Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH DAKWAH DALAM PENDEKATAN ETNOGRAFI DI

INDONESIA

Ridha mutiara hariyani


Mutiararidha389@gmail.com
Universitas Islam Negri Imam Bonjol Padang
Vivi oktavia
Oktviavivi368@gmail.com
Universitas Islam Negri Imam Bonjil Padang
Rahmi juni putri
rahmirahmijuniputri@gmail.com
Sarwan*
Universitas Islam Negri Imam Bonjol Padang
Sarwanma@uinib.ac.id

*Author Corresponding

ABSTRAK
Dakwah merupakan seruan kepada umat manusia untuk mendekatkan diri
kepada Allah dan mengarahkan ke jalan yang lebih positif, sehingga manusia
tidak berbuat kemaksiatan lagi. Sejarah dakwah adalah perjalanan di masa lampau
dalam upaya menyeru dan mengajak umat manusia kepada Allah SWT. Dalam
perjalanan dakwah, pendekatan melalui kebudayaan memiliki peranan penting.
Dakwah tidak dapat terlepas dari masa lalu dan budaya.Metodologi penelitian
perpustakaan digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan materi,
termasuk dari sumber jurnal online. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
pendekatan etnografi dengan metode analisis data kuantitatif. Etnografi adalah
tulisan atau laporan hasil penelitian tentang suatu suku atau budaya. Tujuan
penelitian etnografi adalah mendeskripsikan karakteristik budaya pada individu
atau kelompok masyarakat.
Pendekatan etnografi juga digunakan dalam dakwah baik pada masa lalu maupun
saat ini, termasuk di Indonesia. Karena Indonesia kaya akan kebudayaan,
pendekatan etnografi sangat relevan dalam dakwah. Salah satu contohnya adalah
dakwah yang dilakukan oleh salah satu wali songo, yaitu Sunan Kalijaga, melalui
seni wayang kulit. Wayang kulit menjadi media dakwah di Jawa dengan
menggambarkan pelaksanaan agama Islam secara utuh, termasuk ajaran tentang
shalat, zakat, puasa, dan haji. Sunan Muria juga menggunakan wayang dan
gamelan sebagai pendekatan etnografi dalam berdakwah.
Di Minangkabau, etnis Islam juga meninggalkan jejak melalui musik
saluang. Musik saluang yang dipengaruhi oleh tilawah sangat berguna dalam
proses dakwah di Minangkabau. Pesan-pesan keagamaan Islam dapat disampaikan
kepada masyarakat Minangkabau melalui keindahan musik dan keterampilan
bermain saluang. Lagu-lagu indang di Minangkabau juga memiliki pesan-pesan
agama Islam, dan dalam zaman dahulu, lagu-lagu tersebut tidak mengandung
unsur etnis dalam liriknya. Pendekatan etnografi merupakan salah satu cara yang
banyak digunakan dalam dakwah di Indonesia. Keanekaragaman budaya
Indonesia membuka peluang untuk menyampaikan dakwah melalui pendekatan
etnografi. Pendekatan ini telah dilakukan sejak zaman wali songo. Sunan Kalijaga
menyampaikan dakwah dengan cara unik melalui pendekatan etnografi
menggunakan wayang kulit, dan Sunan Muria juga berdakwah melalui
pendekatan etnografi dengan lagu-lagu yang mengandung pesan-pesan pengajaran
Islam.
PENDAHULUAN
Dapat dipahami bahwa dakwah merupakan ajakan, seruan kepada umat
manusia untuk lebih dekat kepada Allah. Dakwah merupakan usaha manusia
untuk mengajak manusia lain untuk mengarah ke jalan yang lebih positif. Agar
manusia tidak berbuat kemaksiatan lagi.
Sejarah dakwah merupakan peroses perjalanan dakwah dimasa lampaui,
bagaimana perjalanan dakwah itu di masa lalu, rintangan, tantangan dan strategi
apa yang dilakukan untuk berdakwah dimasa lampau. Sejarah dakwah dapat
diartikan sebagai perjalanan dimasa lampau dalm upaya menyeru, memangil dan
mengajak umat manusia kepada Allah SWT. Mengenalkan pada mereka tentang
islam dan bagaimana cara menjadi muslim yang baik.
Etnografi merupakan suatu tulisan atau laporan mengenai hasil penelitian
tentang suatu suku atau budaya. Perjalanan dakwah juga tidak terlepas dari
pendekata-pendekatan melalui kebudayaan. Dari dulu dampai sekarang dakwah
