Anda di halaman 1dari 6

DAKWAH LINTAS BUDAYA GUS MIFTAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Dakwah Lintas Budaya

Dosen Pengampu : SITI SOLIKHATI

Di susun oleh :

Moch. Sahrul Afif (1701036078)

MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

TAHUN 2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dakwah yaitu suatu usaha untuk mengajak seseorang kearah yang lebih baik, baik
kepada individu maupun masyarakat. Dalam berdakwah terdapat unsur-unsur atau
komponen yang ada dalam proses berdakwah dua diantaranya yaitu da’i dan mad’u.
Dakwah dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja dan kepada siapa saja. Dakwah
disampaikan oleh da’i kepada mad’u dengan menggunakan berbagai media dan metode
agar tercapai tujuan dakwah. Latar belakang mad’u yang berbeda-beda menjadi tantangan
tersendiri bagi da’i agar tujuan dakwah tetap tercapai. Dakwah seperti itu disebut dengan
dakwah lintas budaya. Pada hakikatnya dakwah lintas budaya yaitu merupakan dakwah
yang dilakukan da’i kepada mad’u yang mempunyai latar belakang yang berbeda
misalnya perbedaan budaya.
Budaya merupakan keseluruhan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang
merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota masyarakat
tertentu. Salah satu budaya yang menyimpang dari ajaran agama Islam yaitu adanya
kelab malam atau dunia hiburan malam yang sudah menjadi budaya anak muda jaman
sekarang. Gus Miftah merupakan salah satu da’i yang berdakwah dengan cara berbeda
dengan da’i lainnya yaitu dengan cara berdakwah di kelab-kelab malam dengan jamaah
yang berpakain seksi. Dalam berdakwah, ia memiliki cara tersendiri dengan menyasar
tempat-tempat yang dianggap kotor. Dakwah yang disampaikan oleh Gus Miftah
merupakan bentuk dakwah lintas budaya dimana terdapat perbedaan budaya antara da’i
dan mad’u. Selain itu, dalam dakwahnya terdapat perbedaan pemandangan pengajian
yang kontras dengan pengajian pada umumnya karena jemaahnya berpakaian seksi. maka
hal itu menarik untuk dikaji dalam pembahasam makalah ”Dakwah Lintas Budaya Gus
Miftah”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian budaya menurut para ahli?
2. Bagaimana fenomena dakwah di club malam?
3. Bagaimana profil Gus Miftah?
4. Bagaimana pendapat para ulama tentang dakwah lintas budaya Gus Miftah?

1. Pengertian Budaya Menurut Para Ahli

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, beberapa definisi tentang
budaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu menurut;

• Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu


yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

• Herskovits, memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

• Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu


pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

• Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya


terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

• Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan
cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu
sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
2. Fenomena Dakwah Di Club Malam oleh Ustad Miftah Maulana Habiburrahman (Gus
Miftah)

Berita Diambil Dari Detik.com

Gus Miftah. Foto: Dok. Boshe VVIP Club

Sleman - Dakwah KH Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah di dunia remang-remang menuai
kontroversi, jadi polemik. Menanggapi hal itu, Gus Miftah siap disalahkan karena ini jalan yang pilihnya.
"Jika acara di Bali kemarin jadi kontroversi, saya nggak apa-apa. Ini caraku, ini jalanku, ini metodeku,
silakan salahkan saya, tapi jangan halangi mereka (pekerja hiburan dan dunia malam) untuk kembali
bermesraan dengan Tuhan," ujar Gus Miftah saat ditemui wartawan di Ponpes Ora Aji yang diasuhnya di
Kalasan, Sleman, Rabu (12/9/2018).

