Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MAJAMEN DANA BANK SYARIAH

POLA DASAR PRODUK BANK SYARIAH

Dosen Pengampu : Gustika Nurmalia,M.E.K

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1.Bayu Luthfi Alfarisi 2051020025


2.Meti Tri Widia 2051020097
3.Mia Riyanti 2051020098

KELAS A

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM

NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG 2021/2022


KATA
PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas


limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun
akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah Bank dan Lembaga Keuangan dengan
materi yang berjudul “POLA DASAR MANAJEMEN
BANK SYARIAH”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran dengan dosen
pengampu Ibu Gustika Nurmalia,M.E.K

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata


sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak khususnya kepada dosen mata kuliah manajemen dana
bank syariah yang telah membimbing kami dalam menulis
makalah ini. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat.
Terima kasih.

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Managemen berasal dari kata to manage yang artinya


mengatur. Pengaturan itu harus di lakukan melalui proses dan
di atur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi managemen itu.
Jadi dapat kita simpulan bahwasannya managemen itu
merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang
diinginkan. Selanjutnya Bank syari’ah adalah lembaga bank
yang dikelola dengan dasar-dasar syari’ah. Dengan kata lain,
pengelolaan bank syari’ah harus didasarkan pada nilai, prinsip
dan konsep syari’ah, begitu juga dengan Managemen yang ada
di dalam Bank Syari’ah, Managemen di dalam Bank berfungsi
sebagai sarana pendorong tercapainya tujuan dari Bank
Syari’ah itu sendiri. Bukan hanya untuk pencapain ke untungan
semata melainkan untuk kemaslahatan umat.

Bank syariah adalah lembaga bank yang dikelola dengan


dasar-dasar syariah dengan kata lain, pengelolaan bank syariah
harus didasarkan pada nilai, prinsip, dan konsep syariah,
Dalam makalh ini mencakup mencakup sebagian penjelasan
mengenai Pola Managemen Bank Syari’ah yaitu : Tujuan dari
Managemen bank syari’ah, aspek dan sifat manusia sebagai
dasar managemen bank syari’ah, unsur dari managemen bank
syari’ah dan implikasinya dalam bank syariah.

3
B. Rumusan Masalah

1.Apakah tujuan dari managemen bank syari’ah?

2.Apa saja aspek dan sifat manusia sebagai dasar managemen bank
syari’ah?

3.Apa saja unsur dari managemen bank syari’ah dan bagaimana


implikasinya di bank syari’ah?

C. Tujuan

1. Memahami Pengertian dari Paradigma Manajemen Syariah

2. Mengetahui Dasar-dasar Manajemen Syariah

3. Mengetahui Prinsip Manajemen Syariah

4. Mengetahui Tujuan dari Manajemen Syariah

5. Mengetahui Unsur Manajemen Syariah dan Implikasinya di Bank


Syariah

4
KATA PENGANTAR..................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................2
C. Tujuan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Paradigma Manajemen Syariah.......................................3
B. Dasar-Dasar Manajemen Syariah....................................5
C. Prinsip Manajemen Syariah..............................................8
D. Tujuan Manajemen Syariah
E. Unsur Manajemen Syariah dan Implikasi di Bank Syariah
11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................15
B. Saran................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................16

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Paradigma Manajemen Syari’ah

Menurut Prof. Dr. H. Ma‟ruf Abdullah, SH., MM., dalam bukunya


Manajemen Berbasis Syariah, paradigma manajemen syari‟ah memiliki tiga
landasan, yakni:1