tidak dapat terlepas dari masa lalu dan juga kebudayaan(Fadil, 2020).
Pada umumnya, kebudayaan ini terdapat di setiap daerah pelosok negeri
dengan bentuk dan ciri khas yang berbeda-beda, salah satu contohnya yaitu
kebudayaan yang terdapat di masyarakat Jawa. Ditinjau dari sejarahnya,
kebudayaan ini diwarisi oleh ajaran agama nenek moyang yang notabene masih
beragama Hindu-Budha, maka yang diwariskan oleh ajaran nenek moyang ini
adalah kebudayaan dari akulturasi dua agama yaitu Hindu-Budha, atau lebih
dikenal dengan sebutan kejawen.
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bida terlepas dari seni. Nilai-nilai
Islam bisa diterjemahkan dalam berbagai metodologi,di Indonesia sendiri
Perjalanan dakwah juga tidak terlepas dari penyebaran melalui kebudayaan, yang
mana penyebaran dakwan di Indonesia melalui budaya-budaya salah satunya
melalui seni. Dengan syair-syair qasidah yang baik, diharapkan orang bisa
mencintai agamanya dan juga dengan seni-seni lainya seorang bisa
menyampaikan pesan-pesan agama.
Penyebaran islam melalui pendekatan kebudayaan di Indonesia dilalukan
olehsalah seoarang dari wali sunggo. Yaitu Sunan Klijaga, beliau menyebarkan
islam melalui keunikan terrsendiri dan memiliki krakteristik yang berbeda dari
ulama lainya, beliau mengunakan cara pendekatan islam melalui pendekatan
sosial budaya agar dapat dikenal secara mendalam dan dapat dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Jenis penelitian kualitatif deskriptif, sedangkan
spesifikasi penelitian adalah etnografis karena mendeskripsikan suatu
kebudayaaan yang bersumber dari karya pada suatu wilayah tertentu,
sedangkan teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Simpulan penelitian; Sunan Kalijaga merupakan ulama yang
memiliki keunikan tersendiri untuk menyebarkan dakwah, di saat ulama lain
hanya mengunakan cara ceramah beliau berdakwah melalui media seni suara dan
pertujukan yang Cuma tidak sebagai media tontonan semata tapi juga pertunjukan
yang memiliki makna dan pengajaran keagamaan. Dengan cara itulah beliau
meyakinkan seseorang untuk meyakini dan memeluk islam dengan segala aturan
dan prilakunya. Beliau mampumemasukan nilai-nilai islam ,Al-Qur’an dan Hadis
pada kebudayaan dan adat yang sudah tertanam dalam masyarakat pada saat itu,
dengan menyisipkan ajaran agama dalam dakwah sangat mempermudah dalam
berdakwah.
METEDOLOGI
Kami mengunakan metodelogi penelitian perpustakaan. Yang mana data-
data yang kami peroleh dari perpustakan yang sesuai dengan materi kami dan
kami juga mendapatkan data-data dari sumber jurnal online yang berhubungan
dengan materi yang kemudian kami menganalisis data yang kami dapatkan
dengan analisis data kuantitatif dengan pendekatan etnografi. Medel etnografi
merupakan penelitian yang memiliki tujuan untuk mendeskripsikan krakteristik
kulturyang dapat dalam individua tau kelompok masyarakat.
TEORI
A. Sejarah Dakwah
Kata sejarah mengandung arti masa lampau atau suatu perisriwa dimasa
lampau sedangkan Dakwah secara epistimologi berasal dari kata da’a yad’u
dak’watan yang berarti menyeru, memangil, mengajak (Ilaihi, 2018). secara
umum pengertian dakwah adalah pangilan dan seruan kepada umat manusia untuk
menuju kejalan Allah. Mengajak manusia untuk mengerjakan perinyah Allah dan
meningalkan larangan Allah.atau seruan, pamgilan dan ajakan kepada Islam.
Dapat kita artikan sejarah dakwah adalah peroses perjalanan mengajak,
menyeru dan memangil umat manusia dimasa lampau hingga sekarang untuk
mengajak umat manusia lebih dekat dan mengenal Allah SWT, perjalannan
dakwah itu baik pada masa kejayaan ataupun kemunduran baik dakwah di terima
dengan baik ataupun dakwah di tentang.

