Anda di halaman 1dari 40

MATERI 4

Pancasila sebagai sistem


filsafat
U12002 (2 SKS)

Disusun oleh :
NANY NURAINI
SUB POKOK

1. Pengertian Pancasila sebagai sistim filsafat


2. Aspek ontologi, aspek epistemologi dan aspek aksiologi dari sila-sila Pancasila,
3. Makna ilmiah dan filsafat sila-sila dalam Pancasila
4. Penerapannya dalam kehidupan berbangsa pada bidang sosial
5. Penerapannya dalam kehidupan berbangsa pada bidang politik
6. Penerapannya dalam kehidupan berbangsa pada bidang IPTEK
Pengertian Pancasila sistim filsafat
Sistem adalah Suatu kesatuan bagian-bagian yang mempunyai fungsi sendiri-sendiri, saling
berhubungan dan saling bergantungan, untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Sutarman (2012:13) bahwa “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan
dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan
utama”.

kata filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” terdiri dari kata
Phile artinya Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan.
Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau yang sungguh-sungguh.
Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya
Secara umum pengertian Filsafat adalah sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat
segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakiki, karena filsafat telah mengalami perkem-
bangan yang cukup lama tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya ruang, waktu,
keadaan dan Orangnya

Pancasila disebut sebagai filsafat karena merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam oleh
para founding fathers atau pendiri bangsa Indonesia ketika mereka berusaha menggali nilai-nilai
dasar dan merumuskan dasar negara untuk di atasnya didirikan negara Republik Indonesia.

Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang
diyakini sebagai kenyataan dan paling sesuai dengan kehidupan dan kepriba-
dian bangsa Indonesia.
Pengetahuan bijaksana kebenaran Hasil berpikir sedalam-dalamnya
diharapkan merupakan
pengeta-huan yang paling
bijaksana atau setidak-tidaknya
mendekati kesempurnaan.

Pancasila sebagai suatu “SISTEM” adalah :


Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian (yaitu sila-sila pancasila), Tiap sila pancasila
mempunyai fungsi sendiri-sendiri, Tiap sila pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling
bertentangan, Keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematis (majemuk
tunggal).
Ciri-ciri Pancasila sebagai suatu sistem
Secara umum, ciri-ciri Pancasila sebagai suatu sistem yang utuh adalah sebagai berikut :
1. Pancasila merupakan satu Kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian, atau dengan kata lain,
walaupun Pancasila terdiri dari beberapa sila, tetapi ke-lima sila tersebut merupakan satu
kesatuan yang utuh
2. Tiap-tiap sila mempunyai fungsinya masing-masing
3. Antar sila saling berhubungan dan mempunyai ketergantungan satu dengan lainnya
4. Implementasi Pancasila terjadi didalam lingkungan yang kompleks dan beragam

Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:


1. .Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain,
apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan
Pancasila
2. ...
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai
susunan kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal.berikut:
a. Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;
b. Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;
c. Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5;
d. Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;
e. Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan 4.

3. Inti sila -sila Pancasila


1. Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
2. Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
3. Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
4. Rakyat, yaitu unsur mutlak negara , harus bekerja sama dan gotong royong
5. Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,
saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan
landasan yang mendasar.

Filsafat Pancasila digolongkan sebagai filsafat praktis sehingga filsafat Pancasila tidak hanya
mengandung pemikiran yang sedalam-dalamnya atau tidak hanya bertujuan mencari, tetapi hasil
pemikiran yang berwujud filsafat Pancasila dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari
(way of life ) agar hidup bangsa Indonesia dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik di
dunia maupun di akhirat
Pengertian Filsafat menurut para ahli
Pengertian Filsafat Menurut Tokoh-Tokoh Filsafat
1. Socrates (469-399 S.M.)
Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa perenungan
terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahagia. Berdasarkan pemikiran tersebut
dapat dikembangkan bahwa manusia akan menemukan kebahagiaan dan keadilan jika
mereka mampu dan mau melakukan peninjauan diri atau refleksi diri sehingga muncul koreksi
terhadap diri secara obyektif.
2. Aristoteles
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-
ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika atau filsafat menyelidiki
sebab dan asas segala benda
3. ..
3. Plato (472 – 347 S.M.)
Dalam konsepsi Plato, filsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau perekaan
terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran. Filsafat Plato ini kemudian digolongkan sebagai
filsafat spekulatif