1.Teologi Manajemen Syariah

Pemikiran Islam sebenarnya bukan merupakan buah dari intelektual manusia,


namun pemikiran itu merupakan pemikiran ilahi yang bersumber dari Allah
SWT, dzat yang maha benar dan maha sempurna, sebagai firman Allah:
h “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang
menerangkan. Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula)
Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang
terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang
lurus”. (Q.S. al-Maidah: 15-16).
Dengan demikian maka tidak etis rasanya kalo kita membangga-
banggakan teori-teori yang diikuti itu sebagai karya manusia, seperti
misalnya teori manajemen (scentific management). Sebetulnya manusia
mendapat pentunjuk dan bimbingan untuk menggali mutiara pikiran itu dari
khazanah kekayaan ilmu Allah SWT. Allah Maha Mengatur dan Menyiapkan
segala sesuatunya yang diperlukan manusia untuk melaksanakan tugasnya
sebagai khalifah fil ardhi (Q.S Hud : 61). Bumi tempat tinggal ini telah
disiapkan oleh Allah SWT dengan isi selengkap-lengkapnya: ada air, ada
tanah, ada tumbuh-tumbuhan, ada hewan, ada tambang, ada mineral, dan
sebagainya. Manusia tinggal mengelolanya sesuai dengan misi yang
diembannya sebagai khalifah fil ardhi.
Untuk dapat mengelola kehidupan di muka bumi dengan sebaik-
baiknya dengan melaksanakan sumber daya yang disediakan oleh Allah SWT

Prof. Dr. H. Ma‟ruf Abdullah, SH., MM., Manajemen Berbasis Syari’ah, (Yogyakarta:
1

Aswaja Pressindo, 2012), h. 63-81.

6
secara bertanggung jawab, diperlukan pengetahuan, wawasan, keterampilan,
dan sikap kerja yang profesional yang dalam istilah modern, sekarang disebut
dengan “Manajemen”. Manajemen dalam pandangan ajaran Islam
mengandung pengertian segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar,
tertib, dan teratur. prosesnya harus diikuti dengan baik. segala sesuatu tidak
boleh dilakukan secara asal-asalan. hal ini sesuai dengan sabda Rasulallah
SAW :
“sesungguhnya Allah SWT sangat mencintai orang yang jika melakukan
sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tetap, teratur, jelas dan tuntas)”.
(HR. Thabarani).

2.Budaya Manajemen Syariah

Sebagai konsekuensi logis dari pentingnya manajemen dalam


melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang maka perlu
dibangun budaya manajemen syariah agar seorang pemimpin dalam
menjalankan tugas meanajemen pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
betul-betul kredibel dan kapabel. Budaya manajemen syariah yang dimaksud
adalah :
a.Mengutamakan Akhlak

Salah satu faktor yang menetukan keberhasilan Rasulallah SAW


dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya dalam kapasitasnya
sebagai pemimpin agama, kepala keluarga, pemerintahan maupun
entrepeneur adalah mengutamakan akhlak. Akhlak merupakan faktor
utama (payung) dari semua aktivitas yang dilakukan oleh Rasulallah
SAW . Hal tersebut tidak hanya diakui oleh kawan (sahabatnya), tetapi
juga oleh lawannya, seperti kaisar Romawi Heracleus dan lain-lain.
Dalam konteks kekinian yang disebut akhlak itu ialah Emotional
Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional. Dalam melaksanakan tugas-
tugas kepemimpinan, EQ menjadi sumber utama terbangunnya
kredibilitas dan kapabilitas. Banyak orang yang menduduki jabatan
pemimpin yang gagal dalam melaksanakan kepemimpinannya dan
setelah ditelusuri kegagalannya tersebut ternyata umunya mereka itu
memiliki EQ yang rendah sehingga menghalalkan segala cara dalam
mencapai tujuan. Untuk semua bidang kehidupan termasuk menjadi
pemimpin, Rasulallah SAW menyatakan dalam haditsnya :
“Tidak ada semata yang lebih berat dalam timbangan dari pada akhlak
yang baik “. (HR. Ahmad dan Abu Daud).

7
Dan dalam hadits yang lainnya:

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat denganku
pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya”.
Sebenarnya setiap orang dibekali potensi akhlak (EQ) oleh Allah
SWT. Dan Akhlak itu dapat dikembangkan oleh manusia untuk meraih
sukses dalam kehidupan didunia dan diakhirat kelak. Dan tanda-tanda
orang yang berakhlak baik itu anatara lain: banyak malu, banyak berbuat
baik, sedikit bicara, tidak mengagung-agungkan diri sendiri,
menyambung tali persaudaraan, sabar, ikhlas dan lain sebagainya.2

2.2 Dasar – Dasar Manajemen Bank Syariah

bank dalam arti suatu lembaga intermediasi keuangan yang paling penting
dalam sistem perekonomian kita, yaitu suatu lembaga khusus yang
menyediakan layanan finansial.

