” Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;
bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki”( Al-Imran:169 )
Kita tidak dapat memungkiri bahwa peran dan sepak terjang almarhum dalam
pengembangan gerakan dakwah di Tana Luwu setidaknya dalam dua dekade sejak era 80-an
sangat didominasi oleh pemikiran cemerlang beliau. Sebutlah misalnya pembentukan
PERSAMIL ( Persatuan Muballigh Luwu ) yang beliau gagas telah menjadikan pengembangan
dakwah di Luwu kala itu sampai dengan sekarang ini berjalan secara sistematis, dinamis dan
jauh dari kepentingan individu. Beliau juga tercatat sebagai salah satu penggagas utama
berdirinya STAIN Palopo secara otonom yang pada tahun 90-an masih berstatus sebagai kelas
jauh Fakultas Ushuluddin IAIN Alauddin ( sekarang : UIN Alauddin ). Bukan hanya kepentingan
ummat islam saja yang beliau akomodir, ummat agama lain pun merasakan bagaimana
ketokohan Prof.DR.H.M.Iskandar telah mampu membuat ketenangan bathin tersendiri
dikalangan ummat beragama. Gagasan almarhum untuk membentuk Forum Komunikasi Antar
Umat Beragama ( FKAUB ) Luwu, secara jelas menggambarkan betapa beliau ingin
menunjukkan kepada kita semua tentang bagaimana caranya menjunjung tinggi dan
menghargai sebuah kondisi pluralisme di Tana Luwu. Sepertinya memang beliau terlahir untuk
menjadi salah satu sosok penggerak dan pengemban amanah dakwah di daerah ini, kegigihan
dan komitmen beliau terhadap pengembangan dan kemajuan gerakan dakwah tidak pernah
pudar meski dalam kondisi yang sangat terpuruk sekalipun. Bagi beliau, tidak ada kata
menyerah dan putus asa dalam berdakwah. Ada saja ide menarik dan terbaru yang beliau
sampaikan terkait dengan upaya pengembangan gerakan dakwah, contoh sederhana yang
beliau telah lama terapkan adalah dengan mewajibkan para mahasiswa yang dididiknya untuk
melaksanakan kegiatan ceramah, khutbah dan pidato sebanyak 30 kali ditempat berbeda
sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa yang akan menghadapi ujian komprehensif atau ujian
meja. Resep lainnya yaitu, beliau mewajibkan para mahasiswanya menghafalkan salah satu
surah dalam Al-Qur`an yang merupakan dalil naqli dari gerakan dakwah.
Makanya tak heran diantara ratusan bahkan mungkin ribuan anak didik beliau yang
sudah menghafal diluar kepala sejumlah ayat-ayat yang terkat dengan dakwah. Rupanya resep
sederhana tersebut sangat mempan dan sangat membantu para anak didik beliau dalam
menghadapi tantangan dan harapan masyarakat terhadap lulusan STAIN Palopo. Sewaktu
memimpin STAIN Palopo, almarhum bahkan pernah menggaungkan slogan ” Panca Sukses ”
dan ” Panca Bina ” yang semuanya diorientasikan pada peningkatan kualitas lulusan dari
STAIN Palopo. Ide cemerlang lain yang penulis cermati dari sosok almarhum adalah gigihnya
beliau memperjuangan agar di STAIN Palopo dapat berdiri sebuah media pengembangan
dakwah yang dapat membantu mempercepat arus informasi dakwah kepada ummat, dengan
alasan yang beliau kemukakan bahwa sudah saatnya dakwah harus menggunakan pola
modern dan elegant agar mudah dicernah oleh ummat dan agar umat islam tidak ketinggalan
perkembangan teknologi informasi. Akhirnya di tahun 2003, keinginan almarhum akan
berdirinya sebuah radio dakwah terwujud juga meski radio yang kini berlabel Al-Hikmah
tersebut belumlah maksimal melakukan gerakan penyiaran dakwah sebagaimana yang beliau
impikan. Ironisnya, radio Al-Hikmah tersebut justru lebih mengedepankan pemutaran lagu-lagu
mancanegara dibanding dengan lagu nasyid atau lagu-lagu bernuansa islami. Seperti yang
tertera dalam Company Profile radio Al-Hikmah, justru porsi lagu-lagu bernuansa islami berada
pada urutan ketiga, dengan persentase hanya 20 persen saja. Bukan hanya di STAIN Palopo,
ketika menjadi rektor Universitas Andi Djemma Palopo, beliau juga telah merencanakan untuk
membangun media komunikasi dakwah bagi mahasiswa agar gerakan dakwah benar-benar
dapat membumi.