4. Muhammad Yamin sebagaimana dikutip oleh Kansil mengemukakan bahwa, “Filasafat ialah
pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya di dalam kepribadian-
nya itu dialaminya kesungguhan”

5. Prof. Dr. Ismaun, M.Pd.: Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal
dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis,
universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki
(pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
Sistem filsafat
Filsafat merupakan hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia.
Hasil perenungan itu semula dimaksudkan untuk merumuskan dasar negara yang akan merdeka.
Selain itu, hasil perenungan tersebut merupakan suatu sistem filsafat karena telah memenuhi ciri-
ciri berpikir kefilsafatan.
Beberapa ciri berpikir kefilsafatan meliputi:
1. Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara runtut, tidak
mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
Pancasila sebagai sistem filsafat, bagian-bagiannya tidak saling bertentangan, meskipun ber-
beda, bahkan saling melengkapi, dan tiap bagian mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri

2. ....
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang ter-
dapat dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa merupakan suatu
pola yang dapat mewadahi semua kehidupan dan dinamika masyarakat di Indonesia.

3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam yang sam-
pai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat fundamental.
Pancasila sebagai sistem filsafat dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata kehidupan manusia
menghadapi diri sendiri, sesama manusia, dan Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara

4. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai praanggapan
yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis, serta pangkal
tolak pemikiran tentang sesuatu.
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat, menurut Notonagoro merupakan satu kesatuan utuh yang tidak
dapat dipisah-pisahkan artinya, sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan utuh yang saling
terkait dan saling berhubungan secara koheren. Notonagoro menggambarkan kesatuan dan
hubungan sila-sila Pancasila itu dalam bentuk kesatuan dan hubungan hierarkis piramidal dan
kesatuan hubungan yang saling mengisi atau saling mengkualifikasi. Kesatuan dan
hubungan sila-sila Pancasila yang hierarkis piramidal digambarkan Notonagoro dalam bentuk
piramida yang bertingkat lima, sila Ketuhanan Yang Maha Esa berada di puncak piramida dan
sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia sebagai alas piramida.

Rumusan hierarkis piramidal itu dapat digambar sebagai berikut:


1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, menjiwai dan meliputi sila Kemanusiaan yang Adil dan Bera-
dab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh ....
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dijiwai dan diliputi oleh sila Ketuhanan Yang Maha
Esa, menjiwai dan meliputi sila Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh rakyat
Indonesia.
3. Sila Persatuan Indonesia dijiwai dan diliputi oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab, menjiwai dan meliputi sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh hikmat ke-
bijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwa-
kilan dijiwai dan diliputi oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, menjiwai dan meliputi, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dijiwai dan diliputi oleh sila Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
(Kaelan, 2003: 60- 61).

Filsafat pancasila secara umum adalah hasil pemikiran yang sedalam dalamnya dari bangsa
Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu kenyataan dan nilai-nilai yang
paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.
Makna pancasila sebagai sistem filsafat
Sebagai sebuah sistem filsafat Pancasila merupakan satu kesatuan utuh yang terbentuk dari
bagian-bagian pembentuknya yang berupa sila-sila, yang masing-masing sila-sila yang dimaksud
mempunyai fungsi sendiri-sendiri tetapi sangat berkaitan dan tidak bisa dilepaskan satu dan
lainnya sebagai suatu kesatuan yang utuh dengan tujuan untuk mencapai tujuan berdirinya
Negara Republik Indonesia

Pancasila di dalam mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, tidak hanya bertujuan


