Anda di halaman 1dari 16

STRUKTUR DAN STABILITAS

VIRUS
KELOMPOK 2
ASKHABA FIRDAUSI P07120319002
AZZAH AZIZAH MUNAWIR P07120319008
ATIKAH ROSYIDAH P07120319051
CARENT MITA VONTI PARMINTO P07120319055
VIRUS organisme subselular yang karena ukurannya
sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron.Virus terkecil
berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada
ribosom. (Nugroho, 2003)
ASAM NUKLEAT
genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA

LINEAR SERKULER
KAPSID
Protein yang menjadi lapisan pelindung

POLIHEDRAL

HELIKS

KOMPLEKS

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
STRUKTUR VIRUS

1 KEPALA

2 ISI TUBUH

3 EKOR

4 KAPSID
STRUKTUR VIRUS

kepala berisi DNA atau RNA yang


menjadi bahan genetik kehidupannya. Isi alat untuk menempelkan diri pada sel
kepala ini dilindungi oleh kapsid inang

KEPALA EKOR
(Istamar, 2007) (Istamar, 2007)

(Istamar, 2007) (Istamar, 2007)

ISI TUBUH (VIRION) KAPSID


bahan genetik yang berupa salah satu pembungkus DNA atau RNA. Fungsi
tipe asam nukleat (DNA atau RNA). Tipe kapsid ini adalah sebagai pembentuk
asam nukleat yang dimiliki virus akan tubuh dan pelindung bagi virus dari
mempengaruhi bentuk tubuh virus. kondisi lingkungan luar.
STABILITAS VIRUS
STABILITAS Pada umumnya virus sangat labil terhadap pengaruh panas.
Kecuali virus hepatitis B dan virus scrapie, pemaparan virus pada

VIRUS suhu 55-60 ◦C selama beberapa menit menyebabkan denaturasi


kapsid dan hilangnya infektivitas virion akibat ketidakmampuannya
melekat pada sel atau gangguan pada proses pelepasan selubung
kapsid (uncoating). Beberapa virus lebih stabil terhadap pengaruh
panas daripada virus lainnya. Adenovirus,enterovirus,papovavirus
termasuk virus yang relatif stabil terhadap pengaruh panas,
sedangkan flavirusvirus,Respiratory syncytial virus termasuk yang
relatif labil. Karena itu untuk penyimpanan yang lama, suspensi
virus harus disimpan pada suhu sangat rendah atau dengan cara
liofilisasi (freeze-drying).
Suspensi virus lebih baik bila terdapat dalam larutan isotonik dan pH faali, walaupun
demikian batas toleransinya cukup luas. Dalam hubungannya dengan pH dikenal tes
stabilitas terhadap pH rendah yang berguna untuk membedakan enterovirus dan
rhinovirus. Pada tes ini virus disuspensikan dalam larutan dengan pH 3 dan dieram
selama 3 jam, kemudian infektivitasnya diukur. Enterovirus stabil, sedangkan rhinovirus
dan rubela virus tidak stabil. Diketahui pula bahwa pada beberapa jenis garam bersifat
sebagai stabilisator. Larutan garam dapat mempertinggi stabilitas enterovirus,sebagian
rhinovirus,reovirus,myxovirus,rubela virus,dan herpesvirus.
Semua virus dapat diinaktifkan oleh radiasi
elektromagnetik, terutama sinar X menginaktifkan
virus dengan cara memecah asam nukleat. Oleh
karena itu inaktivasi oleh sinar X pada virus dengan
asam nukleat rantai tunggal lebih efektif daripada
virus dengan asam nukleat rantai ganda. Sinar ultra
ungu juga merusak asam,akhirnya mengakibatkan
ketidakmampuan asam nukleat bereplikasi dan juga
mungkin translasi . Diketahui pula bahwa virion
dapat berinteraksi dengan zat warna seperti biru
metilen, merah netral, sedemekian rupa dengan
iluminasi oleh cahaya akan menginaktifkan virus
tersebut. Fenomena tersebut dikenal sebagai efek
fotodinamik.
ZAT KIMIA YANG BERSIFAT STABILISATOR

SERUM NORMAL

ALBUMIN

SKIMMED MILK

GLISEROL
BAHAN YANG DAPAT MENGINAKTIFKAN VIRUS

FENOL
KRESOL

HCl ENCER
NATRIUM HIPOKLORIT

SABUN
AERASI
VIDEO…
The Deadliest Being on Planet Earth – The Bacteriophage.mp4
Viruses (Updated).mp4
DAFTAR
PUSTAKA  Harti, Agnes Sri.2012.Dasar Dasar Mikrobiologi
Kesehatan.Surakarta:Nuha Medika

 https://awnurul.wordpress.com/2016/12/09/makalah-virus/

 Syahrurrachman, Agus.1993.Buku Ajar Mikrobiologi


Kedokteran.Jakarta:Binarupa Aksara
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai