Anda di halaman 1dari 8

Lampiran I

Wawancara mengenai faktor eksternal dan internal dalam rangka penentuan


SWOT.

Bagian Pertama

Biodata Informan :
Nama :
Umur : 30 Thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan :
Jabatan : Direktur
Pengalaman Kerja :
- Manajer Pemasaran di dari tahun 2009 - 2013
- Direktur di dari tahun 2013 - sampai sekarang

Bagian Kedua

Transkrip Wawancara

Tanggal Wawancara : 13 Desember 2014


Waktu : 16.00 – 17.00 WIB
Tempat : Jakarta Timur

No Wawancara
1 Peneliti “Sudah berapa lama perusahaan Anda menjalani bisnis
percetakan?”
Informan “Perusahaan ini berdiri dan beroperasi sejak tahun 1988 hingga
sekarang”
2 Peneliti “Apa visi dan misi perusahaan Anda?”
Informan “Visi perusahaan kami adalah menjadi perusahaan offset printing
yang profesional, berkarakter, dan inovatif. Sedangkan misi
perusahaan saat ini antara lain, pertama membangun usaha offset
printing yang mampu memberikan kepuasan terhadap pelayanan
dan kualitas cetakan untuk pelanggan dan meminimalisir
kesalahan dalam mencetak karena pelanggan adalah mitra kerja
dan selalu memberikan yang terbaik untuk pelanggan. Kedua,
memberikan cetakan yang murah serta bekualitas tanpa cacat dan
menyelesaikan proses cetakan tepat pada waktu yang diinginkan
oleh pelanggan. Ketiga, meningkatkan kompetensi dan loyalitas
karyawan agar karyawan dapat memberikan kinerja yang terbaik
bagi perusahaan”
3 Peneliti “Perusahaan Anda bergerak dibidang offset printing, apa

1
perbedaanya dengan digital printing?”
informan “Pada dasarnya perbedaan antara digital printing dan offset
printing terletak pada cara mencetaknya. Digital printing
menggunakan toner, atau pada mesin yang lebih besar
menggunakan tinta cair dan hasil cetakan dibuat dengan mencetak
langsung pada media yang tersedia baik kertas, karton maupun
plastik. Sedangkan pada offset printing hasil cetakan tidak
langsung dicetak pada media, melainkan dibentuk terlebih dahulu
pada satu plate atau film, lalu gambar atau dokumen yang hendak
dicetak ditransfer kepermukaan media cetak seperti kertas, dan
gambar atau dokumen yang akan dicetak terlebih dahulu diisi
dengan tinta dari roll mesin”
4 Peneliti “Apa kelebihan/kekurangan offset printing dibanding dengan
digital printing?”
Informan “Pencetakan mesin offset memiliki beberapa keunggulan daripada
mesin cetak digital, antara lain untuk hasil cetak pada kualitas
warna lebih tahan lama dan tidak cepat pudar dibandingakan
dengan mesin cetak digital; dapat melakukan pencetakan
diberbagai permukaan jenis media kertas, seperti mencetak pada
ketebalan kertas sampai 400gr, mencetak diatas kertas ukuran
sampai 100 x 70 cm, mencetak pada bidang kertas yang relatif
tipis, dan dapat mencetak pada bidang bermotif seperti samson,
embossed/engrave paper, maupun kertas recycle; dapat
menggunakan tinta berwarna emas dan silver dan apabila
mencetak dengan warna gradiasi abu-abu (grayscale), maka
hasilnya akan lebih akurat daripada mesin cetak digital; dapat
mencetak dengan tinta full block dengan hasil tajam dan merata
untuk pembuatan desain type negatif; dan untuk harga cetak dalam
jumlah banyak akan jauh lebih murah dibandingkan dengan mesin
cetak digital. Sedangkan keunggulan mesin cetak digital daripada
mesin cetak offset antara lain untuk jumlah print yang sedikit,
biaya produksi lebih murah daripada mesin cetak offset; untuk
waktu cetak yang dibutuhkan lebih singkat daripada mesin cetak
offset, namun tergantung juga dari banyaknya jumlah cetakan
yang dicetak; dan untuk desain grafis yang telah dibuat dapat
langsung dicetak tanpa harus membuat plate dan film. Akan tetapi,
meskipun untuk jumlah cetakan yang sedikit mesin cetak digital
jauh lebih murah daripada mesin cetak offset, namun untuk
pesanan cetakan buku yang berjumlah banyak, mesin cetak offset
jauh lebih murah daripada mesin cetak digital”
5 Peneliti “Mengapa untuk jumlah pesanan cetakan yang banyak, offset
printing lebih murah dibanding dengan digital printing?”
Informan “Dari segi harga bergantung pada jumlah cetakan yang
diinginkan. Pada mesin digital printing harga per lembar cetakan
konstan, karena proses mencetak setiap lembarnya sama. Tetapi
pada mesin offset ada suatu harga minimum yang harus dibayar,
yaitu harga untuk membuat plate atau film, yang menjadi dasar
cetakan offset. Satu pelat mewakili satu bidang dokumen, satu
warna dan jenis. Semakin banyak jenis dokumen dan warna yang
digunakan, maka jumlah biaya yang harus dibayar pun semakin

