Anda di halaman 1dari 31

1 Pengertian Etika

TOPIK
PEMBAHASAN 2 Pendekatan Etika

3 Perkembangan etika

Persamaan dan perbedaan


4 antara etika dan etiket
Keterkaitan Antara Etika Dan
5 Hati Nurani
Istilah etika berasal dr bahasa yunani kuno, yakni Ethos dlm
bentuk tunggal, yg berarti tempat tinggal yg biasa; padang
rumput; kandang; kebiasaan; adat; akhlak; watak; perasaan;
sikap; & cara berpikir. Kemudian dalam bentuk jamak yakni Ta
etha yg berarti adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak yg kemudian melatarbelakangi


terbentuknya istilah etika yg oleh Aristoteles (filsuf dari Yunani)
dipakai utk menunjukkan filsafat moral.

Jadi, scr etimologis, etika berarti ilmu tentang apa yg biasa


dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Kata cukup dekat dgn etika adalah moral. Moral
berasal dr bahasa latin, yakni mos dlm bentuk
tunggal, & mores dlm bentuk jamak yg berarti
kebiasaan, adat.

Etimologi kata etika & moral adh sama, karena


keduanya berasal dr kata yg berarti adat kebiasaan.
Hanya bahasa asalnya yg berbeda, (dari bahasa
yunani dan bahasa latin)
KUBI yang lama (Poerwadarminta, 1953)

Etika
Ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral). Penekanan pengertiannya yaitu etika
sebaga ilmu.
Dalam KBBI (Depdik bud, 1988)

Etika
1) Ilmu tentang apa yang baik & apa yang buruk & tentang hak &
kewajiban moral (akhlak)
2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3) Nilai mengenai benar & salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat
K.Bertens

Etika
1) Kata etika bisa dipakai dlm arti nilai2 & norma2 moral yg mjd
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dlm mengatur
tingkah lakunya. (misalnya etika suku…, etika agama…. dsbg). arti ini
bisa dirumuskan sbg sistem nilai.
2) Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral, yg dimaksud adh kode
etik (misalnya etika kedokteran, etika kesehatan masyarakat dsbg).
3) Etika berarti ilmu ttg baik atauburuk. Etika baru menjadi ilmu, bila
kemungkinan2 etis (asas2 & nilai2 ttg yg dianggap baik atau buruk)
yg begitu sj diterima dlm suatu masyarakat & sering kali tanpa
disadari mjd bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis &
metodis. Etika disini sama artinya dgn filsafat moral.
Guido Maertens

Etika
cabang filsafat yg mengenakan refleksi dan
metode pada tugas manusia utk menemukan
nilai2 moral atau menerjemahkan nilai2 itu ke
dalam norma2 (etika dasar) dan menerapkannya
pd situasi kehidupan konskrik (etika terapan)
Etika merupakan ilmu yg menyelidiki tingkah laku moral.
Terdapat beberapa cara uTk mempelajari moralitas atau
pendekatan ilmiah tentang tingkah laku moral, yaitu:

a. Etika deskriptif
b. Etika normatiF
c. Meta Etika
Etika deskriptif
yaitu suatu kajian etika yg bertujuan untuk menggambarkan
tingkah laku moral dalam arti luas, tentang baik dan buruk,
tentang tindakan yang boleh atau tidak boleh dari setiap
kelompok masyarakat atau komunitas, tanpa memberikan
penilaian.
Etika normatif
yaitu menggambarkan etika dari suatu kelompok atau komunitas
dan memberikan penilaian terhadap etika yang berlaku tersebut
(dgn sendirinya menggunakan kriteria etis dan tidak etis), sehingga
menentukan benar atau etis dan tidak benar atau tidak etis. Etika
normatif bertujuan utk merumuskan prinsip2 etis yang dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional.
Etika normatif dibedakan menjadi 2 yakni :
1) Etika umum, adh aturan tingkah laku yg harus dipenuhi oleh
setiap orang di dlm masyarakatnya. Setiap anggota masyarakat di
mana pun berada selalu terikat oleh etika umum ini, yg secara
implisit mengatur hak dan kewajiban setiap anggota kelompok
atau masyarakat dlm kelompok atau masyarakat tersebut
2) Etika khusus, adh aturan tingkah laku kelompok manusia atau
kelompok masyarakat yg khas atau yg spesifik kelompok
tersebut. Yg dimaksud adh kelompok profesi. Kelompok profesi
dalam suatu masyarakat sgt bervariasi, yg mempunyai kekhasan
atau perilaku khusus sesuai dgn profesi masing2. masing2 profesi
biasanya membuat aturan berperilaku sesuai dgn profesinya,
aturan berilaku profesi biasanya dirumuskan dlm aturan bertindak
atau “role of conduct” atau disebut “kode etik”
Metaetika
Istilah ini diciptakan utk menunjukkan bahwa yg dibahas disini
bukanlah moralitas secara langsung, melainkan ucapan2 di bidang
moralitas. Metaetika seolah2 bergerak pada taraf “bahasa etis” atau
bahasa yg dipergunakan di bidang moral. Dapat dikatakan jg
bahwa metaetika mempelajari logika khusus dr ucapan2 etis.
Metaetika mengarahkan perhatiannya kepada arti khusus dari
bahasa etika. Misalnya arti khusus kata “baik” bila dipakai dalam
konteks etis.
Tahap Praetik atau Pramoral