Prof. DR. H. Muhammad Iskandar tokoh yang tak asing pada semua kalangan di
Tanah Luwu beliau memiliki jenjang karir berbagai aspek kehidupan sosial banyak ilmu dan
petua bijak bisa dibuat referensi untuk pertumbuhan nalar baik dari aspek budaya pendidikan
dan haluan tanah Luwu. Beliau lahir di Bajo 15 Desember 1944 dan wafat di Makassar 21
November 2009. Beliau juga sepebagi professor pertama di tanah Luwu yang tinggal Luwu.
Beliau pernah menjadi Ketua STAIN Palopo kemudian menjadi IAIN Palopo banyak
mencetak kader intelektual kemudian menjadi pelangsung amal jihad beliau sampai sekarang al
: Prof. Nihayah dan Prof. DR Sattu Alam, Prof. DR Abdul Pirol dll.
Beliu pernah menjabat sebagai ketua Persamil kabupaten Luwu melahirkan kader
Mubaligh handal sebagai blower dakwah dan edukasi publik. Catatan penting yang saya
dapatkan karena begitu pedulinya terhadap kesejahtraan Mubaligh beliau mengusulkan agar
mubaligh diberi kesejahteraan melalui APBD di masa pemerintahan Bupati DR. H. Kamru
Kasim SH.MH namun rencana beliau saya sarankan untuk tidak dilakukan sebab bahaya jika
mubaligh hidup dari gaji. Lanjut saya katakan bahwa kesejahteraan Mubalig itu berasal dari
harta orang bersyukur menjadi tanggungjawab partisipatif umat. Dengan terbuka beliau
mengalah dengan bijak.
Beliau penggagas Trisukses pendidikan yang bermotto pendidikan sukses karena
aspek rumah tangga, lingkungan dan sekolah. Bersama Drs. H. Masri Bandaso bahkan
diperlukan lahirnya wacana Dewan Mahkamah Pendidikan.
Beliau bijak dalam dalam segala hal termasuk menyikapi pertentangan figh teringat
beliau ketika maraknya aliran LDDI, Ingkarusunnah oleh gerakan Masuriyah dll beliau selalu
berpesan agar jangan larut dengan pertentangan sebab dalam prioritas hukum ada hukum
prioritas beliau maksudkan Islam sebagai agama rahmatanlilalamin harus dinikmati oleh semua
golongan termasuk agama lain hingga beliau diperhitungkan menjadi ketua KAUB kerukunan
Antar umat Beragama.
Beliau sangat memahami ilmu Putorologi yang sempurna maka tidak berlebihan jika
saya menilai bahwa Prof. DR H. Muhammad Iskandar adalah Making of Luwu sekaligus the
Founder and defenders Nation of Luwu sebagai penggagas pengawas pengantar serta
pembela peradaban Luwu.
Beliau orangnya flural kultural dan sangat moderat dalam mengemban misi dakwah.
Beliau seharusnya menjadi Literasi pikiran untuk pertumbuhan masa depan tanah Luwu juga
seharusnya menjadi pusaka hidup generasi dengan istilah Al-Quran aayatul mulqihi sebagai
referensi untuk berkemajuan.
Demikian cuplikan profil seorang tokoh yang selalu dirindukan. Wassalam.