2
besar. Oleh karena itu dapat dikatakan apabila cetakan yang ingin
dibuat hanya sedikit misalnya 100 lembar, maka mesin digital
lebih efisien karena tidak perlu membuat cetakan dasar. Tetapi
bila ingin mencetak dalam jumlah yang lebih banyak misalnya
1000 lembar, mesin offset lebih efisien karena harga per
lembarnya lebih murah dibandingkan mesin digital dan harga
dihitung per plate atau film”
6 Peneliti “Pangsa pasar mana yang menjadi target paling utama perusahaan
anda saat ini?”
Informan “Saat ini kami sedang aktif dan fokus pada pangsa pasar yang
menjanjikan keuntungan lebih besar bagi perusahaan yaitu
kegiatan lelang cetakan pada instansi-instansi pemerintah yang
rutin mengadakan kegiatan lelang cetakan tiap tahunnya,
khususnya pada instansi BPPK Kementerian Keuangan RI”
7 Peneliti “Sejak kapan perusahaan Anda aktif di pasar lelang tersebut?”
Informan “Sejak dulu kami sudah mengikuti pasar tersebut, namun pasar
tersebut bukan prioritas utama kami karena kondisi pasar tersebut
kurang kondusif bagi kami. Kegiatan pengadaan barang/jasa
pemerintah rentan terhadap penyelewengan atau kecurangan.
Penyelewengan yang paling sering terjadi adalah kontrak yang
tidak sesuai dengan ketentuan, proses lelang yang tidak benar,
mark-up harga dengan besaran yang tidak masuk akal, tidak
maksimalnya hasil kerja penyedia, pejabat membuat komitmen
yang nakal dengan penyedia, dan perusahaan fiktif. Hal tersebut
membuat persaingan menjadi tidak sehat, sehingga kami malas
mengikuti pasar tersebut. Akan tetapi, sekarang kondisinya telah
berbeda daripada sebelumnya semenjak pergantian gebernur yang
baru. Kami mulai fokus terhadap pasar tersebut sejak tahun 2013”
8 Peneliti “Jenis produk cetakan apa yang sering menjadi permintaan
konsumen pada pasar lelang tersebut?”
Informan “Cetakan buku, seperti modul diklat yang sudah menjadi
permintaan rutin di BPPK tiap tahunnya”
9 Peneliti “Apakah hanya di BPPK saja yang rutin mengadakan permintaan
lelang cetakan tiap tahunnya?”
Informan “Untuk BPPK, kegiatan lelang atas permintaan cetakan buku
dalam setahun bisa mencapai 2 kali lelang bahkan lebih untuk
jenis modul yang berbeda karena BPPK merupakan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang memiliki tingkat
kebutuhan akan cetakan modul diklat yang tinggi. Hal ini berbeda
dengan instansi-instansi pemerintah yang lain dimana kebutuhan
akan permintaan cetakan relatif rendah sehingga permintaan
cetakan tidak perlu dilelangkan”
10 Peneliti “Bagaimana karakteristik pasar pada saat lelang tersebut bila
dilihat dari segi perilaku konsumennya?”
Informan “Setiap konsumen yang berasal dari instansi pemerintah pada saat
event lelang memiliki kecenderungan memesan cetakan buku
dalam jumlah besar dengan waktu jatuh tempo yang singkat.
Singkatnya waktu dan begitu banyaknya jumlah cetakan buku
yang dipesan, membuat tingkat resiko kesalahan dalam mencetak
dan keterlambatan pengiriman order menjadi tinggi sehingga akan

