Anda di halaman 1dari 23

2

PERTEMUAN I
PENGANTAR
Etika
Ethos Ta etha (Aristoteles)
Bahasa Yunani Kuno Bentuk jamak Ilmu tentang apa yang biasa
dalam bentuk tunggal dilakukan atau ilmu tentang adat
dengan banyak arti: yang artinya kebiasaan.
tempat tinggal yang biasa; adat
padang rumput, kandang; kebiasaan.
habitat; kebiasaan, adat;
akhlak, watak; perasaan,
sikap, cara berpikir.

Etika (KBBI
1) Ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral;
2) 2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; 3) nilai mengenai benar dan
salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.
Penjabaran Arti Etika dalam
KBBI
SISTEM NILAI (Arti Etika Ke-
3)
1 Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Contoh: Etika suku-suku Indian; Etika agama Budha, Etika Protestan.

KODE ETIK (Arti Etika Ke-2)


2 Kumpulan asas atau nilai moral.
Contoh: Etika Rumah Sakit Indonesia; Kode Etik Psikologi.

FILSAFAT MORAL (Arti Etika Ke- 1)


3 Ilmu tentang baik atau buruk. Etika baru menjadi ilmu jika keyakinan-
keyakinan etis menjadi bahan refleksi kritis bagi suatu penelitian sistematis
dan metodis. Etika sebagai ilmu dapat membantu juga untuk menyusun kode
etik.
Moral sebagai
nomina = Etika
(kata benda)
Etika = Moral
Moral sebagai
adjektiva = Etis
(kata sifat)
Amoral Immoral
“Tidak berhubungan dengan konteks moral”, “Bertentangan dengan moralitas yang baik”,
“di luar suasana etis”, “non-moral”. “secara moral buruk”, “tidak etis”.
Netral dari sudut moral atau tidak
mempunyai relevansi etis.
Etika/ Ethics Etiket/ Etiquette (Bahasa Perancis)
“Moral” “Sopan Santun”
ICON
Perbandingan Etika &
Etiket
Terdapat 2 persamaan etika dan etiket:
1. Menyangkut perilaku manusia.
2. Mengatur perilaku manusia secara normatif.
Ada pula 4 perbedaan mendasar antara etika dan etiket:
ETIKA ETIKET
Memberi norma tentang perbuatan itu Menyangkut suatu perbuatan yang dilakukan
sendiri. manusia.
Selalu berlaku. Hanya berlaku dalam pergaulan.
Lebih absolut. Bersifat relatif.
Menyangkut manusia dari segi dalam. Memandang manusia dari segi lahiriah saja.
BEDA ETIKA & ETIKET
K. Bertens memberikan 4 (empat) macam perbedaan etiket dengan etika, yaitu :
1. Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal
: Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya
dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri,
maka saya dianggap melanggar etiket.

2. Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma


dari perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa
izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan
mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan
apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.
3. Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak
seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak
ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata,
maka etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan
bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya
di atas meja makan, maka saya dianggap melanggar
etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian
(tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar
etiket jika saya makan dengan cara demikian.

4. Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau


bersama orang lain. Misal: Larangan mencuri selalu
berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau
barang yang dipinjam selalu harus dikembalikan
meskipun si empunya barang sudah lupa.
5. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap
tidak sopan dalam satu kebudayaan,
bisa saja dianggap sopan dalam
kebudayaan lain. Misal : makan dengan
tangan atau bersendawa waktu makan.
6. Etika bersifat absolut. “Jangan
mencuri”, “Jangan membunuh”
merupakan prinsip-prinsip etika yang
tidak bisa ditawar-tawar.
4. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah
saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa juga
bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang tampil
sebagai “manusia berbulu ayam”, dari luar sangat
sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan.
5.Etika memandang manusia dari segi dalam.
Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik,
sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang
sungguh-sungguh baik.
PERTEMUAN II
PENDEKATAN DAN JENIS-JENIS
ETIKA
JENIS

PENDEKATAN ETIKA:

1. ETIKA DESKRIPTIF

2. ETIKA NORMATIF

3. METAETIKA
PENDEKATAN ETIKA
1. ETIKA DESKRIPTIF

Melukiskan (tidak memberi


penilaian) tingkah laku moral dalam
arti luas, misalnya, adat kebiasaan,
anggapan-anggapan tentang baik
dan buruk, tentang tindakan-
tindakan yang diperbolehkan atau
tidak diperbolehkan.
Etika Normatif
Tidak melukiskan (deskriptif) melainkan preskriptif
(=memerintahkan), menentukan benar tidaknya tingkah
laku atau anggapan moral.
Bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan cara rasional dan dapat
digunakan dalam praktek.
Terbagi dua etika umum dan etika khusus.(related to logic/
premis-premis)
Metaetika
1. Bergerak pada taraf lebih tinggi daripada perilaku etis,
yaitu pada taraf “bahasa etis” atau bahasa yang kita
gunakan di bidang moral.
2. Metaetika mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan
etis.
ETIKA UMUM
Mengajarkan tentang kondisi-kondisi & dasar-dasar bagaimana
seharusnya manusia bertindak secara etis, bagaimana pula
manusia bersikap etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral
dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta
tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
Etika umum dapat pula dianalogkan dengan ilmu pengetahuan,
yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori etika.
ETIKA KHUSUS
Penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan.
Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana seseorang bersikap dan
bertindak dalam kehidupannya dan kegiatan profesi khusus yang
dilandasi dengan etika moral.
Penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana manusia
bersikap atau melakukan tindakan dalam kehidupan terhadap
sesama.
ETIKA KHUSUS

Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan


sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

Etika sosial, yaitu mengenai sikap dan kewajiban, serta


pola perilaku manusia sebagai anggota bermasyarakat.
ETIKA SOSIAL MELIPUTI BANYAK BIDANG
ETIKA SOSIAL
ANTARA MELIPUTI
LAIN : BANYAK BIDANG ANTARA LAIN :
Sikap terhadap sesama
Etika keluarga
Etika profesi
Etika politik
Etika lingkungan
Dari sistematika, kita dapat melihat bahwa ETIKA
Etika idiologi
PROFESI merupakan bidang etika khusus atau
terapan yang merupakan produk dari etika sosial
Hakikat Etika Filosofis
Etika adalah refleksi ilmiah tentang tingkah laku
manusia dari sudut norma-norma atau dari sudut
baik dan buruk. SEGI NORMATIF merupakan sudut
pandang yang khas dalam etika.
Etika termasuk filsafat. Filsafat tidak membatasi diri
pada gejala-gejala konkret. Tugas utamanya ialah
menyelidiki apa yang harus dilakukan manusia.
Semua cabang filsafat membahas “yang ada”,
sedangkan etika membahas “yang harus dilakukan”.
Disebut juga filsafat praktis.
Peranan Etika dalam Dunia Modern

Terdapat 3 ciri yang


menonjol dalam
memandang situasi
Pluralisme moral
etis dalam dunia
modern: 1 Didorong faktor komunikasi dan era internet yang
semakin pesat.

Timbulnya masalah-masalah etis baru


2 Disebabkan perkembangan pesat dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya ilmu-ilmu
biomedis. Juga bidang fisika nuklir dan teknologi
informasi.

Kepedulian etis yang mendunia


3 Gerakan-gerakan perjuangan moral yang aktif pada
taraf internasional. Gejala paling mencolok adalah
Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia
oleh PBB pada 10 Desember 1948.
Panduan Etika sebagai mahasiswa FIKOM
!
Pertemuan III
KEBEBASAN SEBAGAI DASAR ETIKA

Anda mungkin juga menyukai