Anda di halaman 1dari 84

1.

ETIKA

Kajian etika sebagai filsafat moral

1. Etika dan Moral


 Secara etimologi adat istiadat
 Moral = etika

KBBI, moral:
 Ilmu tentang apa yang baik & buruk tentang hak &
kewajiban
 Kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak
 Nilai benar/salah yang dianut suatu golongan
masyarakat
Pengertian

Nilai atau norma moral yang menjadi pegangan bagi


seorang/sekelompok ilmu mengatur tingkah lakunya
(Bertens)

 Perilaku/perbuatan
 Acuan perilaku (norma, sistem nilai)
 Bentuk norma/sistem nilai (kode etik)
 Kebiaasaan berbuat baik dan buruk
 Etika: ilmu tentang kebiasaan berbuat baik&buruk
 Baik: bermanfaat bagi semua orang etis
 Buruk: merugikan bagi semua orang tidak etis

 Sistem nilai sebagai acuan perilaku


Etika:
Nilai2 berupa norma moral yang menjadi pegangan
seseorang/kelompok orang dalam berperilaku/berbuat
Sistem Nilai

Gambaran perilakau baik, benar, & bermanfaat yang


terdapat dalam pikiran (akal sehat) seseorang/kelompok

Bentuknya jika perilaku benar, diterima, bermanfaat


Sistem Nilai (Abd Muhammad, 02)

 Norma moral
acuan perilaku aturan, arahan
 Keberlakuan norma moral
Perbuatan baik, benar, bermanfaat
 Nilai-nilai
Produk perbuatan berdasarkan norma moral tertib,
pemberian penghargaan
Sistem nilai

Dipahami & dipatuhi

Perbuatan nyata yang dijadikan teladan

Ex: tokoh, pemimpin, fungsionaris masyarakat akan cepat


berkembang dan dianut
c. Kumpulan asas/nilai moral (akhlak)
Etika:
Kumpulan asas/nilai moral (akhlak) yang
menggambarkan perilaku baik, benar, bermanfaat
Kode Etik Profesi/Label

KEP
gambaran perilaku bagaimana seharusnya profesional
berbuat/tidak berbuat yang bermanfaat bagi semua orang

Label
gambaran perilaku bagaimana seharusnya orang
berbuat/tidak berbuat di tempat tertentu/ruang tertentu
yang bermanfaat bagi semua orang
2. Etika & Etiket

Etika: sopan santun

Persamaan:
a. Tentang perilaku manusia
b. Aturan normatif (harus/tidak boleh)

Perbedaan:
 Cara yang dilakukan oleh manusia (harap-taan)
Cara & norma dari perbuatan (boleh/tidak)
 Berlakunya dalam pergaulan
tidak ada batasnya
 Sifat relatif
absolut
 Sudut padang lahirkan: bisa munafik dari dalam
3. Moralitas

Fenomena manusiawi yang universal (baik/buruk; di


antara)
Sifat khas manusia
Berlaku secara otomatis (hukum alam), hukum moral
(mengarah pada kemauan manusia untuk melakukan
sesuatu/kewajiban)
a. Manusia bermoral
Makhluk sempurna (akal, rasa, & kehendak)

benar / salah baik / buruk

menentukan keputusan yang diambil sesuai dengan


kodrat manusia (baik, benar, bermanfaat)

diri sendiri/semua orang dalam hidup bermasyarakat

biasa moral
khilaf (menyimpanng)
Manusia (moral)

Perbuatan (keputusan)

Acuan nilai

sistem nilai sumber

dipelihara, dikembangkan

masyarakat sistem nilai tertib, damai, jahat


Menyimpang

Dikoreksi anggota masyarakat

Pemimpin masyarakat/penguasa (bermoral)

Keputusan (bermoral)

Dianut masyarakat
Perbuatan amoral koreksi masyarakat
pemimpin/penguasa

Penguasa bermoral mengayomi (adil)


panutan masyarakat

Kesejahteraan/kebahagian hidup

Didukung/diperhatikan masyarakat x dibenci

unjuk rasa, pemboikotan, pemogokan,…….


b. Sumber moral/etika
hubungan dalam kehidupan manusia:
1. manusia dengan Tuhan Sang Pencipta
2. Sesama manusia

Tuhan Maha Sempurna diturunkan sifat itu kepada


manusia (moral)

Tuhan manusia perilaku (etis)

Manusia (individu) masyarakat (moral) perilaku


(etis)

