Anda di halaman 1dari 5

” MOTIVATOR DAKWAH TANA LUWU ”

Oleh : HERAWAN SYAMSUDDIN TONI , S.Sos.I

( Humas Radio ACCa FM Palopo )

” Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;
bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki”( Al-Imran:169 )

Mengenang sosok Prof.DR.H.M.Iskandar adalah bukan merupakan suatu upaya


pengkultusan individu secara berlebihan namun lebih kepada untuk mengenang kembali jasa,
ide dan gerakan cemerlang yang beliau telah tunjukkan dan wakafkan untuk ummat, khususnya
terkait dengan pengembangan gerakan dakwah di Tana Luwu. Penulis merasa tertarik
menukilkan tulisan sederhana ini, karena beberapa hari yang lalu dalam sebuah tayangan
berita televisi swasta, saya menyaksikan sejumlah anak-anak TK yang dengan segala
kepolosan dan keluguannya turut serta melaksanakan zikir bersama mengenang sosok (Alm)
Gus Dur. Selain itu, yang tak kalah menariknya adalah di Jogjakarta pada tanggal 9 April 2010
digelar karnaval nusantara oleh berbagai suku dan etnis di kawasan Malioboro yang juga
tujuannya untuk mengenang Gus Dur ” Sosok Kontroversial ”, entah digerakkan atau tidak
namun saya yakin separuh dari anak-anak TK pada acara zikir tersebut belum tentu mengenal
lebih detail sosok GUS DUR, namun makna yang saya tangkap dari tayangan tersebut, adalah
adanya rasa kebanggaan, rasa memiliki dan rasa kehilangan mendalam dari mereka terhadap
mantan presiden R.I ke-4 itu. Berbanding terbailk dengan apa yang saya saksikan ketika
menghadiri acara silaturahim dan pengajian mengenang sosok Prof.DR.H.M.Iskandar pada hari
Sabtu, 10 April 2010 yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi STAIN
Palopo bertempat di Laboratorium Dakwah STAIN Palopo. Suasananya sangat lengang, sepi,
bahkan jauh dari nuansa ”roh” kebanggaan dan ironinya lagi tak ada satu pun ” petinggi kampus
” yang hadir pada kesempatan penting itu. Padahal sosok almarhum oleh banyak kalangan di
tana Luwu dinilai sangat kharismatik. Tapi entah mengapa dihari penting itu, reward dari
sejawatnya tidak nampak.

Kita tidak dapat memungkiri bahwa peran dan sepak terjang almarhum dalam
pengembangan gerakan dakwah di Tana Luwu setidaknya dalam dua dekade sejak era 80-an
sangat didominasi oleh pemikiran cemerlang beliau. Sebutlah misalnya pembentukan
PERSAMIL ( Persatuan Muballigh Luwu ) yang beliau gagas telah menjadikan pengembangan
dakwah di Luwu kala itu sampai dengan sekarang ini berjalan secara sistematis, dinamis dan
jauh dari kepentingan individu. Beliau juga tercatat sebagai salah satu penggagas utama
berdirinya STAIN Palopo secara otonom yang pada tahun 90-an masih berstatus sebagai kelas
jauh Fakultas Ushuluddin IAIN Alauddin ( sekarang : UIN Alauddin ). Bukan hanya kepentingan
ummat islam saja yang beliau akomodir, ummat agama lain pun merasakan bagaimana
ketokohan Prof.DR.H.M.Iskandar telah mampu membuat ketenangan bathin tersendiri
dikalangan ummat beragama. Gagasan almarhum untuk membentuk Forum Komunikasi Antar
Umat Beragama ( FKAUB ) Luwu, secara jelas menggambarkan betapa beliau ingin
menunjukkan kepada kita semua tentang bagaimana caranya menjunjung tinggi dan
menghargai sebuah kondisi pluralisme di Tana Luwu. Sepertinya memang beliau terlahir untuk
menjadi salah satu sosok penggerak dan pengemban amanah dakwah di daerah ini, kegigihan
dan komitmen beliau terhadap pengembangan dan kemajuan gerakan dakwah tidak pernah
pudar meski dalam kondisi yang sangat terpuruk sekalipun. Bagi beliau, tidak ada kata
menyerah dan putus asa dalam berdakwah. Ada saja ide menarik dan terbaru yang beliau
sampaikan terkait dengan upaya pengembangan gerakan dakwah, contoh sederhana yang
beliau telah lama terapkan adalah dengan mewajibkan para mahasiswa yang dididiknya untuk
melaksanakan kegiatan ceramah, khutbah dan pidato sebanyak 30 kali ditempat berbeda
sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa yang akan menghadapi ujian komprehensif atau ujian
meja. Resep lainnya yaitu, beliau mewajibkan para mahasiswanya menghafalkan salah satu
surah dalam Al-Qur`an yang merupakan dalil naqli dari gerakan dakwah.

Makanya tak heran diantara ratusan bahkan mungkin ribuan anak didik beliau yang
sudah menghafal diluar kepala sejumlah ayat-ayat yang terkat dengan dakwah. Rupanya resep
sederhana tersebut sangat mempan dan sangat membantu para anak didik beliau dalam
menghadapi tantangan dan harapan masyarakat terhadap lulusan STAIN Palopo. Sewaktu
memimpin STAIN Palopo, almarhum bahkan pernah menggaungkan slogan ” Panca Sukses ”
dan ” Panca Bina ” yang semuanya diorientasikan pada peningkatan kualitas lulusan dari
STAIN Palopo. Ide cemerlang lain yang penulis cermati dari sosok almarhum adalah gigihnya
beliau memperjuangan agar di STAIN Palopo dapat berdiri sebuah media pengembangan
dakwah yang dapat membantu mempercepat arus informasi dakwah kepada ummat, dengan
alasan yang beliau kemukakan bahwa sudah saatnya dakwah harus menggunakan pola
modern dan elegant agar mudah dicernah oleh ummat dan agar umat islam tidak ketinggalan
perkembangan teknologi informasi. Akhirnya di tahun 2003, keinginan almarhum akan
berdirinya sebuah radio dakwah terwujud juga meski radio yang kini berlabel Al-Hikmah
tersebut belumlah maksimal melakukan gerakan penyiaran dakwah sebagaimana yang beliau
impikan. Ironisnya, radio Al-Hikmah tersebut justru lebih mengedepankan pemutaran lagu-lagu
mancanegara dibanding dengan lagu nasyid atau lagu-lagu bernuansa islami. Seperti yang
tertera dalam Company Profile radio Al-Hikmah, justru porsi lagu-lagu bernuansa islami berada
pada urutan ketiga, dengan persentase hanya 20 persen saja. Bukan hanya di STAIN Palopo,
ketika menjadi rektor Universitas Andi Djemma Palopo, beliau juga telah merencanakan untuk
membangun media komunikasi dakwah bagi mahasiswa agar gerakan dakwah benar-benar
dapat membumi.

Guru Besar Dakwah Pertama di Tana Luwu.

Dikukuhkannya almarhum sebagai guru besar dakwah satu-satunya di Tana Luwu,


adalah bukti otentik betapa beliau layak menyandang gelar sebagai sang motivator dakwah
Tana Luwu. Ini tidaklah berlebihan dengan jalan panjang yang pernah beliau rintis dengan
segala pengorbanannya serta segala sesuatu ide yang pernah beliau cetuskan dan masih
dipakai sampai dengan saat ini. Keteladanan yang beliau tunjukkan sebagai motivator dakwah
memang nampak tidak dibuat-buat dan bukan isapan jempol semata, akan tetapi memang
tumbuh dan berkembang apa adanya. Belaiu pantas mendapatkan predikat motivator dakwah
sebagaimana halnya ketika beliau juga pernah berhasil menyandang predikat sebagai keluarga
teladan tingkat Sulwesi Selatan. Beliau adalah tokoh mubbaligh, ulama, dan pengayom ummat
yang dengan kebesaran namanya tidak pernah mau bersikeras memaksakan kehendak untuk
mendapatkan kepentingan dan keuntungan pribadi dan sesaat, seperti yang ditunjukkan beliau
ketika diwacanakan menjadi salah satu kandidat Bupati Luwu, dengan segala
ketawadhuhannya beliau menolak dengan alasan dan pertimbangan agar dapat lebih
berkonsentrasi melayani ummat. Berbeda halnya dengan kenyataan sekarang ini dimana
banyak ulama yang justru ” berjuang dan berlomba ” terjun ke politik praktis, meski memang
tidak ada larangan bagi ulama dan muballigh untuk bergumul dengan politik, namun bagi
Prof.DR.H.M.Iskandar, satu hal yang seringkali beliau pesankan adalah bahwa tidak usah
gengsi menjadi muballigh dan mengingatkan bahwa hidup menjadi juru dakwah adalah hal yang
sangat mulia. Intanssurullah Wayansurukumm Wayusaabit Akdamakum.

