Disusun oleh :
NANY NURAINI
SUB POKOK
Menurut Sutarman (2012:13) bahwa “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan
dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan
utama”.
kata filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” terdiri dari kata
Phile artinya Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan.
Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau yang sungguh-sungguh.
Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya
Secara umum pengertian Filsafat adalah sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat
segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakiki, karena filsafat telah mengalami perkem-
bangan yang cukup lama tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya ruang, waktu,
keadaan dan Orangnya
Pancasila disebut sebagai filsafat karena merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam oleh
para founding fathers atau pendiri bangsa Indonesia ketika mereka berusaha menggali nilai-nilai
dasar dan merumuskan dasar negara untuk di atasnya didirikan negara Republik Indonesia.
Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang
diyakini sebagai kenyataan dan paling sesuai dengan kehidupan dan kepriba-
dian bangsa Indonesia.
Pengetahuan bijaksana kebenaran Hasil berpikir sedalam-dalamnya
diharapkan merupakan
pengeta-huan yang paling
bijaksana atau setidak-tidaknya
mendekati kesempurnaan.
Filsafat Pancasila digolongkan sebagai filsafat praktis sehingga filsafat Pancasila tidak hanya
mengandung pemikiran yang sedalam-dalamnya atau tidak hanya bertujuan mencari, tetapi hasil
pemikiran yang berwujud filsafat Pancasila dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari
(way of life ) agar hidup bangsa Indonesia dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik di
dunia maupun di akhirat
Pengertian Filsafat menurut para ahli
Pengertian Filsafat Menurut Tokoh-Tokoh Filsafat
1. Socrates (469-399 S.M.)
Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa perenungan
terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahagia. Berdasarkan pemikiran tersebut
dapat dikembangkan bahwa manusia akan menemukan kebahagiaan dan keadilan jika
mereka mampu dan mau melakukan peninjauan diri atau refleksi diri sehingga muncul koreksi
terhadap diri secara obyektif.
2. Aristoteles
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-
ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika atau filsafat menyelidiki
sebab dan asas segala benda
3. ..
3. Plato (472 – 347 S.M.)
Dalam konsepsi Plato, filsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau perekaan
terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran. Filsafat Plato ini kemudian digolongkan sebagai
filsafat spekulatif
4. Muhammad Yamin sebagaimana dikutip oleh Kansil mengemukakan bahwa, “Filasafat ialah
pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya di dalam kepribadian-
nya itu dialaminya kesungguhan”
5. Prof. Dr. Ismaun, M.Pd.: Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal
dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis,
universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki
(pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
Sistem filsafat
Filsafat merupakan hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia.
Hasil perenungan itu semula dimaksudkan untuk merumuskan dasar negara yang akan merdeka.
Selain itu, hasil perenungan tersebut merupakan suatu sistem filsafat karena telah memenuhi ciri-
ciri berpikir kefilsafatan.
Beberapa ciri berpikir kefilsafatan meliputi:
1. Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak
mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
Pancasila sebagai sistem filsafat, bagian-bagiannya tidak saling bertentangan, meskipun ber-
beda, bahkan saling melengkapi, dan tiap bagian mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri
2. ....
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang ter-
dapat dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa merupakan suatu
pola yang dapat mewadahi semua kehidupan dan dinamika masyarakat di Indonesia.
3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sam-
pai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat fundamental.
Pancasila sebagai sistem filsafat dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata kehidupan manusia
menghadapi diri sendiri, sesama manusia, dan Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara
4. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan
yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal
tolak pemikiran tentang sesuatu.
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat, menurut Notonagoro merupakan satu kesatuan utuh yang tidak
dapat dipisah-pisahkan artinya, sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan utuh yang saling
terkait dan saling berhubungan secara koheren. Notonagoro menggambarkan kesatuan dan
hubungan sila-sila Pancasila itu dalam bentuk kesatuan dan hubungan hierarkis piramidal dan
kesatuan hubungan yang saling mengisi atau saling mengkualifikasi. Kesatuan dan
hubungan sila-sila Pancasila yang hierarkis piramidal digambarkan Notonagoro dalam bentuk
piramida yang bertingkat lima, sila Ketuhanan Yang Maha Esa berada di puncak piramida dan
sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia sebagai alas piramida.
Filsafat pancasila secara umum adalah hasil pemikiran yang sedalam dalamnya dari bangsa
Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu kenyataan dan nilai-nilai yang
paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.
