Anda di halaman 1dari 29

Dasar Negara

Pandangan Hidup
Fungsi dan
kedudukan
Bangsa
PS
Ideologi Negara

Jiwa dan Kepribadian


Bangsa
 Sebagai suatu nilai  terpisah satu sama lain, nilai-2
tersebut bersifat universal (ditemukan dimanapun dan
kapanpun).

 Sebagai suatu kesatuan nilai PS yg utuh  nilai-2 tsb


memberikan ciri khusus Ind, karena merupakan
komponen utuh yang terkristalisasi dalam PS.

 PS, awalnya merupakan konsensus politik sbg dasar


negara Ind pd waktu merdeka  berkembang
menjadi konsensus moral.

 PS  sebagai sistem etika, utk mengkaji moralitas


bangsa dlm konteks hubungan berbangsa &
bernegara.
TEORI/ALIRAN ETIKA
Ada 3 teori / aliran etika :
1) Etika Deontologi (ED)

Tokoh ED  Immanuel Kant (1734 – 1804).


 Ukuran kebaikan ED  kewajiban, kemauan baik,
kerja keras dan otonomi bebas.
 Setiap tindakan dikatakan baik  bila dilaksanakan
krn didasari kewajiban moral dan demi kewajiban
moral.
Didasari kemauan baik

Kerja keras

Tindakan bila Sungguh-sungguh utk


itu baik melakukan perbuatan itu

Berdasarkan atas otonomi


bebasnya

Tanpa ada paksaan dari luar


2) Etika Teleologi (ET)
ET kebalikan dengan ED

Memandang baik atau buruk berdasarkan tujuan


atau akibat dari perbuatan itu.

Membantu kesulitan ED, ketika dihadapkan pada


atau lebih kewajiban yang bertentangan satu
ET dengan yang lain.

Jawaban ET bersifat situasional  memilih mana


yang membawa akibat baik walaupun harus
melanggar kewajiban nilai norma yang lain.
Contoh :
a) Ketika bencana sedang terjadi, situasi
biasanya chaos. Keadaan chaos, memenuhi
kewajiban sering sulit dilakukan.
b) Kewajiban pakai helm bagi pengendara motor,
tak dapat dipenuhi karena lebih fokus pada
satu tujuan mencari keselamatan.
c) Kewajiban bayar pajak dan hutang  sulit
dipenuhi karena akan kehilangan harta benda.

Dalam situasi diatas, ET perlu dipertimbangkan,


yaitu dari akibat baik, bbrp kewajiban
mendapat toleransi tak dipenuhi.
Kemudian muncul problem  akibat yang baik
itu, baik menurut siapa ?

Pelaku ?
Apakah baik
untuk
Orang lain ?

Dari pertentangan diatas, ET digolongkan


menjadi 2 yaitu :
a) Egoisme etis
b) Utilitarianisme
a) Egoisme Etis (EE)

b) Etika Utilitarianisme (EU)

EU  menilai baik / buruknya suatu perbuatan tergantung


bagaimana akibatnya terhadap banyak orang.
Tindakan baik, bila manfaatnya besar bagi banyak orang.
Bila tindakan, hanya menguntungkan sebagian kecil
orang / merugikan, maka harus dicari alternatif
tindakan lain.

Lebih bersifat realistis


Terbuka thd beragam alternatif tindakan
EU Berorientasi pd kemanfaatan yg besar
Menguntungkan banyak orang

EU, menjawab pertanyaan EE  bahwa kemanfaatan


banyak orang yg lebih diutamakan. Kemanfaatan diri
diperbolehkan sewajarnya karena kemanfaatan itu
harus dibagi kepada orang lain.
Kelemahan EU

a) Karena alasan kemanfaatan utk orang banyak, membenarkan


adanya ketidakadilan thd minoritas.
b) Lebih melihat kemanfaatan materialistis, kurang memperhatikan
non material seperti kasih sayang, nama baik, hak, dll.
c) Karena manfaat lebih baik berorientasi materi, maka hal-hal
martabat bangsa, nasionalisme, dll diabaikan.
Contoh :
 Dalam rangka menarik investor asing, aset negara banyak dijual.
 Guna meningkatkan devisa negara banyak TKI dikirim ke LN.
 Lingkungan dirusak atas nama mensejahterakan masy,
3) Etika Keutamaan (EK)