Fungsionaris (moral) masyarakat (moral) tertib,


damai, sejahtera
Sumber Moral

 Tuhan
menurunkan moral budaya Tuhan manusia
etika/moral/kodrat

 Masyarakat
berbbentuk kesepakatan masyarakat sepakat
etika/moral/budaya
c. Upaya pembinaan, pemeliharaan moral
1. Diklat
2. Ketaqwaan kepada TYME
3. Komunikasi dengan orang baik, berguna, & beramal
4. Pengalaman menghadapi & menyelesaikan masalah
hidup
5. Selalu bersikap susila, sabar, tidak mudah putus asa
6. Pertimbangkan dengan akal sehat, tidak emosional
7. Hindari perilaku tercela, tidak terpuji
8. Perbuatan bermanfaat bagi diri & orang lain
9. Manusia punya kebutuhan dan kemampuan terbatas,
perlu saling tolong menolong
10. Silaturahmi, saling memberi amanah dalam kebaikan
Semua upaya tersebut hendaknya dilakukan terus menerus,
kontinu, berkala

Terbatas & dapat meningkatkan kualitas rasional


hati nurani, ahli, terampil

Kesadaran diri
(bertindak manusiawi terhadap sesama manusia-LH)
4. Peranan etika dalam dunia modern

a. Masyarakat & etika


Setiap masyarakat kenal nilai & norma

Homogen & agak tertutup (tradisional), mudah


menerima

Implisit eksplisit

dilanggar/ditentang
Ada upaya bersama memperbaiki
Asal:

 Agama (sumber terpenting)


 Kebudayaan (tak terlepas dari agama)
 Nasionalisme (kerangka hidup bersama di setiap negara)
Di Indonesia (bervariasi)
Ex: pergaulan muda-mudi
hubungan orang tua dengan anak

 Perbedaan mobilisasi desa kota / luar negri


(culture shock)
 Kawin paksa
b. Ciri situasi etis dalam kehidupan modern

1) Pluralisme moral
(dalam masyarakat yang beda nilai & norma beda)

era komunikasi:
Mudah menerima nilai & norma masyarakat lain yang tidak
selalu sejalan

adanya sarana transportasi modern


memungkinkan mobilitas penduduk

berkembangnya industri pariwisata


saling kenal, majemuk seksualitas & perkawinan
2) Banyaknya masih etis baru tak terduga penyebabnya
perkembangan IPTEK khususnya blomedis

manipulasi genetis (manusia reproduksi)

3) Kepedulian etis yang universal


penyebabnya globalisasi (moral)

Declaration of Human Right (1948)


(HAM kebebasan, persamaan & tanggung jawab)
(kejadian penting abad 20)
dasar rasionalitas untuk norma etis/etika profesi

Kesepakatan di bidang moral

Etika terapan
5. Moral & Agama
Motivasi terpenting & terkuat bagi perilaku moral yaitu
agama
ex: hubungan seks sebelum perkawinan

a. Agama mengandung ajaran moral


1) Mengatur hal khusus (ibadah)
2) Mengatur hal umum (hubungan antara man & ling)

kesepakatan antara pemeluk agama


(tak ada paksaan terhadap orang yanng sudah
beragama, jarak tempat ibadah)
b. Alasan penerimaan ajaran moral suatu agama

1) iman percaya/wahyu Allah


2) Rasional (logis) filsafat

hubungan kebudayaan:
keyakinan religius

menggerakan pikiran tentang hal etis

Kehidupan suci
ex: abortus
Untuk menghadapi masalah aktua:
menggunakan kajian filosofis

adanya ikatan moral dasar ajaran agama

keyakinan atas kehidupan beragama


(keadilan di hadapan Allah SWT)
c. Atheis & Agnosis
terjadi karena adanya kerusakan berlatar belakang agama

Filsuf Perancis: Jean Paul Sastra (1905-1980)


Seorang atheis radikal, manusia memang tidak
bertanggung jawab kepada Tuhan, namun ia tetap
bertanggung jawab kepada dirinya sendiri
Sastra dan kawan-kawan:
Moralitas sebagai urusan antara manusia saja, tetapi
mereka menerimanya sebagai sesuatu yang sangat penting
& hakiki bagi individu & masyarakat

moralitas bukan monopoli orang beragama, ada


kelompok penganut etika humanistik & sekuler

Pluralisme modern
6. Moral & Hukum

Hukum membutuhkan moral


Dalam kekaisaran Roma terdapat pepatah:
Apa artinya UU, kalau tidak disertai moralitaas

Kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu moral

Moral membutuhkan hukum

Untuk pelembagaan di masyarakat denngan hukum, sehigga


dampak sosial dari moralitas
Ex: menghormati milik orang lain
(hak milik individu)

batasan hubungan antara manusia yang relevan

Konflik keduanya:
 Penjajahan
(ditentang karena tidak etis)
alenia I Pembukaan UUD 1945
 Apartheid (Afsel)
bertentangan karena semua manusia merdeka,
bermartabat, & punya hak sama
Perbedaan:
1) Hukum lebih dikondifikasikan pada moral (menyangkut
kepastian objektivitasnya demikian sebaliknya)
Masyarakat: ada hukum yang usang; tidak mengikat
2) Batasan dengan kajiannya
(lahir; lahir-batin)
1. SEJARAH & PERKEMBANGAN HAM (INGGRIS, USA & INDONESIA).
2. HAK DAN KEWAJIBAN ( MANUSIA & WNI).
3. HAK DAN KEWAJIBAN ( WANITA & ANAK-ANAK).
4. KEWAJIBAN MANUSIA.
5. HUBUNGAN MORAL, AGAMA, HUKUM DAN HATI NURANI.
6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN MORALITAS.
7. KAJIAN PELANGGARAN HAM DI INDONESIA.

SISTEMATIKA PENULISAN

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : “ TEMA “
BAB III : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
II. PERILAKU

A. Batasan, Proses pembentukan & Bentuk Perilaku


apa yang dikerjakan oleh organisme, baik yang dapat
diamati scra langsung/tdk langsung (Notoatmodjo, 1993)

aspek luas, kegiatan intern: berfikir, berbicara dll

Faktor yang berpengaruh:


 Genetik
 lingkungan
Skinner (1938)
Merupakam hasil hubungan antara perangsang (stimulus) &
respon

Jenis respon:
 Respondent response / reflektif
merupakan respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tentang
(elicting stimull respon relatif tetap), termassuk emosi
respon (emosional response).
 Operant response
respon yang timbul & berkembangnya diikuti oleh
perangsang ttt (reinforcing stimull menguatkan respon
yang telah dilakukan).

bag terbesar perilaku manusia, shg bisa dimodifikasi


2. Prosedur pembentukan perilaku

Prosedur pembentukan perilaku (Skinner, 1938) dlm


operant conditioning:
 Identifikasi penguat untuk perilaku yg akan dibentuk.
 Analisis komponen pembentuk perilaku yg dikehendaki.
 Urutkan komponen di atas sebagai tujuan sementara,
identifikasi penguat u/ masing-masing komponen.
 Melakukan pembentukan perilaku menggunakan urutan
komponen tersusun.
Jika dapat diidentifikasi faktor Penguat akan terbentuk
kebiasaan.
3. Bentuk perilaku

a. Respon internal (pasif), terjadi dlm diri manusia & tdk


scr langsung terlihat oleh orang lain perilaku
terselubung (covert behavior)
b. Respon aktif dpt diamati langsung (overt behaviour)

Oki pengetahuan & sikap mrp respon seseorang thd


stimulasi/bersifat terselebung, tindakan mrp respon praktis.
B. DOMAIN PERILAKU

Respon tgt karakteristik ( berbeda ) s/org


( determinant )
1. Faktor internal : tk kecerdasan , emosional, jenis
kelamin dll
2. 2. Faktor eksternal berupa lingkungan :
fisik,sosial, budaya, ekonomi, politik dll

Perilaku mrpk totalitas penghayatan & aktivitas ssorg


sbg resultante faktor internal & eksternal
Domain perilaku ( Benyamin Bloom , 1908 )

Kognitif ( cognitive domain/ tahu )


Mrpk hsl penginderaan man thd obyek di luarnya mll
indera yg dimilikinya

Proses perhatian, persepsi, penghayatan

Terukur / terobservasi

Mll pengalaman & penelitian, perilaku yg didasari


pengetahuan akan lb langgeng dp yg tdk ada dasarnya.
Proses adopsi perilaku baru ( Roger , 1974 )

 Awarenes ( kesadaran ) mengerti thd stimulus


 Interest tertarik thd stimulus
 Evaluation menimbang baik / buruk bg
dirinya
 Trial
 Adoption perilaku ss pengetahuan,
kesadaran , & sikapnya thd stimulus

 ( dlm praktek tdk selalu terjadi scr bertahap )


Tingkat pengetahuan dlm domain kognitif
a. Tahu, mengingat ( kembali ) scr spesifik materi yg tlh dipelajari

b. Memahami, menjelaskan scr bnr obyek yg diketahui & dpt meng


interprestasikannya

c. Aplikasi, menggunakan materi pd sikon hkm, rumus, metoda, prinsip


rumus statistik, siklus pemecahan mas

d. Analisis , kemampuan menjabarkan materi/s/ obyek ke dlm komponen ,


ttp masih dlm s/ struktur orgnss tsb & terkait 1 dg lainnya

e. Sintetis, kemampuan u/ meletakan / menghubungkan bag dlm bentuk


keseluruhan yg baru

f. Evaluasi, kemampuan menjustifikasi / menilai obyek / bdsk kriteria / dbuat

Pengukuran penget dg wawancara, angket


Afektif ( affective domain / respon batin )