Gus Miftah tidak menampik ada sebagian masyarakat yang memandang para pekerja hiburan dunia
malam adalah orang-orang berkepribadian negatif."Dicap negatif, kaum marjinal, tapi selalu saya katakan
orang baik itu punya masa lalu, dan orang jelek punya masa depan. Jadi kita jangan jadi hakim," ujarnya.
Saat ini, banyak manajemen klub malam yang memintanya lebih rutin mengisi kajian agama. "Ada yang
japri saya, kok lama nggak kelihatan, lama nggak isi kajian. Jadi saat ini banyak yang welcome, beda
saat awal-awal dulu harus berkomunikasi dengan kanan-kiri sebelum diizinkan," imbuh Gus Miftah.

Lebih lanjut dia juga menegaskan dia tidak berniat melacurkan agama atas jalan dakwah yang dijalaninya
itu.
"Saya dianggap melacurkan agama, kepentingan ekonomi, tidak. Saya berangkat (dengan) biaya sendiri,
konsumsi sendiri, tidak ada urusan masalah uang, sama sekali tidak ada. Benar-benar murni dakwah.
Kalau tidak percaya silakan dikonfirmasi ke mereka," tegasnya.

Link Berita;

https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4209492/dakwahnya-di-klub-malam-jadi-polemik-gus-miftah-
ini-caraku-jalanku
3. A. Profil Gus Miftah

Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan panggilan Gus Miftah
merupakan seorang pendakwah yang sempat viral di sosial media karena video saat dirinya
sedang berdakwah ditempat lokalisasi atau dunia malam. Ia lahir di Lampung pada tanggal 5
Agustus 1981. Meskipun lahir di Lampung, ia dibesarkan di daerah Ponorogo, Jawa Timur. Ia
berasal dari Organisasi Nahdlatul Ulama dan memiliki pondok pesantren di daerah Sleman,
Yogyakarta yang dikenal dengan Pondok Pesantren Ora Aji. Banyak santri Gus Miftah yang
berasal dari tempat lokalisasi yang ingin bertaubat.

Perjalanannya menjadi Ulama di mulai sejak melanjutkan kuliah di Yogyakarta, tepatnya


di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada tahun
2000-an, ia mulai berdakwah ke daerah lokalisasi di seluruh Jogja. Berawal ketika ia melakukan
Shalat Tahajjud di Masjid sekitar lokalisasi Pasar Kembang (Serkem). Selesai shalat, muncul
inspirasi untuk berdakwah ditempat lokalisasi tersebut. Tidak hanya di Jogja, beberapa kota juga
ia datangi. Aktivitas dakwahnya banyak ia abadikan di media sosial seperti Youtube. Ia memiliki
Youtube yang diberi nama dengan “Gus Miftah Official”.

B. Menelaah Dakwah Gus Miftah

Ceramah Gus Miftah sambil mengajak pengunjung klub malam melantunkan sholawat
secara bersama-sama di Boshe Bali menjadi viral. banyak kalangan baik dari pihak ulama, ustadz
, ikut berkomentar menanggapi dakwah di klub malam itu. Ada yang mendukung dan ada pula
yang menolak. Mereka yang menolak, terlalu lekat dengan pandangan kalau dakwah umumnya
dilakukan di masjid atau majelis-majelis yang memang lazim sebagai tempat untuk ceramah.
Sholawatan hendaknya dilantunkan dengan pakaian yang sopan, bukannya dengan jamaah yang
pakai rok mini.

Sementara mereka yang mendukung mengatakan, sebab dakwah itu dilakukan tak
mengenal untuk siapa dan di mana. Selagi di tempat itu ada hati manusia, maka dakwah pun bisa
dilakukan. Sebagai sesama manusia, kita harus senantiasa saling mengajak dalam kebaikan.
Manusia di dunia malam tetaplah manusia. Hari ini belum kenal Tuhan, moga-moga esok lusa
akan kenal baik dengan Tuhannya. Sebagaimana Gus Miftah dalam wawancara ,mengutip pesan
di makam Sunan Drajat yang juga menjadi motivasinya dalam dakwah di dunia
malam: “Berikanlah pakaian kepada orang yang telanjang. Dan berikanlah tongkat kepada
mereka orang buta.”

