikasi Antar
Umat Beragama ( FKAUB ) Luwu, secara jelas menggambarkan betapa beliau ingin
menunjukkan kepada kita semua tentang bagaimana caranya menjunjung tinggi dan
menghargai sebuah kondisi pluralisme di Tana Luwu. Sepertinya memang beliau terlahir untuk
menjadi salah satu sosok penggerak dan pengemban amanah dakwah di daerah ini, kegigihan
dan komitmen beliau terhadap pengembangan dan kemajuan gerakan dakwah tidak pernah
pudar meski dalam kondisi yang sangat terpuruk sekalipun. Bagi beliau, tidak ada kata
menyerah dan putus asa dalam berdakwah. Ada saja ide menarik dan terbaru yang beliau
sampaikan terkait dengan upaya pengembangan gerakan dakwah, contoh sederhana yang
beliau telah lama terapkan adalah dengan mewajibkan para mahasiswa yang dididiknya untuk
melaksanakan kegiatan ceramah, khutbah dan pidato sebanyak 30 kali ditempat berbeda
sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa yang akan menghadapi ujian komprehensif atau ujian
meja. Resep lainnya yaitu, beliau mewajibkan para mahasiswanya menghafalkan salah satu
surah dalam Al-Qur`an yang merupakan dalil naqli dari gerakan dakwah.

Makanya tak heran diantara ratusan bahkan mungkin ribuan anak didik beliau yang
sudah menghafal diluar kepala sejumlah ayat-ayat yang terkat dengan dakwah. Rupanya resep
sederhana tersebut sangat mempan dan sangat membantu para anak didik beliau dalam
menghadapi tantangan dan harapan masyarakat terhadap lulusan STAIN Palopo. Sewaktu
memimpin STAIN Palopo, almarhum bahkan pernah menggaungkan slogan ” Panca Sukses ”
dan ” Panca Bina ” yang semuanya diorientasikan pada peningkatan kualitas lulusan dari
STAIN Palopo. Ide cemerlang lain yang penulis cermati dari sosok almarhum adalah gigihnya
beliau memperjuangan agar di STAIN Palopo dapat berdiri sebuah media pengembangan
dakwah yang dapat membantu mempercepat arus informasi dakwah kepada ummat, dengan
alasan yang beliau kemukakan bahwa sudah saatnya dakwah harus menggunakan pola
modern dan elegant agar mudah dicernah oleh ummat dan agar umat islam tidak ketinggalan
perkembangan teknologi informasi. Akhirnya di tahun 2003, keinginan almarhum akan
berdirinya sebuah radio dakwah terwujud juga meski radio yang kini berlabel Al-Hikmah
tersebut belumlah maksimal melakukan gerakan penyiaran dakwah sebagaimana yang beliau
impikan. Ironisnya, radio Al-Hikmah tersebut justru lebih mengedepankan pemutaran lagu-lagu
mancanegara dibanding dengan lagu nasyid atau lagu-lagu bernuansa islami. Seperti yang
tertera dalam Company Profile radio Al-Hikmah, justru porsi lagu-lagu bernuansa islami berada
pada urutan ketiga, dengan persentase hanya 20 persen saja. Bukan hanya di STAIN Palopo,
ketika menjadi rektor Universitas Andi Djemma Palopo, beliau juga telah merencanakan untuk
membangun media komunikasi dakwah bagi mahasiswa agar gerakan dakwah benar-benar
dapat membumi.

Guru Besar Dakwah Pertama di Tana Luwu.