Kata bank dapat kita telusuri dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari
banco dalam bahasa Italia, yang dapat berarti peti/lemari atau bangku.
Konotasi kedua kata ini menielaskan dua fungsi dasar yang ditunjukkan oleh
bank komersial. Kata peti atau Iemari menyiratkan fungsi sebagai tempat
menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang,
dan sebagainya. Dewasa ini peti-bank berarti portepel aktiva yang
menghasilkan (portfolioofearningassets), yaitu portofolio yang memberi bank
"darah kehidupan" bernama laba bersih setelah pengeluaranpengeluaran dan
paiak.

Pada abad ke-12 kata banco di Italia merujuk pada meja, counter atau tempat
usaha penukaran uang (moneychanger). Arti ini menyiratkan fungsi transaksi,
yaitu "penukaran uang" atau dalam arti transaksi bisnis yang lebih luas yaitu
"membayar barang dan jasa". Contoh transaksi semacam itu di zaman
modern ini terjadi di beberapa tempat seperti counter di pasar swalayan atau
counter di restoran siap-saji (fast-food).

Jadi kesimpulannya, fungsi dasar bank adalah: (1) menyediakan tempat untuk
menitipkan uang dengan aman (safekeepingfunction), dan (2) menyediakan
alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa (transactionfunction).

8
Dewasa ini fungsi menyediakan alat pembayaran itu menjadi monopoli bank
komersial, karena hanya bank komersial yang diberi wewenang untuk
menyediakan rekening giro (checkingaccount).

Sebagai lembaga intermediasi, bank konvensional menerima simpanan dari


nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah (unit ekonomi) Iain yang
membutuhkan dana. Atas simpanan para nasabah itu bank memberi imbalan
berupa bunga. Demikian pula, atas pemberian pinjaman itu bank mengenakan
bunga kepada para peminjam. Diakui bahwa peran bank konvensional itu
telah mampu

memenuhi kebutuhan manusia, dan aktivitas perbankan dapat dipandang sebagai


wahana bagi masyarakat modern untuk membawa mereka kepada pelaksanaan
kegiatan tolong-menolong dav menghindari adanya dana•dana yang menganggur
(idle).
Dalam perbankan konvknsional terdapat kegiatan-kegiatan Yang dilarang
Syariah Islam, seperti menerima dan membayar bunga (riba), membiayai
kegiatan produksi dan perdagangan barangbarang yang dilarang syariah,
minuman keras misalnya.

Bank syariah didirikan dengan rujuan untuk mempromosikan dan


mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke
dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis Iain yang terkait, Prinsip
utama yang diikuti Oleh bank islami itu adalah•.

(a) larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi;


(b) melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan
keuntungan yang sah; (c) memberikan zakat.

Sepaniang praktik perbankan konvcnsional tidak bertentangan dengan prinsip-


prinsip Islam, bank-bank Islam telah mengadopsi sistem dan prosedur perbankan
Yang ada- Bila terjadi pertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, maka bank-
bank Islam merencanakan dan menerapkan prosedur mereka sendiri guna
menyesuaikan aktivitas perbankan mereka dengan prinsip-prinsip Syariah Islam.
Untuk itu Dewan Syariah berfungsi memberikan advis kepada perbankan Islam
guna memastikan bahwa bank Islam tidak terlibat dalam unsur•unsur yang tidak
disetujui Oleh Islam.2
Jika Yang dimaksud dengan "bank" adalah istilah bagi suatu lembaga keuangan,
maka istilah "bank" tidak disebutkan secara eksplisit dalam al-Quran, Tetapi jika

9
yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur,
manaiemen, fungsi, hak dan kewajiban, maka semua itu disebutkan dengan jelas,
seperti

zakat, sbadaqah, ghani'ltah (rampasan'perang), bai' (jual-beli), daya (utang


dagang), maal (harta) dan sebagainya, yang memiliki konotasi fungsi yang
dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan ekonomi. Lembaga-lembaga itu
pada akhirnya bertindak sebagai individu yang dalam konteks fikih disebut
syaksyiyahal i 'tibariyah atau syaksiyyahalma'natviyah.
Mengenai akhlak, al-Quran menyebutkan secara eksplisit, baik dalam kisah
maupun perintah. Konsep accowttability, misalnya, terdapat pada ayat-ayat yang
paling panjang dan berupa perintah (QS 2: 282-283). Demikian pula konsep trust
(antanah) (QS 2: 283) dan keadilan (di antaranya QS 4: 4, 128, 135, 5: 8). Untuk
menjaga stabilitas lembaga tersebut, al-Quran mengaiarkan tindakan tegas (amar
ma'ruf nahi munkar) (QS 3: 110) dan teguran (tatvsiyab untuk menegakkan
kebenaran dan berlaku kesabaran) (QS al-'Ashr). Quran juga menjelaskan
perlunya struktur hierarki manajemen yang rapi untuk melakukan usaha mencapai
tujuan lembaga sebagai manifestasi kecintaan Tuhan (QS 61; 4)

