Anda di halaman 1dari 6

Kunjungan "Study Tour" ke Bandung

15 Desember 2016, tepat di tanggal itu sekolah kami mengadakan Kunjungan


Wisata ke Bandung selama 3 hari 2 malam. Kami berangkat pada jam 2 siang
menggunakan bus, ada 5 buah bus yang disediakan pihak sekolah untuk kami
siswa-siswi kelas X menuju kesana tak lupa juga dengan para dewan guru. Dari
jam 2 siang sampai menjelang shalat ashar, kami mampir ke masjid dan pom
bensin untuk shalat dan untuk mengisi bahan bakar bus. Kemudian,
melanjutkan perjalanan kembali sampai menjelang shalat maghrib, kami
mampir lagi ke masjid untuk shalat, sekaligus makan malam di sebuah restoran
kecil. Setelah shalat isya, kami melanjutkan perjalanan kembali.

Dengan waktu yang sudah tengah malam, kami beristirahat dan tidur di bus.
Ya, di bus. karena pihak sekolah tidak merencanakan untuk kami bermalam di
penginapan. Jika ingin berganti pakaian, kami akan mampir ke toilet. Waktu
sudah menunjukkan pukul 05.00 shubuh, kami bergegas mandi walaupun
bergiliran dengan hanya diberi waktu 20 menit, dan kami juga di instruksikan
berpakaian rapi berseragam lengkap seperti saat di sekolah. Setelah selesai
berpakaian, kami sarapan. Sarapan untuk kami para murid sudah ditentukan
porsinya masing-masing dengan adil. Sedangkan untuk para guru, bisa memilih
sarapan mereka sendiri sampai ke lauknya. “Kenapa kami para siswa tidak
begitu! padahal kami juga bayar”. Itulah yang kubatinkan saat tau hal itu, tapi
tak apalah daripada tidak diberi makan sama sekali. Kemudian kami berangkat
ke kunjungan pertama yaitu berkunjung ke perusahaan industri yang paling
terkenal di Bandung, yaitu PT. C59 (Caladi Lima Sembilan). Perusahaan yang
bergerak di bidang clothing ini sudah berdiri sejak tahun 1980 dimana
perkembangannya semakin pesat hingga sekarang.
Kami di ajak berkeliling ke dalam perusahaan itu untuk melihat-lihat, dan
mereka juga memberikan pengetahuan serta mengajarkan beberapa dari kami
teknik-teknik tertentu seperti bagaimana cara menyablon, printing short,
menjahit, dan masih banyak lagi. Sungguh suatu ilmu yang sangat bermanfaat
bagi ku dan teman-temanku.

Tak terasa, waktu sudah siang. Saatnya kami beristirahat dan makan siang.
Kali ini, kami diberi makan nasi bungkus dengan tidak ada tempat persinggahan
alias kami hanya makan di dalam bus atau di luar bus, dan itupun di pinggir
jalan. Sopir bus hanya meminggirkan busnya di pinggir jalan sementara untuk
menepi dan memberi waktu untuk kami makan, bahkan aku makan di belakang
knalpot bus dengan asap-asapnya yang mengepul mengenai makananku.
Selesai makan, kami berangkat lagi seperti mengelilingi kota Bandung. Kami
juga melewati ITB, kampus paling populer di Bandung.

Kami segera menuju ke kunjungan kedua yaitu Trans Studio Bandung.


Sungguh hal yang tak kusangka bahwa kami juga akan berkunjung kesini, aku
sungguh takjub karena ini pertama kalinya aku kesini. Mewah dan besar itulah
yang kata yang cocok untuk menggambarkan Trans Studio Bandung ini,
sungguh sangat-sangat keren! kami diberikan tiket satu-satu untuk masuk
kesana, kami melihat-lihat segala macam wahana permainan dan hiburan yang
ada disini. Tak lupa kami menyempatkan diri untuk berfoto juga.