Mrpk reaksi/ respon emosional, ssorg thd stimulus /


obyek diluarnya ;
Tdk terlihat tp dpt ditafsirkan dr perilaku tertutup

pemikiran pribadi
Ke ss an thd stimulus ttt ( mosional )

kecendrungan u/ melkn / tdk


( kesiapan & kesediaan u/ bertindak )
Bagan hubungan stimulus dg sikap & reaksi

Stimulus / Reaksi
Proses stimulus Tingkah laku
rangsang
terbuka

Sikap tertutup
Komponen sikap ( Allport, 1954)

 Kepercayaan (keyakinan ), ide, konsep thd obyek;


 Kehidupan emosional/evaluasi thd s/ obyek;
 Kecenderungan u/ bertindak

 Scr bersama membentuk sikap yg utuh

 Penget, berfikir, keyakinan, emosi


Tingkatan sikap
a. Menerima (receiving), mau, m’perhatikan stimulus yg
diberikan;
b. Merespon, bila ditanya, selesaikan tugas;
c. Menghargai (valuing), mengajak org lain/diskusi;
d. Ber tj, sbg bentuk tertinggi.

pengukuran lgs/tdk lgs, tanya/menyatakan


Psikomotor ( psichomotor domain)
Mrpk respon/reaksi konkrit ssorg thd stimulus/obyek

Sbg tindakan yg melibatkan aspek psikomotor, tlh


mempraktekan apa yg diketahui/disikapi

Faktor pendukung :
 Fasilitas;

 dukungan
Tingkat praktek
a. Persepsi mengenal & memilih obyek;
b. Respon terpimpin dpt melakukan ss dg urutan yg
benar/ spt contoh;
c. Mekanisme otomatis, sbg kebiasaan;
d. Adaptasi praktek/tindakan sdh berkembang dg
baik (modifikasi, tanpa mengurangi kebenaran tindakan)

Pengukuran scr lgs dg observasi, tak lgs dg wawancara (


recall ).
C. DETERMINAT PERILAKU
Perilaku man, dilihat dr aspek fisik, psikis & sosial :

ASUMSI DETERMINAN PERILAKU MANUSIA

pengetahuan
persepsi
pengalaman sikap
keyakinan keinginan perilaku
fasilitas kehendak
sosio budaya motivasi
niat
Nilai kebudayaan sbg dsr perilaku man ( Spranger )

Nilai kebudayaan Tipe kepribadian Perilaku dasar

Ilmu pengetahuan Man teori Berfikir


Ekonomi Manusia ekonomi Bekerja
Kesenian Man estetik Menikmati keindahan

Keagamaan Man agama Memuja


Kemasyarakatan Man sosial Berbakti/berkorban
Politik/ kenegaraan Man kuasa Ingin berkuasa/
memerintah
TEORI DETERMINAN PERILAKU MANUSIA

1. LAWRENCE GREEN ( 1980 )


Fx yg berpengaruh :
a. Predisposisi (predisposing factors) : penget, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai dsb.
b. Pendukung (enabling factors ) : lingk fisik.
c. Pendorong (reinforcing factors) : sikap & perilaku.

B = f ( PF, EF, RF )

B = behaviour;
F = fungsi
PF = predisposing factors
EF = enabling factors
RF = reinforcing factors
2. SNECHANDU B KAR (1938)

( perilaku mrpk fx dari )

a. Niat ( behavor intention);


b. Dukungan sos ( social support );
c. Ada/tdknya informasi (accesibility of information)
d. Otonomi pribadi ( personal outonomy );
e. Situasi ( action situation )

B= f ( BI, SS, AI, PA, AS )

B = behavior;
F = fungsi;
BI = behavior intention;
SS = social support;
AI = accesibility information;
PA = personal autonomy
AS = action situation
3. WHO (1984)

a. Pemikiran & perasaan ( thought & feeling ) : pengetahuan, persepsi,


sikap, kepercayaan & penilaian thd obyek.
1) pengetahuan berasal dr pengalaman diri sendiri & org
lain;
2) kepercayaan diperoleh dr ortu didasarkan atas keyakinan
tanpa pembuktian se blmnya;
3) sikap mrpk suka/tdk thd obyek, diperoleh diri sendiri/
org lain :
a) wujudnya tgt situasi saat itu;
b) mengacu pd pengalaman org lain;
c) didasarkan pd banyak/sedikitnya pengalaman se org;
d) org penting sbg referensi ( personal reference );
e) sumberdaya ( resources );
f) kebudayaan ( cukture ) ; kombinasi perilaku,
kebiasaan, nilai & pola hidup.
b. Orang penting sbg referensi (guru, alim ulama, kepala suku, kepala
desa dsb).
c. Sumberdaya (fasilitas, uang, wkt, tenaga dsb).
d. Budaya (perilaku normal, kebiasaan, nilai dan sumber daya di
masyarakat).