3
berdampak terhadap kepuasan dan testimoni pelanggan. Jika
perusahaan sering menerima komplain pelanggan yang tidak puas
terhadap hasil cetakan atau hasil cetakan tidak sesuai dengan
kontrak kerja yang telah disepakati, biasanya akan mempengaruhi
nilai kompetensi sebuah perusahaan terhadap kinerjanya, bahkan
dapat terkena black list dari pelanggan atau instansi-instansi
pemerintah terkait, sehingga akan mempersulit perusahaan untuk
mengikuti proses kualifikasi perusahaan pada saat pendaftaran
lelang di waktu yang lain. Disamping itu, setiap permintaan
pesanan cetakan yang dilakukan melalui proses lelang dapat
menekan harga jual karena pemenang lelang dipilih berdasarkan
siapa yang menawarkan harga paling murah pada saat itu,
sehingga membuat setiap perusahaan yang bersaing harus rela jika
harus mengambil keuntungan yang relatif sedikit agar dapat
menawarkan harga paling murah”
11 Peneliti “Biasanya minimal berapa persen keuntungan yang diambil ketika
membuat penawaran harga pada saat lelang?”
Informan “Minimal 20% dari selisih antara nilai pagu atau HPS dengan
biaya untuk memproduksi cetakan. Jika keuntungan diambil
kurang dari 20%, itu tidak sebanding dengan lelahnya ketika
memproduksi cetakan dalam jumlah banyak”
12 Peneliti “Bagaimana kondisi pasar lelang tersebut bila dilihat dari segi
persaingan bisnisnya?”
Informan
13 Peneliti “Apakah perusahaan anda pernah tidak lulus kualifikasi atau
terkena sanksi daftar hitam tersebut?”
Informan “Sampai sejauh ini, alhamdulillah perusahaan kami selalu lulus
kualifikasi dan tidak pernah terkena black list”
14 Peneliti “Menurut Anda faktor apa saja yang harus dimiliki sebuah
perusahaan percetakan agar dapat bersaing dalam pasar lelang
tersebut?”
Informan “Terdapat 4 faktor terpenting yang menentukan perusahaan
percetakan dapat bersaing pada saat lelang yaitu bagaimana aset
fisik yang dimilikinya, sumber daya manusia yang dimiliki, proses
penetapan harga saingnya, serta bagaimana sistem produksi
cetakan yang dijalankannya”
15 Peneliti “Mengapa 4 faktor tersebut dapat menentukan dalam bersaing?”
Informan “Karena keempat faktor tersebut saling berkaitan dan sesuai
dengan kondisi pasar lelang tersebut dimana permintaan cetakan
yang banyak, waktu jatuh tempo yang singkat, proses kualifikasi
yang ketat, serta persaingan harga antar perusahaan yang ketat,
sehingga menuntut perusahaan harus memiliki kompetensi atau
kapabilitas internal yang bagus terkait dengan keempat faktor
tersebut untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut”
16 Peneliti “Menurut Anda apa keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh
terkait dengan aset fisik yang dimiliki?”
Informan “Pertama, kami memiliki keunggulan dari segi letak lokasi usaha
yang strategis yaitu di Pramuka, dimana Pramuka sudah populer
sebagai daerah percetakan sehingga secara tidak langsung hal ini
dapat mempengaruhi nilai kompetensi perusahaan dimata

