Anda di halaman 1dari 46

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Agus Sarwo Prayogi


BAHASAN
O Menjelaskan Pengertian Filsafat
O Menjelaskan Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat
O Menjelaskan Kesatuan Sila-Sila Pancasila
Sebagai Suatu Sistem Filsafat
O Menjelaskan Nilai-Nilai Pancasila Menjadi
Dasar Dan Arah Keseimbangan Antara Hak
Dan Kewajiban
Apa itu sistem?
Kata “sistem” berasal dari bahasa Yunani
”systema” yang berarti keseluruhan yang terdiri
dari macam-macam bagian.

supryteknik.wordpress.com
UNSUR- Adanya bagian-
UNSUR bagian
SISTEM
bagian-bagian ini
berkelompok atau bersatu
yang mempunyai tugas dan
fungsi masing-masing

adanya proses kerjasama antara


bagian-bagian tersebut yang
merupakan ruh (nyawa) dari
sistem

proses kerjasama yang dilakukan oleh


bagian-bagian tersebut haruslah
dimaksudkan suatu tujuan tertentu
SISTEM FILSAFAT

Sistem adalah : suatu keseluruhan yang bagian-


bagiannya mempunyai hubungan saling kerjasama
untuk tujuan tertentu & seacar keseluruhan merupakan
satu kesatuan utuh.

Pancasila memenuhi syarat sebagai Sistem Filsafat, karena :


1. Sila² Pancasila merupakan Satu kesatuan yang bulat & utuh
2. Sila² Pancasila bereksistensi dalam keteraturan :
- bersusun hierarkhis & berbentuk piramidal
3. Ada keterkaitan antar Sila² Pancasila
4. Ada kerjasama antar Sila² Pancasila untuk mencapai tujuan
5. Ada tujuan bersama (tsb. Alinea IV Pemb. UUD NRI 1945)
APA ITU FILSAFAT
• Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan
kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang
berasal dari bahasa Yunani 
(philosophia).
• Kata philosophia merupakan kata majemuk yang
terususun dari kata philos atau philein yang berarti
kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang
berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.
• Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti
mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau
mencintai pengetahuan.
PENGERTIAN FILSAFAT
Pengertian Filsafat
 Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan
padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy
(Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani
 (philosophia).
 Kata philosophia merupakan kata majemuk
yang terususun dari kata philos atau philein
yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan
kata sophia yang berarti kebijaksanaan,
hikmat, kearifan, pengetahuan.

7
 Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti
mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai
pengetahuan.

 Cinta mempunyai pengertian yang luas. Sedangkan


kebijaksanaan mempunyai arti yang bermacam-macam yang
berbeda satu dari yang lainnya.

 Mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk


mencapai kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi
konsep yang bermanfaat bagi peradaban manusia.

 Pengertian bijaksana  mengantarkan seseorang mencapai


kebenaran.

Dengan demikian orang yang mencintai pengetahuan bijaksana


 orang yang mencintai kebenaran.
Filsafat Dlm Pengertian Umum :
a. Pengetahuan & penyelidikan dg akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab-musabab, asal-muasal,
dan hukumnya.
b. Teori yg mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan
c. Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan
epistemologi
Cabang-cabang filsafat yang pokok :
1. Metafisika, membahas tentang. hal² yang bereksistensi dibalik yang
fisis; meliputi bidang : ontologi, kosmologi dan antropologi
2. Epistemologi, berkait dengan persoalan hakikat pengetahuan
3. Metodologi, berkait dengan persoalan hakikat metode dalam Ilmu
Pengetahuan
4. Logika, berkait dengan filsf berfikir, yaitu. rumus², dalil² berfikir yang
benar
5. Etika, berkait dengan tingkah laku moralitas manusia
6. Estetika, berkait dengan persoalan hakikat keindahan
Kenapa Harus berfilsafat?

www.quickmeme.com
Kenapa Harus berfilsafat?