mencari kebenaran dan kebijaksanaan, tidak sekedar untuk memenuhi hasrat ingin tahu dari
manusia yang tidak habis-habisnya, tetapi dari hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila
tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (pandangan hidup, filsafat hi-
dup, way of life, dan sebagainya ) agar hidupnya dapat mencapai kebahagiaan lahir dan
batin, baik di dunia maupun di akhirat.
Aspek ontologi, aspek epistemologi dan aspek aksiologi dari sila-sila Pancasila
Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis, Epistemologis, dan Aksio-
logis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.
1. Landasan Ontologis Pancasila
Menurut Notonegoro hakekat dasar ontologis pancasila adalah manusia, mengapa ?
karena manusia merupakan subyek hukum pokok dari sila-sila pancasila. hal ini dapat dijelas-
kan bahwa yang berketuhanan yang maha esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berke-
satuan Indonesia berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawa-
ratan/ perwakilan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pada hakekatnya adalah
Rakyat ( Kaelan, 2005 ) jadi secara ontologis hakekat dasar keberadaan sila-sila pancasila
adalah manusia. Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis
memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani.
Maka secara hirarkis sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya .
(Notonagoro, 1975: 53)
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah ilmu tentang teori terjadinya ilmu atau science of science.
Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi, yaitu :
a. Tentang sumber pengetahuan manusia;
b. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;
c. Tentang watak pengetahuan manusia.
Landasan epistemologi Pancasila digali dari pengalaman dan dipadukan menjadi suatu
pandangan menyeluruh kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila secara epistemologis dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa digali dari pengalaman kehidupan beragama bangsa
Indonesia sejak dahulu sampai sekarang.
2. ....
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab digali dari pengalaman atas kesadaran masyara-
kat yang ditindas oleh penjajahan selama berabad-abad. Oleh karena itu, dalam alinea
pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan bahwa penjajahan itu tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
3. Sila Persatuan Indonesia digali dari pengalaman atas kesadaran bahwa keterpecahbelahan
yang dilakukan penjajah kolonialisme Belanda melalui politik Devide et Impera menimbul-
kan konflik antar masyarakat Indonesia.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan digali dari budaya bangsa Indonesia yang sudah mengenal secara turun temurun
pengambilan keputusan berdasarkan semangat musyawarah untuk mufakat.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia digali dari prinsip-prinsip yang berkem-
bang dalam masyarakat Indonesia yang tercermin dalam sikap gotong royong.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang
artinya pikiran, ilmu atau teori. Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan,
disukai atau yang baik, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa digali dari pengalaman kehidupan
beragama bangsa Indonesia sejak dahulu sampai sekarang.

Landasan aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila.
- Sila pertama mengandung kualitas monoteis, spiritual, kekudusan, dan sakral.
- Sila kemanusiaan mengandung nilai martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab.
- Sila persatuan mengandung nilai solidaritas dan kesetiakawanan.
- Sila keempat mengandung nilai demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa besar.
- Sila keadilan mengandung nilai kepedulian dan gotong royong.
n Makna ilmiah dan filsafat sila-sila dalam Pancasila

Pancasila sebagai suatu kajian ilmiah, harus memenuhi syarat ilmiah sebagai dikemukakan oleh
I.R Poedijowijatno dalam bukunya “ tahu dan pengetahuan “ menyatakan bahwa suatu pengeta-
huan dapat disebut sebagai pengetahuan ilmiah apabila memenuhi empat syarat-syarat ilmiah
yaitu sbb:
a. Berobjek, yakni mempunyai sesuatu yang menjadi lapangan penyelidikannya, terdiri atas
objek materi dan obyek forma yakni sudut pandang yang menentukan macamnya ilmu.

b. Bermetode yakni mempunyai cara-cara tertentu yang paling tepat guna memudahkan panca-
paian tujuan.

c. Bersistem
Bersistem atau bersifat sistematis bermakna memiliki kebulatan dan keutuhan. Bagian-bagian
harus merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan tidak berkontradiksi sehingga
membentuk kesatuan keseluruhan kesatuan keseluruhan. Bagian-bagian itu saling berkaitan baik
hubungan interrelasi (saling berhubungan), interdependensi (saling ketergantungan)
d. Bersifat Universal.
Bersifat universal, atau dapat dikatakan bersifat objektif, dalam arti bahwa penelusuran kebe-
naran tidak didasarkan oleh alasan rasa senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju,
melainkan karena alasan (bukti) yang dapat diterima oleh akal. Jadi, kebenarannya universal
tidak dibatasi oleh waktu, ruang, keadaan, kondisi, maupun jumlah tertentu, berlaku secara
umum dimana saja dan kapan saja. (Soeprapto, 1997: 3).