4
konsumen. Kedua, kami memiliki peralatan yang lengkap untuk
menjalankan produksi cetakan, dan semua peralatan dalam kondisi
baik dan siap untuk memproduksi cetakan dalam jumlah banyak.
Akan tetapi kami memiliki satu kelemahan yaitu untuk ukuran
kapasitas mesin cetak yang dimiliki masih terbatas, yang hanya
mampu mencetak untuk ukuran kertas tidak lebih dari 48x35 cm”
17 Peneliti “Lalu bagaimana anda menyikapinya jika ada permintaan order
cetakan yang melebihi ukuran kapasitas mesin cetak yang
dimiliki?”
Informan “Biasanya jika kami menerima pesanan cetakan dengan ukuran
kertas lebih dari 48x35 cm atau kertas ukuran A3 seperti cetakan
kalender atau map misalnya, kami melimpahkan pesanan cetakan
tersebut kepada perusahaan cetakan yang lain yang memiliki
mesin cetak offset dengan ukuran kapasitas lebih besar dan
lengkap”
18 Peneliti “Siapakah perusahaan cetakan yang lain tersebut dan apakah
perusahaan tersebut berintegrasi ke pangsa pasar yang Anda
garap?”
Informan “merupakan pemasok langganan cetakan perusahaan kami selama
ini yang letaknya tidak jauh dari kantor kami, dan selama ini dia
tidak pernah berintegrasi ke arah pasar yang kami garap”
19 Peneliti “, adakah pemasok lain yang berinteraksi dengan perusahaan
anda?”
Informan “Yang menjadi pemasok kami selama ini terdiri dari dua jenis.
Pertama, pemasok bahan baku yang memproduksi dan menjual
bahan baku untuk percetakan seperti kertas, tinta, dan bahan plate
atau film. Pemasok bahan baku tidak berintegrasi kearah
percetakan, karena pemasok bahan baku merupakan agen besar
yang hanya khusus menjual bahan-bahan baku untuk mencetak.
Kedua, pemasok cetakan yang bergerak dibidang sejenis dengan
kami dimana pemasok tersebut memiliki mesin cetak offset yang
lebih besar dan lengkap dari kami, yaitu”
20 Peneliti “Menurut Anda apa keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh
terkait dengan sumber daya yang dimiliki?”
Informan “Kami memiliki jumlah karyawan sebanyak 12 orang yang
berpengalaman dimasing-masing bidangnya dan sesuai dengan
bidang pekerjaan yang diperlukan. Dalam perekrutan karyawan,
pendidikan formal bukan menjadi prioritas utama, namun yang
paling penting adalah bagaimana etos kerja, keterampilan serta
pengalaman dimasing-masing bidangnya. Disamping itu, seluruh
karyawan khususnya untuk karyawan bagian pengadaan, setting,
kepala produksi, operator mesin, hingga bagian pengiriman
memiliki tingkat loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan dimana
mereka siap bekerja 24 jam pada saat jumlah cetakan banyak
dengan waktu jatuh tempo singkat sehingga dapat menghemat
waktu produksi. Akan tetapi, jam kerja yang terlalu melewati
batas normal atau proses pengerjaan cetakan yang terburu-buru
karena singkatnya waktu mengakibatkan karyawan kurang fokus
atau kurang teliti dalam bekerja sehingga kesalahan-kesalahan
dalam mencetak tidak dapat dihindari, namun hal tersebut dapat