Dikukuhkannya almarhum sebagai guru besar dakwah satu-satunya di Tana Luwu,


adalah bukti otentik betapa beliau layak menyandang gelar sebagai sang motivator dakwah
Tana Luwu. Ini tidaklah berlebihan dengan jalan panjang yang pernah beliau rintis dengan
segala pengorbanannya serta segala sesuatu ide yang pernah beliau cetuskan dan masih
dipakai sampai dengan saat ini. Keteladanan yang beliau tunjukkan sebagai motivator dakwah
memang nampak tidak dibuat-buat dan bukan isapan jempol semata, akan tetapi memang
tumbuh dan berkembang apa adanya. Belaiu pantas mendapatkan predikat motivator dakwah
sebagaimana halnya ketika beliau juga pernah berhasil menyandang predikat sebagai keluarga
teladan tingkat Sulwesi Selatan. Beliau adalah tokoh mubbaligh, ulama, dan pengayom ummat
yang dengan kebesaran namanya tidak pernah mau bersikeras memaksakan kehendak untuk
mendapatkan kepentingan dan keuntungan pribadi dan sesaat, seperti yang ditunjukkan beliau
ketika diwacanakan menjadi salah satu kandidat Bupati Luwu, dengan segala
ketawadhuhannya beliau menolak dengan alasan dan pertimbangan agar dapat lebih
berkonsentrasi melayani ummat. Berbeda halnya dengan kenyataan sekarang ini dimana
banyak ulama yang justru ” berjuang dan berlomba ” terjun ke politik praktis, meski memang
tidak ada larangan bagi ulama dan muballigh untuk bergumul dengan politik, namun bagi
Prof.DR.H.M.Iskandar, satu hal yang seringkali beliau pesankan adalah bahwa tidak usah
gengsi menjadi muballigh dan mengingatkan bahwa hidup menjadi juru dakwah adalah hal yang
sangat mulia. Intanssurullah Wayansurukumm Wayusaabit Akdamakum.

Sebenarnya banyak sekali ”peninggalan ” almarhum terkait dengan pengembangan


dakwah di Tana Luwu, untuk itulah melalui kesempatan ini penulis menyarankan kepada jajaran
dan segenap civitas akdemika STAIN Palopo agar kebesaran dan nama harum almarhum
kiranya sudah layak diabadikan pada salah satu gedung serbaguna yang terdapat di STAIN
Palopo. Kalau nama Baharuddin Lopa saja bisa diabadaikan namanya pada sebuah pelabuhan
laut di Sulawesi Barat, lalu apa susahnya kita rekomendir dan sematkan nama besar
Prof.DR.H.M.Iskandar di gedung serbaguna STAIN Palopo ? dengan harapan agar semangat
juang beliau dalam mengembangkan dakwah dapat terus dikenang oleh ummat, khususnya di
STAIN Palopo, sehingga pada masa mendatang lahir dan muncul ” Iskandar-Iskandar ” muda
yang juga punya ide dan gerakan yang dapat diteladani oleh ummat. ( HR0410)

Efendi P, Efendi P (2017) Gerakan Pemikiran Dakwah Prof. Dr. H. M. Iskandar Di Tana