Hmmm….I’m not sure


O Karena filsafat tidak hanya mengandung
pemikiran yang mendalam atau tak
hanya bertujuan mencari, tetapi hasil
pemikiran-pemikiran filsafat dapat
digunakan sebagai pedoman hidup
sehari-hari (way of life) agar dapat
hidup bahagia lahir dan batin.
Pengertian Filsafat Pancasila
 Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai,
dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi
pembentukan ideologi Pancasila.
 Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas
sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila
sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa,
dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
 Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila
merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan
dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).
 Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian
ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila (Notonagoro).
Pancasila sebagai sistem filsafat
 Pancasila memenuhi persyaratan sebagai filsafat bangsa
karena : pancasila mengkaji isi jiwa suatu bangsa , yaitu
bangsa Indonesia
 Pancasila : hasil perenungan tentang isi jiwa peradaban
bangsa Indonesia dan nilai-nilai asli yang hidup dalam
masyarakat Indonesia (sblm merdeka), bahwa masyarakat
Indonesia sangat religius (berhubungan dengan Tuhan nya),
memiliki perikemanusiaan dan hidup untuk bangsanya dengan
penuh keadilan.
 Merupakan lima sila peradaban yang saling memberikan
keseimbangan dalam satu kesatuan yang utuh dan harmonis.
Artinya kelima sila tersebut saling berhubungan satu sama lain
dan tidak terpisahkan
Pancasila terdiri atas bag². yaitu. sila², di mana setiap sila pada hakikatnya
merupakan suatu asas dan fungsi sendiri²namun secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang sistematis, karena :
1. Susunan Kesatuan Sila² Pancasila Bersifat Organis
2. Susunan Sila² Pancasila Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal
3. Rumusan hub. Sila² saling mengisi dan saling mengkualifikasi.

Susunan Kesatuan sila-sila Pancasila


Bersifat Organis

Isi sila² Pancasila hakikatnya merupakan dasar filsafat Negara yang


masing² sila merupakan asas peradaban. Namun sila² Pancasila
merupakan satu kesat. & keutuhan, karena setiap sila menjadi unsur
(bag.) mutlak dari. Pancasila.

Pancasila merup. kesatuan. yang “Majemuk Tunggal”. Konsekuensinya :


Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terlepas dr sila lainnya, & diantara
sila satu dengan lainnya tidak saling bertentangan.`
SUSUNAN SILA² PANCASILA BERSIFAT
HIERARKHIS & BERBENTUK PIRAMIDAL

Bentuk piramid susunan sila-2 pancasila


1
scr matematis digunakan utk gambarkan
2 hub hierarki(tingkatan) sila-2 dlm urutan
luas (kuantitas)nya, dan dlm hal isi sifat
3 (kualitas)nya
4 Inti urutan 5 sila
menunjukan rangkaian tingkat dlm luasnya,
5
& isi sifatnya merup pengkhususan
sila² dimukanya

Diantara sila² Pancasila memp hub saling mengikat,


shg merup suatu keseluruhan yg bulat; tdk dpt
dipisah/dipecah; merup satu kesatuan bulat & utuh
KESATUAN SILA² PANCASILA
SBG SISTEM FILSAFAT
Sila² Pancasila hakikatnya bukan hanya merup
kesatuan yg bersifat formal logis, namun
meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis,
& dasar aksiologis
Susunan Sila² Pancasila bersifat
Hierarkis & berbentuk Piramidal

Menggambarkan hub hierarkhi Menggambarkan hub hierarki


sila² dlm urut²an luas sila² dlm isi sifatnya

Merupankan sistim filsafat yangg kesatuan


Ketentuan sila² dlm arti
Sila²nya memiliki : dasar ontologis,
formal logis dasar epistemologi, & dasar aksiologis
Ciri sistem Filsafat Pancasila
1. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang
bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai
berikut:
O Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila
2, 3,4 dan 5;
O Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
adalah KeTuhanan yang adil dan beradab,
berpersatuan Indonesia, berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
 Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan
mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;
 Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan
beradab adalah kemanusiaan yang ber ke
Tuhanan yang Maha Esa , berpersatuan
Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan
berkeadilan sosial bagi rakyat Indonesia
O Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan
mendasari dan menjiwai sila 4, 5;

O Sila Ketiga : Persatuan Indonesia adalah


Persatuan yang ber ke Tuhanan yang Maha
Esa , berkemanusiaan yang adil dan
beradab, berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan
berkeadilan sosial bagi rakyat Indonesia
 Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,
dan mendasari dan menjiwai sila 5;

 Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin


oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan adalah
kerakyatan yang ber ke Tuhanan yang Maha
Esa berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berpersatuan Indonesia, dan berkeadilan
sosial bagi rakyat Indonesia
O Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

O Sila kelima : Keadilan bagi seluruh rakyat


Indonesia adalah keadilan yang ber ke
Tuhanan yang Maha Esa , berkemanusian yg
adil dan beradab, berpersatuan Indonesia,
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan
 Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti
mengungkapkan konsep-konsep kebenaran
Pancasila yang bukan saja ditujukan pada
bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia
pada umumnya.

 Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek


penyelidikan ontologi, epistemologi, dan
aksiologi. Ketiga bidang tersebut dapat
dianggap mencakup kesemestaan.

 Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas


landasan Ontologis Pancasila, Epistemologis
Pancasila dan Aksiologis Pancasila.
23
1. Landasan Ontologis Pancasila

O Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang


meyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan
atau eksistensi dan disamakan artinya dengan
metafisika.

O Masalah ontologis antara lain: Apakah hakikat sesuatu


itu? Apakah realitas yang ada tampak ini suatu realitas
sebagai wujudnya, yaitu benda? Apakah ada suatu
rahasia di balik realitas itu, sebagaimana yang tampak
pada makhluk hidup? Dan seterusnya.

O Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada


(eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam
semesta (kosmologi), metafisika.
24
 Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai
filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui
hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.

 Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila


bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri,
malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.

 Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah


manusia, yang memiliki hakikat mutlak yaitu
monopluralis, atau monodualis, karena itu juga
disebut sebagai dasar antropologis. Subyek
pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah
manusia.
 Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila
secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas
susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani.
 Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan
Yang Maha Esa. Maka secara hirarkis sila pertama mendasari dan
menjiwai sila-sila Pancasila lainnya. (lihat Notonagoro, 1975: 53).
 Hubungan kesesuaian antara negara dan landasan sila-sila
Pancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat:
1. Negara sebagai pendukung hubungan, sedangkan Tuhan,
manusia, satu, rakyat, dan adil sebagai pokok pangkal
hubungan.
2. Landasan sila-sila Pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu,
rakyat dan adil adalah sebagai sebab, dan negara adalah
sebagai akibat. 26
2. Landasan Epistemologis Pancasila

 Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki


asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu
pengetahuan.
 Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses
dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas
ilmu pengetahuan.
 Epistemologi adalah ilmu tentang ilmu atau teori
terjadinya ilmu atau science of science.
 Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yang
mendasar dalam epistemologi, yaitu:
1. Tentang sumber pengetahuan manusia;
2. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;
3. Tentang watak pengetahuan manusia.
27
 Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila
sebagai suatu sistem pengetahuan.

 Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga


merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah
menjadi suatu belief system, sistem cita-cita, menjadi suatu
ideologi. Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur
rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem
pengetahuan.

 Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat


dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Maka, dasar
epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep
dasarnya tentang hakikat manusia.
28
3. Landasan Aksiologis Pancasila
 Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu
kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu
kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita
membahas tentang filsafat nilai Pancasila.

 Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya


nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.

 Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan,


disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat
nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai.

 Nilai (value dalam Inggris) berasal dari kata Latin valere yang
artinya kuat, baik, berharga. Dalam kajian filsafat merujuk pada
sesuatu yang sifatnya abstrak yang dapat diartikan sebagai
“keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (goodness). Nilai itu
sesuatu yang berguna. Nilai juga mengandung harapan akan29
sesuatu yang diinginkan.
NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI
DASAR DAN ARAH
KESEIMBANGAN ANTARA HAK
DAN KEWAJIBAN AZASI MANUSIA