EK
Kelemahan EK

a) Ketika terjadi alam masyarakat majemuk  tokoh-


tokoh yg jadi panutan juga beragam, sehingga
konsep keutamaannya juga beragam. Kondisi ini
dikhawatirkan akan berdampak terjadi benturan
sosial.

b) Kelemahan EK diatasi dengan mengarahkan


keteladanan tidak pada figur tokoh tetapi pada
perbuatan baik, sehingga ditemukan prinsip-prinsip
umum tentang karakter yg bermoral.
ETIKA PANCASILA (EP)
Tak bertentangan dg aliran-aliran besar etika.
Merangkum aliran-2 besar etika.

Mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai PS 


yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan
dan Keadilan.
EP
Perbuatan dikatakan baik bukan hanya bertentangan
dengan nilai-2 tsb, tetapi juga sesuai dan mempertinggi
nilai-2 PS.
Nilai-nilai PS bersifat universal, dapat diterima oleh
siapapun dan kapanpun.

Berbicara ttg nilai-2 yang sangat mendasar dalam


kehidupan manusia
Nilai-nilai mendasar dalam kehidupan
manusia :
1) Ketuhanan
 Merupakan nilai tertinggi, karena menyangkut nilai yg bersifat
mutlak.
 Seluruh nilai diturunkan dari nilai ini.
 Suatu perbuatan dikatakan baik, bila tak bertentangan dengan
nilai ini, kaidah dan hukum Tuhan.
Secara empiris  setiap pelanggaran nilai, kaidah dan hukum
Tuhan akan berdampak buruk.
Contoh :
Pelanggaran kaidah Tuhan untuk pelestarian alam  terjadi
bencana alam banjir, kekeringan, tanah longsor, dsb.
2) Kemanusiaan
 Perbuatan dikatakan baik bila sesuai dengan nilai-2
kemanusiaan.
 Prinsip pokok dlm nilai kemanusiaan PS adalah keadilan
dan keadaban. Keadilan mensyaratkan kesinambungan
antara lahir dan batin, jasmani dan rohani, individu dan
sosial, makhluk bebas mandiri dan makhluk Tuhan yang
terikat hukum-2 Tuhan.
 Keadaban  indikasi keunggulan manusia dibanding
makhluk lain seperti hewan, tumbuhan dan benda tak
hidup.
 Perbuatan dikatakan baik bila sesuai nilai-2 kemanusiaan
yg berdasarkan konsep keadilan dan keadaban.
3) Persatuan
 Perbuatan dikatakan baik bila dapat memperkuat
persatuan dan kesatuan.

 Sikap egois dan menang sendiri, sikap memecah


belah  perbuatan buruk.

 Perbuatan atas nama agama (Sila I), tetapi kalau


memecah belah persatuan dan kesatuan menurut
etika PS bukan perbuatan yang baik.
4) Kerakyatan
 Dalam kerakyatan terkandung nilai hikmat / kebijaksanaan
dan permusyawaratan. Kata hikmah / kebijaksanaan
berorientasi pada tindakan yg mengandung nilai kebaikan
tertinggi.

 A.n.mencari kebaikan, pandangan minoritas belum tentu


kalah dibandingkan mayoritas. Contoh penghapusan 7
kata pada Piagam Jakarta. Minoritas dimenangkan atas
pandangan mayoritas.

 Dengan demikian, perbuatan belum tentu baik bila


disetujui / bermanfaat utk orang banyak, ttp perbuatan itu
baik bila atas dasar musyawarah berdasarkan hikmah /
kebijaksanaan.
5) Keadilan
 Nilai keadilan lebih diarahkan pada konteks sosial
bukan dalam konteks manusia selaku individu.

 Perbuatan dikatakan baik, bila sesuai dengan prinsip


keadilan masyarakat banyak.