Pancasila itu dapat disebut sebagai pengetahuan yang bersifat ilmiah jika memenuhi syarat-
syarat ilmiah yakni berobjek, bermetode, bersistem, dan bersifat universal.
PANCASILA MERUPAKAN PENGETAHUAN ILMIAH
Pancasila itu dapat disebut sebagai pengetahuan yang bersifat ilmiah jika memenuhi syarat-
syarat ilmiah yakni berobjek, bermetode, bersistem, dan bersifat universal.
1. Pancasila yang dipelajari harus mempunyai objek, yakni objek material dan formal.
a. Objek material Pancasila yaitu tata cara hidup manusia Indonesia yang sudah menjadi
kebiasaan atau sudah membudaya, di kehidupan bangsa Indonesia.

b. Obyek formal pancasila adalah Rumusan Pancasila, isi arti dan pelaksanaannya,
sehingga yang dibahas adalah persesuaian antara rumusan dan isi arti Pancasila dengan
tata cara hidup bangsa Indonesia.
Tata cara hidup sebagai objek ini harus sudah menjadi kebiasaan sebagai ciri khas bangsa
Indonesia atau dengan kata lain sudah membudaya dan bukan pola hidup kebetulan saja.
Ciri khas ....
Ciri khas Bangsa Indonesia sebagai objek material ini merupakan ciri pembeda, yaitu yang
dapat membedakan antara Bangsa Indonesia dengan bangsa lain sebagai sesama manusia
dalam pola hidup bermasyarakat dan berbangsa.

2. Dalam mempelajari Pancasila juga ada metodenya.


Metode yang dimaksud disini adalah tata cara untuk mencari persesuaian antara rumusan
Pancasila dengan objek materialnya yaitu budaya Indonesia, sehingga mencapai kebenaran.
Apakah Pancasila sebagai pandangan hidup ini sesuai dengan kenyataannya ataukah tidak,
Contoh : apakah benar bahwa Pancasila merupakan jiwa Bangsa Indonesia dalam berma-
syarakat dan bernegara.
Metode yang sering digunakan dalam penelitian Pancasila menurut Notonagoro disebut
analitiko sintetik, yaitu dengan cara menguraikan rumusan-rumusan yang ada untuk dibukti-
kan kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari. Setiap fakta dari penelitian ini digabungkan
untuk dirumuskan kesimpulannya secara umum dan dipakai sebagai pedoman hidup.
3. Bersistem
Bagian-bagian Pancasila harus saling berhubungan dan ketergantungan (interelasi dan
interdepensi). Pemahaman Pancasila secara ilmiah harus merupakan satu kesatuan dan
keutuhan, bahkan Pancasila itu sendiri pada dasarnya juga merupakan suatu kebulatan yang
sistematis, logis, dan tidak ada pertentangan di dalam sila-silanya (Kaelan, 1998).
Syarat bersistem yang yang dipenuhi oleh Pancasila menunjukkan bahwa Pancasila merupa-
kan hasil pemikiran para pendahulu negara yang dirumuskan dengan kecermatan yang tinggi
dan bersifat logis.
Bersistem, yakni pancasila mempunyai susunan yang teratur dan konsisten dari kelima silanya
sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, antara satu sila dengan sila lainnya mempunyai
keterkaitan, sehingga tidak boleh dilepas-pisahkan satu sama lain.

4. Bersifat universal
4. Bersifat universal
Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal artinya kebenarannya dapat
diterima oleh akal dan tidak terbatas oleh waktu, keadaan, situasi, kondisi maupun jumlah.
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal : adalah pengetahuan (Pancasila) dipandang sebagai
sebuah kebenaran yang tidak terbatas oleh waktu, keadaan, situasi, kondisi maupun jumlah
tertentu yaitu kebenaran yang dicapai dari persesuaian beserta rumusannya harus bersifat
umum yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, dimana saja kapan saja tetap berlaku, sehing-
ga rumusan itu dapat dipakai sebagai pedoman .

