Anda di halaman 1dari 35

KONSEP

CARING
DALAM
BONDAN PALESTIN

1
 Caring merupakan fenomena yang berkaitan
dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan
bersikap ketika berhubungan dengan orang lain
 Dipelajari dari berbagai macam filosofi dan
perspektif etik
 Bertitik tolak dari definisi caring merupakan
pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik
keperawatan yang bersifat etik dan filosofis
(Marriner & Tomey, 1994)
 Perilaku, cara memiliki makna dan memotivasi
tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik
dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan
rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all,
1999 dalam Dwidiyanti, 2007)
Caring sebagai suatu moral imperatif (bentuk
moral) sehingga perawat harus terdiri dari
orang-orang yang bermoral baik dan memiliki
kepedulian terhadap kesehatan pasien, yang
mempertahankan martabat dan menghargai
pasien sebagai sorang manusia, artinya
menjadi seorang perawat berarti harus berani
menjadi manusia yang istimewa (Dwidiyanti,
2007).
Pengetahuan dan sikap perawat sangat
dituntut untuk dapat mengerti, memberi
perhatian, menghargai, komitmen untuk
mencegah terjadinya suatu yang buruk,
konsen, cinta dan ikatan emosional, otoritas
dan keberadaan, selalu bersama dan 3
KONSEP CARING
CARING mengandung 3 hal yang tidak
dapat dipisahkan, yaitu :
 PERHATIAN
 TANGGUNG JAWAB
 DILAKUKAN DENGAN IKHLAS
To care = peduli, perhatian, kasih
sayang, respek, menghargai
(Kozier & Erb, 1988)
4
 Mendengar  Informasi
 Menghibur  Sentuhan
 Jujur  Peka /
 sabar sensitif
 Tanggung  Rasa
jawab hormat

5
DeLaune & Ladner, 2002
HUMAN CARING THEORY
Human Care terdiri dari upaya
melindungi, meningkatkan dan menjaga /
mengabadikan rasa kemanusiaan dengan
membantu orang lain mencari arti dalam
sakit, penderitaan dan keberadaannya,
membantu orang lain untuk
meningkatkan pengetahuan dan
pengendalian diri (Jean Watson, 1985)
7
JEAN WATSON, 1986
Model of Human Care
 CARE – CARING by Jean Watson
* dipandang sbg ‘ The essence of nursing’
* Caring is “an essential part of all nursing”

 The domain of nursing practice is care


ASUMSI DASAR KONSEP
CARING
1. Caring diperagakan efektif melalui hubungan
interpersonal.
2. Terdiri dari faktor caratif yg memuaskan
kebutuhan manusia.
3. Meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan
individu dan keluarga.
4. Penerimaan here and now dan akan jadi apa di
masa yang akan datang
5. Caring dapat mengembangkan potensi sejalan
dan aktifitas terbaik untuk dirinya
6. Caring lebih Healthogenic dari pada Curing
7 ASUMSI DASAR KONSEP
CARING
(JEAN WATSON)
 Caring akan efektif apabila diperlihatkan dan dipraktikkan secara interpersonal.
 Caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu
memenuhi kebutuhan manusia atau klien.
 Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga.
 Caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang, tidak hanya saat itu
saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut
nantinya.
 Lingkungan yang penuh dengan caring sangat potensial untuk mendukung
perkembangan seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih
tindakan yang terbaik utnuk dirinya sendiri.
 Caring lebih kompleks dari pada curing, praktik caring memadukan antara
pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang
berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit.
 Caring merupakan inti dari keperawatan
 SIKAP PEDULI
 KASIH SAYANG DAN
CINTA
 INGIN MEMBANTU
 EMPATI
 SIAP MEMBANTU
 MELINDUNGI DAN
MENDUKUNG
 MEMBERI RASA NYAMAN
ESENSI KEPERAWATAN

CARING

11
Sikap caring merupakan pengejawantahan dari
prinsip moral yaitu :
(1) kejujuran (veracity),
(2) kemurahan hati (beneficience),
(3) kepercayaan yang penuh antara perawat dan klien.
Caring dapat menolong klien dalam meningkatkan
klien pada perubahan positif dari sisi psikologis,
spiritual, sosial serta terutama fisik.
Dalam praktik sehari-hari perawat memberikan
asuhan dengan sentuhan yang lembut dan kata-kata
yang baik, kadang memberikan harapan serta
berada disamping klien - sikap caring yang
diberikan sebagai media pemberi asuhan (Curuth et
al., 1999)
12
 Spirit caring itu dapat ditumbuhkan dari
dalam diri perawat
 Spirit caring memperlihatkan apa yang
dikerjakan perawat yang bersifat tindakan
fisik, mencerminkan siapa dirinya.
 Oleh karenanya, setiap perawat dapat
memperlihatkan cara yang berbeda ketika
memberikan asuhan kepada klien.
 Caring adalah esensi dari keperawatan yang
membedakan dengan profesi yang lain dan
mendominasi serta mempersatukan
tindakan-tindakan keperawatan
DEFINISI KEPERAWATAN
MENURUT
JEAN WATSON
Suatu ilmu tentang manusia dan pengalaman
sehat-sakit manusia yang dimediasi oleh
elemen profesional, personal, ilmiah, estetika,
etika dan transaksi pelayanan manusia.