Luwu. Doktoral (S3) Thesis, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Prof. DR. H. Muhammad Iskandar tokoh yang tak asing pada semua kalangan di
Tanah Luwu beliau memiliki jenjang karir berbagai aspek kehidupan sosial banyak ilmu dan
petua bijak bisa dibuat referensi untuk pertumbuhan nalar baik dari aspek budaya pendidikan
dan haluan tanah Luwu. Beliau lahir di Bajo 15 Desember 1944 dan wafat di Makassar 21
November 2009. Beliau juga sepebagi professor pertama di tanah Luwu yang tinggal Luwu.
Beliau pernah menjadi Ketua STAIN Palopo kemudian menjadi IAIN Palopo banyak
mencetak kader intelektual kemudian menjadi pelangsung amal jihad beliau sampai sekarang al
: Prof. Nihayah dan Prof. DR Sattu Alam, Prof. DR Abdul Pirol dll.
Beliu pernah menjabat sebagai ketua Persamil kabupaten Luwu melahirkan kader
Mubaligh handal sebagai blower dakwah dan edukasi publik. Catatan penting yang saya
dapatkan karena begitu pedulinya terhadap kesejahtraan Mubaligh beliau mengusulkan agar
mubaligh diberi kesejahteraan melalui APBD di masa pemerintahan Bupati DR. H. Kamru
Kasim SH.MH namun rencana beliau saya sarankan untuk tidak dilakukan sebab bahaya jika
mubaligh hidup dari gaji. Lanjut saya katakan bahwa kesejahteraan Mubalig itu berasal dari
harta orang bersyukur menjadi tanggungjawab partisipatif umat. Dengan terbuka beliau
mengalah dengan bijak.
Beliau penggagas Trisukses pendidikan yang bermotto pendidikan sukses karena
aspek rumah tangga, lingkungan dan sekolah. Bersama Drs. H. Masri Bandaso bahkan
diperlukan lahirnya wacana Dewan Mahkamah Pendidikan.
Beliau bijak dalam dalam segala hal termasuk menyikapi pertentangan figh teringat
beliau ketika maraknya aliran LDDI, Ingkarusunnah oleh gerakan Masuriyah dll beliau selalu
berpesan agar jangan larut dengan pertentangan sebab dalam prioritas hukum ada hukum
prioritas beliau maksudkan Islam sebagai agama rahmatanlilalamin harus dinikmati oleh semua
golongan termasuk agama lain hingga beliau diperhitungkan menjadi ketua KAUB kerukunan
Antar umat Beragama.
Beliau sangat memahami ilmu Putorologi yang sempurna maka tidak berlebihan jika
saya menilai bahwa Prof. DR H. Muhammad Iskandar adalah Making of Luwu sekaligus the
Founder and defenders Nation of Luwu sebagai penggagas pengawas pengantar serta
pembela peradaban Luwu.
Beliau orangnya flural kultural dan sangat moderat dalam mengemban misi dakwah.
Beliau seharusnya menjadi Literasi pikiran untuk pertumbuhan masa depan tanah Luwu juga
seharusnya menjadi pusaka hidup generasi dengan istilah Al-Quran aayatul mulqihi sebagai
referensi untuk berkemajuan.
Demikian cuplikan profil seorang tokoh yang selalu dirindukan. Wassalam.

Kata kata bijak :


"Pohon sagu tumbuh dalam iklim ekstrim sekalipun serta hidup berumpun menunjukkan bahwa
Tana luwu ini tidak akan pernah kekurangan pangan sekaligus menunjukkan bahwa orang luwu
memiliki ikatan emosional dan rasa kebersamaan yang sangat tinggi. Orang Luwu
mengedepankan agama, terkenal dengan budaya dan kearifan lokalnya, Teguh memegang
komitmen dan ulet dalam bekerja dan berusaha." 

Pengantar
Menjadi manusia harus menjalin hubungan dengan sesama dan dengan dunia.

Menjadi manusia berarti mengalami dunia sebagai realitas obyektif, yang tidak
tergantung kepada siapapun dan dapat dimengerti. Binatang hanyut dalam realitas dan

tidak dapat berhubungan dengan dunia. Mereka adalah makhluk yang hanya

“berinteraksi”. Sedangkan keterpisahan dan keterbukaan manusia terhadap dunia

mencirikan manusia sebagai ada yang terikat. Untuk mengatasi dimensi tunggal

manusia mampu menjangkau hari kemarin, mengenai hari ini dan menemukan hari

esok. Peranan moral manusia dalam dan dengan dunia bukanlah peranan yang pasif.

Manusia tidak terbatas pada suasana alami (biologis), melainkan berperanan juga

dalam dimensi kreatif, maka manusia dapat memasuki realitas dan dapat

mengubahnya. Dengan mewarisi pengalaman-pengalaman, mencipta dan menciptakan

kembali, mengintegrasikan diri dengan lingkungan, menanggapi tantangn tantangan,

melihat diri secara obyektif, merenung dan mengatasi, manusia memasuki bidang yang

khas manusiawi, yakni sejarah dan kebudayaan. Untuk mewarisi pengalaman manusia

dalam pendidikan yang membentuk kondisi saat ini adalah keniscayaan mempelajari

rekam jejak Tokoh Pendidikan untuk memetik nilai nilai keteladanan sebagai upaya

untuk membentuk tatanan masyarakat yang tercerahkan, menyonsong masa depan.