Berdasarkan berbagai ciri-ciri pengetahuan ilmiah tersebut maka dapat kita ketahui bahwa Panca-
sila telah memiliki dan memenuhi syarat-syarat sebagai pengetahuan ilmiah sehingga dapat
dipelajari secara ilmiah.
Penerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa pada bidang sosial,
politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan serta teknologi (IPTEK)
Pengertian penerapan diartikan sebagai pelaksanaan atau implementasi.
Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasikan pancasila sangat dibutuhkan oleh masyara-
kat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia terma-
suk Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai
dan idealisme baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa.
Implementasi pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya merupakan suatu
realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa.
Adapun pengimplementasian tersebut di rinci dalam berbagai macam bidang antara lain :
a. ....
nnn
a. Penerapan sila-sila pancasila dalam kehidupan berbangsa pada bidang
sosial
Bidang sosial adalah bidang kehidupan yang sangat erat dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam
bidang ini, kita bisa melihat bagaimana Pancasila menjadi dasar bagi kehidupan bermasyarakat
yang harmonis dan saling menghormati. Pancasila menuntut kita untuk menjalin hubungan so-
sial yang baik dengan sesama manusia tanpa membedakan suku, ras, agama, atau golongan.
Pancasila juga mengajarkan untuk bersikap solidaritas terhadap sesama yang membutuhkan
bantuan atau dukungan.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial antara lain :
1. Pelaksanaan musyawarah mufakat sebagai cara untuk menyelesaikan masalah atau meng -
ambil keputusan bersama. Musyawarah mufakat adalah proses diskusi atau dialog yang
dilakukan oleh para pihak yang terlibat dalam suatu masalah atau keputusan dengan tujuan
mencapai kesepakatan atau konsensus. Musyawarah .....
Musyawarah mufakat merupakan salah satu ciri khas budaya politik Indonesia yang mencermin-
kan nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan persatuan.
Contoh : pelaksanaan musyawarah mufakat adalah rapat-rapat yang diadakan oleh lembaga-
lembaga pemerintahan, organisasi kemasyarakatan, atau kelompok-kelompok sosial
untuk membahas berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan bersama.

2. Pemberian bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak bencana alam atau krisis sosial.
Bantuan sosial adalah bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial yang diberikan oleh pemerin-
tah, swasta, atau masyarakat kepada masyarakat yang mengalami kesulitan atau keterbatasan
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Contoh: pemberian bantuan sosial adalah donasi, sumbangan, relawan, atau program-program
yang ditujukan untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana alam
seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, atau krisis sosial seperti pandemi,
konflik, kemiskinan, atau pengangguran
3. Pelestarian kebudayaan lokal
Kebudayaan lokal adalah kebudayaan yang berkembang di suatu daerah tertentu yang memi-
liki ciri khas dan keunikan tersendiri. Kebudayaan lokal merupakan salah satu sumber iden-
titas dan kebanggaan bagi masyarakat setempat.
Contoh : pelestarian kebudayaan lokal adalah pengembangan seni, sastra, musik, tari, adat
istiadat, bahasa, pakaian, makanan, atau arsitektur yang khas dari suatu daerah.

4. Menciptakan lingkungan rukun, adil, dan harmonis


Sikap rukun, adil, dan menciptakan keharmonisan sangat dibutuhkan agar tercipta lingkungan
yang nyaman dan tenteram. Praktik sikap tersebut dapat dimulai dari keluarga masing- masing
sebelum seorang individu melakukan interaksi dengan dunia luar.

5. ....
5. Musyawarah mufakat
Pengambilan keputusan secara musyawarah. Musyawarah merupakan kegiatan pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan secara bersama. Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
b.nnn
Penerapannya dalam kehidupan berbangsa pada bidang politik

