TEORI-TEORI ETIKA
A. PENDAHULUAN
Salah satu hal penting dalam menjaga keharmonisan
manusia dalam menjalani kehidupannya adalah masalah etika.
Etika merupakan refleksi dari moralitas perilaku manusia.
Ketika zaman semakin berkembang, perilaku manusia juga
akan mengikuti perkembangan zaman, maka tidak heran jika
permasalah manusia juga semakin kompleks. Ilmu
pengetahuan dan teknologi selain memberikan pengaruh positif
dalam kehidupa manusia, juga memberikan dampak negatif,
seperti munculnya masalah-masalah moral baru.
B. BIOGRAFI SINGKAT
Prof. Dr. K. Bertens lahir di kota Tilburg, Nederland
pada tahun1936. Ia belajar filsafat dan teologi di sebuah
perguruan tinggi di Nederland. Selanjutnya ia mendalami studi
tentang filsafat di Universitas Leuven Belgia. Di sana ia
memperoleh gelar doktor filsafat dengan disertasi tentang
Nicholas Malebranche, seorang filsuf Prancis abad 17.
C. PEMBAHASAN
1. Definsi Etika
6
1. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus
dilakukan manusia sedangkan etika menyangkut
masalah apakah suatu perbuatan boleh dilakukan ya
atau tidak.
Contoh etiket: jika saya menyerahkan sesuatu kepada
atasan saya, saya harus menyerahkannya dengan tangan
kanan. Sehingga apabila kita menyerahkan dengan
tangan kiri maka dianggap melanggar etiket
Contoh etika: Jika ada orang berinisial A menyerahkan
amplop menggunakan tangan kanan kepada B, namun
ternyata si B adalah seorang hakim dan si A adalah
orang yang mempunyai perkara di pengadilan dan
amplopnya ternyata berisi uang untuk menyuap hakim
tersebut, maka perbuatan ini tidak etis, meskipun dari
sudut pandang etiket benar, yaitu menyerahkan amplop
menggunakan tangan kanan.
2. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada
orang lain hadir atau tidak ada saksi mata, etiket tidak
berlaku. Sebaliknya, etika selalu berlaku, meskipun
tidak ada saksi mata.
3. Etiket bersifat relatif sedangkan etika lebih bersifat
absolut.
7
4. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja,
sedangkan etika menyangkut manusia dari segi dalam.
8
sebagai pejabat pemerintahan, saya mempunyai kewajiban
untuk membatu dan mensejahterakan rakyat, bukan malah
menyengsarakan.
a. Etika Deskriptif
9
diperbolehkan. Sekarang ini etika deskriptif dijalankan oleh
ilmu-ilmu sosial: antropologi budaya, psikologi, sosiologi,
sejarah, dsb, meskipun mereka tidak pernah memakai istilah
“etika deskriptif”.
b. Etika Normatif
10
c. Metaetika
11
TEORI-TEORI ETIKA
1. HEDONISME
12
Dalam filsafat Yunani hedonisme sudah ditemukan
pada Aristippos dari Kyrene (sekitar 433-355 SM), ia adalah
seorang murid Socrates. Ketika Socrates bertanya tentang
tujuan terakhir bagi kehidupan manusia, maka jawaban dari
Aristippos adalah kesenangan.
2. EUDEMONISME
Tinjauan Kritis
17
kita tekankan, karena kita tidak bisa mengkritik
seseorang karen ank dari zamannya.
3. Etika Aristoteles dan khususnya ajarannya tentang
keutamaan tidak begitu berguna untuk memecahkan
dilema-dilema moral besar yang kita hadapi sekarang
ini. Pemikirannya tidak membantu banyak dalam
mencari jalan keluar bagi masalah-masalah moral
penting di zaman kita, seperti misalnya risiko
penggunaan tenaga nuklir, reproduksi artifisial,
penelitian, bio medis dengan embrio, kloning dan
sebagainya. Kita membutuhkan pertimbangan etis lain
lagi untuk bisa mengambil keputusan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pemikiran Aristoteles tentang
keutamaan lebih tepat dignakan untuk menilai kadar
moral seseorang berdasarkan perbuatannya, termasuk
hidup moralnya sebagai keseluruhan.
3. UTILITARISME
Tinjauan kritis
4. DEONTOLOGI
22
Immanuel Kant merupakan filsuf berkebangsaan
Jerman yang menggagas teori deontologi. Menurut Kant,
perbuatan yang disebut baik dalam arti yang sebenarnya
hanyalah kehendak yang baik. Lalu apa yang membuat
kehendak menjadi baik? Menurut Kant kehendak menjadi baik,
jika bertindak karena kewajiban. Kita melakukan kewajiban
bukan hanya karena kewajiban tersebut memiliki nilai dan
menguntungkan bagi kita.
Tinjauan Kritis
25
menyelamatkan nyawa ayah saya. Ross berpendapat, bahwa
kewajiban yang pertama adalah prima facie yang berlaku
sampai ada kewajiban yang lebih penting. Tentunya
menyelamatkan nyawa ayah saya lebih penting daripada saya
mengatakan kebenaran.
D. KESIMPULAN
26