Aku bersama teman-temanku, Yuni dan Ella. Mereka menemaniku untuk


melihat lihat segala jenis-jenis ikan dan berbagai macam wahana dan festival
yang sedang diadakan disini. Aku bersama dua temanku tersebut terpisah dari
rombongan sekolahku. Kami bertiga bersama satu orang guru satu persatu
memasuki wahana yang ada hingga sampai dimana kami menemukan rumah
hantu. Kami berempat lalu ikut mengantri untuk bisa masuk ke rumah hantu
tersebut dengan antrian yang sangat panjang, sampai akhirnya kami bisa
masuk.
Pertama kali kami di suguhkan dengan suasana seperti di kuburan dengan
suara cekikikan hantu, ya masih biasa biasa aja menurutku. Setelah itu, ada
pemandangan lukisan yang menyeramkan, awalnya aku kira lukisan itu biasa-
biasa saja. Tapi, saat ku pandangi terus, mata orang di dalam lukisan itu
ternyata langsung melotot kearahku. Aku sungguh kaget dan takut sekali, oke!
dari sini sudah mulai mengerikan.

Tiba-tiba ada cahaya lampu sorot mengarah ke dinding, ternyata itu


menunjukkan adanya pocong disitu. Setelah melewati itu, kami berjalan lagi
dan mengantri lagi dengan masih dalam antrian yang panjang, ternyata di
dalam sana masih ada antrian pikirku. Baiklah, maka kami juga ikut mengantri,
dan tibalah saatnya kami masuk lagi ke ruangan yang lain, kami menemukan
adanya bau menyan, sesajen, dan segala macamnya, dengan baunya yang
sangat menyengat. Kemudian kami masih berjalan terus ke dalam rumah hantu
itu, berbagai macam bisikan, cekikian, suara-suara menyeramkan menggumam
dimana-mana.

Tak terasa, 3 jam berlalu sejak kami mengantri sampai selesai ke rumah hantu.
Perasaan lega membuatku sedikit tenang karena akhirnya bisa keluar dari
rumah hantu ini. Beberapa menit berlalu, kami berempat masih menunggu
teman-teman yang lain. Siapa tau ada lagi di belakang kami yang belum keluar
dari sana. Hingga kami sadar, bahwa sebenarnya kamilah yang tertinggal
dengan rombongan yang lain. Alias kami ditinggalkan oleh siswa-siswi yang
lain, mereka sudah keluar dari Trans Studio Bandung ini. Kami yang tidak tahu
menahu jalan keluar Trans Studio Bandung yang sangat luas ini pun hanya bisa
panik, Ya Ampun! Bisa bisanya mereka meninggalkan kami. Kami benar-benar
panik bukan main. Bagaimana jika mereka benar-benar meninggalkan kami
pulang? Aku sungguh takut sekali.
"Pak Ahmad! Telpon yang lain dong pak! Cepet!" ucapku ke Pak Ahmad.

"Hp bapak kayaknya gak ada sinyal deh!" ucap Pak Ahmad dengan sedikit
panik.

"Yahh! terus gimana dong Pak?" tanya Yuni.

"Kita tanya-tanya satpam aja" jawab Pak Ahmad.

Kemudian bergegaslah kami berlari mencari jalan keluar, kami berusaha


mencari jalan keluar sendiri dulu. Lalu kami turun ke lantai 1, hanya melihat
beberapa petunjuk jalan “EXIT” kami selalu mengikuti petunjuk itu. Hingga kami
menemukan Security

"Pak! itu ada Security, Bapak coba tanyain dia!" ujarku kepada Pak Ahmad.

"Duh, Bapak malu, Bapak takut!" itulah jawaban Pak Ahmad yang membuatku
tidak suka.

“Astaga, hanya bertanya saja” pikirku, saat aku yang ingin maju untuk bertanya,
tiba-tiba Pak Ahmad bilang.

"Ya sudah, Bapak saja!" Kami pun cukup menyimak saja di belakang, begitu
selesai Pak Ahmad berbalik kearah kami.

"Gimana pak? apa katanya?" tanya Ella dengan penasaran.

"Bapak gak ngerti, beliau ngomong apa? hehe" jawab Pak Ahmad enteng
dengan cengirannya.

"Yahh Bapak!! Gimana dong ini?" kompak kami bertiga menyahut ujar Pak
Ahmad tadi.