Tahap Prakonvensional

Tahap Konvensional

Tahap Pascakonvensional (otonom)


Tahap Praetik atau Pramoral
Perkembangan etika pd tahap awal terjadi dalam keluarga. Pd
tahap ini, anak mengenal adanya perbuatan baik dan buruk sangat
berkaitan dengan sikap dan perilaku orang tua. Seorang anak
mengenal perbuatan baik kalau apa yg dilakukan itu mendapatkan
hadiah atau pujian dari orang tuanya. Sebaliknya, perbuatan itu tdk
baik jika apa yg dilakukannya mendapatkan hukuman atau celaan
dari orang tua.
Dalam konteks ini blm dapat dikatakan bahwa perbuatan anak
tersebut bermoral atau tidak bermoral, karena anak baru belajar
perbuatan baik dan buruk saja. Oleh sebab itu perkembangan
moral di tahap ini disebut tahap pramoral
Tahap Prakonvensional
Pd tahap ini perbuatan2 anak sudah mulai didasarkan pd norma2
umum yg berlaku dalam kelompok sosialnya (sekolah), tdk hanya
terbatas pada norma dalam keluarga atau ayah dan ibunya saja,
tetapi sudah lebih luas lagi yakni guru dan kawan-kawannya.
Bahkan guru dan kawan-kawannya sudah mjd acuan yang paling
baik bagi anak2 dlm tahap ini. Oleh sebab itu, perkembangan etika
pada tahap ini disebut tahap prakonvensional
Tahap Konvensional
Tahap ini sudah pd tingkat dewasa, dimana pemahaman
seseorang kpd kelompok sudah meluas ke kelompok yang lebih
kompleks lagi (suku bangsa, agama, Negara, dsbg). Bahwa perilaku
atau tindakan baik dan buruk tdk hanya sesuai dengan moral
(norma yg tdk tertulis), ttp jg sudah mencakup norma kelompok,
atau masyarakat yg sudah tertulis, yakni peraturan hokum. Maka
dari itu, perilaku baik adh apabila sesuai dengan aturan hokum
kelompok besar tersebut.
Tahap Pascakonvensional (otonom)
Pd tahap ini, sbg penerimaan tanggung jawab pribadi atas dasar
etik, moral atau prinsip2 hati nurani yg sudah lebih otonom atau
mandiri. Oleh sebab itu, perilaku pada tingkat ini biasanya tidak
sama, bahkan bertentangan dgn perilaku kelompoknya. Dalam
tahap ini, seseorang sudah berani berperilaku beda dengan
kelompoknya, karena menganggap kelompok belum tentu benar.
Etika berarti moral & etiket berarti sopan santun
Dlm bahasa Inggris etika yaitu ethics, sedangkan etiket yaitu
etiquette