 Menurut Kohlberg (1995 : 37) keadilan merupakan


kebajikan utama.
 Dapat menjadi sistem etika yg kuat.
 Tak hanya bersifat mendasar, tetapi realistis dan aplikatif.
 Dalam kajian aksiologis, keberadaan nilai mendahului fakta
 nilai-2 PS meruapkan nilai ideal yg sudah ada dlm cita-2
B. Ind yg harus diwujudkan dalam kehidupan.
 Bersifat abstrak umum dan universal, yaitu nilai yg
melengkapi realitas kemanusiaan dimanapun, kapanpun
dan merupakan dasar bagi setiap tindakan dan munculnya
nilai-nilai lain.
 Nilai Ketuhanan  menghasilkan nilai spiritualitas,
ketaatan dan toleransi.
 Nilai Kemanusiaan  menghasilkan nilai kesusilaan,
tolong menolong, penghargaan, penghormatan, kerjasama,
dll.
 Nilai Persatuan  menghasilkan nilai cinta tanah air,
pengorbanan, dll.
 Nilai Kerakyatan  menghasilkan nilai menghargai
perbedaan, kesetaraan, dll.
 Nilai Keadilan  menghasilkan nilai kepedulian,
kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama, dll.
PANCASILA SEBAGAI SOLUSI PERSOALAN
BANGSA & NEGARA

Memprihatinkan, banyak masalah dalam bentuk krisis


multidimensional (Epoleksosbud, Hankam, Pendidikan, dll)

Hulunya krisis moral, yg tragisnya dilakukan oleh eksekutif, legeslatif


maupun yudikatif.
NKRI
Moralitas memegang kunci guna mengatasi krisis moral.

Indikator kemajuan B. Ind tak cukup diukur hanya dari kepandaian


WNI, kekayaan alam, dll tetapi yg mendasar adalah bangsa tsb
memegang teguh moralitas.
Moralitas memberi dasar, warna sekaligus penentu arah tindakan
suatu bangsa.
Individu

Moralitas Sosial

Mondial

a. Moralitas Individu (MI)


1) Lebih merupakan kesadaran ttg prinsip baik yg bersifat
kedalam.
2) Tertanam dalam diri manusia, berpengaruh thd cara berpikir
dan bertindak.
3) Orang yg memiliki moralitas individu yg baik akan muncul
dalam sikap dan perilaku (sopan, rendah hari, toleran, suka
menolong, bekerja keras, rajin ibadah, rajin belajar, tidak suka
menyakiti orang lain dll).

Moralitas Individu  muncul dr dlm, bkn krn dipaksa dr luar.


 berakumulasi menjadi moralitas sosial, shg tampak perbedaan
masy bermoral tinggi dan rendah.
b. Moralitas Sosial (MS)
Tercermin dari MI dalam melihat kenyataan sosial.
Seorang MI-nya baik, dpt MS-nya kurang baik, terutama
bagaimana berinteraksi dg masy yg majemuk. Sikap toleran,
suka membantu hanya ditujukan kepada orang
dikelompoknya, ttp tak toleran pd orang lain diluar
kelompoknya.

MI dan MS  memiliki hub sangat erat dan saling


mempengaruhi.
MI dpt dipengaruhi MS atau sebaliknya seorang yang MI-nya
baik, ketika hidup dilingkungan masy yg bermoral buruk, dpt
menjadi amoral. Hal ini sering terjadi dilingkungan
pekerjaan. Ketika lingkungan pekerjaan berisi orang-2 yg
bermoral busuk  orang yg bermoral baik akan dikucilkan /
diperlakukan tidak adil.
Tak terpengaruh

Orang
MI-nya baik Dapat mempengaruhi
lingkungan moral jelek

Menyesuaikan diri
Orang
MI-nya
lemah
Mengikuti
c. Moralitas Mondial (MM)

Bersifat universal
Moralitas Berlaku dimanapun dan kapanpun
mondial
Terkait dg keadilan, kemanusiaan,
kemerdekaan dsb
 Moralitas analog = kusir kereta kuda yg harus mampu
mengarahkan kereta akan berjalan. Arah perjalanan,
tak lepas dari kemana tujuan hendak dituju.
 Orang bermoral  tahu arah mana yg dituju, shg
langkah dan pikiran hanya diarahkan ke tujuan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Penanaman nilai-nilai PS paling efektif :
Melalui pendidikan
Melalui media (elektronik, cetak).

Pendidikan informal di keluarga  harus


menjadi landasan utama dan didukung oleh
pendidikan formal disekolah dan non formal
di masyarakat.

Peran media  penting, memiliki pengaruh


dan daya jangkau yg luas, shg media harus
memiliki visi, misi mendidik bangsa dan
membangun karakter PS di masyarakat.
NUHUN

Anda mungkin juga menyukai