DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
KELAS A
PERBANKAN SYARIAH
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
B. Rumusan Masalah
2.Apa saja aspek dan sifat manusia sebagai dasar managemen bank
syari’ah?
C. Tujuan
4
KATA PENGANTAR..................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................2
C. Tujuan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Paradigma Manajemen Syariah.......................................3
B. Dasar-Dasar Manajemen Syariah....................................5
C. Prinsip Manajemen Syariah..............................................8
D. Tujuan Manajemen Syariah
E. Unsur Manajemen Syariah dan Implikasi di Bank Syariah
11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................16
5
BAB II PEMBAHASAN
Prof. Dr. H. Ma‟ruf Abdullah, SH., MM., Manajemen Berbasis Syari’ah, (Yogyakarta:
1
6
secara bertanggung jawab, diperlukan pengetahuan, wawasan, keterampilan,
dan sikap kerja yang profesional yang dalam istilah modern, sekarang disebut
dengan “Manajemen”. Manajemen dalam pandangan ajaran Islam
mengandung pengertian segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar,
tertib, dan teratur. prosesnya harus diikuti dengan baik. segala sesuatu tidak
boleh dilakukan secara asal-asalan. hal ini sesuai dengan sabda Rasulallah
SAW :
“sesungguhnya Allah SWT sangat mencintai orang yang jika melakukan
sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tetap, teratur, jelas dan tuntas)”.
(HR. Thabarani).
7
Dan dalam hadits yang lainnya:
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat denganku
pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya”.
Sebenarnya setiap orang dibekali potensi akhlak (EQ) oleh Allah
SWT. Dan Akhlak itu dapat dikembangkan oleh manusia untuk meraih
sukses dalam kehidupan didunia dan diakhirat kelak. Dan tanda-tanda
orang yang berakhlak baik itu anatara lain: banyak malu, banyak berbuat
baik, sedikit bicara, tidak mengagung-agungkan diri sendiri,
menyambung tali persaudaraan, sabar, ikhlas dan lain sebagainya.2
bank dalam arti suatu lembaga intermediasi keuangan yang paling penting
dalam sistem perekonomian kita, yaitu suatu lembaga khusus yang
menyediakan layanan finansial.
Kata bank dapat kita telusuri dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari
banco dalam bahasa Italia, yang dapat berarti peti/lemari atau bangku.
Konotasi kedua kata ini menielaskan dua fungsi dasar yang ditunjukkan oleh
bank komersial. Kata peti atau Iemari menyiratkan fungsi sebagai tempat
menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang,
dan sebagainya. Dewasa ini peti-bank berarti portepel aktiva yang
menghasilkan (portfolioofearningassets), yaitu portofolio yang memberi bank
"darah kehidupan" bernama laba bersih setelah pengeluaranpengeluaran dan
paiak.
Pada abad ke-12 kata banco di Italia merujuk pada meja, counter atau tempat
usaha penukaran uang (moneychanger). Arti ini menyiratkan fungsi transaksi,
yaitu "penukaran uang" atau dalam arti transaksi bisnis yang lebih luas yaitu
"membayar barang dan jasa". Contoh transaksi semacam itu di zaman
modern ini terjadi di beberapa tempat seperti counter di pasar swalayan atau
counter di restoran siap-saji (fast-food).
Jadi kesimpulannya, fungsi dasar bank adalah: (1) menyediakan tempat untuk
menitipkan uang dengan aman (safekeepingfunction), dan (2) menyediakan
alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa (transactionfunction).
8
Dewasa ini fungsi menyediakan alat pembayaran itu menjadi monopoli bank
komersial, karena hanya bank komersial yang diberi wewenang untuk
menyediakan rekening giro (checkingaccount).