B. Unsur-unsur dakwah
Unsur-unsur di dalam dakwah sangatlah penting dalam peroses dari
dakwah itu sendiri jika tidak ada unsur-unsur di dalam dakwah maka tidak bisa
dakwah di jalankan karena unsur-unsur dalam dawak menjadi pokok utama dalam
berdakwah. Adapun unsur-unsur dakwah yaitu:
a. Da’i merupakan subjek dari dakwah karena da’I nantinya yang akan menjadi
pelaku dari dakwah, M. Natsir mengatakan bahwa kepribadian dan akhlak seorang
da’i merupakan penentu keberhasilan seorang da’i(Hidayat, 2013).
b. Ma’’u yaitu obejek dari dakwah. Mad’’u yaitu setiap manusia yang menjadi objek
dan sasaran dari dakwah itu.sebagaimana firman Allah dalam Qur’an as-Saba
34:28
ۤ
ِ َّ‫اس بَ ِش ْيرًا َّونَ ِذ ْيرًا و َّٰل ِك َّن اَ ْكثَ َر الن‬
َ‫اس اَل يَ ْعلَ ُموْ ن‬ َ ‫َو َمٓا اَرْ َس ْل ٰن‬
ِ َّ‫ك اِاَّل َكافَّةً لِّلن‬
Artinya:”Dan kami tidak menjadikan engkau (Muhammmad), melainkan kpada
semua umat manusia sebagai pembawaan berita gembira dan sebagai peringatan,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengaetahuianya”.
c. Materi dakwah yang menjadi materi yangakan di sampaikan dalam peroser
dakwah. Seorang da’I harus memiliki pengetahuan yang sangat banyak yang akan
di jadikan materi dari dakwah yang tentunya tidak terlepas dariAl-Qur’ann dan
Hadis. Materi dari dakwah harus sesuai dngan objek dari dakwah sehinga materi
yang di sampaikan tepat sasaran dan bermanfaat.
d. Metode dakwah merupakan cara-cara seorang da’I dalam menyampaikan
dakwahnya. Dakwah yang baik dapat kita ambil dari cara berdakwah Rasull dan
umat muslim terdahulu. Kita dilarang berdakwah dengan cara yang keras atau
memaksa mad’u untuk mengikuti kita.
e. Tujuan dakwah tentulh untuk mengajak umat manusia agar lebih dekat dengan
Allah SWT. Dan untuk mewujudkan cita-cita ideal masyarakat untuk mewujudkan
kebahagian dunia dan akhirat. M.Natsir mengemukakan bahwah tujuan dari
dakwah itu ialah mengharapkan ridho dari Allah SWT agar tercipta kebahagian
hidup dunia dan akhirat dan hal ini sesuai dengan firman Allah SWT QS Ad-
dzariat ayat 56. Terjemahnya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah”(Hidayat, 2013).