30
O Untuk menciptakan
keseimbangan antara
hubungan hak dan kewajiban
menurut nilai-nilai dari
Pancasila, ada tiga hal yang
perlu diketahui antara lain :
Hubungan Vertikal
O Hubungan vertikal adalah hubungan manusia dengan
Tuhan Yang Maha Kuasa, seperti yang terealisasi dari
nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
O Sila pertama dalam nilai Pancasila menjadi yang
terutama dan pertama. Relasi manusia dengan
Tuhan, merupakan hal fundamental yang harus
dihidupi.
O Manusia wajib taat pada perintah Tuhan dan
menghentikan segala larangan-Nya.
O Hubungan yang baik antara Tuhan sebagai pencipta
dan manusia sebagai ciptaanNya, hanya bisa tercipta
bila manusia tunduk pada hukum Ilahi.
Hubungan horizontal
O Hubungan horizontal adalah hubungan manusia dengan
sesamanya, baik sebagai warga masyarakat, warga bangsa
dan warga negara.
O Sebagai warga negara memiliki kewajiban kepada negara,
misalnya membayar pajak. Sedangkan hak warga negara
yang harus diterima dari negara, misalnya infrastruktur (jalan
raya, PAM, Listrik, dan lain- lain).
O Sila kedua sangat menekankan sifat Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab.
O Manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan
melaksanakan apa yang dikehendakinya. Sikap saling
mengakui, menghargai, menghormati, dan menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan adalah sikap dasar dari pengamalan
Pancasila khususnya sila kedua.
Hubungan alamiah
O Hubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan
alam sekitar, yang meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan, dan
alam dengan segala isinya.
O Seluruh alam semesta dengan segala isinya
diperuntukkan bagi kelangsungan hidup manusia.
Manusia juga memiliki kewajiban untuk melestarikan alam
dan kekayaan yang ada di dalamnya. Alam juga
mengalami penyusutan.,.
O Hubungan manusia dengan alam harus seimbang antara
kewajiban dan hak, sama seperti hubungan manusia
dengan masyarakat dan manusia dengan Tuhan.
O Pancasila adalah suatu pandangan hidup atau ideologi
yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan,
manusia dengan masyarakat atau bangsanya, dan
manusia dengan alam lingkungannya.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

O Etika adalah :ilmu yg membahas ttg bgmn &


mengapa seseorangmengikuti suatu ajaran moral
tertentu atau bgmn seseorang harus mengambil
sikap yang bertanggungjawab thdp/berhadapan
dgn berbagai ajaran moral (Soeseno, 1978)

O Pancasila sbg suatu sistem filsafat pd


hakikatnya merupakan suatu nilai, shg menjadi
sumber dr segala penjabaran norma, baik
norma hukum, moral ataupun norma
kenegaraan lainnya
Lanjutan…
O Nilai adalah kemampuan yg dipercaya ada pada
suatu benda untuk memuaskan manusia.
O Hakikat Nilai adalah sifat/kualitas yg melekat
pada suatu obyek & merupakan. kenyataan
yang tersembunyi dibalik kenyataan² lainnya

O Norma adalah aturan yang menjadi


ukuran/standard tingkah laku manusia dalam
kehidupan antar sesama manusia dengan
lingkungan maupun dengan Tuhannya.
Nilai dan Moral selalu terkait
dengan moral & etika.
Moral mengandung integritas dan martabat
pribadi manusia.
Derajat kepribadian mns ditentukan oleh moralitas
yang dimilikinya. Makna moral dalam kepribadian
seseorang tercermin dari sikap & tingkahlakunya.

O Moral adalah suatu ajaran/wejangan, patokan


kumpulan peraturan lisan/tertulis tentang
Seseorang tercermin bagaimana manusia hidup &
bertindak sebagai manusia baik
 Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan
nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai
praktis:

1. Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima


sebagai dalil yang bersifat mutlak, sebagai sesuatu
yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-
nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan.
2. Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma
sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan
terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme
lembaga-lembaga negara.
3. Nilai praktis, adalah nilai yang sesungguhnya kita
laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini merupakan
batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental
itu benar-benar hidup dalam masyarakat.
38
 Nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang
ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia
(dictionary of sosiology an related science). Nilai itu
suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu
obyek.
 Ada berbagai macam teori tentang nilai.
 Max Scheler mengemukakan bahwa nilai ada
tingkatannya, dan dapat dikelompokkan menjadi empat
tingkatan, yaitu:
1) Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat
nilai yang mengenakkan dan nilai yang tidak
mengenakkan, yang menyebabkan orang senang
atau menderita.
2) Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapat
nilai-nilai yang penting dalam kehidupan, seperti
kesejahteraan, keadilan, kesegaran.
39
3) Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat
nilai-nilai kejiwaan (geistige werte) yang sama
sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani
maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam ini
misalnya, keindahan, kebenaran, dan
pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.