B = f ( TF, PR, R, C )

B = behavior
F = fungsi
TF = thoughts & feeling
PR = personal reference
R = resources
C = culture
D. PERUBAHAN PERILAKU

1. TEORI STIMULUS ORGANISME ( S-O-R)

Asumsi penyebab perubahan perilaku tgt pd kualitas stimulus


komunikasi dg organisme .

kredibilitas, kepemimpinan, gaya bicara.

Hostland et all (1953) : perubahan perilaku=proses belajar,

stimulus perhatian kesediaan


bertindak/sikap dukungan fasilitas & dorongan ling
BAGAN TEORI S-O-R

stimulus ORGANISME
perhatian
pengertian
penerimaan

REAKSI
(perubahan sikap)

REAKSI
(perubahan praktek)
2. TEORI FESTINGER ( 1957 – DISSONANCE THEORY)
= IMBALAN TDK SEIMBANG

Cognitive dissonance,
mrpk keadaan ke tdk seimbangan psikhologis yg diliputi ketegangan
diri u/ mencari keseimbangan kembali.

seimbang ketegangan diri ( consonance )


tdk seimbang 2 elemen kognisi saling bertentangan

pengetahuan, pendapatan, keyakinan


Sherwood & Borrou

D = Pentingnya Stimulus x jml kognitif dissonance


Pentingnya Stimulus x jml kognitif cossonance

perbedaan jml elemen kognitif seimbang dg tdk seimbang/


konflik

penyesuaian diri u/ keseimbangan


3. TEORI FUNGSI

a. Perubahan perilaku individu tgt kpd kebutuhan.


b. Stimulus dpt dimengerti dlm konteks kebutuhan perubahan
perilaku.
c. Perilaku memp fx u/ menghadapi dunia luar individu & adaptasi
mnrt kebutuhannya.

Perilaku tampak terus menerus & berubah scr relatif.


Mnrt Kate ( 1960 ) :
 Perilaku di ltr blkg i o/ kebutuhan individu ybs.

Kate berasumsi bahwa :


a. Perilaku ber fx instrumental.
b. Perilaku ber fx sbg defence mechanism.
c. Perilaku ber fx sbg penerima obyek & pemberi arti.
d. Perilaku ber fx sbg nilai ekspensif dr diri se org dlm menjawab
situasi.
4. TEORI KURT LEWIN

Perilaku man :
keadaan yg seimbang antara kekuatan2 pendorong (driving forces) dan
kekuatan2 penahan (restining forces)

Ada 3 kmk terjadinya perubahan perilaku :

1. perilaku semula kekuatan pendorong ...... me


kekuatan penahan
perilaku baru

2. perilaku semula kekuatan pendorong


kekuatan penahan ... me
perilaku baru
3. perilaku semula kekuatan pendorong ...... me

kekuatan penahan ... me


perilaku baru
5. IB MANTRA

a. Rangsangan fisik : keadaan s/ saat, rasa takut, pengalaman.


b. Rangsangan rasional : pengetahuan.
c. Rangsangan emosional : harapan.
d. Ketrampilan : kemampuan mengadopsi & melanjutkan perilaku
baru.
e. Jaringan per org & klg.
f. Struktur sos: sos, eknm, hkm, teknologi.
g. Biaya : ekonomis ( biaya, wkt, sd lain), biaya sos (bingung, malu).
h. Perilaku bersaing.

PROSES PERUBAHAN PERILAKU


a. Pengetahuan;
b. Persetujuan;
c. Niat;
d. Praktek;
e. Advocacy ( saran, dukungan ).
BENTUK PERUBAHAN PERILAKU

PERUBAHAN PERILAKU (WHO) :


1. Perubahan alamiah (lingk fisik, sos, budaya & eknm);
2. Perubahan terencana;
3. Kesediaan u/ berubah (inovasi, prog pemb ).

STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU


1. Menggunakan kekuatan/kekuasaan/dorongan;
2. Pemberian informasi.
3. Diskusi & partisipasi.
Kategori :
 Ketrampilan / kecakapan sos;
 Kesan (menonjol se org);

Persona :
Gmbrn sos/peran ttt pd individu

Batasan :
 Meliputi segala corak tingkah laku individu yg terhimpun dlm
dirinya, yg digunakan u/ bereaksi & menyesuaikan diri thd
rangsangan, baik yg datang dr luar dirinya/lingk (eksternal)
maupun dlm dirinya (internal) shg corak tingkah lakunya
mrpk satu kesatuan fungsional yg khas bg individu itu.
 Segala tingkah laku mrpk menifestasi kepribadiannya.
Calvin S Hall & Gardner Linzey (2000) :
o Teori umum tingkah laku (menjelaskan semua gejala tingkah
laku yg dianggap penting, ex : teori belajar, motivasi);
o Teori ranah tunggal (menjelaskan peristiwa tingkah laku gol ttt,
ex teori persepsi, sensoris).

STRUKTUR KEPRIBADIAN
( Freud, 6 Mei 1856-23 Sept 1939 )
1. The Id ( paham ketaksadaran dinamis )
a. Lapisan plg fundamental dlm ssnan psikis se org man;
b. Meliputi sgl sst yg bersifat impersonal/ anonim. Tdk di
sengaja/ tdk disadari, dlm daya2 mendasar yg menguasai
kehidupan psikis se org;
c. Berlaku = bukan aku ( =subyek), yg melakukan, melainkan ada
dlm diri aku;
Lanjutan ...
d. Tdk berlaku : urutan mnrt wkt, hkm2 logika.
e. Tdr : naluri bawaan.
f. Dipimpin o/ prinsip kesenangan (the pleasure principle).
g. Id / ke tdk sadaran mrpk suatu kenyataan psikhologis
normal & universal;
h. Adanya id terbukti dg :
1) Id adalah mimpi;
2) Perbuatan pd pandangan pertama rupanya remeh saja & tdk
adanya arti berasal dr kegiatan psikis tdk sadar;
3) Neurosis disebabkan o/ fx tdk sadar ( histeria, tdk bs
minum, makan buah selama 6 mgg, guru tdk disukai, di
kmr ada anjing minum dr gelas).
Fx the id :
Menghindarkan ketdkenakan & mengejar keenakan
(thepleasure principle) / proses primer.
Cara :
o Refleks , reaksi yg tdk disadari thd stimulus & berlangsung
di luar kemauan/dg reaksi otomatis yi gejala gerak yg
berlangsung dg sendirinya, tdk disadari & di luar keinginan
(bersin, ..)
o Proses primer, spt org lapar membayangkan mamin.

2. The Ego
Timbul krn kebutuhan organisme u/ berhubungan baik dg
dunia nyata (realitas), aktivitasnya berbentuk :
a. Sdr, ex : persepsi lahiriah, batiniah, proses intelektual;
b. Pra sadar, ex : fx ingatan;
c. Tdk sadar, ex : defence mechanism.
dikuasai prinsip realitas.
Fx the ego :
Menyatukan pertentangan the ego & he super ego berpegang
prinsip kenyataan & beroperasi mnrt proses sekunder yi berfikir
realistis.
Tujuan dr prinsip kenyataan :
mencari sasaran yg tepat /serasi u/ mereduksi tegangan yg timbul
dlm diri organisme.
Prinsip sekunder :
merumuskan suatu rencana dlm pemuasan kebutuhan &
mengujinya dg suatu tindakan u/ mengetahui renc itu berhasil/tdk.
Tugas the ego :
a. m’ tahankan krpribadiannya;
b. M’jamin penyesuaian dg alam;
c. M’pecahkan konflik dg keinginan yg tdk cocok satu sm lain;
d. Mengontrol apa yg ke dlm kesadaran & apa yg akan di kerjakn;

M’ jamin kesatuan kepribadian mengadakan sintesis psikis


3. The Superego
mrpk aspek sosiologis & moral kepriadian
(mengejar kesempurnaan bukan kenikmatan/kesenangan &
cermin dr sst yg ideal bukan ril) .
mrpk perwujudan wakil nilai tradisional & cita masy (hadiah &
hkman).

 Dpt menempatkan diri dihadapan ego serta memperlakukan nya


sbg obyek & caranya kerap kali sangat keras;
 Ketdk cocokan antara ego & superego konsekuensi
besar bg kehidupan psikis;
 Dsr hati nurani;
 Instansi yg melampiaskan diri dr ego dlm bentuk observasi diri,
kritik diri, larangan dr tindakan reflektif lainnya thd diri sendiri;
 Dibentuk selama masa anak mll jln internalisasi(pembatinan) dr
faktor2 reflektif yg dialami sbyk sepanjang perkembangan nya;
 Internalisasi proyeksi;
 Aktivitas superego menyatakan diri dlm konflik dg ego
Fx the super ego :
mbrk pemahaman ttg benar/salah, pantas/tdk, susila/tdk bdsk
kaidah moral masy, shg mengganti tujuan realistis menjadi
moralistis & mengajarkan hal ideal (sempurna).

STRUKTUR KEPRIBADIAN

( Carl Gustav Jung, 26 Juli 1875-6 Juni 1961 )


Sbg psikhologi analistis/psikh kompleks mencakup struktur,
dinamika & perkembangan kepribadian.

Kepribadian tdr dr sejumlah sstm yg berbeda & saling


berinteraksi (ego, ketdk sadaran pribadi & kolektif).
Juga ada sikap introvert, extrovet, fx perasaan, pikiran
penginderaan & intuisi.