C. Pendekatan Etnografi Dakwah

Pendekatan etnografi menjadi pendekatan yang sangat efektif untuk memperoleh


gambaran yang jelas akan komonitas dakwah . dengan adanya pendekatan
etnografi kita dapat mengingkap berbagai gejala sosial yang berkaitan dengan
kehidupan sebagai sasaran dari dakwah(usman jasad, 2022). Etnografi merupakan
penelitian yang terdapat dalam individua atau kelompok yang memiliki tujuan
untuk mendeskripsikan krakteristik kultur yang terdapat dalam individua tau
kelompok masyarakat(ima, 2020).
Etnografi merupakan suatu tulisan atau laporan mengenai hasil penelitian
tentang suatu suku atau budaya. Perjalanan dakwah juga tidak terlepas dari
pendekata-pendekatan melalui kebudayaan. Dari dulu dampai sekarang dakwah
tidak dapat terlepas dari masa lalu dan juga kebydayaan(Fadil, 2020). Baik pada
zaman dulu maupun zaman sekarang banyak dakwah di sampaikan dengan
metode melauli pendekatan etnografi termaksud di Indonesia. Karena Indonesia
itu sendiri kaya akan kebudayaan maka jika dakwah di lakukan dengan
pendekatan etnografi tentu sangat singkron.
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
1. Pendekatan Dakwah di Jawa
Penyampaian dakwah yang dilakukan dengan pendekatan etnografi
dilakukan oleh salah seorang wali songo yatu Sunan Kali Jaga. Beliau ulama yang
memiliki keunikan teresendiri dalam peroses penyampai an dakwahnya, dikatakan
unik karena disaat yang lain berdakwah dengan car ceramah beliau berdakwah
melalui media seni suara dan seni pertunjukan yang todak hanya sebagai media
tontonan saja tetapi juga media Pendidikan yang mengandung makna dan
Pendidikan agama islam. Denga cara itu beliau meyakinkan seseorang untuk
memeluknislam dan mengerjakan perintah Alllah SWT. Beliau memasukan nilai-
nilai Al-qur’qn dan Hadis pada kebudayaaan dan adat yang sudah tertanam dalam
masyarakat pada saat itu dengan menyisipkan ajaran islam sangat memudahkan
dalam penyampaian dakwah.
Wayang kulit menjadi media dakwah di jawa yang mana wayang kulit
mengunakan wayang sebagai media dakwah. Di dalam wayang kulit dijelaskan
bagaiman sholat, zakat, puasa dan haji. tokoh wayang tersebut merupakan
gambaran pelaksanaan agama Islam secara utuh. Maka, Pan- dawa adalah simbol
kesatuan ritual agama yang tak dapat dipisah-pisahkan(Endraswara, 2018) dan
melalui pertunjukan wayang itulah ajaran islam berkembang dan banyak di kenal
di jawa karena penyampaian nya yang tidak membosan kan tetapi menhibur
Dan dakwah di jawa dikembangkan selain dengsan wayang juga di
kembangkan dengan nyanyia-nyanyiaan Lagu Rakyat: Dakwah Membersihkan
Hati yang mana setiap bulan puasa boleh dikatakan “hujan dakwah” karena
banyak nyanyian-nyanyian islam yang berisikan kalimat-kalimat(Endraswara,
2018). Dan juga zikir dan shalawat-shalawatan .
Selain sunan kali jaga Sunan Muria juga berdakwah melalui kesenian
dengan wayang dan gamelang (rahayu basuki, n.d.). belia juga menyediakan
dakwah dalam entuk nyanyian nyanyian yang di jadikan dakwah dnamakan
“sinom” dan “kinanti” yang isi nyanyinya berkisahkan mengenai ajaran-ajaran
islam dan sruan untuk memeluk islam. Berdakwah melaui kesenian sanga pesat
berkembang pada masa itu bahkan sampai sekarang dapat dikatakan berdakwah
dengan cara kesenian sangat banyak diminati.