Mengutip kata Soekarno yaitu “Jas Merah” jangan sekali kali melupakan sejarah.

H.M. Iskandar lahir dari keluarga yang taat beragama seorang petani yaitu

Bangngareng dan Abeng yang berdomisil di kampong Parigusi yang sekarang secara

administrative masuk dalam wilayah kecematan Latimojong kabupaten Luwu,

Muhammad Iskandar lahir 15 Desember 1940 di Ulusalu, Kecematan Bajo, Kabupaten

Luwu, Sulawesi Selatan dan wafat hari sabtu, 21 November 2009 jam 20.00 WITA

dalam usia kurang lebih 70 tahun di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusada Makassar.

Orang tuanya tidak hanya dikenal oleh penduduk setempat, tetapi sampai ke beberapa
daerah seperti di kecematan Bajo, Belopa dan daerah sekitarnya. Hal ini menujukkan

bahwa pada masa itu masyarakat masih sangat kuat tradisi mengetahui jalu-jalur

genealogis seseorang (mattutu nene) atau silsilah.

Setelah H.M. Iskandar berusia kurang lebih empat tahun ayahnya wafat, suasana

perasaan ketidak pastian menyelimuti jiwanya. Dalam konteks seperti ini, Iskandar

“kecil” meniti takdir kehidupannya. H.M. Iskandar adalah anak keenam dari tujuh

bersaudara, dari ketujuh bersaudara lima saudara perempuannya dan satu saudara

laki-lakinya.

Masa 1940 sampai 1960-an keaadan Indonesia dalam suasana bergolak melawan

kolonialis Belanda untuk kemerdekaan dan suasana revolusi. Selain itu, kawasan

Sulawesi pada umumnya juga terjadi pergolakan DI/TII termasuk di Tana Luwu.

Keadaan ini, dari sudut psikologi politik dapat mempengaruhi kejiwaan anak-anak

bangsa dan nuansa patriotism, ideologis dan cita-cita perjuangan yang mendambakan

kehidupan yang lebih baik. H.M. Iskandar tumbuh dan besar dalam latar geopolitik

seperti disebut di atas, membentuk sosoknya “petarung” dan tidak mudah menyerah.

Dia sangat memahami arti penting kerja keras, menolong dan saling membantu sesame

dalam kehidupan.

H.M. Iskandar menikah dengan Hurruyah Said tanggal 15 Juli 1971, dan dikarunia

oleh Allah empat anak, tiga putra dan satu putri, yaitu : M.Ishaq Iskandar, M.Harun

iskandar, Ahmad Syarief Iskandar dan Nurul Inayah Iskandar. Pada Tanggal 12

Agustus 2005, H.M. Iskanar memperoleh penghargaan sebagai keluarga sakinah

teladan 1 tingkat Provensi Sulawesi Selatan dari Departemen Agama Provinsi Sulawesi

Selatan. Selanjutnya untuk tingkat Nasional pasangan suami istri H.M.Iskandar dan
Hurriyah Said keduanya telah mengikuti acara pemilihan keluraga sakinah teladan

tingkat Nasional pada tahun 2005 yang diselenggrakan pada tanggal 14-17 Agustus

2005 dan beliau terpilih dan ditetapkan sebagai kelurga sakinah teladan tingkat

Nasional.

Terpilihnya H. M. Iskandar sebagai keluarga sakinah bukan hanya karena beliau

sukses dalam membina kelurganya, tetapi kesuksesannya juga dalam meletakkan nilai-

nilai kebenaran ajaran Islam sebagai agama rahmatan lil alamin di tengah-tengah

masyarakat. Mengenai realisasi pembinaan dalam rumah tangganya tampak dari

keempat anak beliau menggembirakan, anak-anaknya memilik sifat santu kepada

semua orang tanpa melihat latar belakangnya, sifat-sifat seperti itu sulit ditemukan pada

anak-anak pejabat. Hal ini, menunjukkan baha H.M. Iskandar adalah sosok kepala

rumah tangga yang sukses membina putra putrinya dalam rumah tangga.