Introvert :
Ciri introvert :
 Orientasinya tetuju ke dlm dirinya(bathiniah);

 Pikiran, perasaan & tindakannya t/u ditentukan o/ faktor


subyektif;
 Adaptasi dg dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar
bergaul, sukar berhubungan dg org lain, kurang dpt menarik
hati org lain, tingkah lakunya lambat & ragu-2 serta
penyesuaian dg batinnya baik;
 Kehidupan bathiniah kaya & terdidik scr baik;

 Bertindak hati-2 & penuh perhitungan;

 Adanya jarak dg dunia obyektif terlalu jauh shg lepas dr


dunia obyektif, sbg kelemahannya.

Ekstovert :
Ciri :
o Orientasinya lb banyak tertuju ke luar (lahiriah);

o Pikiran, perasaan & tindaknnya t/u di ttk o/ lingk sos maupun


non sos di luar dirinya;
o Sifatnya positif thd masy, cepat beradaptasi dg lingk,
tindakan cepat & tegas, hatinya terbuka, mudah bergaul,
berhub dg org lain lancar;
o Perhatian thd dunia luar terlalu kuat yg membuat tenggelam
dlm dunia obyektif shg mengalamia kehilangan diri/asing thd
dunia subyektifnya. Cenderung bertindak tanpa
pertimbangan matang, sbg kelemahannya.
Tipologi Jung :
Sikap jiwa Fx jiwa Tipe Ke tdk sadaran

Introvert Pikiran Pemikir introvert Perasa ekstrovert


Perasaan Perasa introvert Pemikir ekstrovert
Pendirian Pendirian introvert Intuitif ekstrovert
Intuisi Intuisi introvert Pendirian ekstrovert

Ekstrovert Pikiran Pemikir ekstrovert Perasa introvert


Perasaan Perasa ekstrovert Pemikir introvert
Pendirian Pendirian ekstrotrovert Intuitif introvert
Intuisi Intuisi ekstrovert Pendirian introvert
Hub hati nurani dg superego
Hn dlm kontek etis yg disadari, spt ego dlm kontek
psiko analitis yg tdk disadari (metapsikhologis).
Kajian bdsk psikhologis bg fenomena etis hn, sdg
lainnya lb luas.
DIMENSI KEPRIBADIAN MUSLIM
( AGUS PAHRUDIN- PENGAJIAN RUTIN BULANAN
PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH LAMPUNG)

1. Dimensi pertama : al bu’dul malakuti/ dimensi kemalaikatan


yg berasal dari alam malaikat. Ada satu bag dlm diri kita yg
membawa ke arah kesucian, dan mendekatkan diri kpd
Allah swt. Dimensi ini mendorong u/ berbuat baik,
tersentuh o/ penderitaan org lain dan mengajak u/
membantu mrk yg memerlukan bantuan, ini mrpk sisi
kebaikan dlm diri man.
2. Dimensi kedua, al bu’dul bahimi/ dimensi kebinatangan.
Dimensi ini mendorong man u/ berbuat buruk, membuat
hati keras ketika melihat penderitaan org lain, dan
menimbulkan rasa iri kpd org lain yg lb beruntung. Dimensi
ini juga menggerakkan u/ merasa dendam kpd sesama
man. Inilah sisi buruk dlm diri man.
 Jika membawa man dimensi kemalaikatan
membawa man dekat kpd Allah, mk dimensi
kebinatangan membawa man dekat dg setan.
 Setan sebenarnya tdk memp kemampuan u/
menyesatkan man, kecuali kalao man
membantunya dg membuka sisi ke
binatangan.
 Krn itu setan pernah berjanji dihadapan Allah
“Demi kek Engkau, aku akan menyesatkan
mrk semua, kecuali hamba-Mu, yg ikhlas “ (
QS. Shad/38: 82-83) .
 Sebenarnya yg bs disesatkan o/ setan adalah
hamba Allah yg membuka sisi kebinatangan
nya. Al Ghazali menyebyt sisi ini sbg pintu
gerbang setan/ madakhilus syaithan.
 Dlm kenyataannya, dua dimensi ini (malakuti
& bahimi), terus menerus bertempur dlm satu
peperangan abadi yg dlm Islam disebut dg
al-jihadul akbar (peperangan yg besar).
 Jihad yg agung itu adalah peperangan
melawan bag dari diri man yg ingin membawa
jauh dari Allah swt.
 Tugas kita adalah memperkuat al-bu’dul
malakuti itu, agar memenangkan
pertempuran agung.
 Orang-2 yg sabar mnrt Al Qur’an akan diberi
pahala berlipat ganda di dunia dan akhirat : “
Mrk itulah yg mendptkan keberkatan yg
sempurna & rahmat dr Tuhan mrk & mrk
itulah org-2 yg mendptkan petunjuk “ ( QS :
al Baqarah (2): 157).
 Ada bbrp pahala yg akan diperoleh bg org yg
bersabar, yi keberkatan yg sempurna, rahmat
& hidayah.