Makna pancasila sebagai sistem filsafat
Sebagai sebuah sistem filsafat Pancasila merupakan satu kesatuan utuh yang terbentuk dari
bagian-bagian pembentuknya yang berupa sila-sila, yang masing-masing sila-sila yang dimaksud
mempunyai fungsi sendiri-sendiri tetapi sangat berkaitan dan tidak bisa dilepaskan satu dan
lainnya sebagai suatu kesatuan yang utuh dengan tujuan untuk mencapai tujuan berdirinya
Negara Republik Indonesia
Landasan aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila.
- Sila pertama mengandung kualitas monoteis, spiritual, kekudusan, dan sakral.
- Sila kemanusiaan mengandung nilai martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab.
- Sila persatuan mengandung nilai solidaritas dan kesetiakawanan.
- Sila keempat mengandung nilai demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa besar.
- Sila keadilan mengandung nilai kepedulian dan gotong royong.
n Makna ilmiah dan filsafat sila-sila dalam Pancasila
Pancasila sebagai suatu kajian ilmiah, harus memenuhi syarat ilmiah sebagai dikemukakan oleh
I.R Poedijowijatno dalam bukunya “ tahu dan pengetahuan “ menyatakan bahwa suatu pengeta-
huan dapat disebut sebagai pengetahuan ilmiah apabila memenuhi empat syarat-syarat ilmiah
yaitu sbb:
a. Berobjek, yakni mempunyai sesuatu yang menjadi lapangan penyelidikannya, terdiri atas
objek materi dan obyek forma yakni sudut pandang yang menentukan macamnya ilmu.
b. Bermetode yakni mempunyai cara-cara tertentu yang paling tepat guna memudahkan panca-
paian tujuan.
c. Bersistem
Bersistem atau bersifat sistematis bermakna memiliki kebulatan dan keutuhan. Bagian-bagian
harus merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan tidak berkontradiksi sehingga
membentuk kesatuan keseluruhan kesatuan keseluruhan. Bagian-bagian itu saling berkaitan baik
hubungan interrelasi (saling berhubungan), interdependensi (saling ketergantungan)
d. Bersifat Universal.
Bersifat universal, atau dapat dikatakan bersifat objektif, dalam arti bahwa penelusuran kebe-
naran tidak didasarkan oleh alasan rasa senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju,
melainkan karena alasan (bukti) yang dapat diterima oleh akal. Jadi, kebenarannya universal
tidak dibatasi oleh waktu, ruang, keadaan, kondisi, maupun jumlah tertentu, berlaku secara
umum dimana saja dan kapan saja. (Soeprapto, 1997: 3).
Pancasila itu dapat disebut sebagai pengetahuan yang bersifat ilmiah jika memenuhi syarat-
syarat ilmiah yakni berobjek, bermetode, bersistem, dan bersifat universal.
PANCASILA MERUPAKAN PENGETAHUAN ILMIAH
Pancasila itu dapat disebut sebagai pengetahuan yang bersifat ilmiah jika memenuhi syarat-
syarat ilmiah yakni berobjek, bermetode, bersistem, dan bersifat universal.
1. Pancasila yang dipelajari harus mempunyai objek, yakni objek material dan formal.
a. Objek material Pancasila yaitu tata cara hidup manusia Indonesia yang sudah menjadi
kebiasaan atau sudah membudaya, di kehidupan bangsa Indonesia.
b. Obyek formal pancasila adalah Rumusan Pancasila, isi arti dan pelaksanaannya,
sehingga yang dibahas adalah persesuaian antara rumusan dan isi arti Pancasila dengan
tata cara hidup bangsa Indonesia.
Tata cara hidup sebagai objek ini harus sudah menjadi kebiasaan sebagai ciri khas bangsa
Indonesia atau dengan kata lain sudah membudaya dan bukan pola hidup kebetulan saja.
Ciri khas ....
Ciri khas Bangsa Indonesia sebagai objek material ini merupakan ciri pembeda, yaitu yang
dapat membedakan antara Bangsa Indonesia dengan bangsa lain sebagai sesama manusia
dalam pola hidup bermasyarakat dan berbangsa.
4. Bersifat universal
4. Bersifat universal
Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal artinya kebenarannya dapat
diterima oleh akal dan tidak terbatas oleh waktu, keadaan, situasi, kondisi maupun jumlah.
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal : adalah pengetahuan (Pancasila) dipandang sebagai
sebuah kebenaran yang tidak terbatas oleh waktu, keadaan, situasi, kondisi maupun jumlah
tertentu yaitu kebenaran yang dicapai dari persesuaian beserta rumusannya harus bersifat
umum yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, dimana saja kapan saja tetap berlaku, sehing-
ga rumusan itu dapat dipakai sebagai pedoman .