Dalam bidang politik Pancasila menjadi landasan bagi sistem pemerintahan dan tata negara
Indonesia. Pancasila menjamin bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yang menghormati
hak-hak dasar warga negara, seperti hak untuk memilih dan dipilih, hak untuk berpendapat dan
berserikat, hak untuk mendapatkan perlindungan hukum, dan sebagainya. Pancasila juga me-
nuntut untuk bersikap toleran terhadap perbedaan pandangan politik, agama, suku, budaya,
dll.
Pancasila mengajarkan untuk tidak mudah terpecah belah oleh isu-isu yang bisa mengan-
cam persatuan dan kesatuan bangsa.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik antara lain:
1. Pelaksanaan pemilu yang jujur, adil, dan berkualitas. Pemilu adalah salah satu sarana bagi
rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan partisipasi politiknya. Dengan pemilu, rakyat bisa
memilih pemimpin dan wakilnya sesuai dengan hati nurani dan kepentingan bersama.
2. ....
2. Penegakan hukum yang tegas dan tidak diskriminatif. Hukum adalah alat untuk menjaga
ketertiban dan keadilan sosial di masyarakat. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang
bulu, tanpa tebang pilih, tanpa intervensi politik atau kepentingan lainnya. Hukum harus
melindungi hak-hak warga negara tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama,
suku, atau golongan.
3. Saling menghormati dan menghargai keyakinan orang lain, harus menjaga kerukunan
antar- umat beragama dengan tidak melakukan diskriminasi, provokasi, intimidasi, atau
kekerasan atas nama agama.
4. Penyampaian aspirasi rakyat dan segenap perilaku partai politik harus menjamin tegaknya
keselarasan dan kerukunan serta budi luhur. Penyampaian aspirasi rakyat melalui partai
politik harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Dalam
n bidang politik, kita harus mewujudkan perilaku, antara lain:
1. Menampilkan perilaku politik sesuai Pancasila;
2. Menghindari sikap dan perilaku yang memaksakan pendapat dan ingin menang sendiri;
3. Penyelenggara negara dan warga negara mewujudkan nilai ke tuhanan, kemanusiaan,
kebangsaan, serta kerakyatan dan ke adilan dalam kehidupan sehari-hari;
4. Menghindari sikap menghalang-halangi orang yang akan berpartisipai dalam kehidupan
demokrasi;
c.
n Penerapan Pancasila di bidang Ekonomi
Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan, dan
gotong-royong saling bahu-membahu, yang bermakna walaupun terjadi persaingan antara
para “penguasa” namun tetap dalam kerangka tujuan bersama untuk mensejahterakan
bangsa Indonesia. Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka
sistem dan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila.
Jadi walaupun kita menjalankan persaingan bebas dibidang pemasaran dengan menerapkan
aktualisasi pancasila tersebut kita dapat mengatur sendiri bagaimana arti sebenarnya persa-
ingan yang bebas itu tapi tetap dapat mewujudkan bersama cita – cita bangsa.
Penerapan nilai-nilai pancasila di bidang ekonomi yang paling berpengaruh adalah sistem
pasar yang digunakan Indonesia. Seperti sistem gotong-royong atau biasa juga disebut
dengan koperasi, Koperasi sendiri cocok diIndonesia ,karena semua pengelolaan dilakukan
dengan demokratis, bergotong-royong, dan kekeluargaan.
d.nPenerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa pada bidang IPTEK
1. IPTEK merupakan kepanjangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. IPTEK merupakan
suatu ilmu yang mempelajari mengenai berbagai informasi dan pengetahuan terkait
teknologi di berbagai bidang. Pengetahuan mengenai teknologi tidak hanya terbatas pada
pendidikan saja, melainkan bidang-bidang lain akan membutuhkan suatu teknologi untuk
mengoptimalkan segala sumber daya yang dimilikinya.
2. Dengan adanya IPTEK, pengetahuan masyarakat mengenai teknologi akan berkembang
dan masyarakat akan paham dengan berbagai teknologi yang ada saat ini. Tidak hanya itu,
adanya IPTEK merupakan suatu pendukung untuk menyebarkan segala informasi dan
pengetahuan mengenai berbagai teknologi yang ada saat ini dan kemungkinan teknologi
yang akan diciptakan di masa depan.
3. ....
3.n Penanaman Pendidikan Pancasila sejak usia dini merupakan antisipasi awal dalam mem-
bangun filter bagi perkembangan dan kemajuan IPTEK pada era globalisasi ini. Sehingga
moral dan mental anak bangsa justru tidak menurun menghadapinya di tengah-tengah
perubahan zaman.
4. Dasar-dasar Pancasila dijadikan sebagai tameng untuk penangkal hal-hal yang buruk dalam
perkembangan IPTEK.
5. Sebagai bangsa yang memiliki pandangan hidup Pancasila, maka tidak berlebihan apabila
pengembangan iptek harus didasarkan atas paradigma Pancasila.
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan, menciptakan,
perimbangan antara rasional dan irrasional antara akal, rasa dan kehendak. Berdasarkan
sila pertama ini iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan dan diciptakan
tetapi juga mempertimbangkan maksud dan akibatnya kepada kerugian dan keuntungan
manusia dan sekitarnya.
b. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa
manusia dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab. Iptek adalah bagian dari
proses budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu, pembangunan iptek
harus berdasarkan kepada usaha-usaha mencapai kesejahteraan umat manusia.
c. Sila persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa
nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek, dengan iptek persatuan dan
kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar
daerah di berbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan iptek.
Oleh sebab itu, iptek harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan
kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia
Indonesia dengan masyarakat internasional.

d. ....
nd. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengimplementasikan pengembangan
iptek haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu
keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan
tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan msyarakat bangsa dan negara
serta manusia dengan alam lingkungannya. (T. Jacob, 1986).
n

SEKIAN DAN TERIMA KASIH SEMOGA


PEMBELAJARAN HARI INI
BERMAMFAAT

Anda mungkin juga menyukai