System pembinaan yang dipraktikan oleh H.M. Iskandar dalam membina putra

putrinya yaitu pendidikan melalui jalur pesantren sampai pada tingkat SMA. Sistem

pembinaan dan pembinaan dan pendidikan yang beliau terapkan terhadap putra

putrinya mearik untuk disimak dan dijadikan renungan dalam pembinaan generasi. Dan

untuk pendidikan tingkat perguruan tinggi beliau menawarkan kepada putra putrinya

memilih perguruan tinggi yang diminatinya. Pendidikan dari keempat putra putrinya

yaitu : Dr. dr. H. M. Ishaq Iskandar, M. Kes., Dr. dr. M.Harun Iskandar, SpP, SpPD, K-

P., Dr. Ahmad syarif Iskandar, SE.,MM., dan Nurul Inayah Iskandar. S.Si., Apt., dari

keempat putra putrinya semuanya telah berstatus sebagai PNS.

Dari usianya menjelang 70 tahun, sekitar 40 tahun telah diabadikannya untuk

kepentingan umat dan masyarakat Tana Luwu. Pengabdiannya tidak hanya pada
profesinya sebagai dosen dengn ribuan mahasiswa, tetapi juga terjun di dunia Politik,

social keagamaan dan bahkan seebagai mubaligh sekaligus peimikur dan pembaharu.

Karena itu, meskipun beliau sejak hidupnya tidak pernah mengharap untuk diberi

apresiasi, tetapi sebagai manusia yang mengerti pentingnya menghargai jasa

pengabdian seseorang tidak ada salahnya diberi apresiasi wujud terima kasih dan

penghargaan terhadapnya. Ini dimaksud untuk mengenang tapak-tapak kesejahteraan

masyarakat sendiri.

Sosok H. M Iskandar dalam melaksanakan tugasnya sebagai PNS meliki semangat

dan etos kerja yang tinggi, sebagai seorang penentu kebijakan, beberapa prinsip yang

beliau ungkapkan. Pertama “pemimpin itu adalah pelayan masyarakat, bukan untuk

dilayani”. Kedua “ pemimpin harus terbuka dan bersedia untuk dikritik. Ketiga,

“pemimpin tidak boleh membeda-bedakan bawahannya. Keempat, “pemmimpin harus

memiliki tanggung jawab yang tinggi.” Kelima “pemimpin harus berani mengambil

kebijakan dan bersedia menanggung segala resiko yang telah terjadi atas kebijakan

yang diputuskan”. Keenam “ pemimpin swaktu waktu harus turun mengontrol dan

mengevaluasi kinerja bawahan”. Ketujuh, “pemimpin harus selalu memberikan motivasi

dan dorongan kerja bagi bawahan”.

Metode dakwah rasulullah yang meliputi ahlak mulia, memudahkan dan tidak

menyulitkan, siasat yang bijaksana, komunikasi kalbu untuk umat yang dijadikan

landasannya untuk menjalankan aktifitas dakwah dan pendidikan.

Prof. Pirol Rektor IAIN Palopo


1. Bagaimana kiprah dan karya Prof. H. M. Iskandar khusunya di IAIN Palopo menurut

Prof. Pirol

 Menurut prof pirol, selama bersama beliau yang pertama, tugas beliau itu

memang di iain palopo fakultas merupakan cabang atau fakultas daerah dari

IAIN Alaudin yang sekarang IAIN Palopo, beliau disini penugasan sebagai

dosen, sebelumnya beliau itu guru di Makassar dan menjadi dosen di IAIN

Palopo dan menjabat sebagai wakil dekan Fakultas dan setelah itu menjabat

Sebagai Dekan selama 2 Periode. Kiprah beliau ini kalau kita mau

kelompokkan yang pertama itu dibidang pendidikan kemudia juga di bidang

social kemasyarakatan khusunya di bidang dakwah dan properti, di luar itu

beliau juga sebenarnya mempunyai kegiatan kegiatan atau usaha ekonomi,

jadi cukup konferensi karna dulu memang situasinya memungkinkan kita

punya kiprahnya mempunyai banyak tempat, karna situasinya seperti itu dan

memang daerah kita membutuhkan SDM maka beliau itu menempati pos”