Berdasarkan berbagai ciri-ciri pengetahuan ilmiah tersebut maka dapat kita ketahui bahwa Panca-
sila telah memiliki dan memenuhi syarat-syarat sebagai pengetahuan ilmiah sehingga dapat
dipelajari secara ilmiah.
Penerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa pada bidang sosial,
politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan serta teknologi (IPTEK)
Pengertian penerapan diartikan sebagai pelaksanaan atau implementasi.
Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasikan pancasila sangat dibutuhkan oleh masyara-
kat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia terma-
suk Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai
dan idealisme baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa.
Implementasi pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya merupakan suatu
realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa.
Adapun pengimplementasian tersebut di rinci dalam berbagai macam bidang antara lain :
a. ....
nnn
a. Penerapan sila-sila pancasila dalam kehidupan berbangsa pada bidang
sosial
Bidang sosial adalah bidang kehidupan yang sangat erat dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam
bidang ini, kita bisa melihat bagaimana Pancasila menjadi dasar bagi kehidupan bermasyarakat
yang harmonis dan saling menghormati. Pancasila menuntut kita untuk menjalin hubungan so-
sial yang baik dengan sesama manusia tanpa membedakan suku, ras, agama, atau golongan.
Pancasila juga mengajarkan untuk bersikap solidaritas terhadap sesama yang membutuhkan
bantuan atau dukungan.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial antara lain :
1. Pelaksanaan musyawarah mufakat sebagai cara untuk menyelesaikan masalah atau meng -
ambil keputusan bersama. Musyawarah mufakat adalah proses diskusi atau dialog yang
dilakukan oleh para pihak yang terlibat dalam suatu masalah atau keputusan dengan tujuan
mencapai kesepakatan atau konsensus. Musyawarah .....
Musyawarah mufakat merupakan salah satu ciri khas budaya politik Indonesia yang mencermin-
kan nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan persatuan.
Contoh : pelaksanaan musyawarah mufakat adalah rapat-rapat yang diadakan oleh lembaga-
lembaga pemerintahan, organisasi kemasyarakatan, atau kelompok-kelompok sosial
untuk membahas berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
2. Pemberian bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak bencana alam atau krisis sosial.
Bantuan sosial adalah bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial yang diberikan oleh pemerin-
tah, swasta, atau masyarakat kepada masyarakat yang mengalami kesulitan atau keterbatasan
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Contoh: pemberian bantuan sosial adalah donasi, sumbangan, relawan, atau program-program
yang ditujukan untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana alam
seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, atau krisis sosial seperti pandemi,
konflik, kemiskinan, atau pengangguran
3. Pelestarian kebudayaan lokal
Kebudayaan lokal adalah kebudayaan yang berkembang di suatu daerah tertentu yang memi-
liki ciri khas dan keunikan tersendiri. Kebudayaan lokal merupakan salah satu sumber iden-
titas dan kebanggaan bagi masyarakat setempat.
Contoh : pelestarian kebudayaan lokal adalah pengembangan seni, sastra, musik, tari, adat
istiadat, bahasa, pakaian, makanan, atau arsitektur yang khas dari suatu daerah.
5. ....
5. Musyawarah mufakat
Pengambilan keputusan secara musyawarah. Musyawarah merupakan kegiatan pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan secara bersama. Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
b.nnn
Penerapannya dalam kehidupan berbangsa pada bidang politik
Dalam bidang politik Pancasila menjadi landasan bagi sistem pemerintahan dan tata negara
Indonesia. Pancasila menjamin bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yang menghormati
hak-hak dasar warga negara, seperti hak untuk memilih dan dipilih, hak untuk berpendapat dan
berserikat, hak untuk mendapatkan perlindungan hukum, dan sebagainya. Pancasila juga me-
nuntut untuk bersikap toleran terhadap perbedaan pandangan politik, agama, suku, budaya,
dll.
Pancasila mengajarkan untuk tidak mudah terpecah belah oleh isu-isu yang bisa mengan-
cam persatuan dan kesatuan bangsa.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik antara lain:
1. Pelaksanaan pemilu yang jujur, adil, dan berkualitas. Pemilu adalah salah satu sarana bagi
rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan partisipasi politiknya. Dengan pemilu, rakyat bisa
memilih pemimpin dan wakilnya sesuai dengan hati nurani dan kepentingan bersama.
2. ....
2. Penegakan hukum yang tegas dan tidak diskriminatif. Hukum adalah alat untuk menjaga
ketertiban dan keadilan sosial di masyarakat. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang
bulu, tanpa tebang pilih, tanpa intervensi politik atau kepentingan lainnya. Hukum harus
melindungi hak-hak warga negara tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama,
suku, atau golongan.