Sebenarnya banyak sekali ”peninggalan ” almarhum terkait dengan pengembangan


dakwah di Tana Luwu, untuk itulah melalui kesempatan ini penulis menyarankan kepada jajaran
dan segenap civitas akdemika STAIN Palopo agar kebesaran dan nama harum almarhum
kiranya sudah layak diabadikan pada salah satu gedung serbaguna yang terdapat di STAIN
Palopo. Kalau nama Baharuddin Lopa saja bisa diabadaikan namanya pada sebuah pelabuhan
laut di Sulawesi Barat, lalu apa susahnya kita rekomendir dan sematkan nama besar
Prof.DR.H.M.Iskandar di gedung serbaguna STAIN Palopo ? dengan harapan agar semangat
juang beliau dalam mengembangkan dakwah dapat terus dikenang oleh ummat, khususnya di
STAIN Palopo, sehingga pada masa mendatang lahir dan muncul ” Iskandar-Iskandar ” muda
yang juga punya ide dan gerakan yang dapat diteladani oleh ummat. ( HR0410)
Efendi P, Efendi P (2017) Gerakan Pemikiran Dakwah Prof. Dr. H. M. Iskandar Di Tana
Luwu. Doktoral (S3) Thesis, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Prof. DR. H. Muhammad Iskandar tokoh yang tak asing pada semua kalangan di
Tanah Luwu beliau memiliki jenjang karir berbagai aspek kehidupan sosial banyak ilmu dan
petua bijak bisa dibuat referensi untuk pertumbuhan nalar baik dari aspek budaya pendidikan
dan haluan tanah Luwu. Beliau lahir di Bajo 15 Desember 1944 dan wafat di Makassar 21
November 2009. Beliau juga sepebagi professor pertama di tanah Luwu yang tinggal Luwu.
Beliau pernah menjadi Ketua STAIN Palopo kemudian menjadi IAIN Palopo banyak
mencetak kader intelektual kemudian menjadi pelangsung amal jihad beliau sampai sekarang al
: Prof. Nihayah dan Prof. DR Sattu Alam, Prof. DR Abdul Pirol dll.
Beliu pernah menjabat sebagai ketua Persamil kabupaten Luwu melahirkan kader
Mubaligh handal sebagai blower dakwah dan edukasi publik. Catatan penting yang saya
dapatkan karena begitu pedulinya terhadap kesejahtraan Mubaligh beliau mengusulkan agar
mubaligh diberi kesejahteraan melalui APBD di masa pemerintahan Bupati DR. H. Kamru
Kasim SH.MH namun rencana beliau saya sarankan untuk tidak dilakukan sebab bahaya jika
mubaligh hidup dari gaji. Lanjut saya katakan bahwa kesejahteraan Mubalig itu berasal dari
harta orang bersyukur menjadi tanggungjawab partisipatif umat. Dengan terbuka beliau
mengalah dengan bijak.
Beliau penggagas Trisukses pendidikan yang bermotto pendidikan sukses karena
aspek rumah tangga, lingkungan dan sekolah. Bersama Drs. H. Masri Bandaso bahkan
diperlukan lahirnya wacana Dewan Mahkamah Pendidikan.
Beliau bijak dalam dalam segala hal termasuk menyikapi pertentangan figh teringat
beliau ketika maraknya aliran LDDI, Ingkarusunnah oleh gerakan Masuriyah dll beliau selalu
berpesan agar jangan larut dengan pertentangan sebab dalam prioritas hukum ada hukum
prioritas beliau maksudkan Islam sebagai agama rahmatanlilalamin harus dinikmati oleh semua
golongan termasuk agama lain hingga beliau diperhitungkan menjadi ketua KAUB kerukunan
Antar umat Beragama.
Beliau sangat memahami ilmu Putorologi yang sempurna maka tidak berlebihan jika
saya menilai bahwa Prof. DR H. Muhammad Iskandar adalah Making of Luwu sekaligus the
Founder and defenders Nation of Luwu sebagai penggagas pengawas pengantar serta
pembela peradaban Luwu.
Beliau orangnya flural kultural dan sangat moderat dalam mengemban misi dakwah.
Beliau seharusnya menjadi Literasi pikiran untuk pertumbuhan masa depan tanah Luwu juga
seharusnya menjadi pusaka hidup generasi dengan istilah Al-Quran aayatul mulqihi sebagai
referensi untuk berkemajuan.
Demikian cuplikan profil seorang tokoh yang selalu dirindukan. Wassalam.

Kata kata bijak :


"Pohon sagu tumbuh dalam iklim ekstrim sekalipun serta hidup berumpun menunjukkan bahwa
Tana luwu ini tidak akan pernah kekurangan pangan sekaligus menunjukkan bahwa orang luwu
memiliki ikatan emosional dan rasa kebersamaan yang sangat tinggi. Orang Luwu
mengedepankan agama, terkenal dengan budaya dan kearifan lokalnya, Teguh memegang
komitmen dan ulet dalam bekerja dan berusaha." 

Anda mungkin juga menyukai