Dari segi asal usul katanya, tidak terdapat hubungan antara


keduanya, namun dari segi artinya terdapat kedekatan satu
sama lain
Persamaan etika dan etiket:
1) Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia (istilahnya
hanya dipakai mengenai manusia)
2) Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif,
artinya memberi norma bagi perilaku manusia & dengan
demikian menyatakan apa yg harus dilakukan & tidak boleh
dilakukan.
Perbedaan etika dan etiket:
1) Etiket menyangkut cara suatu perbuatan yg harus dilakukan manusia.
Sedangkan etika tdk terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan,
etika memberi norma ttg perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut
masalah apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau tidak.
2) Etiket hanya berlaku dlm pergaulan. Bila tdk ada orang lain atau tdk ada
saksi mata, maka etiket tdk berlaku. Sedangkan etika selalu berlaku
walaupun tdk ada saksi mata. Etika tdk tergantung pada hadir tdknya
orang lain.
3) Etiket bersifat relatif. Yg dianggap tdk sopan dlm satu kebudayaan, bisa
sj dianggap sopan dlm kebudayaan lain. Sdgkn etika jauh lebih absolut.
Larangan mencuri, berbohong, membunuh merupakan prinsip2 etika
yang tdk bisa di tawar2 atau mudah diberi dispensasi.
4) Etiket hanya memandang dari segi lahiriah saja, sedangkan etika
menyangkut manusia dr segi dalam.
Hati nurani adh penghayatan atau kesadaran tentang baik atau
buruk, benar atau tdk benar berhubungan dgn tingkah laku
konkret ssorg di dlm masyarakat.

Hati nurani yg memerintahkan atau melarang kita utk bertindak


atau tdk bertindak, atau menganjurkan atau melarang kita utk
melakukan sesuatu terhadap sesuatu yg dihadapinya.
Hati nurani erat kaitannya dgn kesadaran, dan kesadaran
merupakan ciri khas pd manusia, dan tidak ada pd makhluk yg
lainnya. Shgg dpt di katakan bahwa perilaku atau perbuatan
manusia di manapun berada atau hidup selalu dikendalikan oleh
kesadarannya.

Kesadaran berbeda dengan pengenalan, karena pengelanan adh


bila kita melihat, mendengar, dan merasa sesuatu yg di hadapi.
Pengenalan tidak hanya terbatas pd manusia saja, tetapi binatang
pun bisa mengenal setelah mendengar atau melihat sesuatu.
Sedangkan kesadaran tidak dimiliki oleh binatang shgg apa yg
dilakukan oleh binatang hanya di dasarkan pengenalan biologi
semata.
Hati nurani merpkn sifat dasar manusia, kesadaran mengenal diri sendiri, yg pada
hakikatnya manusia cenderung mengiyakan perbuatan2 yg baik, yg jujur, adil dan
sebaiknya. Tetapi sebaliknya manusia tdk mengiyakan atau tdk setuju, tdk memihak
terhadap hal2 yg tdk baik, tdk jujur, tdk adil. Hal2 seperti tersebut sebenarnya sejalan
dgn etika.

Oleh sebab itu apabila org bertindak sesuai dgn hati nurani yg paling dalam, tentu saja
tindakan tersebut sesuai dgn etika, begitupun sebaliknya.

Bertindak mengikuti hati nurani mrpkn suatu hak dasar bagi setiap manusia. Tidak ada
org lain yang berwenang utk campur tangan dalam putusan hati nurani seseorang.
Seyogyanya, tdk boleh terjadi ssorg itu dipaksa untuk bertindak yg bertentangan
dengan hati nuraninya.

Dapat disimpulkan bahwa hati nurani mempunyai keterkaitan erat dengan etika atau
kehidupan moral manusia. Bahkan dapat dikatakan hati nurani adh ukuran norma
terakhir untuk perbuatan2 manusia.
Hati nurani dpt dibedakan mjd dua, yt:
1) Hati nurani retrospektif, apabila ssorg membuat keputusan2 dan
melaksanakn putusan tersebut atau bertindak, biasanya org
berpikir ulang atau membuat semacam penilaian terhadap apa
yang dilakukan tersebut. Apabila ssorg bertindak yg tdk etis dan
bertentangan dgn hati nuraninya, tentu saja setelah bertindak
org tersebut akan menyadari bhw tindakannya tdk benar, dan
menyesalinya.
2) Hati nurani prospektif, sblm org membuat keputusan dan
bertindak, biasanya menilai dan mempertimbangkan terhadap
apa yang akan diputuskan dan dilakukan dgn menggunakan
hati nurani. Sblm bertindak, batin memberikan pertimbangan2 yg
terwujud dalam bentuk larangan untuk berbuat buruk, dan
anjuran untuk berbuat baik.
`

Anda mungkin juga menyukai