3. Saling menghormati dan menghargai keyakinan orang lain, harus menjaga kerukunan
antar- umat beragama dengan tidak melakukan diskriminasi, provokasi, intimidasi, atau
kekerasan atas nama agama.
4. Penyampaian aspirasi rakyat dan segenap perilaku partai politik harus menjamin tegaknya
keselarasan dan kerukunan serta budi luhur. Penyampaian aspirasi rakyat melalui partai
politik harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Dalam
n bidang politik, kita harus mewujudkan perilaku, antara lain:
1. Menampilkan perilaku politik sesuai Pancasila;
2. Menghindari sikap dan perilaku yang memaksakan pendapat dan ingin menang sendiri;
3. Penyelenggara negara dan warga negara mewujudkan nilai ke tuhanan, kemanusiaan,
kebangsaan, serta kerakyatan dan ke adilan dalam kehidupan sehari-hari;
4. Menghindari sikap menghalang-halangi orang yang akan berpartisipai dalam kehidupan
demokrasi;
c.
n Penerapan Pancasila di bidang Ekonomi
Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan, dan
gotong-royong saling bahu-membahu, yang bermakna walaupun terjadi persaingan antara
para “penguasa” namun tetap dalam kerangka tujuan bersama untuk mensejahterakan
bangsa Indonesia. Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka
sistem dan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila.
Jadi walaupun kita menjalankan persaingan bebas dibidang pemasaran dengan menerapkan
aktualisasi pancasila tersebut kita dapat mengatur sendiri bagaimana arti sebenarnya persa-
ingan yang bebas itu tapi tetap dapat mewujudkan bersama cita – cita bangsa.
Penerapan nilai-nilai pancasila di bidang ekonomi yang paling berpengaruh adalah sistem
pasar yang digunakan Indonesia. Seperti sistem gotong-royong atau biasa juga disebut
dengan koperasi, Koperasi sendiri cocok diIndonesia ,karena semua pengelolaan dilakukan
dengan demokratis, bergotong-royong, dan kekeluargaan.
d.nPenerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa pada bidang IPTEK
1. IPTEK merupakan kepanjangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. IPTEK merupakan
suatu ilmu yang mempelajari mengenai berbagai informasi dan pengetahuan terkait
teknologi di berbagai bidang. Pengetahuan mengenai teknologi tidak hanya terbatas pada
pendidikan saja, melainkan bidang-bidang lain akan membutuhkan suatu teknologi untuk
mengoptimalkan segala sumber daya yang dimilikinya.
2. Dengan adanya IPTEK, pengetahuan masyarakat mengenai teknologi akan berkembang
dan masyarakat akan paham dengan berbagai teknologi yang ada saat ini. Tidak hanya itu,
adanya IPTEK merupakan suatu pendukung untuk menyebarkan segala informasi dan
pengetahuan mengenai berbagai teknologi yang ada saat ini dan kemungkinan teknologi
yang akan diciptakan di masa depan.
3. ....
3.n Penanaman Pendidikan Pancasila sejak usia dini merupakan antisipasi awal dalam mem-
bangun filter bagi perkembangan dan kemajuan IPTEK pada era globalisasi ini. Sehingga
moral dan mental anak bangsa justru tidak menurun menghadapinya di tengah-tengah
perubahan zaman.
4. Dasar-dasar Pancasila dijadikan sebagai tameng untuk penangkal hal-hal yang buruk dalam
perkembangan IPTEK.
5. Sebagai bangsa yang memiliki pandangan hidup Pancasila, maka tidak berlebihan apabila
pengembangan iptek harus didasarkan atas paradigma Pancasila.
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan, menciptakan,
perimbangan antara rasional dan irrasional antara akal, rasa dan kehendak. Berdasarkan
sila pertama ini iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan dan diciptakan
tetapi juga mempertimbangkan maksud dan akibatnya kepada kerugian dan keuntungan
manusia dan sekitarnya.
b. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa
manusia dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab. Iptek adalah bagian dari
proses budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu, pembangunan iptek
harus berdasarkan kepada usaha-usaha mencapai kesejahteraan umat manusia.
c. Sila persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa
nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek, dengan iptek persatuan dan
kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar
daerah di berbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan iptek.
Oleh sebab itu, iptek harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan
kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia
Indonesia dengan masyarakat internasional.
d. ....
nd. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengimplementasikan pengembangan
iptek haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu
keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan
tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan msyarakat bangsa dan negara
serta manusia dengan alam lingkungannya. (T. Jacob, 1986).
n