HUMAN TOUCH
(Sentuhan Manusia)
FAKTOR CARATIF
1. Membentuk sistem nilai humanistik –
altruistik
2. Menanamkam sikap penuh keyakinan –
harapan
3. Menanamkan kepekaan terhadap diri
sendiri dan orang lain
4. Mengembangkan hubungan saling percaya
dan saling membantu
FAKTOR CARATIF
6. Menggunakan metoda sistematis dalam
pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan pada klien dan keluarga.
7. Meningkatkan proses pembelajaran
interpersonal.
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental,
sosiokultural dan spiritual yang supportif,
protektif dan korektif.
9. Membantu memenuhi kebutuhan dasar
manusia.
PERAWAT PROFESIONAL
INTEGRASI

1. KEMAMPUAN INTELEKTUAL
2. KEMAMPUAN INTERPERSONAL
3. KEMAMPUAN TEHNIKAL
4. KEMAMPUAN ETIK

17
PERAWAT  CARING
Membantu yg sakit utk memperoleh kesehatannya
Membantu yg sehat mempertahankan kesehatannya
Membantu yg tidak dapat disembuhkan utk
menyadari potensi yg masih diilikinya
Membantu yg dalam keadaan proses dying utk hidup
setenang mungkin sampai saat meninggal (RIP)

18
1. MEMBENTUK SISTEM NILAI HUMANISTIK –
ALTRUISTIK.

a. Memanggil nama klien dengan nama yang paling disukai


klien.
b. Memenuhi panggilan klien dengan segera kapanpun
dibutuhkan klien.
c. Merespon dengan segera terhadap panggilan dan peribahan
status kesehatan klien.
d. Menghormati dan melindungi privasi klien.
e. Menghargai dan menghormati pendapat dan keputusan klien
terkait dengan pengobatan dan perawatannya.
f. Menghargai sistem nilai yang yang dimiliki klien.
g. Melakukan pengakuan terhadap kebutuhan pasien baik fisik,
psikologi, spiritual dan budaya. 19
2. MENANAMKAM SIKAP PENUH KEYAKINAN –
HARAPAN

a. Memberi motivasi kepada klien untuk terus


berusaha mencari pengobatan dan perawatan demi
kesembuhan.
b. Melaksanakan perawatan kepada klien dengan
kepedulian yang tinggi.
c. Menganjurkan kepada klien untuk terus berdoa
demi kesembuhan.
d. Menunjukkan sikap hangat, menumbuhkan
perasaan damai, dan kesan mendalam pada pasien
20
3. MENANAMKAN KEPEKAAN TERHADAP DIRI
SENDIRI DAN ORANG LAIN

a. Menunjukkan sikap tenang dan sabar dalam


menghadapi sikap klien.
b. Menemani klien ketika klien mengalami
masalah kesehatan fisik maupun psikologi.
c. Menawarkan bantuan terhadap masalah yang
dihadapai klien.
d. Memenuhi kebutuhan klien.

21
4. MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SALING
PERCAYA DAN SALING MEMBANTU
a. Mengucapkan salam ketika berinteraksi.
b. Memperkenalkan diri pada awal pertemuan.
c. Menyepakati kontrak yang telah dibuat bersama klien.
d. Menepati kontrak.
e. Mempertahankan kontak mata dengan klien.
f. Berbicara dengan suara yang lembut.
g. Posisi perawat berhadapan dg klien pada saat berkomunikasi.
h. Menjelaskan prosedur tindakan setiap akan melaksanakan tindakan.
i. Mengorientasikan klien baru.
j. Melakukan terminasi pada setiap selesai berinteraksi.
22
5. MENINGKATKAN DAN MENERIMA EKSPRESI
PERASAAN POSITIF DAN NEGATIF

a. Memberikan kesempatan pada klien untuk


mengekspresikan perasaannya.
b. Perawat mengungkapkan bahwa ia menerima
kelebihan dan kelemahan klien.
c. Mendorong klien untuk mengungkapkan harapan
tentang kondisinya saat ini.
d. Menjadi pendengar yg aktif pada keluhan klien yg
menyenangkan / tidak menyenangkan.