seperti di iain palopo menjadi dosen, menjadi wakil dekan kemudian menjadi

dekan tetapi beliau juga aktif di bidang dakwah sebagai ketua PERSAMIL,

kemudian kiprahnya di bidang politik sebagai pengurus anggota GOLKAR tapi

meliau pernah menjadi sekertaris, wakil ketua. Selanjutnya dari golkar beliau

menjadi anggota DPR. Kemudian kiprahnya di dunia pendidikan boleh dikata

bisa sampai akhir hayatnya.

2. Sosok prof H. M Iskandar di mata Prof pirol ?

 Beliau memang pekerja keras, sangat ulek, jadi kalau bagaimana mengatur

waktu memang waktunya untuk bekerja, yang saya ingat itu kalau pagi kita itu
ke kantor, kalau selesai kekantor kita balik kerumah, pasti ada agenda kalau

pulang kerumah, kalau tidak ada kita ke kebun terkadang sampai magrib baru

balik rumah, kalau malam terkadang ada acara seperti aktifitas social

contohnya mengunjungi warga yang sakit. jadi memang waktunya beliau itu

terisi terus,

3. Masa berkesan bersama prof H. M. Iskandar ?

 Yang saya rasakan itu beliau itu rasa kepedulian, beliau itu tidak memandang

siapa dia.

4. Nilai –nilai keteladanan Prof H. M. Iskandar

 Semangat kerja

 Manajemen waktu

 Kepedulian

Ibu Huri/Istri Prof

Waktu kecil saya dipanggil hurri, “Hurriah” Merdeka Bahasa Al Quran. SD di SULI,

kelas 5-6 SD di Palopo, lanjut SMP Muhammadiyah jalan andi tadda. Masuk SPD. Aktif

di IPPNU. Masuk kuliah di ushuluddin waktu itu. Sikapku tidak bisa tatap laki laki, pakai

bidak pergi sekolah dan pakai kebaya. Tingkat 2 menikah dengan prof Iskandar. Prof

Iskandar tinggal di perumahan liman m razak. Fakultas ushuluddin palopo bertemu

dengan m razak dan pak hasim ba dan pak hasim abbas. Kuliah di gedung SPN

(sekarang gedung UNANDA). Dosen dan menyusun sarjana lengkap. Saya tinggal di

jalan belimbing, disitu ada rumah dg pasalle tinggal disitu prof Iskandar, 100 meter dari

rumah saya, beliau naik sepeda pergi mengajar.


Setelah terangkat guru sd lalu masuk ke IAIN. Saya kalau pagi turun menyapu kalua

pagi, lewatlah prof Iskandar itu di depan rumah, jadi sering saya liat. Saya dipanggil prof

dan beliau sementara menangis, mengungkapkan perasaannya, karena dapat kabar

kalau saya mau dijodohkan dengan dokter. Saya terima beliau, dan saya teringat selalu

kalau beliau mengajar, kita tidak bosan, beliau mengajar filsafat islam. Setelah menikah

tinggal dirumah orang tuaku bersama prof. pak prof di utus untuk buat fakultas di bau

bau, dan dilarang oleh pak samsuaib. Aktifitas prof pada waktu itu adalah sebagai ketua

PGRI yang aktif melaksanakan kegiatan kegiatan. Awalnya kita beli sawah, untuk

dijadikan rumah, belum ada rumah dan penerangan dipakai adalah lampu gas. Disini

kita mulai hidup mandiri, ditengah itu juga muncul ide prof untuk satukan semua

muballigh di tanah luwu, dibentuklah persamil. Aktifitas beliau sewaktu jadi dosen juga

adalah setiap bulan Ramadhan diwajibkan untuk mahasiswanya ceramah.