5
teratasi dengan teamwork antar karyawan yang solid dimana
setiap karyawan saling membantu pada saat proses pencetakan
dan saling mengoreksi hasil pekerjaan masing-masing sehingga
kesalahan cetakan yang teridentifikasi akan segera diperbaiki,
dengan demikian kualitas cetakan dan ketepatan waktu
pengiriman dapat terjaga”
21 Peneliti “Lalu bagaimana proses produksi cetakan yang telah dijalankan
selama ini?”
Informan “Dalam menjalankan proses produksi cetakan harus didukung
dengan peralatan cetak seperti mesin cetak dan sumber daya
manusia yang mumpuni, karena proses produksi tidak akan
berjalan dengan efektif dan efisien jika terdapat kekurangan
sumber daya manusia di salah satu bagian produksi yang vital atau
kurang maksimalnya peralatan mesin cetak yang digunakan.
Proses produksi yang dijalankan selama ini adalah pertama, dari
order cetakan buku yang diterima akan dihitung terlebih dahulu
spesifikasi jumlah, jenis dan biaya bahan baku yang dibutuhkan
oleh kepala produksi, kemudian bagian pengadaan barang
memesan bahan baku yang telah dihitung tersebut. Kedua, order
cetakan tersebut diserahkan kepada tukang setting untuk diatur
desain cover dan sampul buku, serta isi format buku seperti jenis
huruf, ukuran tulisan, posisi paragraf, pemberian halaman, dan
lain sebagainya sampai proses page layout, kemudian order
cetakan yang telah di setting diserahkan kepada pemesan untuk di
approve apakah hasil setting tersebut sudah sesuai dengan
keinginan pemesan atau tidak. Ketiga, sebelum dicetak ke mesin
cetak, hasil setting cetakan tersebut dibuat plate/film cetakan
terlebih dahulu sebagai media transfer ke mesin cetak. Pada saat
proses pembuatan plate/film, kecermatan sangat diperlukan karena
proses page layout ketika membuat plate/film merupakan salah
satu titik vital yang sangat menentukan. Jika terjadi kesalahan
dalam proses page layout dan kesalahan tersebut tidak
teridentifikasi atau tidak melakukan pengecekan kembali sebelum
dicetak, maka akan berakibat fatal untuk bagian-bagian proses
produksi selanjutnya. Keempat, plate/film cetak yang sudah jadi
ditransfer ke mesin cetak untuk dicetak pada media cetak yang
terlebih dahulu diisi tinta pada roll mesin oleh operator mesin.
Kelima, proses finishing dimana hasil cetakan yang sudah jadi
diserahkan pada bagian penjilidan untuk disusun, dipotong,
dilaminating, dilem, dan lain sebagainya. Keenam, terakhir adalah
proses pengiriman dimana hasil cetakan buku yang sudah dijilid,
dibungkus rapi lalu diangkut kedalam mobil dan siap untuk
dikirim ke alamat pemesan. Disamping itu, sekitar 90% kegiatan
produksi cetak kami kerjakan sendiri tanpa ada campur tangan
atau bantuan dari pihak luar perusahaan sehingga dapat
menghemat waktu produksi, kecuali untuk pembelian bahan baku
yang memang tidak diproduksi sendiri dan order cetakan yang
melebihi kapasitas mesin cetak yang dimiliki”
22 Peneliti “Apakah seluruh proses produksi tersebut sudah berjalan
sebagaimana yang diharapkan?”