23
6. MENGGUNAKAN METODA SISTEMATIS DALAM
PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PADA KLIEN DAN KELUARGA
a. Mengkaji, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses
kep. sesuai dg masalah klien.
b. Memenuhi kebutuhan dan keinginan klien yg tidak bertentangan
dg kesehatannya.
c. Melibatkan klien dan keluarga dalam menentukan masalah
keperawatan dan prioritas.
d. Menetapkan rencana keperawatan bersama klien dan keluarga.
e. Melibatkan klien dan keluarga dalam setiap pelaksanaan tindakan
keperawatan.
f. Melibatkan klien dan keluarga dalam pelaksanaan evaluasi
tindakan keperawatan.
24
7. MENINGKATKAN PROSES
PEMBELAJARAN
INTERPERSONAL
a. Menciptakan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman
untuk proses pemberian pendidikan keperawatan.
b. Memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan perawatan klien.
c. Menjelaskan setiap keluhan klien secara rasional, ilmiah
dan sesuai cara pemahaman klien dan cara
mengatasinya.
d. Menyakinkan klien tentang kesediaan perawat untuk
menjelaskan apa yg ingin diketahui.
25
8. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN FISIK, MENTAL,
SOSIOKULTURAL DAN SPIRITUAL YANG SUPPORTIF,
PROTEKTIF DAN KOREKTIF

a. Menyetujui keinginan klien untuk bertemu dengan


pemuka agama.
b. Menghadiri pertemuan klien dengan pemuka agamanya.
c. Menfasilitasi atau menyediakan keperluan klien ketika
akan berdoa atau beribadah sesuai dg agamanya.
d. Bersedia mencari alamat dan menghubungi keluarga yg
sangat diharapkan mengunjungi klien.
e. Bersedia menghubungi teman klien atas permintaan
klien. 26
9. MEMBANTU MEMENUHI
KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA.
a. Bersedia untuk memenuhi kebutuhan dasar dengan ikhlas.
b. Menyatakan dengan bangga dapat menjadi orang yang
bermanfaat bg klien.
c. Menghargai privasi klien ketika sedang memenuhi
kebutuhan klien.
d. Menunjukkan pada klien bahwa klien adalah orang yang
pantas dihormati dan dihargai.

27
10. MENGHARGAI ADANYA KEKUATAN
EKSISTENSIAL FENOMENOLOGIK & SPIRITUAL

a. Memberikan kesempatan bagi klien untuk melakukan


kegiatan ritual demi kesembuhan.
b. Mampu memfasilitasi kebutuhan klien dan keluarga
terhadap keinginan melakukan terapi alternatif sesuai
pilihan
c. Memotivasi keluarga untuk berserah diri kepada Tuhan
YME.
d. Menyiapkan klien atau keluarga ketika menghadapi fase
berduka.
e. Bgmn memberi “semangat”  klien sehat optimal 28
LENINGER’S
THEORY OF TRANSCULTURAL CARE

Tujuan utama :
utk meningkatkan kualitas care (asuhan) pd
individu

29
“Science of nursing is the science of
caring”
intervensi didasarkan pada aplikasi
knowledge of caring dalam berbagai
konteks kultural
Transcultural knowledge, dalam
kombinasi dengan nursing knowledge 
menjadi dasar transcultural nursing
30
Bagaimana penerapan caring
pada setting layanan
KEPERAWATAN ?
Identifikasi grieving process

31
Kubler-Ross's (1969) :
1. Denial : understandable response, rejection of
reality
2. Anger : person will angry
3. Bargaining : If I do… , patient are openly aware of
their bargaining, guilt feeling
4. Depression : is a time of preparatory grief, loss o
control, loss of activity, loss of live goal, loss of life
itself.  helplessness and hopelessness, sadness
5. Acceptance : True acceptance is not giving up, it is
a quiet period, peacefull

32
DECISION MAKING 
UTK KLIEN
Identifikasi masalah tiap klien
Bandingkan klien dan tetapkan masalah mana yang lebih
mendesak, berdasarkan :
1. kebutuhan dasar,
2. status klien yg tidak stabil atau terus berubah,
3. kompleksitas masalah
Antisipasi waktu yg akan dibutuhkan
Pertimbangkan bgmn melibatkan klien sbg pembuat
keputusan & partisipan dalam perawatan

33
PERAWAT
Alasan yang mampu menjelaskan
caring menjadi kunci sukses perawat dalam
menjalankan profesi adalah:
 mempunyai ilmu untuk mensintesa semua
kejadian yang berhubungan klien,
 mampu menganalisa, mengintepretasi,
 mempunyai kata hati,
 mengerti apa yang terjadi terhadap masalah yang
dihadapi klien
34
SEMOGA BERMANFAAT
&
TERIMAKASIH

35

Anda mungkin juga menyukai