2.3 Prinsip Manajamen Syariah

A.Ketuhanan/Tauhid
Berdasarkan kepada prinsip tauhid ini, maka pelaksanaan hukum islam
adalah ibadah dan penyerahan diri manusia kepada Allah sebagai rasa syukur
kepada nya. Begitupun dalam hal nya berbisnis, melaksanakan bisnis apabila
dilandasi aturan dan syariat, maka hal tersebut merupakan suatu ibadah. Dengan
adanya konsep tauhid ini, seorang muslim tidak akan menimbun kekayaan dan
serakah karena pada hakikat nya itu semua amanah dari Allah.

B.Keadilan dan Keseimbangan


Hukum syariah mewajibkan kita menegakkan keadilan, kapan dan
dimanapun. Semua perbuatan harus dilakukan dengan adil, keseimbangan
merupakan konsep yang menunjukan adanya keadilan sosial bagi sesama pelaku
bisnis.

10
C.Kebebasan
Kehendak bebas adalah prinsip yang mengantarkan seorang yang menyakini
bahwa Allah memiliki kebebasan mutlak. Seorang muslim yang baik adalah yang
mampu menggunakan kebebasan itu dalam rangka penerapan tauhid dan
keseimbangan, sehingga kehendak kebebasan itu harus sejalan dengan
kemaslahatan kepentingan individu terlebih lagi pada kepentingan masyarakat
luas.

D.Tanggung Jawab
Prinsip ini lahir sebagai akibat atau konsekuensi dari prinsip kebebasan, kita
bebas melakukan apapun tapi kita pula harus ingat bahwa setiap pilihan yang kita
jalani memiliki unsur penanggung jawaban nya.

2.4 Tujuan Manajemen Syariah

Semua organisasi baik yang berbentuk badan usaha swasta atau non swasta,
badan organisasi yang bersifat publik atau lembaga-lembaga sosial
kemasyarakatan, tentu mempunyai tujuan sendiri-sendiri yang menjadi motivasi
atau alasan dari didirikannya organisasi tersebut. Manajemen di dalam suatu
badan usaha, baik industri, niaga dan jasa, tidak terkecuali jasa perbankkan,
didorong oleh motif mendapatkan keuntungan (profit). Untuk mendapatkan
keuntungan yang besar, manajemen harus diselenggarakan dengan efisien.
Manajemen sangat menentukan bagaimana sebuah organisasi akan berkembang
kedepannya, oleh karena itu manajemen dalam organisasi haruslah dilakukan
dengan seefisien mungkin. Sikap mengefisienkan inilah yang harus ada pada
setiap pengusaha dan manajer di manapun mereka berada, baik dalam organisasi
bisnis, pelayanan publik, maupun organisasi pelayanan kemasyarkatan.
Perbedaannya hanyalah pada falsafah hidup yang dianut oleh masing-masing
pendiri atau manajer badan usaha tersebut.
Manajemen yang kita kenal sekarang ini adalah manajemen Barat yang
individualistis dan kapitalistis. Di dalam masyarakat yang individualistis,
kepentingan bersama dapat ditangguhkan demi kepentingan diri sendiri. Hal ini
disebabkan karena mereka telah meninggalkan nilai-nilai religius yang
berdasarkan hubungan tanggung jawab antara manusia dengan Tuhannya, baik

11
mengenai suruhan yang ma’ruf dan pencegahan yang munkar, semata-mata
ditujukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