Berbeda adalah hal yang lumrah dalam setiap gerakan. Namun, yang amat disayangkan
banyak dari mereka yang kontra dengan dakwah di dunia malam, malah menyerang Gus Miftah.
Tak jarang, sampai dijelek-jelekkan. Padahal, dakwah di dunia malam atau tempat “remang-
remang” itu tak mudah . Butuh keimanan dan tekad yang kuat. Sebab, ancaman fisik pun
terkadang datang. Sebagaimana cerita dari Gus Miftah sendiri di berbagai kesempatan, waktu
awal-awal dakwah di lokalisasi Pasar Kembang (Sarkem), dia bahkan sempat diancam dibunuh
oleh preman setempat. Namun, karena keteguhannya, dia bisa terus berdakwah di dunia malam
hingga saat ini. Sebenarnya, ada banyak ustadz-ustadz yang juga sering melakukan dakwah di
dunia malam. Semisal, Derry Sulaiman yang juga sering dakwah di klub malam tempat dia dulu
sering manggung sebelum hijrah.

Dakwah di tempat demikian tak mudah. Butuh tekad yang kuat dan niat yang lurus.
Pasalnya, berbagai godaan kenikmatan yang mengguncang keimanan berkumpul di tempat
semacam itu. Hiburan, minuman keras, dan godaan yang amat mengguncang hati lelaki:
perempuan. Saya hanya mau menyampaikan, bahwa Gus Miftah, Derry Sulaiman, dan ustadz-
ustadz yang berdakwah di dunia malam (tentu dengan cara yang baik), perlu diapresiasi. Belum
tentu semua pendakwah mampu melakukannya. Bahkan, kalau pun mampu, belum tentu bisa
diterima dengan baik oleh para pekerja dunia malam.

4. Pandangan Para Ulama Tentang Berdakwah DiClub Malam

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa’adi

“Menurut saya dakwah di tempat seperti itu nilainya lebih mulia dari pada dakwah di tempat yang baik
dengan komunitas yang baik tapi isi dakwahnya mengajak kepada kejahatan, penuh dengan ujaran
kebencian, fitnah dan mengadu domba antarkelompok masyarakat,” tutur Zainut.

Menurut Ustad Abdul Somad

“innamal A’Malu Binniyat” Segala perbuatan dengan niat. Saya ini mengajak manusia kejalan allah atau
bukan? Tanya ke jamaah. Beliau menjawab “bukan” karena disini orang baik baik, tapi ada orang yang
mengajak orang dari jalan setan kejalan allah, saya tidak bisa menghukum ini betul ini tak betul karena
saya tidak mengetahui kronologinya seperti apa, tetapi jika ada orang tak baik trus diajak ke baik itu hal
yang baik. Orag yang tidak berjilbab diajak berjilbab orang yang ta paham solawat diajaknya bersolawat.
Kesimpulannya semuanya tergantung dengan niatnya”

Menurut Buya yahya

“Yang Pertama Semua orang perlu mendapatkan dakwah entah itu di tempat lokalisai atau didiskotik
ditempat judi atau yang lainya.Kedua, Bagi para ulama yang berdakwah ditempat tempat seperti itu harus
ditata benar benar dengan niatnya yaitu amar makruf nahi mungkar karena sulit dan tidak sembarang
orang yang mampu berdakwah disana dan tantanganya berat. Ketiga, Jangan pernah Melakukan hal hal
ini demi ketenaran karena memang dizaman sekarang orang orang memilih jalan yang terlihat aneh demi
mendapat ketenaran”

Buya Yahya juga menambahi “Kita sebagai umat rasulluah haruslah senantiasa huznudhon dan mari kita
doakan orang orang yang dipilih allah untuk berdakwah dilingkungan kotor seperti itu mendapatkan
keiklasan dihatinya dan diperkuatkan imannya.

Anda mungkin juga menyukai