2) Pendekatan Dakwah di Minangkabau


Pada saat sekarang ini dakwah juga banyak di sampaikan dengan
pendekatan etnografi seperti nyanyi religi, ceramah agama dengan unsur-unsur
kebudayaan, film-film religi dan masih banyak contoh yang lainnya. Dan dalam
masyarat juga banyak di terapkan ajaran islam dalam kebudayan masyarat seperti
pada saat akekah, dan di minang seperti salawek dulang atau disebut juga dengan
selawat dulang. Salawk dulang adalah menceritakan kehidupan nabi
Muhammmad SAW yang berkaitan dengan persoalan agama islam dengan di
iringi irama nyanyian ketuhanan jari pada dulang atau piring logam besar itu.
Selain itu di minang pendekatan dakwah dengan budaya adalah makan bajamba
dan banyak lagi dakwah dan ajaran islam di masyarakat yang di kaitkan dengan
ajaranislam dan dakwah.
Yusaf Rahman mengatakan Randai berasal dari bahasa Arab yaitu rayan-
li-da-Lyang sangat dekat dengan kata da-i ahli dakwah dari gerakan tarekat
Naqsyabandiyah (zukifli dkk, n.d.). unsur-unsur randai pada dasarnya berupa
cerita, dialog, dan acting, di sertai gurindam dan tarian. Di dalam randai berisikan
cerita-cerita rakyat miang kabau yang dekat dengan pengertian dakwah islam
yang mana minang kabay kental dengan ke isleman dan filsafah hidup orang
miang juga di kaitkan dengan islam “ adek basandi sarak sarak basandi
kitabullah”
Di minang juga dikembangkan dakwah dengan cara nyanyian-nyanyian
sama dengan haknya di jawa. Zainuddin al-Ma'bari, ahli sejarah Islam abad ke-15
M menyatakan bahwa keberhasilan keberhasilan dakwah islam tidak dapat
terlepas dari pembacaan kisah Nabi Muhammmad SAW,yang di nyanyikan
dengan indah dan masih sering dinyanyikan sampai sekarang(Budaya, 2021). dan
di minang kabau jejak-jejak etnis islam .juga dapat didefenisikan dalam salung
minang yang mencerminkan pengaruh tilawah pada music local salang sangat
berguna dalam peroses dakwah minag karena salung sangat banyak digunakan
dalam acara-acara keagamaan, pesan-pesan keagamaan islam dapat disampaikan
kemasyarakat Minangkabau melaui keindahan music dan keterampilan bermain
salung.
Lagu-lagu indang diminang kabau bisa dikatakan tidak banyak hanya satu
jenis lagu saja yang di ulang-ulang dari awal sebuah ceriata sampai akhir cerita.
Dalam nyanyian lagu zaman dahulu diminang kabau dulu nya hanya berisi ajara-
ajaran agama idak mengandung etnis di dalam nyanyiannya(erdiwar,dan
minawati, 2018). Indang diminang kabau yang di tampilkan di surau-surau
sebagai media dakwah yang disisipkan melalui kesenian. Indang sangat disukai
masyarakat minang karena indang tidak membosankan bagi mereka dan banyak
sekai penikmat kesenian indang ini, dan yang menjaadi penikmad indang ini
adalah murid-murid surau dan masyarakat luas sehinga mereka data mengetaui
menganai ajaran isam dengam memperhatikan pesan-pesan yang terkandung di
dalam indang.
KESIMPULAN
Dakwah merupakan ajakan, seruan dan pangilan ke jalan Allah stw.
Meningalkan larangan Allah dan megerjakan perintah Allah. Tujuan dakwah tentu
mengajak umat manusia agar lebih dekat dan mengenal Allah. Di dalam dakwah
terdapat beberapa unsur terpenting di dalam dakwah yaitu: Dai, Madu, materi
dakwah, metode dakwah dan tujuan dari dakwah.
Di Indonesia banyak dakwah di sampaikan dengan melaui pendekatan
etnografi. Indonesia yang kaya dengan kebudayaan tidak menutup kemungkinan
dakwah akan lebih mudah di sampaikan dengan melalui pendekatan etnografi.
Dan akan lebih menarik jika disampaikan dengan cara pendekatan etnografi dapat
kita melihat bahwa pendekatan dakwah memalui etnografi sudah dilakukan sejak
zaman wali songo. Sunan kalijaga menyampaikan dakwah dengan keunikan nya
sendiri melalui pendekatan etnografi dengan menguakan wayang kulit dan Sunan
Muria juga berdakwah melaui pendekatan etnografi dengan nyanyia-nyanyian
yang mengandung pesan-pesan pengajaran islam.
Bukan hanya di jawa dakwah melalui pendekatan etnografi tetapi
diminang juga dilakukan deakwah dengan pendekatan etnografi. Berdakwah
dengan mamasukan nilai-nilai kebudayanan seperti di dalam randai yang brisi
derama dan tarian yang menyisip kan pengajaran islam di dalamnya dan juga pada
nyanyian-nyanyian yang berceritakan tentang kisah perjalanan hidup nabi
Muhammmad Saw. Seperti slawek dulang dan juga indang di surau-surau minang
yang berisi pesan-pesan keagamaan.
Berdakwah melalui pendekatan etnografi sangat banyak digunangakn
karena penyampaian dakwah melaui kebudayaan tidak membosankan dan juga
dapat dijadikan sebagai media hiburan dengan demikian orang banyak akan lebih
menikamati pesa-pesan yang disampaikan. Walaupun melaui kebudayaan tapi
tujuan dari dakawah dan pesn yang iongin di sampaikan dapat terssampaikan
dengan baik. Bukan hanya dulu saja orang berdakwah melalui pendekatan etografi
tetapi sampai sekarang masih banyak penyampaian dakwah melalui penddekatan
etnografi.
BIBLIOGRAFI

Budaya, tim komisi pembinaan seni dan budaya majlis ulama indonesia. (2021).
Prinsip dan panduan umum seni islam. republika penerbit.
Endraswara, suwardi. (2018). Filsafat hidup Jawa. cakrawala.
erdiwar,dan minawati, rosta dkk. (2018). Musik tradisional Minangkabau.
Fadil, A. (2020). Pendekatan Etnografis dan Psikologis dalam Studi Islam. Tafhim
Al-’Ilmi, 12(1), 18–36. https://doi.org/10.37459/tafhim.v12i1.4025
Hidayat, N. (2013). Pengantar Ilmu Dakwah. In Alauddin press.
Ilaihi, W. (2018). P. S. D. K. (2018). pengantar sejarah dakwah.
ima, faizah dan mocham. (2020). Model gerakan dakwah Muhammadiyah: Studi
etnografi di Kabupaten Sidiarjo Jawa Timur. 5.
rahayu basuki, yoyok. (n.d.). sunan muria (raden umar said). azhar publishing.
usman jasad. (2022). Sosiologi dakwah. Nas Media Pustaka.
zukifli dkk. (n.d.). Buku ajaran randai teater tradisional rakyat Minangkabau Sumatra
Barat. Gre publshing.

Anda mungkin juga menyukai