6
Informan Belum sepenuhnya, karena kesalahan-kesalahan kadang masih
terjadi dibeberapa bagian proses produksi, antara lain kesalahan
pada bagian setting, bagian operator mesin, dan bagian finishing.
Pada bagian setting, kesalahan kadang terjadi pada saat proses
layout sebelum membuat plate/film. Kesalahan yang terjadi
biasanya kesalahan pada pembuatan ukuran dan posisi cetak pada
plate/film, karena hasil setting cetakan pada proses page layout
sebelum membuat plate/film, jarang dicek kembali sebelum
diserahkan ke operator mesin cetak. Pada bagian operator mesin,
kesalahan pengisian tinta dalam memadukan warna tinta oleh
operator mesin kadang masih terjadi. Kesalahan-kesalahan yang
terjadi biasanya warna tidak sesuai dengan order cetakan atau
warna cetakan buram. Pada bagian finishing, kesalahan-kesalahan
yang terjadi biasanya halaman tidak urut pada saat penyusunan
naskah, pemotongan tidak sesuai ukuran, atau hasil jilidan tidak
rapi”
23 Peneliti “Apakah pernah terjadi keterlambatan pengiriman pesanan
cetakan akibat kesalahan-kesalahan tersebut?”
Informan “Sampai sejauh ini tidak pernah, karena seperti yang saya jelaskan
sebelumnya bahwa kami memiliki human resourch yang handal
dan loyal, dimana ketika kesalahan-kesalahan tersebut
teridentifikasi, secara gotong royong segera kami perbaiki
sehingga ketepatan waktu pengiriman tetap terjaga”
24 Peneliti “Pernahkah perusahaan Anda menerima komplain terhadap
kualitas hasil cetakan yang kurang maksimal?”
Informan “Tidak pernah, karena dalam penyelesaian produksi cetakan, kami
punya target dimana produksi cetakan tersebut harus sudah selesai
minimal sehari sebelum waktu jatuh tempo, agar kami punya
waktu untuk melakukan pengecekan kembali dan jika terjadi
kesalahan, kami punya waktu untuk memperbaikinya”
25 Peneliti “Bagaimana kebijakan Anda dalam menetapkan harga penawaran
pada saat lelang?”
Informan “Dalam menetapkan harga penawaran, untuk biaya produksi,
biaya operasional, biaya penyusutan peralatan dan gedung, serta
beban pajak PPh sudah menjadi biaya tetap yang tidak dapat lagi
dikurangi. Satu-satunya cara untuk menurunkan harga penawaran
menjadi lebih murah adalah dengan mengurangi ongkos jasa cetak
atau margin keuntungan yang ingin diambil. Semakin harga
penawaran diturunkan, maka keuntungan yang diperoleh
perusahaanpun semakin kecil, sehingga tidak sebanding dengan
lelahnya mengerjakan ketika banyaknnya jumlah cetakan yang
harus diproduksi. Disisi lain, jika harga penawaran tidak
diturunkan maka ancaman dari harga pesaingpun semakin besar,
sehingga terjadilah perang harga dimana selisih harga antara
perusahaan satu dengan perusahaan yang lain cenderung tipis. Hal
inilah yang menyebabkan harga pesaing sulit untuk diprediksi dan
setiap perusahaan yang berhasil memenangi lelang pada satu
event, belum tentu dapat mempertahankan harga pasarnya pada
event lelang yang lain, karena setiap perusahaan yang kalah
cenderung akan kembali datang dengan membawa penawaran

7
lebih murah dari sebelumnya”
26 Peneliti Apakah kebijakan harga penawaran yang selama ini ditetapkan
tersebut telah mampu memenangkan persaingan lelang?”
Informan “Alhamdulillah untuk sepanjang tahun 2014 ini dari 4 kegiatan
lelang yang telah kami ikuti, kami telah memenangkan 3 kegiatan
lelang dan 2 diantaranya murni dengan harga penawaran
termurah. Hal ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan
bagi kami bila dibandingkan dengan kegiatan lelang yang telah
kami ikuti pada tahun-tahun sebelumnya”
27 Peneliti “Apakah seluruh kebijakan-kebijakan strategi yang perusahaan
Anda tetapkan selama ini untuk menggarap pasar lelang cetakan
pada instansi-instansi pemerintah tersebut telah memenuhi
ekspetasi Anda?”
Informan “Sejauh ini sudah cukup memenuhi ekspetasi dan perusahaan
telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari sisi
omzet penjualan untuk pangsa pasar lelang, meskipun tidak semua
kegiatan lelang dapat kami menangkan”
28 Peneliti “Pertanyaan terakhir dari saya, apa harapan Anda kedepan untuk
kemajuan

?”
Informan “Harapan saya semoga visi dan misi perusahaan dapat tercapai
sepenuhnya, semua berjalan dengan lancar tidak ada hambatan,
dan dapat unggul dalam bersaing khususnya pada persaingan di
pasar lelang cetakan”

Anda mungkin juga menyukai