2.5 Unsur Manajemen Syari’ah dan Impikasinya di Bank syari’ah

1. Perencanaan

Suatu perencanaan yang baik dilakukan melalui berbagai proses kegiatan


yang meliputi:

a. Forecasting

Forecasting adalah suatu peramalan usaha yang sistematis, yang paling


mungkin memperoleh sesuatu dimasa yang akan datang, dengan dasar
penaksiran dan menggunakan perhitungan yang rasional atas fakta yang ada.
Fungsi perkiraan adalah untuk memberi informasi sebagai dasar
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.[24]

b. Objective

Objective atau tujuan adalah nilai yang akan dicapai oleh seseorang atau
badan.

c. Policies

Policies dapat berarti rencana kegiatan (flan of action) atau juga dapat
diartikan suatu pedoman pokok (guiding principles) yang diadakan oleh suatu
badan usaha untuk menentukan kegiatan yang berulang – ulang. Suatu policie
dapat dikenal dengan dua macam sifat, yaitu pertama merupakan prinsip –
rinsip dan kedua sebagai aturan untuk kegiatan – kegiatan. Oleh karena itu
policies merupakan prinsip yang menjadi aturan dalam kegiatan yang terus –
menerus setidak – tidaknya selama jangka waktu pelaksanaan rencana suatu
organisasi.[25]

Bidang kegiatan bank yang perlu dirumuskan dalam wujud kebijakan dasar
(basic policies) umumnya meliputi bidang – bidang penting bagi aktifitas
bank, yaitu sebagai berikut:

1) Tipe nasabah yang dilayani

2) Jenis layanan yang disediakan bagi nasabah

3) Daerah atau wilayah pelayanan

12
4) Sistem penyampaian (delivery system produk dan jasa bank)

5) Distribusi aktiva produktif

6) Prefensi likuiditas

7) Persaingan

8) Pengemangan dan pelatihan staf[26]

d. Programmes

Programmes adalah sederatan kegiatan yang digambarkan untuk


melaksanakan policies. Program itu merupakan rencana kegiatan yang
dinamis yang biasanya dilaksanaka secara bertahap, dan terikat denga ruang
(place) dan waktu (time). Program itu harus merupakan suatu kesatuan yang
terkait erat dan tidak dapat dipisahkan dengan tujuan yang telah ditentukan
dalam organisasi (closely integrated).

e. Schedules

Schedules adalah pembagian program yang harus diselesaikan menurut urut –


urutan waktu tertentu. Dalam keadaan terpaksa schedules dapat berubah,
tetapi tujuan dan program tidak berubah.[27]

f. Prosedures

Prosedur adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan suatu

13
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan

Manajemen adalah suatu aktivitas khusus menyangkut


kepemimpinan, pengarahan, pengembangan personal, perencanaan, dan
pengawasan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berkenaan dengan unsur-
unsur pokok dalam suatu proyek. Tujuannya adalah agar hasil-hasil yang
ditargetkan dapat tercapai dengan cara yang efektif dan efisien.

Hakikat yang terkandung dalam Al-Qur’an yakni merenungkang atau


memandang ke depan suatu urusan (persoalan), agar perkara itu terpuji dan
baik akibatnya, maka hal ini, menderivasikan adanya prinsip-prinsip
manajemen yang meliputi: pertama, keadilan. Kedua, amanah dan
pertanggungjawaban. Ketiga, komunikatif.

Prinsip-prinsip manajemen Islami anatara lain adalah Prinsip Amar


Ma’ruf Nahi Munkar, Kewajiban Menegakkan Kebenaran, Kewajiban
Menegakkan Keadilan, Kewajiban Menyampaikan Amanah

Unsur-unsur manajemen bank syari’ah yaitu: Perencanaan,


Forecasting, Objective, dan Policies

14
Daftar Pustaka

Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yokyakarta: UPP AMPYKPN,


2002)

Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2014)

Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah (Edisi Revisi), (Yokyakarta: UPP


AMPYKPN, 2011)

Hafidhuddun, Didin, dan Hendri, Manajemen Syariah, (Jakarta: Gema Insani


Press, 2003)

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yokyakarta: YKPN, 2015)

Al-Qur’an dan Terjemahannya

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali, 2014)

Herry dan Khaerul, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Pustaka


Setia, 2013)

Mahdi bin Ibrahim bin Muhammad Mubjir, Amaanah dalam Manajemen


(terjemahan: Rahmad Abas), (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997)

Arifin Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Tanggerang: Azkiz


Publisher, 2009)

15

Anda mungkin juga menyukai