Apa yg hrs dilakukan o/ man agar dpt


memenangkan pertempuran agung itu.
 Dg sholat & sabar.
 “Minta tolonglah kamu (dlm jihad akbar ini)
dg melakukan sholat & sabar, sesungguhnya
itu berat, kecuali bg org-2 yg khusyu “ ( QS al
Baqarah (2) : 45).
 Ada 3 jenis kesabaran :
a. Sabar dlm menghadapi musibah;
b. Sabar dlm melakukan ibadah;
c. Sabar dlm menahan diri u/ tdk melakukan
maksiat.
Sabar dlm menjalankan ibadah, pahalanya lb
besar dp sabar dlm menghadapi musibah.
Dan sabar dlm menahan diri dari
melakukan maksiat, pahalanya jauh lb besar
dp dua jenis sabar lainnya.
Pahala bg mrk yg sabar
Allah menyediakan 3 pahala yi :
‘ kesejahteraan di dunia & akhirat, rahmat &
kasih sayang Allah, & petunjuk dlm
menghadapi kesulitan yg dihadapinya “ (QS
Al-baqarah (2) : 155-157).
DINAMIKA KEPRIBADIAN MANUSIA
1. Penggolongan man yg hanya tertuju kpd
Tuhan / kpd dunia.
a. Man yg hatinya tertuju semata-mata kpd
dunia, hatinya sama sekali tdk berdzikir
kpd Allah selain berbasa basi saja. Org
semacam ini teracam kebinasaan.
b. Man yg hatinya lb cenderung kpd agama dp
kpd dunia.
c. Man yg tenggelam hatinya dlm dzikrullah;
mrk tak menoleh lagi pd dunia kecuali yg
penting saja bg kelangsungan hidupnya.
2. Penggolongan nafsu man :
a. Nafsu amarah (al nafs al ammaraah bi al
suu), mengumbar & tunduk sepenuhnya thd
hasrat-2 rendah (QS Yusuf (12): 52).
b. Nafsu lawwamah (al nafs al lawwaamah),
dlm diri tlh berkembang keinginan berbuat
baik, & menyesal bila berbuat kesalahan (QS
al Qiyamah (75): 2).
c. Nafsu muthmainah ( al nafs al muthmainah,
jiwa yg suci, lembut & tenang, yg diundang-
Nya dg penuh keridhaan ke dlm syurga-Nya
(Qs al Fajar (89): 27).
METODA PENINGKATAN PRIBADI
Mnrt Al Ghazali, peningkatan pribadi pd hakikatnya adalah
perbaikan akhlak dlm arti menumbuhkan sifat terpuji
(mahmudah) & sekaligus menghilangkan sifat tercela (
mazmumah) pd diri pribadi se org.

METODE PERBAIKAN AKHLAK (Al Ghazali)


a. Metode taat syariat, sbg upaya pembenahan diri yakni
membiasakan diri dlm kehidupan se-hari2 u/ berusaha
semampunya melakukan kebajikan & hal yg bermanfaat ss
dg ketentuan syariat, aturan & norma masy. Juga berusaha
menjauhi hal yg dilarang syariat & aturan yg berlaku.
Metode ini paling sederhana & dpt dilakukan siapa saja
dlm kehidupan sehari-hari.
b. Metode pengembangan diri, metode ini bercorak psiko
edukatif, yg didasari o/ kesadaran diri atas keunggulan &
kelemahan pribadi yg melahirkan keinginan u/ meningkat
kan sifat baik & mengurangi sifat buruk dirinya. Metode ini
pd dasarnya mirip metode pertama, hanya saja dilakukan
scr lb sadar, lb disiplin & lb intensif serta lb individual.
c. Metode kesufian, metode ini bercorak spiritual religius &
ber tujuan meningkatkan kualitas pribadi mendekati citra
insan ideal. Metode ini dianggap tertinggi dlm proses pe
ningkatan keruhanian, khususnya dlm meraih akhlak
terpuji.

Ketiga metode ini sifatnya bertahap yg dimulai dr taat


syariat ( sifat adaptif eksternal), pengembangan diri
(aktualisasi internal),& dlm hidup kesufian yg dialogis
transendental.
PENUTUP

 Allah tdk akan mengubah nasib se org/kaum apabila org


ybs sendiri tdk berupaya mengubah nasibnya (QS al Ra’d
(13):11).
 “bahwa diri man akan memperoleh pahala atas amal shaleh
yg dikerjakannya (QS al Fushshilat (41): 33).
 Dlm bhs tasawuf dikatakan “ tdk akan meraih musyahadah
(sbg karunia) tanpa mujahadah (perjuangan).

Anda mungkin juga menyukai