Lalu, kita berempat tetap terus berlarian dengan tetap mengikuti petunjuk
“EXIT” itu. Sampai kami merasa aneh.

"Bener nih Ka! jalannya ini?" tanya Yuni padaku yang juga merasa aneh.

"Gak tau, kan kita cuma mengikuti petunjuk exit itu" jawabku setengah ragu.
"Coba deh jalan lagi, kita kayaknya bener aja, cuma ada dimana gitu" jawab
Ella.

sampai kami benar-benar keluar dan ternyata kami berada di lobby parkiran
mobil. Bukankah ini terlalu jauh! aku merasa semakin tersesat. Kami tetap
berjalan mengikuti arah yang ada, dan setelah kami sadar. Kami sudah tidak
berada di Trans Studio Bandung, melainkan di hotel yang tepat bersebelahan
dengannya.

Kami terus berjalan keluar sampai kami sudah di jalan raya, hingga kami
melihat di seberang samping kiri jalan ada yang meneriaki kami.

"Ika! Yuni! Ella! kalian kemana aja? dicariin gak ketemu-ketemu, Loh! ada Pak
Ahmad juga?" kata Bu Nafis.

"Tau gak? hilangnya kalian ini sampai disiarkan di pengumuman Trans Studio
Bandung. “Telah hilang 3 orang siswi SMK An-Najah Kayen gitu!" ucap
temanku yang lain.

"Hah? Masa!! duh malu banget kalau gitu!" ucapku sambil menutup wajahku
karena malu.

"Udah udah! Alhamdulillah! sekarang kan udah ketemu" ujar Bu Nafis.

Saat itu juga bus rombongan kami datang, "Tuh! busnya udah datang! Yuk
masuk! untung busnya belum dateng loh! kalau udah dateng, kalian udah
ditinggal" Ucap salah satu temanku yang lain.

Berangkatlah kami ke suatu tempat lagi, dan ternyata kami di singgahkan ke


toko pusat oleh-oleh kota Bandung tepatnya di Cibaduyut. Aku hanya membeli
kaos khas Bandung yang harganya sekitar 50 ribu karena disana harganya
relatif mahal, jadi aku hanya membeli yang murah saja. Pada jam 5 sore
waktunya kami pulang ke Pati, membutuhkan perjalanan hingga 9 jam dari
Bandung ke Pati.
Perjalanan malam yang panjang dilewati, kami semua tertidur dengan tenang
termasuk aku sendiri. Hingga pada jam 1 pagi, aku sudah tidak tahan untuk
buang air kecil, sampai jam 2 bahkan jam 3 pagi aku menahan untuk buang air
kecil. Sampai waktu menjelang subuh tepatnya jam 4 pagi, barulah bus kami
berhenti. Rupanya kami sudah sampai di Pati, tepat di sekolah kami SMK An-
Najah Kayen. Sungguh hal yang cukup menyebalkan mengingat aku sudah
menahan buang air kecil hingga 3 jam. Untung saja masih bisa ditahan.

Begitu turun bus, aku langsung pergi ke toilet sekolah. Tentu saja melepaskan
hasrat buang air kecil yang dari tadi aku tahan. Sedangkan siswa- siswi yang
lain sudah mulai berhamburan di depan gerbang sekolah untuk menunggu
jemputan mereka masing-masing.

Langsung saja, aku menelpon tante untuk menjemputku. 4 kali panggilan,


tanteku masih belum mengangkat telponnya. Lalu, ada temanku yang
menawarkan tumpangan karena rumah kami cukup dekat. Aku ragu ingin
menerima tawarannya atau tidak, ternyata tepat di saat itu juga tanteku sudah
menelpon dan dia bilang sudah siap untuk menjemputku. Dan syukurnya aku
pulang sampai ke rumah sengan selamat.

Begitulah cerita yang kualami selama kunjungan study tour ke Bandung.


Memang menyenangkan! mengingat ini adalah salah satu kunjungan terjauhku
juga bersama teman-teman sekolah yang sangat mengasyikkan.

Story by: Ika Novita

Written by: Ina Saila

Anda mungkin juga menyukai