9
yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur,
manaiemen, fungsi, hak dan kewajiban, maka semua itu disebutkan dengan jelas,
seperti
A.Ketuhanan/Tauhid
Berdasarkan kepada prinsip tauhid ini, maka pelaksanaan hukum islam
adalah ibadah dan penyerahan diri manusia kepada Allah sebagai rasa syukur
kepada nya. Begitupun dalam hal nya berbisnis, melaksanakan bisnis apabila
dilandasi aturan dan syariat, maka hal tersebut merupakan suatu ibadah. Dengan
adanya konsep tauhid ini, seorang muslim tidak akan menimbun kekayaan dan
serakah karena pada hakikat nya itu semua amanah dari Allah.
10
C.Kebebasan
Kehendak bebas adalah prinsip yang mengantarkan seorang yang menyakini
bahwa Allah memiliki kebebasan mutlak. Seorang muslim yang baik adalah yang
mampu menggunakan kebebasan itu dalam rangka penerapan tauhid dan
keseimbangan, sehingga kehendak kebebasan itu harus sejalan dengan
kemaslahatan kepentingan individu terlebih lagi pada kepentingan masyarakat
luas.
D.Tanggung Jawab
Prinsip ini lahir sebagai akibat atau konsekuensi dari prinsip kebebasan, kita
bebas melakukan apapun tapi kita pula harus ingat bahwa setiap pilihan yang kita
jalani memiliki unsur penanggung jawaban nya.
Semua organisasi baik yang berbentuk badan usaha swasta atau non swasta,
badan organisasi yang bersifat publik atau lembaga-lembaga sosial
kemasyarakatan, tentu mempunyai tujuan sendiri-sendiri yang menjadi motivasi
atau alasan dari didirikannya organisasi tersebut. Manajemen di dalam suatu
badan usaha, baik industri, niaga dan jasa, tidak terkecuali jasa perbankkan,
didorong oleh motif mendapatkan keuntungan (profit). Untuk mendapatkan
keuntungan yang besar, manajemen harus diselenggarakan dengan efisien.
Manajemen sangat menentukan bagaimana sebuah organisasi akan berkembang
kedepannya, oleh karena itu manajemen dalam organisasi haruslah dilakukan
dengan seefisien mungkin. Sikap mengefisienkan inilah yang harus ada pada
setiap pengusaha dan manajer di manapun mereka berada, baik dalam organisasi
bisnis, pelayanan publik, maupun organisasi pelayanan kemasyarkatan.
Perbedaannya hanyalah pada falsafah hidup yang dianut oleh masing-masing
pendiri atau manajer badan usaha tersebut.
Manajemen yang kita kenal sekarang ini adalah manajemen Barat yang
individualistis dan kapitalistis. Di dalam masyarakat yang individualistis,
kepentingan bersama dapat ditangguhkan demi kepentingan diri sendiri. Hal ini
disebabkan karena mereka telah meninggalkan nilai-nilai religius yang
berdasarkan hubungan tanggung jawab antara manusia dengan Tuhannya, baik
11
mengenai suruhan yang ma’ruf dan pencegahan yang munkar, semata-mata
ditujukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
1. Perencanaan
a. Forecasting
b. Objective
Objective atau tujuan adalah nilai yang akan dicapai oleh seseorang atau
badan.
c. Policies
Policies dapat berarti rencana kegiatan (flan of action) atau juga dapat
diartikan suatu pedoman pokok (guiding principles) yang diadakan oleh suatu
badan usaha untuk menentukan kegiatan yang berulang – ulang. Suatu policie
dapat dikenal dengan dua macam sifat, yaitu pertama merupakan prinsip –
rinsip dan kedua sebagai aturan untuk kegiatan – kegiatan. Oleh karena itu
policies merupakan prinsip yang menjadi aturan dalam kegiatan yang terus –
menerus setidak – tidaknya selama jangka waktu pelaksanaan rencana suatu
organisasi.[25]
Bidang kegiatan bank yang perlu dirumuskan dalam wujud kebijakan dasar
(basic policies) umumnya meliputi bidang – bidang penting bagi aktifitas
bank, yaitu sebagai berikut:
12
4) Sistem penyampaian (delivery system produk dan jasa bank)
6) Prefensi likuiditas
7) Persaingan
d. Programmes
e. Schedules
f. Prosedures
Prosedur adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan suatu
13
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan
14
Daftar Pustaka
15