4) Nilai-nilai kerokhanian: dalam tingkat ini terdapat


moralitas nilai yang suci dan tidak suci. Nilai
semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai
pribadi. (Driyarkara, 1978)
Walter G. Everet menggolongkan nilai-nilai manusia ke dalam
delapan kelompok :
1) Nilai-nilai ekonomis: ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputi
semua benda yang dapat dibeli.
2) Nilai-nilai kejasmanian: membantu pada kesehatan, efisiensi
dan keindahan dari kehidupan badan.
3) Nilai-nilai hiburan: nilai-nilai permainan dan waktu senggang
yang dapat menyumbangkan pada pengayaan kehidupan.
4) Nilai-nilai sosial: berasal mula dari pelbagai bentuk perserikatan
manusia.
5) Nilai-nilai watak: keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan
sosial yang diinginkan.
6) Nilai-nilai estetis: nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya
seni.
7) Nilai-nilai intelektual: nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran
kebenaran.
8) Nilai-nilai keagamaan 41
Notonagoro membagi nilai menjadi tiga macam,, yaitu:
1) Nilai material, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia.
2) Nilai vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat melaksanakana kegiatan atau aktivitas.
3) Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna
bagi rohani yang dapat dibedakan menjadi empat
macam:
a) Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio,
budi, cipta) manusia.
b) Nilai keindahan, atau nilai estetis, yang bersumber
pada unsur perasaan (aesthetis, rasa) manusia.
c) Nilai kebaikan, atau nilai moral, yang bersumber
pada unsur kehendak (will, karsa) manusia.
d) Nilai religius, yang merupakan nilai kerokhanian
tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber
kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.
42
 Nila-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai
moral merupakan nilai dasar yang mendasari nilai
intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas
kehidupan masyarakat, berbansa, dan bernegara.

 Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung


nilai-nilai Pancasila (subscriber of value Pancasila), yaitu
bangsa yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang
berpersatuan, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial.

 Pengakuan, penerimaan dan pernghargaan atas nilai-nilai


Pancasila itu nampak dalam sikap, tingkah laku, dan
perbuatan bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifat
khas sebagai Manusia Indonesia
43
Alasan mendasar Pancasila sebagai pandangan
hidup atau ideologi bangsa
O Mengakui adanya kekuatan ghaib yang ada di luar diri
manusia sebagai pencipta serta pengatur dan
penguasa alam semesta.
O Mengatur keseimbangan dalam hubungan,
keserasian-keserasian dan pengendalian diri. Artinya
relasi yang baik dan seimbang antara ketiganya
(manusia dengan Tuhan, manusia dengan
masyarakat, dan manusia dengan alam semesta) akan
menciptakan hidup bahagia dan semuanya berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
Lanjutan …
O Dalam mengatur hubungan, peranan dan kedudukan
bangsa sangat penting. Persatuan dan kesatuan
sebagai bangsa merupakan nilai sentral. Sebuah
negara yang tidak bisa bersatu akan sulit
menciptakan hidup harmonis. Negara harus bisa
memegang kendali dalam menjalankan roda
kehidupan berbangsa dan bernegara.
O Rasa kekeluargaan, gotong-royong, kebersamaan
serta musyawarah untuk mufakat dijadikan sebagai
sendi dalam kehidupan bersama.
O Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup
bersama.
REVIEW
1. Sebagai Pandangan Hidup Bangsa, adalah nilai² luhur yg menjadi
tolok ukur dlm melakukan kebaikan² yang bersifat mendasar &
abadi dalam tata hidup manusia.
2. Isi pemikiran Filsafat Pancasila sebagai suatu pemikiran filsafat
tentang negara bahwa Pancasila memberikan jawaban yang
mendasar dan menyeluruh atas masalah-masalah asasi filsafat
tentang negara yang berpusat pada lima masalah sosial.
3. Sbg Dasar Negara = Dasar Filsafat = Dasar Filsafah Negara
(Philosophisce Grondslag) = Ideologi Negara (staatside)
Pancasila merup dasar nilai serta norma untuk mengatur pemer.
Neg. (Pancasila merupakan dasar untuk mengatur penyelengg.
Neg.) Konsekuensinya : segala pelaksana. & penyelenggara.
Neg.ara terutama peraturan per-UU-an, include proses reformasi
hrs dijabarkan dr nilai² Pancasila.
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.

Anda mungkin juga menyukai