Bagaimana kehidupan prof dirumah? Kehidupannya prof salah satunya yaitu

menampung ananak yang sekolah di palopo, jumlahnya sekitar 20 orang, prof

pesankan ke saya untuk diterima ananak itu semua dan saya juga sudah terbiasa hidup

ramai, dari bapakku. Saya sabar mendampingi prof, karena saya orangnya tidak bisa

emosi. Awalnya tanah yang diberikan ke prof untuk dijadikan kampus iain adalah di

perumnas, ditolak dan dipindahkan ke balandai. Pada waktu itu masih banyak rawa

rawa dan pohon sagu. Tidak ada sama sekali bangunan disekitar lokasi. Bangunan iain

waktu itu dibangun secara bertahap dari awalnya bahan kayu, dinding lamacca. Jika

acara wisuda kurang lebih 100 orang yang dihadirkan dari makassar. Rombongan dari

wisuda itu dilayani dirumah. Saya sebagai wisuda pertama.


Beliau ini pekerja keras. Menanggung kita semua dirumah yang kurang lebih 20 orang.

Beliau juga mempunyai kebun cengkeh dan berhasil dikala itu, sebagian hasil dari

cengkeh itu dugunakan untuk membangun kampus hingga bangunan kampus lengkap.

Beliau juga membangun lapangan tenis sebagai tempat olahraga unsur muspida.

Pernah ada kasus agama, beliau yang damaikan, juga kasus di luwu utara waktu itu.

Cara mengembangkan mahasiswa yaitu safari Ramadhan untuk mendapatkan sarjana

lengkap. Syaratnya ceramah sebanyak 40 kali dan tidak ada konsep tersebut

sebelumnya dan merupakan konsep pertama. Mahasiswa ceramah di lokasi kkn,di

masjid dan acara acara pertemuan lainnya. Konsep itu hanya ada dimasa beliau.

Mahasiswa juga dilatih qasidah rabana. Prof pirol sewaktu kuliah juga tidak pulang ke

makassar karena fokus untuk ceramah juga.

Bagaimana respon ta sewaktu bapak dipanggil di dunia politik?

Kita semangat mendukung beliau. Beliau pintar mengakrabkan diri dengan unsur

muspida, salah satunya melalui olahraga tennis lapangan. Beliau banyak dikenal

banyak orang.

Saya bisa masuk jadi dosen di iain juga awalnya diletakkan di perbantukan di

perpustakaa iain, aturan baru waktu itu semua lulusan sarjana harus kembali ke

profesinya. Saya kemudian jadi guru SD saat itu.

Menjadi guru waktu itu banyak waktu dihabiskan di sekolah, sehingga pekerjaan rumah

dan anak kurang terurus, jadi saya memilih untuk berhenti. Beliau lalu urus semua

berkas saya dan pegawai lainnya, sehingga saya bisa masuk kembali di iain. Syarat

jadi dosen waktu itu adalah menulis makalah 30 lalu diseminarkan untuk naik pangkat.

Beliau orang yang sangat tidak punya dendam dengan orang lain.
Bagaimana sewaktu jadi anggota dprd dan jabatan lainnya?

Beliau terlirik dari golkar karena keterkenalannya juga sebagai ketua pgri. Terkenal

dimana mana, banyak yang suka dengan beliau.

Beliau orangnya tidak perhitungan dengan materi, sangat dermawan kepada orang lain.

Saya pernah dimarahi karena saya sembunyikan kopi dari ananak dirumah untuk

beliau. Beliau ingin apa yang saya makan dan minum itu juga yang dimakan dan

diminum ananak yang tinggal dirumah. Beliau juga membangun masjid agung luwu

palopo. Beliau juga orangnya sangat jujur.

Prof juga memiliki alat percetakan, kala itu sewaktu kita mengajar banyak yang ingin

dicetak begitupun dengan pemerintah juga kami minta untuk menetak dipercatakan

kami.

Anda mungkin juga menyukai