Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN PANCASILA

“PANCASILA SEBAGAI
SISTEM FILSAFAT”

Nama Kelompok 3 :
1. Muhammad Aunillah (201811609)
2. Angela Ardiani Putri (201811625)
3. Wahyu Mas Setiyadi (201811654)
4. Hazlinda (202011001)
5. Agil Ramadhan (202011002)
6. Fatimatul Jannah (202011003)
A. Latar Belakang

 Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat
hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-
nilai yang bersifat sistematis, fundamental, dan
menyeluruh.Untuk itu, sila-sila Pancasila merupakan suatu
nilai-nilai yang bersifat bulat dan utuh, hierarkis, dan sistematis.
 Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan
sistem filsafat. Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu
masyarakat suatu bangsa, senantiasa memiliki suatu pandangan
hidup atau filsafat hidup masing-masing, yang berbeda dengan
bangsa lain didunia.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Analisis Pemikiran Filsafat ?

2. Bagaimana Bentuk Susunan Pancasila ?

3. Bagaimana Susunan Hirarki Piramidal ?

4. Jelaskan Sila-Sila sebagai Satu Kesatuan Sistem ?


C. Tujuan Pembuatan Makalah

1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan tentang Analisis Pemikiran
Filsafat.

2. Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami seperti apa


Bentuk Susunan dalam Pancasila.

3. Agar mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami Susunan


Hirarki Piramidal.

4. Agar mahasiswa dapat menjelaskan dan mengerti tentang Sila-Sila


sebagai Satu Kesatuan Sistem.
1. Analisis Pemikiran Filsafat
 Pengertian Filsafat

a) Plato : Dia berpendapat bahwa “Filsafat adalah pengetahuan yang
mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli”.
b) Aristoteles : Dia mengatakan bahwa “Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika”.

c) Filosof Arab yang bernama Al-Farabi menyebutkan bahwa “Filsafat


adalah ilmu penetahuan tentang hakikat bagaimana alam maujud yang
sebenarnya”.

(Surajiyo, 2008: 1-2).


 Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila
• Dalam Buku Rowland Bismark Fernando Pasaribu (2013:21-
22) Pancasila ditinjau dari Kausalitas Aristoteles dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Kausa Materialis
b) Kausa Formalis
c) Kausa Efisiensi
d) Kausa Finalis
2. Bentuk Susunan Pancasila

 Susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan maka Pancasila
memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan
sila-sila Pancasila maupun isi arti dari dari sila-sila Pancasila itu.
 Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkis dan
berbentuk piramidal, yaitu:
1. Sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila
lainnya
2. Sila kedua didasari sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila
ketiga, keempat. dan kelima
3. Sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua, serta
mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima
4. Sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, dan ketiga,
serta mendasari dan menjiwai sila kelima
5. Sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan
keempat.
3. Susunan Hirarki Piramidal

 Susunan Pancasila adalah hierarkis dan mempunyai bentuk pyramidal.
Pengertian matematika pyramidal digunakan untuk menggambarkan
hubungan hierarki sila-sila dari Pancasila dalam urut-urutan luas
(kwantitas) dan juga dalam sifat-sifatnya (kwalitas).
 Dalam susunan hierarkis dan pyramidal ini, maka Ketuhanan Yang
Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia,
kerakyatan dan keadilan social.
 Sebaliknya Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang
berkemanusiaan, yang membangun, memelihara dan
mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan
berkeadilan social demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di
dalamnya mengandung sila-sila lainnya. (Dalam Buku Kaelan, 2016:53)
4. Sila-Sila sebagai Satu
Kesatuan Sistem

 Kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hearakhis dan mempunyai
bentuk pyramidal, digunakan untuk menggambarkan hubungan
hierarkhi sila-sila Pancasila dalam urutan-urutan luas (kuantitas) dan
dalam pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila Pancasila itu
hierarkhi dalam hal kuantitas juga dalam hal isi sifatnya yaitu
menyangkut makna serta hakikat sila-sila Pancasila.
 Kesatuan yang demikian ini meliputi kesatuan dalam hal dasar
ontologis, dasar epistemologis serta dasar aksiologis dari sila-sila
Pancasila
1. Dasar Antropologis (Hakikat Manusia) Sila-Sila Pancasila
 Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia
yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu
hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis.

2. Dasar Epistemologis (Pengetahuan) Sila-Sila Pancasila


 Dasar epistemologis Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan
konsep dasarnya tentang hakikat manusia kalau manusia
merupakan basis ontologis dari Pancasila, maka dengan
demikian mempunyai implikasi terhadap bangunan
epistemology, yaitu bangunan epistemology yang
ditempatkan dalam bangunan filsafat manusia (Pranarka,
1996: 32).

3. Dasar Aksiologis (Nilai) Sila-Sila Pancasila


 Sila-sila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu
kesatuan dasar aksiologisnya sehingga nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan
suatu kesatuan.
Kesimpulan
1. Analisis Pemikiran Filsafat

 Pengertian Filsafat
Filsafat adalah suatu pengetahuan yang menyelidiki segala
sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal
sampai kepada hakikatnya. Filsafat bukan mempersoalkan gejala-
gejala atau fenomena, tapi yang dicari adalah hakikat dari suatu
fenomena.
 Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila
Dalam Buku Rowland Bismark Fernando Pasaribu (2013:21-22)
Pancasila ditinjau dari Kausalitas Aristoteles dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Kausa Materialis
b. Kausa Formalis
c. Kausa Efisiensi
d. Kausa Finalis
2. Bentuk Susunan Pancasila
 Susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan maka Pancasila
memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-
sila Pancasila maupun isi arti dari dari sila-sila Pancasila itu. Susunan
kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkis dan berbentuk
piramidal, yaitu:
 Sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya
 Sila kedua didasari sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila
ketiga, keempat. dan kelima
 Sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua, serta
mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima
 Sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, dan ketiga, serta
mendasari dan menjiwai sila kelima
 Sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan
keempat. (dalam Buku Rowland Bismark Fernando Pasaribu, 2013:26)
3. Bentuk Susunan Hirarki
 Susunan Hierarki Piramidal
 Susunan Pancasila adalah hierarkis dan mempunyai bentuk
pyramidal. Pengertian matematika pyramidal digunakan untuk
menggambarkan hubungan hierarki sila-sila dari Pancasila dalam
urut-urutan luas (kwantitas) dan juga dalam sifat-sifatnya (kwalitas).

4. Sila-Sila sebagai Satu Kesatuan Sistem


 Kesatuan sila-sila Pancasila itu hirarkhis dalam hal kuantitas juga dalam
isi sifatnya yaitu menyangkut makna serta hakikat silasila Pancasila.
Kesatuan yang demikian meliputi :
 Dasar Antropologis (hakikat manusia) Sila-Sila Pancasila
 Dasar Epistemologis (pengetahuan) Sila-Sila Pancasila
 Dasar Aksiologis (nilai) Sila-sila Pancasila
(Dalam Buku Kaelan, 2016:55-63)

Anda mungkin juga menyukai